Anda di halaman 1dari 14

FITRAH BERAGAMA

KEDUDUKAN NABI SEBAGAI


KHOTAMUL ANBIYA

LOGO

Asyik Emilia Sandi 22101081097


Dian Kharisma Sandi 2210108111
Syahrul Gunawan 220108101111

MANAJEMEN 3
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
KEDUDUKAN NABI SEBAGAI KHOTAMUL ANBIYA’
PENGERTIAN

Khotamul anbiya adalah gelar kenabian yang diberikan Allah TUJUAN

kepada Nabi Muhammad SAW,Karena dalam syariat islam DALIL AL-


QUR’AN
dijelaskan bahwa kenabian itu selesai pada nabi muhammad SAW
Pengertian Menurut Musafir dalam 3 tafsiran:
a.Khotamul anbiya artinya penutup nabi
b.Khotamul anbiya artinya menyempurnakan kanabian dan rosul
c.Khotamul anbiya artinya Nabi Muhammad adalah nabi terakhir
diantara para nabi.
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
TUJUAN PEMBERIAN GELAR KHOTAMUL ANBIYA PENGERTIAN

TUJUAN

 Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Khatamul Anbiya' adalah karena ia DALIL


ditakdirkan Allah SWT sebagai nabi penutup, artinya setelah Muhammad SAW
tak ada lagi nabi apalagi rasul yang diutus Allah SWT sebagai perantara dengan
makhluk-Nya
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
DALIL AL QUR’AN PENGERTIAN

TUJUAN

Maka,Allah menurunkan ayat ini yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad sebagai DALIL ALQUR’AN
Khotamul Anbiya,Terdapat pada ayat surah Al-Ahzab ayat 33-40 yang
artinya:Muhammad itu sekali bukanlah bapak dari seorang laki laki diantara
kamu,tetapi dia adalah Rosulullah dan Penutup nabi nabi,Dan adalah Allah maha
mengetahui segala sesuatu.
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
NASAB
MUHAMMAD

Nasabnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi TAHUN GAJAH
Manaf bin Quraisy bin Kilab. Rasulullah SAW memiliki silsilah yang berujung pada
Adnan anak keturunan Nabi Ismail a.s. Semuanya dikenal sebagai orang-orang yang IBU SUSU
mulia dan shalih. Rasulullah SAW adalah anak Adam yang paling mulia kehormatan dan MUHAMMAD
paling utama nasabnya. “Aku adalah manusia pilihan dari di antara manusia pilihan dari PERJALANAN
di antara manusia pilihan.”Rasulullah saw. adalah putra semata wayang Abdullah, anak KE SYAM
terakhir Abdul Muthallib. Abdul Muthalllib pernah bernazar, jika dikaruniai 10 anak
lelaki, ia akan menyembelih satu orang di antaranya untuk Allah. Ketika diundi, keluarlah
nama Abdullah. Ketika Abdul Muthallib akan memenuhi nazarnya, kaumnya
bermusyawarah dan menawarkan kepadanya agar menebus putra bungsunya itu dengan
100 ekor unta atau serata dengan diat 10 orang budak.
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
NASAB
MUHAMMAD

Di tahun kelahiran Rasulullah saw. ada peristiwa besar di Mekkah. Abrahah Al- TAHUN GAJAH
Habsyi seorang panglima perang kebangsaan Habasyah (Ethiopia) berkuasa di
sebagai Gubernur Yaman di bawah pemerintahan Raja Najasyi, Raja Habasyah. Ia IBU SUSU
membangun sebuah gereja besar yang diberi nama Al-Qallais. Abrahah ingin MUHAMMAD
gerejanya itu menjadi kiblat seluruh bangsa Arab.Seorang pria dari Bani Kinanah PERJALANAN
mendengar obsesi Abrahah itu. Ia pergi ke Yaman dan menyelinap ke dalam gereja itu KE SYAM
di malam hari. Ia buang air besar kemudian membuang kotorannya di kiblat gereja
itu.
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
NASAB
MUHAMMAD

Sudah menjadi tradisi kalangan terpandang Arab, bayi-bayi mereka disusui oleh TAHUN GAJAH
murdi’at (para wanita yang menyusui bayi). Rasulullah saw. ditawarkan kepada
murdi’at dari Bani Sa’ad yang sengaja datang ke Mekkah mencari bayi-bayi yang IBU SUSU
MUHAMMAD
masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah. Tapi mereka menolak
karena Rasulullah saw. anak yatim. Namun Halimah Sa’diyah tidak mendapatkan PERJALANAN
seroang bayi pun yang akan disusui. Karena itu, agar pulang tanpa tangan hampa, ia KE SYAM
mengambil Rasulullah saw. yang yatim itu sebagai anak susuannya.Keberadaan
Muhammad mungil memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi
kabilahnya. Setelah dua tahun, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi
ibunya. Karena sadar bahwa keberadaan Muhammad kecil memberi berkah kepada
kampungnya, Halimah memohon Aminah agar Muhammad kecil diizinkan tinggal
kembali bersama Bani Sa’ad dan aminah pun menyetujui
KEHIDUPAN NABI SEBELUM MENJADI ROSUL
NASAB
MUHAMMAD

TAHUN GAJAH
Abu Thalib pergi berdagang ke Syam. Keponakannya, Muhammad, ikut serta.
Kafilah dagang ini tiba di Kampung Busra. Mereka bertemu dengan seorang IBU SUSU
MUHAMMAD
pendeta bernama Bahira.Bahira tahu tentang ajaran Nasrani dan ia paham
betul tentang ciri dan sifat Rasul terakhir yang diberitakan oleh Nabi Isa a.s. PERJALANAN KE
SYAM
Bahira melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, keponakan
Abu Thalib. Ia menasihati Abu Thalib agar segera membawa pulang
keponakannya dan waspada dengan orang-orang Yahudi.
PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD BERSAMA KHADIJAH

Perkenalan Rasulullah dengan Khadijah berawal dari akhlak mulia Rasulullah SAW dikalangan bangsa
arab, sehingga seorang niagawati pemilik kekayaan besar seperti Khadijah memercayakan barang
dagangannya untuk dijualkan oleh Rasulullah. Beliau menyatakan kesediaannya kemudian
memberitahukan hal itu kepada beberapa orang pamannya. Selama itu kehidupan mereka berlangsung
penuh keserasian dan kebahagiaan hingga Khadijah meninggal dalam usia enam puluh lima tahun. Al-
Qasim wafat dalam usia satu tahun, Abdullah wafat pada saat masih bayi, dan semua puteri Rasulullah
wafat ketika beliau masih hidup kecuali Fathimah yang meninggal enam bulan kemudian setelah
Rasulullah wafat. Beliau menjauhkan diri dari kebiasaan orang-orang arab yang gemar minum arak,
bersenang-senang, berjudi, dan hidup liar. Didalam rumah tangganya dengan Rasulullah, Khadijah tak
pernah merasakan keresahan dalam hatinya kecuali kematian putera-puteranya, apalagi mengingat
kedudukan anak lelaki di kalangan bangsa arab. Namun presepsi mereka salah besar, terbukti sampai
sekarang nama Nabi Muhammad dikenang sampai saat ini oleh umat muslim dunia sebagai penggerak
perubahan dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan cahaya Islam. Memang beliau tidak
memiliki putera sebagai penerus kenabian karena telah dijelaskan dalam al-Qur`an nabi Muhammad
merupakan nabi terakhir, namun ajaran dan kitab suci yang dibawa akan terus dianut umat muslim
hingga hari kiamat.
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH MENJADI RASUL
WAHYU PERTAMA ROSULULLAH
Nabi Muhammad telah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya
yang bersih dan bersinar yang mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat
Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya.
Itulah tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi yang terakhir yang
memiliki kedudukan yang tertinggi nantinya.
Pada saat Rasul ingin mendapatkan wahyu pertamanya, Rasul mendapatkan sebuah mimpi
Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun menyendiri di Gua Hira tepatnya di sebelah atas
Jabal Nur. Disitulah Rasul diperlihatkan bahwa mimpinya adalah benar.
Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan
dari Allah SWT dalam Surat Al ‘Alaq yang artinya,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Walaupun Nabi merasa ketakutan, disitulah kisah Nabi Muhammad sebagai rasul dimulai.
Disitulah tempat datangnya Nabi yang terakhir yang akan membawa kedamaian untuk seluruh
umat.
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH MENJADI RASUL
ADD YOUR TEXT

Dakwah nabi secara sembunyi sembunyi


Setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Nabi kemudian melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menjadi pengikut pertamanya adalah
Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu
Thalib, dan Bilal bin Rabah.

Dakwah Nabi Secara terang terangan


Setelah beberapa tahun melakukan dakwah secara diam-diam, turunlah perintah Allah
SWT dalam surat al-hijr ayat 94 dan memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara
terang-terangan (“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”)
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH MENJADI RASUL
PERINTAH ZAKAT DI TAHUN KEDUA HIJRIAH
Pada zaman Rasulullah SAW di tahun pertama di Madinah itu, Nabi dan para
sahabatnya beserta segenap kaum muhajirin (orang-orang Islam Quraisy yang hijrah
dari Mekah ke Madinah) masih dihadapkan kepada bagaimana menjalankan usaha
penghidupan di tempat baru tersebut.  Hal ini dikarenakan, selain memang tidak
semua di antara mereka orang yang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan, semua
harta benda dan kekayaan yang mereka miliki juga ditinggal di Mekah.
Saat kondisi kaum Muslimin sudah mulai sejahtera, tepatnya pada tahun kedua
Hijriyah, barulah kewajiban zakat diberlakukan. Nabi Muhammad SAW langsung
mengutus Mu’adz bin Jabal menjadi Qadli di Yaman. Rasul pun memberikan nasihat
kepadanya supaya menyampaikan kepada ahli kitab beberapa hal, termasuk
menyampaikan kewajiban zakat dengan ucapan,
“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada harta benda mereka,
yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin
di antara mereka,”
sebagai kepala negara saat itu, ucapan Rasul langsung ditaati oleh seluruh umat
muslim tanpa ada perlawanan.
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH MENJADI RASUL

KURBAN DI ZAMAN ROSUL


Nabi Muhammad SAW melaksanakan kurban saat melakukan haji Wada di Mina. Pada
saat itu Rasulullah SAW menyembelih 100 ekor unta. Beliau menyembelih sendiri
sebanyak 63 ekor unta, sementara sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib
Karamallahu Wajhah. Seluruh hewan kurban tersebut disembelih setelah Shalat Idul
Adha. (QS. Al-Hajj [22]: 36)
Dalam surah Al-Hajj [22] ayat 36 tersebut dijelaskan tentang jenis hewan yang dijadikan
kurban, tujuan dari berkurban, cara menyembelih hewan kurban, waktu memakan
daging kurban, dan orang-orang yang dapat memakan daging kurban
KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SETELAH MENJADI RASUL

WAFATNYA NABI
Pada saat sahabat Abu Bakar sedang tidak di Madinah, terjadi sebuah peristiwa yang
sangat menyedihkan dimana Nabi Muhammad SAW wafat. Pada saat Abu Bakar
diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah. Beliau mengucapkan,
“Ketahuilah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya
Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah SWT,
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).”
(QS. Az-Zumar: 30)

Anda mungkin juga menyukai