Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI DAN MANAJEMEN BISNIS

TRANSPORTASI JALAN

ITL TRISAKTI
Kuliah 8
Tahun 2022
POTENSI ALAT PRODUKSI

1. Produksi adalah:
Suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menciptakan nilai guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
dinamakan produksi barang.
Kegiatan menambah nilai guna suatu benda tanpa mengubah sifat dan bentuknya
dinamakan produksi jasa.
Jadi, produksi terdiri dari:
a. Menciptakan nilai guna, seperti membangun rumah, membuat mobil, sepatu,
pakaian, dll.
b. Menambah nilai guna, seperti memperbaiki mobil, televisi, memindahkan /
mengangkut barang logistik, dll.
2. Faktor-faktor Produksi
Faktor-faktor produksi adalah segala sesuatu yang digunakan dalam suatu proses
produksi suatu barang dan jasa, yaitu:
a. Sumber Daya Alam (SDA)
yaitu lingkungan alam, lahan, kekayaan yang terkandung di dalam tanah.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki Sumber
Daya Manusia (SDM).
c. Sumber Daya Modal
yaitu berupa barang-barang modal berupa gedung, mesin, dan peralatan
lainnya.
d. Keahlian
yaitu berupa kewirausahaan untuk mengkoordinasikan dan mengelola seluruh
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi / menghasilkan
barang / jasa.
3. Cara Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Produksi Barang / Jasa
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi barang dan
jasa, yaitu:
a. Intensifikasi
Intensifikasi merupakan upaya untuk meningkatkan hasil produksi dengan cara
memperbaiki metode kerja dan meningkatkan produktivitas faktor produksi
misalnya sector pertanian dengan cara memilih bibit yang unggul, dan mesin
pertanian berbasis teknologi.
b. Ekstensifikasi
Meningkatkan produksi dengan cara menambah faktor-faktor produksi misalnya
dalam Industri Tekstil dengan penambahan tenaga kerja, penggantian mesin-mesin
yang lebih mutakhir.
Di sektor jasa logistik, misalnya mengganti alat angkut, alat bongkar
muat barang / kontainer yang lebih besar daya angkutnya, yang lebih mutakhir.
4. Alat Produksi dalam Transportasi Jalan adalah merupakan
Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Peralatan yang diperlukan
dalam Pengoprasian Transportasi Jalan, Meliputi :

a. Sarana Kendaraan / Transportasi Jalan.

b. Fasilitas dan Pralatan Keamanan, Keselamatan Angkutan serta


muatan Angkutan.

c. Prasarana berupa Jalan serta Fasilitas dan Peralatan Terminal,


(Gudang, Lapangan, Peralatan Bongkar Muat, Dll.
5. Potensi Alat Produksi merupakan Kemampuan Alat
Produksi untuk menghasilkan barang/Jasa

Potensi Alat Produksi dalam Transportasi Jalan adalah


Kemampuan Sarana Angkutan untuk mengangkut
muatan( Barang/ Penumpang ) dari Tempat Asal Menuju
Tempat Tujuan dengan Standar Pelayanan minimal
( Aman, Selamat, Lancar, Nyaman )
6. Alat Produksi dalam Angkutan Pelayaran merupakan suatu Subsistem
Produksi, dioprasikan oleh suatu Subsistem Produksi yaitu Sumber Daya
Manusia ( SDM ).
SDM sangat strategis peranannya dalam meningkatkan kinerja Operasional
potensi Alat Produksi Transportasi Jalan.

7. Kinerja Potensi Alat Produksi dalam Transportasi Jalan harus dilaksanakan


dengan Fungsi-fungsi Manajerial, Meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Operasional
d. Pengendalian

8. Dalam Meningkatkan Kinerja Potensi Alat Produksi Sesuai Standar


Transportasi Jalan harus melaksanakan Peraturan Perundang-undangan.
Sifat fisik material yang dihadapi alat-alat produksi akan
berpengaruh besar terhadap
operasionalnya terutama dalam hal :

 Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran


kapasitas produksinya.
 Perhitungan volume pekerjaan.
 Kemampuan kerja alat pada kondisi medan kerja / material yang
ada.
Jadi dengan tidak sesuainya alat dengan kondisi material, akan
menimbulkan
kesulitan berupa tidak efisiennya alat, yang otomatis akan
menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang hilang (loss
time).
Manajemen Mutu
UMUM
 Pengendalian Mutu (Quality Control / QC): Proses memeriksa mutu hasil
produk atau jasa pelayanan tertentu dari Penyedia jasa untuk menentukan
apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standar mutu terkait yang
dipersyaratkan di dalam spesifikasi teknis, memperbaiki kesalahan-
kesalahan atas mutu yang diperoleh lebih rendah serta cara-cara
mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja
jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat.
 Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi prosedur

standar dan instruksi kerja seluruh produk atau jasa pelayanan, yang
dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknik untuk dapat
menjamin bahwa mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia
jasa dapat diterima atau ditolak sebagai dasar persetujuan pembayaran
pekerjaan yang memenuhi syarat kontrak.
 Tidak boleh ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari
Pekerjaan (termasuk mata pembayaran dan pekerjaan sementara, atau
pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana terdapat ketentuan-ketentuan
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan terlebih
dulu sedemikian hingga Direksi Pekerjaan dapat menerima bagian prinsip
dari Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan detil-detil khusus untuk
setiap elemen dari Pekerjaan.
 Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus mencakup Pekerjaan secara
keseluruhannya, termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang
dipasok Penyedia Jasa dan Sub- Penyedia Jasa, dan semua jenis dan tahap
pelaksanaan pada Kegiatan.
 Penyedia Jasa juga harus memastikan bahwa semua pekerja terbiasa
dengan Rencana Pengendalian Mutu, tujuannya, dan peran mereka menurut
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian juga dengan spesifikasi
Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan
Sukses dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai