Anda di halaman 1dari 27

STATISTIKA MATEMATIKA

MENGHITUNG PELUANG
Disusun oleh :

KUNTHY LEY LEANA


NUR RESKY MAULIANA J.
KONSEP PELUANG

Peluang atau disebut juga probabilitas merupakan harga angka yang menunjukkan


seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa atau kejadian akan terjadi. Nilai peluang di
antara 0 dan 1. Peluang kejadian 0 artinya kejadian tersebut tidak mungkin terjadi.
Sedangkan peluang kejadian 1 artinya kejadian tersebut pasti terjadi.

Perhatikan contoh di bawah ini !


Misalkan saat kondisi cuaca du luar sedang cerah. Kita bisa mengatakan bahwa peluang
saat ini kondisi cuaca du luar tidak rutun hujan sebesar 1, sebaliknya peluang saat ini
kondisi diluar turun hujan sebesar nol (0).

Jadi dapat di ambil kesempulan , kita bisa mengatakan bahwa sebuah peristiwa mempunyai
nilai peluang sebesar nol atau satu, jika kita sudah mengetahui kondisi yang memungkinkan
terjadinya peristiwa itu.
DEFINISI 1.1 PELUANG SECARA AKSIOMA

Misalkan S menunjukkan ruang sample eksperimen dan E menujukkan kumpulan semua


peristiwa yang bisa dibentuk dari S. peluang P(.) adalah sebuah fungsi dengan domain E
dan daerah hasil [0,1], yang memenuhi sifat berikut :
DEFINISI 1.2 PERISTIWA ANGGOTA - TUNGGAL
Sebuah peristiwa anggota- tunggal A adalah sebuah himpunan bagian dari ruang sample S
yang hanya mempunyai satu anggota.
Dengan kata lain jika ada satu x elemen S sedemikian hingga x elemen A yang merupakan
bagian dari S, maka A merupakan peristiwa anggota tunggal.
Contoh
Jika ruang sample dari tiga buah eksperimen masing- masing berbentuk :
a. S = { G,H}
b. S = { 1,2,3,4,5,6}
c. S = {(0,0),(0,1),(1,0),(1,1)}
Tentukan peristiwa anggita tunggal pada masing masing S di atas
Jawab
d. {G} {H}
e. {1} {2} {3} {4} {5} {6}
f. {(0,0)} {(0,1)} {(1,0)} {(1,1)}
DALIL TENTANG PELUANG P(.)
Dalil 1.1 Peluang Peristiwa Himpunan Kosong
“ Jika peristiwa himpunan kosong dinyatakan dengan ∅, maka : P(∅) = 0

Dalil 1.2 Peluang Komplemen Peristiwa


“ jika A adalah sebuah peristiwa dalam A maka : P (A^c) = 1-P(A)
Dalil 1.3 Peluang Dua Peristiwa Inklusif
“ untuk setiap dua peristiwa A dan B dalam A berlaku :
P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
Dalil 1.4 Peluang Peristiwa Bagian
jika A dan B ∈ A dan A ⊂ B, maka : P(A) ≤ P(B)
Dalil 1.5 Sifat Peluang
jika S mempunyai n anggota, maka :
P(A) = m(A)/n(S) memenuhi sifat peluang.
3.4 Peluang Berdasarkan Teknik Membilang
 
 

E I

I E
 

 
 

 
 

 
 

 
 
PELUANG BERSYARAT
PERKALIAN PELUANG BERSYARAT
Misalkan terdapat sembarang bilangan a,b dan c dengan c  0. Kita masih ingat jika a =  , berlaku b = a x c. Di samping
itu, di dalam operasi irisan dua himpunan A dan B berlaku A  B = B  A. Dengan demikian, rumus peluang kejadian
bersyarat di atas dapat ditulis sebagai berikut:
a.       Karena P(A|B) = , dengan P(B) > 0 maka P (A  B) = P(B) x P(A|B)
b.      Karena P(B|A) = , dengan P(A) > 0 dan B  A = A B maka P(A B) = P(A) x P(B|A)
Aturan tersebut dikenal dengan aturan perkalian untuk kejadian bersyarat. Secara lebih lengkap aturan itu berbunyi
sebagai berikut:

Jika kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian bersyarat, peluang terjadinya A dan B
adalah:
P(A B) = P(B) x P(A|B)
P(A B) = P(A) x P(B|A)
CONTOH
Misalkanlah kita mempunyai kotak berisi 20 sekering, lima diantaranya cacat. Bila dua sekering
dikeluarkan dari kotak satu demi satu secara acak (tanpa mengembalikan yang pertama ke
dalam kotak), berapakah peluang kedua sekering itu cacat?
Penyelesaian:
Misalkan,
A = kejadian bahwa sekering pertama cacat = 5
B = kejadian bahwa sekering kedua cacat = 4
A ∩ B = kejadian kedua sekering itu cacat (bahwa A terjadi dan kemudian B terjadi setelah A
terjadi)
Maka,
P(A) = 5/20 = ¼
P(B) = 4/19
Sehingga,
P (A∩B) = (¼)(4/19) = 1/19
DUA PELUANG PERISTIWA YANG SALING BEBAS
CONTOH
Pada pelemparan dua buah dadu, apakah kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu 1 dan kejadian
munculnya Y ≥ 5 dadu 2 adalah saling bebas?
Jawab
Misalkan A = kejadian munculnya muka X ≤ 3 dadu 1
B = kejadian munculnya muka Y ≥ 5 dadu 2
P(A) = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6), (3,1), (3,2), (3,3),
(3,4), (3,5), (3,6)}
= 18/36 = 1/2
P(B) = {(1,5), (1,6), (2,5), (2,6), (3,5), (3,6), (4,5), (4,6), (5,5), (5,6), (6,5), (6,6)}
= 12/36 = 1/3
P(A n B) = {(1.5), (1,6), (2,5), (2,6), (3,5), (3,6)} = 6/36 = 1/6
Maka diperoleh
P(A n B) = P(A) . P(B)
= 1/2 . 1/3 = 1/6
Sehingga nilai P(A n B) = P(A) . P(B) yang berarti kejadian A dan B adalah saling bebas
Dalil. Sifat-sifat dua peristiwa bebas
Jika dua buah peristiwa A danB saling bebas, maka : • Dua buah peristiwa Acdan B juga saling bebas.
• Dua buah peristiwa A dan Bc juga saling bebas. Dalam pembuktiannya, sel pada baris kedua dan
• Dua buah peristiwa Ac dan B juga saling bebas. kolom pertama berisi P(Ac∩Bc), yang hasilnya
• Dua buah peristiwa Ac dan Bc juga saling bebas. harus sama dengan P(Ac) dikalikan P(B).
Bukti : PB=PA.PB+PAc∩B
Dalam pembuktiannya didasarkan pada tabel berikut : PAc∩B=PB-PA.PB
  B JUMLAH =PB1-PA
PAc∩B=PB.PAc
(terbukti)
• Dua buah peristiwa Ac dan Bc juga saling bebas
JUMLAH 1 Dalam pembuktiannya, sel pada baris kedua dan
kolom kedua berisi P(Ac∩Bc), yang hasilnya harus
sama dengan P(Ac) dikalikan PBc.
• Dua buah peristiwa A dan Bc juga saling bebas PAc =PAc.PB+PAc∩Bc
Dalam pembuktiannya, sel pada baris pertama dan kolom PAc∩Bc=PAc-PAc.PBc
kedua berisi P(A∩Bc), yang hasilnya harus sama dengan P(A) =PAc1-PB
dikalikan PBc. PAc∩Bc=PAc.PBc
PA=PA.PB+PA∩Bc (terbukti)
PA∩Bc=PA-PA.PB
=PA1-PB
PA∩Bc=PA.PBc (terbukti)
 
 
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai