Anda di halaman 1dari 29

KONSEP PROBABILITAS METODE

STATISTIKA
PENDAHULUAN

Definisi:
- Probabilitas adalah peluang suatu kejadian
- Suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu
kejadian acak

Manfaat:
Manfaat mengetahui probabilitas adalah membantu pengambilan
keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian,
dan informasi yang tidak sempurna.
PERUMUSAN PELUANG

1. Perumusan Klasik

2. Pendekatan Objektif (frekuensi relatif)

3. Pendekatan Subjektif
PERUMUSAN KLASIK

Definisi:
Semua kejadian dalam suatu percobaan mempunyai kesempatan yang
sama untuk muncul.

Rumus:
m
P  A 
n
P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A
m = banyaknya kejadian A
n = banyaknya semua kejadian yang mungkin
PENDEKATAN OBJEKTIF (FREKUENSI RELATIF)

Definisi:
Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama, tergantung dari berapa
banyak suatu kejadian terjadi.

Rumus:
fi
P(x i ) 
n
P(Xi) = probabilitas peristiwa i
Fi = frekuensi peristiwa i
n = banyaknya peristiwa
PENDEKATAN SUBJEKTIF

Definisi:

Probabilitas suatu kejadian didasarkan pada penilaian pribadi yang


dinyatakan dalam suatu derajat kepercayaan.
KEJADIAN DAN RUANG SAMPEL

Ruang sampel (sample space) adalah himpunan yang


unik dari semua hasil yang mungkin muncul atau
terjadi pada suatu percobaan kondisi acak. Ruang
sampel dilambangkan dengan S dan anggota-
anggotanya disebut titik sampel.

Kejadian sederhana (simple event): satu hasil dari


ruang sampel atau hasil yang dimungkinkan dari
suatu kondisi acak.

Kejadian (event) adalah himpunan dari hasil yang


muncul atau terjadi pada suatu percobaan acak.
Kejadian dilambangkan dengan A dan anggota-
anggotanya disebut juga titik sampel.
RUANG SAMPEL DAN DIGRAM
VENN

S
A

Ruang sampel S Himpunan semesta S


Kejadian A Himpunan bagian A
Titik sampel Anggota himpunan
RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN (1)

 Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang sampel S


yang terjadi dalam n cara maka probabilitas kejadian A
adalah :

n A  m
PA   
n S n
 dimana :
 n(A) = banyak anggota A
 n(S) = banyak anggota S
PERHITUNGAN UKURAN RUANG SAMPEL

1. Perkalian

2. Permutasi

3. Kombinasi
PERKALIAN

 Misalkan ada k kejadian 1 menghasilkan cara, kejadian 2


menghasilkan cara, dan seterusnya hingga kejadian k
menghasilkan cara, maka banyaknya keseluruhan cara
adalah .
PERMUTASI (1)

Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu


himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota
himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari masing-
masing susunan tersebut.
PERMUTASI (2)

Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil


sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat
dibuat adalah :
n n!
Pr =P 
n r
 n-r !

P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun


n = Jumlah total objek yang disusun
r = Jumlah objek yang digunakan pada saat
bersamaan (r ≤ n)
KOMBINASI (1)

Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu


himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian dari
anggota himpunan itu tanpa memberi arti pada urutan anggota
dari masing-masing susunan tersebut.
KOMBINASI (2)

Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil


sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat
dibuat adalah :
n!
n Cr   n
r   r!n - r !
P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n = Jumlah total objek yang disusun
r = Jumlah objek yang digunakan pada saat
bersamaan (r ≤ n)
SIFAT PELUANG

Probabilitas:
 Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang.

 Probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu
mulai dari 0 sampai dengan 1 ( 0  P  1)

• Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut tidak
akan terjadi.
• Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi.
• Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atau peristiwa tersebut
dapat atau tidak dapat terjadi.

 Bil a 0<P( A) <1, maka n( A) a k a n s ela lu leb ih se di ki t d a ri n(S )


 Bil a A = 0, himp u nan ko so ng ma ka A t id ak t erj a di p a d a S d an n(A )=0 se hing ga
P( A) = 0
 Bil a A = S , m ak a n( A) =n(S ) =n s ehingga P ( A) = 1
PROBABILITAS KEJADIAN MAJEMUK

 Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka


probabilitas gabungan kejadian A dan B adalah kumpulan
semua titik sampel yang ada pada A atau B atau pada
keduanya.
P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB)

 Bila A, B, dan C kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka


probabilitas gabungan kejadian A, B, dan C adalah :
P( A  B  C)  P( A)  P(B)  P(C)  P( A  B)  P( A  C)  P(B  C)  P( A 
B  C)
DUA KEJADIAN SALING KOMPLEMENTER

 Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling komplementer,


maka berlaku :

P( A')  1  P( A)
PELUANG BERBAGAI KEADAAN

Kejadian terpisah / saling lepas

Kejadian bebas

Kejadian tak bebas (peluang bersyarat)


DUA KEJADIAN
SALING LEPAS
Bila A dan B adalah dua kejadian sembarang
pada S dan berlaku AB = 0, maka A dan B
dikatakan dua kejadian yang saling lepas.
Dua kejadian tersebut tidak mungkin terjadi
secara bersamaan.
S

A B

Dengan demikian probabilitas AB adalah :


PA  B  PA   PB
DUA KEJADIAN SALING BEBAS

Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S


dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak
mempengaruhi kejadian B dan sebaliknya
kejadian B juga tidak mempengaruhi kejadian
A.
     
Rumus : P A  B  P A .P B
PROBABILITAS BERSYARAT

Kejadian A terjadi dengan syarat kejadian B


lebih dulu terjadi, dikatakan kejadian A
bersyarat B dan ditulis A/B.
Probabilitas terjadinya A bila kejadian B
telah terjadi disebut probabilitas bersyarat
P(A/B).
Rumusnya P: A/B  PA  B , PB  0
PB
PROBABILITAS BERSYARAT
UNTUK KEJADIAN SALING BEBAS
Bila A dan B dua kejadian dalam ruang sampel S
yang saling bebas dengan P(A)=0 dan P(B)=0 maka
berlaku :

PA/B  PA  dan PB/A   PB


Bila PA  B
PA/B  , maka
PB
PA  B  PA/B.PB
Untuk kejadian A,B, dan C maka :
PA  B  C   PA/B  C .PB/C .PC 
PENGGUNAAN TABEL PELUANG SERTA
DIAGRAM POHON
 Cara lain yang mungkin lebih mudah untuk menghitung nilai
peluang bersyarat adalah menggunakan tabel peluang atau
menggunakan diagram pohon,
 Misalkan ada 2 kejaian, A dan B. dalam hal ini tabel peluang
dapat disusun sbb:

kejadian A Jumlah
B P(AB) P(B) P(B)
P(A) P() P()
Jumlah P(A) P() 1
DIAGRAM POHON

 Untuk kejadian-kejadian yang berantai,penggunaan tabel


peluang tidak efektif. Dalamhal ini penggunaan diagram
pohon akan memberikan penyelesaian yang lebih mudah.

P(
B P(
P(A) A
P( 𝐵 P(
P() P(
𝐴 B P(

P(
𝐵 P(
ATURAN BAYES

S A1 A2 A3

A1, A2, A3 adalah tiga kejadian yang saling lepas.


Maka kejadian B dapat ditentukan :

B  B  A1  B  A2  B  A3


maka probabilit as B adalah
PB  PB  A1  PB  A2  PB  A3
 PB/A1.PA1  PB/A2.PA2  PB/A3.PA3
3
  PB/Ai.PAi
i 1
ATURAN BAYES (LANJUTAN)

Probabilitas kejadian bersyarat :

PB  A1 PB/A1.PA1


PA1/B  
PB  PB/Ai.PAi
PB  A2 PB/A2.PA2
PA2/B  
PB  PB/Ai.PAi
PB  A3 PB/A3.PA3
PA3/B  
PB  PB/Ai.PAi
ATURAN BAYES (LANJUTAN)

Secara umum bila A1,A2,…,An kejadian saling lepas


dalam ruang sampel S dan B adalah kejadian lain
yang sembarang dalam S, maka probabilitas
kejadian bersyarat Ai/B adalah :

PB  Ai PB/Ai.PAi


PAi/B    n
PB
 PB/Ai.PAi
i 1
PENUGASAN

 Buatlah learning journal


 Learning journal berisi rangkuman pemahaman bab “konsep
probabilitas”. Lengkapi dengan contoh soal dan pembahasan
di setiap sub babnya.

Anda mungkin juga menyukai