MENGHITUNG PELUANG
Disusun oleh :
Jadi dapat di ambil kesempulan , kita bisa mengatakan bahwa sebuah peristiwa mempunyai
nilai peluang sebesar nol atau satu, jika kita sudah mengetahui kondisi yang memungkinkan
terjadinya peristiwa itu.
DEFINISI 1.1 PELUANG SECARA AKSIOMA
E I
I E
PELUANG BERSYARAT
PERKALIAN PELUANG BERSYARAT
Misalkan terdapat sembarang bilangan a,b dan c dengan c 0. Kita masih ingat jika a = , berlaku b = a x c. Di samping
itu, di dalam operasi irisan dua himpunan A dan B berlaku A B = B A. Dengan demikian, rumus peluang kejadian
bersyarat di atas dapat ditulis sebagai berikut:
a. Karena P(A|B) = , dengan P(B) > 0 maka P (A B) = P(B) x P(A|B)
b. Karena P(B|A) = , dengan P(A) > 0 dan B A = A B maka P(A B) = P(A) x P(B|A)
Aturan tersebut dikenal dengan aturan perkalian untuk kejadian bersyarat. Secara lebih lengkap aturan itu berbunyi
sebagai berikut:
Jika kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian bersyarat, peluang terjadinya A dan B
adalah:
P(A B) = P(B) x P(A|B)
P(A B) = P(A) x P(B|A)
CONTOH
Misalkanlah kita mempunyai kotak berisi 20 sekering, lima diantaranya cacat. Bila dua sekering
dikeluarkan dari kotak satu demi satu secara acak (tanpa mengembalikan yang pertama ke
dalam kotak), berapakah peluang kedua sekering itu cacat?
Penyelesaian:
Misalkan,
A = kejadian bahwa sekering pertama cacat = 5
B = kejadian bahwa sekering kedua cacat = 4
A ∩ B = kejadian kedua sekering itu cacat (bahwa A terjadi dan kemudian B terjadi setelah A
terjadi)
Maka,
P(A) = 5/20 = ¼
P(B) = 4/19
Sehingga,
P (A∩B) = (¼)(4/19) = 1/19
DUA PELUANG PERISTIWA YANG SALING BEBAS
CONTOH
Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu 1 dan kejadian
munculnya Y ≥ 5 dadu 2 adalah saling bebas?
Jawab
Misalkan A = kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu 1
B = kejadian munculnya muka Y ≥ 5 dadu 2
P(A) = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6), (3,1), (3,2), (3,3),
(3,4), (3,5), (3,6)}
= 18/36 = 1/2
P(B) = {(1,5), (1,6), (2,5), (2,6), (3,5), (3,6), (4,5), (4,6), (5,5), (5,6), (6,5), (6,6)}
= 12/36 = 1/3
P(A n B) = {(1.5), (1,6), (2,5), (2,6), (3,5), (3,6)} = 6/36 = 1/6
Maka diperoleh
P(A n B) = P(A) . P(B)
= 1/2 . 1/3 = 1/6
Sehingga nilai P(A n B) = P(A) . P(B) yang berarti kejadian A dan B adalah saling bebas
Dalil. Sifat-sifat dua peristiwa bebas
Jika dua buah peristiwa A danB saling bebas, maka : • Dua buah peristiwa Acdan B juga saling bebas.
• Dua buah peristiwa A dan Bc juga saling bebas. Dalam pembuktiannya, sel pada baris kedua dan
• Dua buah peristiwa Ac dan B juga saling bebas. kolom pertama berisi P(Ac∩Bc), yang hasilnya
• Dua buah peristiwa Ac dan Bc juga saling bebas. harus sama dengan P(Ac) dikalikan P(B).
Bukti : PB=PA.PB+PAc∩B
Dalam pembuktiannya didasarkan pada tabel berikut : PAc∩B=PB-PA.PB
B JUMLAH =PB1-PA
PAc∩B=PB.PAc
(terbukti)
• Dua buah peristiwa Ac dan Bc juga saling bebas
JUMLAH 1 Dalam pembuktiannya, sel pada baris kedua dan
kolom kedua berisi P(Ac∩Bc), yang hasilnya harus
sama dengan P(Ac) dikalikan PBc.
• Dua buah peristiwa A dan Bc juga saling bebas PAc =PAc.PB+PAc∩Bc
Dalam pembuktiannya, sel pada baris pertama dan kolom PAc∩Bc=PAc-PAc.PBc
kedua berisi P(A∩Bc), yang hasilnya harus sama dengan P(A) =PAc1-PB
dikalikan PBc. PAc∩Bc=PAc.PBc
PA=PA.PB+PA∩Bc (terbukti)
PA∩Bc=PA-PA.PB
=PA1-PB
PA∩Bc=PA.PBc (terbukti)
TERIMAH KASIH