Anda di halaman 1dari 306

PERKEMBANGAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


BERBASIS IFRS per 2016

1
Agenda

1. is Standar Akuntansi di Indonesia


n
a2. Perkembangan PSAK sd 2016
n t
u
k 3. Overview PSAK Baru
r A
da
a n
St

2
Standar Akuntansi

• Standar Akuntansi digunakan sebagai dasar dalam menyusun laporan


keuangan sehingga laporan keuangan relevan dan reliabel
(representational faitfullness) serta dapat dibandingkan, sehingga
dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
• Standar digunakan oleh:
• Penyusun laporan keuangan  pedoman baku
• Auditor  memberikan opini audit
• Pembaca dan pengguna laporan keuangan  mengintepretasikan
• Tujuan laporan keuangan memberikan infomasi posisi keuangan,
kinerja, perubahan posisi, keuangan suatu perusahaan, yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan bagi sebagai besar pemakai (kreditor dan investor).

3
Informasi Perusahaan
Entitas menyajikan informasi yang relevan bagi pengguna untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.
• Informasi yang disajikan dapat berupa informasi keuangan dan non keuangan
• Informasi yang disajikan dapat bersifat mandatory (diharuskan oleh regulasi)
atau informasi voluntary (sukarela)
• Penyajian informasi dapat mengurangi cost of capital dan cost of debt karena
berkurangnya asymmetry information

Informasi perusahaan
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA
• Informasi Digital

4
Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan,
kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan


manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan disusun
untuk memenuhi sebagian besar pemakai (investor dan
kreditor).

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi


keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan
untuk hal-hal yang bersifat material: “Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”

5
Lima Pilar Standar Akuntansi Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil
Menengarh (SAK EMKM)

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP

 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012. Tahun 2013 dilakukan revisi standar dan
ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang efektif pada 2015. Pada tahun 2015
dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur, 2016 PSAK 70, 2017 PSAK 71 & 72 dan DE PSAK 73.
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
 Tahun 2016 dikeluarkan SAK EMKM untuk entitas yang memenuhi kriteria UMKM
sesuai dengan regulasi mis UU 20 tahun 20018 tentang UMKM
6
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
7
7
PSAK– TIDAK BERLAKU LAGI
• PSAK 59 Perbankan Syariah • PSAK 11 Penjabaran laporan
• PSAK 31 Perbankan keuangan dalam mata uang asing
• PSAK 29 Pertambangan Minyak dan • PSAK 39 Kerjasama Operasi
Gas • PSAK 17 Penyusutan
• PSAK 33 Pertambangan Umum
• PSAK 21 Ekuitas
• PSAK 32 Kehutanan
• PSAK 40 Akuntansi Perubahan ekuitas
• PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa
Telekomunikasi anak perusahaan
• PSAK 27 Akuntansi Koperasi • PSAK 41 Akuntansi waran
• PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan • PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
Jalan Tol • PSAK 47 Tanah
• PSAK 9 Penyajian aktiva lancar dan • PSAK 51 Kuasi Reorganisasi
kewajiban lancar
• PSAK 52 Mata uang Pelaporan
• PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana
• PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
• PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek
Utang Piutang Bermasalah
• PSAK 12 Pengendalian Bersama

8
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2015

Konvergensi Konvergensi
Pra PAI IFRS 2008- IFRS 2012-
1973 2012 2014
8 Desember 2008
Komitmen mendukung
IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan
global

PAI Harmonisasi Konvergensi


1973 IAS 1994-2007 IFRS 2015

Adopsi IAS mulai Mempertahankan gap


PSAK 1994 1 tahun dengan IFRS

9
Perkembangan PSAK

Efektif Efektif
Efektif 2016
< 2013 2014-2015

• 1 PSAK
baru
• 4 PSAK
• 8
• PSAK • 9 Revisi Amande
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
• Revisi PSAK Diskusi IFRS
a. PSAK
IFRS 9 Financial Instruments men
a. IFRS 4 Insurance Contract
• 4 ISAK PSAK
• 20
b. ISAK
IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts(2014)
• 9
• 15
c. PPSAK
IFRS • 1 PPSAK
15 Revenue from Contracts with Penyesua
Customers (2014)
ian PSAK
d. IFRS 16 Leases • 1 ISAK

10
SAK EFEKTIF 1 JANUARI 2012

11
SAK EFEKTIF 1 JANUARI 2017

12
Penjelasan PSAK

PSAK Baru
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal PSAK 65
Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian
dan Tersendiri, PSAK 66 Pengaturan Bersama menggantikan PSAK 12 Pengendalian
Bersama

PSAK Revisi / Amandemen


• Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau pengunkapan
misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draft. Istilah revisi tidak digunakan lagi setelah
2015  amandemen

PSAK Penyesuaian

• Perubahan tidak signifikan atau dampak perubahan PSAK lain


• ED jika ada perubahan dan tidak ada jika hanya dampak PSAK lain

13
PSAK BARU – Disahkan 2017

PSAK 71 Instrumen Keuangan – eff 2020

PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak


dengan Pelanggan – eff 2020

Amandemen terhadap PSAK 62: Kontrak


Asuransi - PSAK 71: Instrumen Keuangan
dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi – eff
2020

New
14
ED PSAK BARU – DIKELUARKAN JULI 2017

DE PSAK 73 Sewa

DE ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan


di Muka

ED ISAK 32: Definisi dan Hierarki Standar


Akuntansi Keuangan

Amandemen PSAK 53 Pembayaran Berbasis


Saham: Klasifikasi Pengukuran Pembayaran
Berbassis Saham.

Amandemen PSAK 13 Properti Investasi:


Pengalihan Properti Investasi

15
PSAK BARU – Disahkan 2016

Kerangka Konseptual – eff 28 Sept 2016

PSAK 70 – Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak eff


sejak UU ditetapkan

Amandemen PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan


tentang Prakarsa Pengungakapan eff 1 Jan 2017

PSAK 60 Penyesuaian 2016 Instrumen Keuangan –


Pengungkapan tentang penilaian sifat dari imbalan
kontrak jasa terkait dengan keterlibatan berkelanjutan
dalam aset keuangan – eff 1 Jan 2017

16
PSAK BARU – Disahkan 2016

PSAK 3 Penyesuaian 2016: Laporan Keuangan


Interim, pengungkapan referensi silang – eff 1 Jan
2017

PSAK 24 (Penyesuaian 2016): Imbalan Kerja –


oblligasi berkualitas bukan berdasarkan negara di
mana obligasi tersebut berada – 1 Jan 2017

PSAK 58 (Penyesuaian 2016): Aset tidak lancar yang


dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan –
perubahan metode pelepasan - eff 1 Jan 2017

17
PSAK BARU – Disahkan 2016

Amandemen PSAK 46 – Pajak Penghasilan tentang


Pengakuan aset pajak tangguhan atas rugi yang belum
direalisasi – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 2 – Laporan Arus Kas – prakarsa


pengungkapan eff 1 Jan 2018

PSAK 69 Agrikultur – eff 1 Jan 2018

Amandemen PSAK 16: Tanaman Produktif eff 2018

18
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan


panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk
agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologi (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis
milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan
dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang menghasilan
produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui proses amortisasi.
 Revisi PSAK 16 (2018)
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen) merupakan
aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

19
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2020
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen
keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan
Menggunakan klasifikasi boleh
metode jika terjadi
expected perubahan
losses dalam bisnis model
perhitungan penurunan nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi lindung nilai

20
PSAK 72

• ED PSAK 72 merupakan adopsi atas Revenue from contracts


with customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga
menghilangkan standar yang lain.

21
21
PSAK yang Digantikan
PSAK 23: Pendapatan

PSAK 34: Kontrak Konstruksi,

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,

ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan

PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan


Real Estate.

22
22
Tahapan dalam Pengakuan
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
;

Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;

Menentukan harga transaksi;

Mengalokasikan harga transaksi terhadap


kewajiban pelaksanaan;
Mengakui pendapatan ketika (pada saat)
entitas telah menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan.

23
23
DE PSAK 73 SEWA
Tujuan Standar

• menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan
memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa.

Pokok Pengaturan
• Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa.
Terdapat 2 pengecualian, yakni untuk: (i) sewa jangka-pendek dan (ii) sewa yang aset
pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah.
• Pesewa mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan dan mencatat
kedua jenis sewa tersebut secara berbeda.
PSAK yang digantikan
• PSAK 30 Sewa
• ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa
• ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang Melibatkan Bentuk Legal Sewa
• ISAK 25 Hak atas Tanah
Tanggal Efektif

• ????

24
PSAK 2016 – 28 September
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyusunan Laporan Keuangan
(eff pada saat terbit)

BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM


• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas, serta perubahan
sumber daya dan klaim
BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN

• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN


YANG BERGUNA
• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: terbanding; terverifikasi; tepatwaktuan; terpaham.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna
BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA

• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep pemeliharaan modal
dan penetapan laba
25
Amandemen PSAK 2016 – 28 September 2016

Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas – Eff 1 Jan


2018

• Menyediakan entitas menyediakan pengungkapan untuk mengevaluasi


perubahan liabilitas dari aktivitas pendanaan yang timbul dari dari arus kas
maupun non kas

Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan – Eff 1 Jan


2018
• Ilustrasi mengklarifikasi perbedaan temporer dapat dikurangkan yang timbul
dari aset instrumen utang
• Mengklarifikasi laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer
dapat dimanfaatkan.
• Pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak tangguhan
dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan.
• Esrimasi laba kena pajak masa depan dapat mencakup beberapa aset entitas
melebihi jumlah tercatatnya 26
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan


panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk
agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologi (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis
milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan
dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang menghasilan
produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui proses amortisasi.
 Revisi PSAK 16 (2018)
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen) merupakan
aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

27
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Tujaun perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas


yang timbul dari pengampunan pajak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK


dan SAK ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan (Bab 9.3 SAK ETAP)
 koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas
sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan
Pajak. 28
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika tidak
memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan
Pengukuran pada Pengakuan Awal

• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi


• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan liabilitas TA,
sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset dan selisihnya diakui di
tambahan modaldisetor
Biaya tebusan beban pada tahun berjalan (Surat
keterangan dikeluarkan)

29
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Penyesuaian

• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax amnesty
dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset lancar atau
tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Pengungkapan

• Tanggal surat keterangan


• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan

30
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55, Efektif 1 Januari 2020
• Adopsi IFRS 9, Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh
diterapkan lebih dahalu
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen
keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan
Menggunakan klasifikasi boleh
metode jika terjadi
expected perubahan
losses dalam bisnis model
perhitungan penurunan nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi lindung nilai

31
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi

32
PSAK 72

• PSAK 72 merupakan adopsi atas Revenue from contracts with


customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga
menghilangkan standar yang lain.
• Efektif 1 Januari 2017

33
PSAK yang Digantikan
PSAK 23: Pendapatan

PSAK 34: Kontrak Konstruksi,

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,

ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan

PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan


Real Estate.

34
PSAK 72
Standar

Lampiran A - Daftar Istilah

Lampiran B – Pedoman Penerapan

Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan


Transasi

Contoh Ilustratif

Lampiran D – Penyesuaian terhadap


Pernyataan Lain

35
PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak, identifikasi dan
penyelesaian kewajiban
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan penurunan nilai
Penyajian

Pengungkapan

36
PSAK 72
Tahapan dalam Pengakuan
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
;

Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;

Menentukan harga transaksi;

Mengalokasikan harga transaksi terhadap


kewajiban pelaksanaan;
Mengakui pendapatan ketika (pada saat)
entitas telah menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan.

37
IFRS 16 Leases

• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu


• Dikeluarkan Juli 2015

Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset


dan liabilitas

Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran


sewa, disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi
keuangan

Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan


dan laporan laba rugi komprehensif

38
38
SAK ETAP
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
SIGNIFIKAN

39
SAK ETAP

• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa


akuntabilitas publik
• PSAK yang disederhanakan:
– Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana
– Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
– Mengurangi pengungkapan
– Penyederhanaan
• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan
(stand alone)

40
Manfaat SAK ETAP

• Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil,


menengah, mampu untuk
– menyusun laporan keuangannya sendiri,
– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga
lebih mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan.

41
Laporan Keuangan ETAP & EMKM

Laporan Keuangan menurut SAK ETAP

• Laporan Laba Rugi


• Neraca
• Perubahan Ekuitas (tidak perlu jika perubahan hanya karena
laba dan dividen)
• Laporan Arus Kas – (metode tidak langsung)
• Catatan atas Laporan Keuangan
42
ISI SAK ETAP
BAB ISI BAB ISI
1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud
2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa
3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4 Neraca 19 Ekuitas
5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan
6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman
7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset
8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja
9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akun 24 Pajak Penghasilan
tansi dan Koreksi Kesalahan
10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam
11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan
13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi
15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif
Daftar Istilah

43
Ruang lingkup
• SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

PPL - IAPI 44
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP

• Komponen Laporan Keuangan : Neraca, Laba Rugi, Laporan Perubahan


Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan. Jika Perubahan
ekuitas hanya dari laba dan dividen  Laporan laba rugi dan
perubahan saldo laba.
• Laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung.
• Menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan
pengendalian bersama
• Menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• Aset tetap, aset tidak berwujud properti investasi hanya menggunakan
metode biaya
• Tidak ada bab khusus yang mengatur instrumen keuangan, namun ada
pengaturan klasifikasi aset keuangan: diperdagangkan, tersedia dijual
dan dipegang hingga jatuh tempo.

PPL - IAPI 45
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP

• Sewa operasi menggunakan konsep rule based seperti dalam US GAAP


– 5 kriteria
• Tidak mengatur pajak tangguhan
• Tidak ada pengaturan tentang : penggabungan usaha, derivatif,
hedging
• Mata uang pelaporan menggunakan mata uang fungsional atau
rupiah.
• Beberapa pengaturan dalam PSAK seperti: investasi properti,
hubungan istimewa, peristiwa setelah periode pelaporan, imbalan
kerja. Pengendalian bersama (PBA, PBO dan PBE).
• Tidak ada pengaturan khusus transaksi khusus industri: kontrak
asuransi, eksplorasi dan evaluasi minieral, agrikultur.
• Hirarki kebijakan akuntansi jika SAK ETAP tidak mengatur secara
khusus: bab yang terkait, kerangka konseptual, standar lain, literature.
PPL - IAPI 46
SAK EMKM
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS MIKRO, KECIL, MENENGAH

47
SAK EMKM

Disahkan 24 Oktober 2016, dilaunching


pada KNA VIII 8 Desember 2016

Isi Standar
• Kata Pengantar
• Standar – 18 bab  isi pokok standar
• Dasar Kesimpulan  bukan bagian standar
• Contoh Ilustrasi laporan keuangan – dilengkapi contoh jurnal
penyesuaian kas menjadi akrual  bukan bagian dari standar
48
RUANG LINGKUP

Standar digunakan untuk entitas mikro,


kecil dan menengah
• ETAP yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil,
dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, selama dua
tahun berturut-turut.
Dapat digunakan entitas lain jika otoritas
mengijinkan entitas tersebut menyusun
laporan keuagnan dengan menggunaan SAK
EMKM

1 49
Laporan Keuangan EMKM

Laporan Keuangan menurut SAK


EMKM

• Laporan Laba Rugi


• Laporan Posisi Keuangan

• Catatan atas Laporan Keuangan

50
Perbedaan SAK ETAP - 1

• Laporan Keuangan 3 sementara ETAP ada 5 laporan keuangan:


– Laporan Laba Rugi
– Laporan Posisi Keuangan
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Dalam kebijakan akuntansi, tidak memperkenankan penggunaan standar
lain di luar SAK EMKM.
• Penilaian menggunakan historical cost.
• Beberapa pengaturan SAK ETAP tidak ada dalam SAK EMKM: asosiasi, anak
perusahaan, imbalan kerja, pihak berelasi, peristiwa setelah tanggal
pelaporan, mata uang fungsional, property investasi.
• Tidak ada pengaturan khusus untuk pengungkapan, sesuai bab 6
pengungkapan diperlukan jika informasi relevan

51
Perbedaan SAK ETAP 2

• Tidak ada pengaturan khusus kas yang dibatasi


• Aset keuangan tidak mengakui penurunan nilai kecuali jika regulasi
mengatur untuk industri tersebut. Tidak ada kapitalisasi biaya transaksi
atas aset dan liabilitas keuangan, semua biaya transaksi dibebankan
• Persediaan tidak ada cadangan penurunan nilai, persediaan diukur
sebesar harga perolehan.
• Aset tetap tidak penurunan nilai, tidak boleh dilakukan revaluasi. Tidak
ada kapitalisasi atas biaya yang dikeluarkan setelah tanggal perolehan.
• Tidak boleh kapitalisasi bunga pinjaman terkait dengan pembangunan
aset tetap sendiri.
• Penyusutan dan amortisasi tidak mempertimbangkan nilai residu dan
hanya dengan metode garis lurus dan saldo menurun

52
Perbedaan SAK ETAP 3

• Dilakukan pemisahan antara modal dan saldo laba, termasuk untuk


perusahaan perorangan / firma
• Biaya pengembangan semuanya dibebankan tidak ada yang dapat diakui
aset tak berwujud.
• Kurs valuta asing: tidak ada penilaian kembali aset dan liabilitas moneter
dalam valuta asing pada tanggal pelaporan, diukur dengan kurs pada
tanggal transaksi.
• Tidak mengakui provisi dan liabilitas kontijensi cukup diungkapkan jika
material.
• Pendapatan bunga dan dividen diakui saat diterima (basis kas)
• Konstruksi diakui sebesar jumlah yang ditagihkan.

53
ISI PENGATURAN

.
.
• Bab 1 Ruang Lingkup • Bab 10 Investasi pada Ventura
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasive Bersama

• Bab 3 Penyajian Laporan Keuangan • Bab 11 Aset Tetap
Bab 4 Laporan Posisi Keuangan • Bab 12 Aset Takberwujud

Bab 5 Laporan Laba Rugi • Bab 13 Liabilitas dan Ekuitas
• • Bab 14 Pendapatan dan Beban
• Bab 6 Catatan atas Laporan Keuangan
Bab 7 Kebijakan Akuntansi, Estimasi • Bab 15 Pajak Penghasilan

dan Kesalahan • Bab 16 Transaksi dalam Mata Uang
Asing
• Bab 8 Aset dan Liabilitas Keuangan
• Bab 17 Ketentuan Transisi
• Bab 9 Persediaan
• Bab 18 Tanggal Efektif

54
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

55
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

• SAP Berbasis Akrual  Lampiran I


LAMPIRAN I • Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
BASIS AKRUAL
PP71/2010
segera diterapkan
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP
• Berlaku paling lambat TA 2015

PP 71
Menjadi

2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual  Lampiran
II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015

56
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL
(LAMPIRAN I & II)

PSAP BASIS KAS MENUJU AKRUAL (LAMPIRAN II) BASIS AKRUAL (LAMPIRAN I)
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 - Laporan Operasional
PSAP 13 Akuntansi Badan Layanan Umum

57
Laporan Keuangan Pemerintahan
Laporan Keuangan menurut SAP Akrual
• Laporan Operasional
• Neraca
• Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL

Laporan Desa
• Laporan Realisasi Anggaran Desa
• Neraca Desa
• Catatan atas Laporan Keuangan Desa

58
KERANGKA KONSEPTUAL

59
Kerangka Konseptual

Kerangka konseptul disahkan pada tanggal 28


September 2016

Perubahan yang dilakukan

• Bab 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum


• Bab 2 Entitas Pelapor
• Bab 3 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
• Bab 4 KDPPLK (1994): Pengaturan yang Tersisa

60
Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim

BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN


• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA


• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba

61
PSAK 1

62
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih


tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum


dikeluarkan tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun


2010 : pemisahaan penghasilan komprehensif
lain dan penyajian informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada


penerapan dini.

63
Laporan Keuangan - 2013
• PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan
– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan

Karakteristik umum Identifikasi laporan keuangan


 Penyajian secara wajar dan  Laporan Posisi Keuangan
kepatuhan terhadap SAK  Laporan Laba Rugi dan
 Kelangsungan usaha Penghasilan
 Dasar akrual Komprehensif Lain
 Material dan agregasi  Laporan Perubahan
 Saling hapus Ekuitas
 Frekuensi pelaporan  Laporan Arus Kas
 Informasi komparatif  Catatan atas Laporan
 Konsistensi penyajian Keuangan

64
Tujuan Laporan Keuangan

• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
 Tujuan laporan keuangan :
– memberikan informasi mengenai:
– posisi keuangan,
– kinerja keuangan
– arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan
ekonomi.

65
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

66
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode


sebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan, kecuali
diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta
catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan
keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.

67
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK,
sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak
terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode
sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan saat
menyajikan informasi komparatif tambahan.
• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,
informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan.

68
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali,
retrospektif atau reklasifikasi

• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal


periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan komparatif
minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan
posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan;
b. akhir periode sebelumnya; dan
c. awal periode

69
Referensi : Laporan Keuangan Telkom 31 Desember 2015 70
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan


beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
• Komponen penghasilan komprehensif:
– Selisih revaluasi aset tetap
– Pengukuran kembali program imbalan pasti
– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi

71
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain

• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah


penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan
berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari
entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode
ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan
beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan

72
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan penghasilan
komprehensif lain
• Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas  perubahan
ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.
• Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
– Surplus revaluasi aset tetap  direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi
atau ketika aset dijual
– Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria  tidak
direklasifkasi.
• Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
– Keuntungan/kerugian dari available for sale  jika dijual direklasifiksai ke laba rugi
– Cash flow hedge  keuntungan/kerugian yang efektif  kontrak berakhir  L/R
– Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata uang fungsional
yang berbeda dengan induk / pusat
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi  jika dijual direklasifikasi ke laba rugi.

73
Penghasilan Komprehensif Lain
– Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai
perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi
menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
• Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
– Surplus Revaluasi 10.000
– Saldo Laba 10.000

Ref: PSAK 1

74
Penghasilan Komprehensif Lain
– Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
– Penghasilan penjualan AFS 10.000

75
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

76
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014 77


Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014 78


Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca


untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

79
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.


• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan
fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
• Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan

80
PSAK 2

81
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk


menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.

• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis


dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode

82
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E

• Mensyaratkan agar entitas menyediakan pengungkapan yang


memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan,
termasuk perubahan yang timbul dari arus kas maupun perubahan
nonkas. (44A)
• Sepanjang diperlukan untuk memenuhi persyaratan dalam paragraf
44A, entitas mengungkapkan perubahan pada liabilitas yang timbul
dari aktivitas pendanaan sebagai berikut:
a) perubahan dari arus kas pendanaan;
b) perubahan yang timbul dari perolehan atau kehilangan pengendalian
entitas anak atau bisnis lain;
c) dampak perubahan tingkat kurs valuta asing;
d) perubahan pada nilai wajar; dan
e) perubahan lainnya.

83
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E
• Liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan adalah liabilitas dimana arus kas
atau arus kas masa depan akan diklasifikasikan pada laporan arus kas sebagai
arus kas dari aktivitas pendanaan. Selain itu, persyaratan pengungkapan pada
44A juga diterapkan untuk perubahan pada aset keuangan (contoh, aset yang
melindung nilai liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan) jika arus kas, atau
arus kas masa depan, dari aset keuangan tersebut, termasuk dalam arus kas
aktivitas pendanaan. 44C.
• Satu cara untuk memenuhi persyaratan pengungkapan dalam paragraf 44A
adalah dengan menyediakan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir pada
laporan posisi keuangan untuk liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan,
termasuk perubahan yang diidentifikasikan dalam paragraf 44B. Jika entitas
mengungkapkan rekonsiliasi tersebut, maka entitas menyediakan informasi yang
memadai agar pengguna laporan keuangan mampu mengaitkan item yang
termasuk dalam rekonsiliasi dengan laporan posisi keuangan dan laporan arus
kas. 44D.

84
AMANDEMEN PSAK 2 – 44A-44E

• Jika entitas menyediakan pengungkapan yang disyaratkan oleh


paragraf 44A secara gabungan dengan pengungkapan perubahan
pada aset dan liabilitas lain, maka entitas mengungkapkan
perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan
secara terpisah dari perubahan aset dan liabilitas lain tersebut. 44E.

85
Arus Kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:


– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung

86
Laporan Arus Kas

• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara
konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi
(alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman diungkapkan
secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan akhir
kas dan setara kas.

• Pengungkapan transaksi non kas – investasi dan pendanaan

87
Ilustrasi

88
Ilustrasi

89
Ilustrasi

90
Ilustrasi

91
Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan

92
Rekonsiliasi dari Aktivitas Pendanaan
Catatan atas Laporan Keuangan

93
PSAK 3

94
Definisi

• Laporan keuangan interim merupakan laporan


keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di
Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
• Periode interim adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku
penuh.

95
Isi Laporan Keuangan Interim

• Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan


keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
• Pertimbangan  tepat waktu, biaya, pengulangan
informasi
– Informasi lebih sedikit dibanding laporan tahunan

96
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Laporan keuangan interim dapat disajikan :


– Laporan Keuangan Lengkap
– Laporan Keuangan Ringkas
• Komponen minimal laporan keuangan interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif dalam laporan terpisah atau
digabung
• Pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap catatan atas laporan
keuangan tahunan terkini, tidak perlu dibuat.
• Informasi yang material dan tidak diungkapkan di bagian manapun
dalam laporan keuangan interim diungkapkan.
• Kepatuhan terhadap SAK harus diungkapkan.
• Keputusan materialitas pengakuan dan pengungkapan didasarkan
pada data untuk periode interim.
97
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan


diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan.
• Pendapatan musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun
buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika
antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun
buku.
• Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan
dapat diantisipasi atau ditangguhkan jika hal tersebut tepat untuk
penyajian.
• Pengungkapan perubahan estimasi
• Perubahan kebijakan akuntansi  jika retroaktif harus penyajian LK
tahunan atau interim
98
LAPORAN INTERIM – PSAK 3 Penyesuaian

• Pengungkapan berikut diberikan dalam laporan keuangan


interim atau melalui referensi silang dari laporan
keuangan interim pada beberapa laporan lainnya (seperti
komentar manajemen atau laporan risiko) yang tersedia
untuk pengguna laporan keuangan dengan persyaratan
yang sama seperti laporan keuangan interim dan pada
saat yang sama.
• Jika pengguna laporan keuangan tidak memiliki akses atas
informasi yang ada pada referensi silang dengan
persyaratan yang sama dan waktu yang sama, maka
laporan keuangan interim tersebut tidak lengkap.

99
PSAK 4

100
Ketentuan LK Tersendiri
Ketentuan Penyajian Pengungkapan

• Investasi dicatat
dengan
Hanya untuk menggunakan Sebagai bagian
entitas metode biaya atau dari informasi
terkonsolidasi ekuitas (amd 2015) tambahan
• Dividen diakui saat
ditetapkan

* Metode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015

101
Penyusunan LK Tersendiri

• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku


kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas
asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.;
atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori
investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi
tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
102
Penyusunan LK Tersendiri

• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura


bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
• Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas tersebut
memilih menggunakan metode ekuitas, maka dividen
tersebut diakui sebagai pengurang jumlah tercatat
investasi.

103
PSAK 5

104
Segmen Operasi – PSAK 5

Penyusunan laporan Penyusunan laporan


keuangan didasarkan keuangan didasarkan
pada perspektif pada perspektif
kebutuhan informasi kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal oleh pihak internal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan


keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis
yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

105
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba
rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi
pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria
agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas  tambahan
segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
dalam kategori “semua segmen lain”.

106
Segmen Operasi – Penyesuaian 2015
• Informasi Umum
– Menambahkan persyaratan pengungkapan yang dibuat oleh
manajemen ketika menerapkan kriteria penggabungan segmen operasi
yang ada dalam paragraf 12, termasuk deskripsi singkat segmen
operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang telah
dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang digabungkan
memiliki karakteristik ekonomik yang serupa.
• Rekonsiliasi
– mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan
terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen dilaporkan
sesuai dengan paragraf 23.

107
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil
keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya,
menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

108
108
PSAK 7

109
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
 Mengapa perlu ??

Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut

110
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-


pihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas sifat hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi

111
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi  substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
 Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan,
personel manajemen kunci.
 Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
 anggota dari kelompok usaha sama
 Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
 Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan

112
Pihak Berelasi – Penyesuaian 2015
• Definisi:
• Menambahkan persyaratan pihak-pihak berelasi bahwa suatu entitas
berelasi dengan entitas pelapor ketika entitas, atau anggota dari
kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok
tersebut, menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas
pelapor atau kepada entitas induk dari entitas pelapor.
• Pengungkapan seluruh entitas
• Mengklarifi kasi bahwa entitas pelapor tidak perlu mengungkapkan
imbalan yang dibayarkan oleh entitas manajemen kepada pekerja atau
direktur entitas manajemen (Paragraf 17A); dan
• Mensyaratkan agar entitas pelapor mengungkapkan jumlah yang
dibayarkan kepada entitas manajemen atas jasa personil manajemen
kunci yang disediakan oleh entitas manajemen (Paragraf 18A).

113
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian.

114
114
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi

115
PSAK 13

116
Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau


keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16

117
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.

118
PSAK 13 – Penyesuaian 2015

• Mengklarifikasi bahwa PSAK 13 dan PSAK 22 saling


mempengaruhi.
• PSAK 13 dalam paragraf 14A memperjelas bahwa paragraf
07–14 membedakan antara properti investasi dan properti
yang digunakan sendiri.
• Penyusun laporan keuangan juga dapat mengacu kepada
pedoman dalam PSAK 22 apakah akuisisi properti investasi
merupakan kombinasi bisnis.

119
PSAK 13 – Penyesuaian 2015

• Pertimbangan juga diperlukan untuk menentukan apakah akuisisi properti


investasi merupakan akuisisi aset atau kelompok aset atau kombinasi
bisnis dalam ruang lingkup PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
• Untuk menentukan apakah akuisisi tersebut merupakan kombinasi bisnis,
maka entitas mengacu kepada PSAK 22: Kombinasi Bisnis. Pernyataan
dalam paragraf 07-14 terkait dengan apakah properti merupakan properti
yang digunakan sendiri atau properti investasi dan bukan untuk
menentukan apakah pengakuisisian properti merupakan kombinasi bisnis
sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22. Penentuan apakah transaksi
spesifik memenuhi definisi kombinasi bisnis sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 22 dan termasuk properti investasi sebagaimana didefinisikan
dalam Pernyataan ini mensyaratkan penerapan terpisah dari kedua
Pernyataan.

120
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)


• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
terjadinya. (loss)  impairment

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya mengharuskan


tanggal neraca. secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )

121
Ilustrasi - Investasi Properti

• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai


digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya
disewakan. Aktivitas utama entitas bukan
menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian
gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

122
Ilustrasi - Investasi Properti

• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800

• Properti Investasi 4.500


Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100

123
PSAK 15

124
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama PSAK 15

 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan


 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
 Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/-
penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan
disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan
konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan
bagian rugi yang telah diakui.

125
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas
investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode
ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat
pengecualian penerapan metode ekuitas

• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung


melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian dan entitas
serupa termasuk dana asuransi terkait investasi  dapat memilih
menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58

126
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55.
Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar
pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55,
entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan
dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode
ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.

127
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%
kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba
bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan
komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000

Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000


Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000
Pendapatan Investasi 50.000
Penghasilan komprehensif lain 10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500
Investasi Jangka Panjang 37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)

128
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan
harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum
dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan
investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS)

31 Des Kas 4.000


Investasi jangka pendek (afs) 2.000
Investasi jangka panjang 3.000
Keuntungan penjualan investasi 3.000
Penghasilan komprehensif lain 500
Penghasilan dari investasi 500

Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 2.000


Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%, nilai buku 1.000)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

129
Contoh

• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT


Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
Tahun Laba (rugi) Porsi laba (rugi) utk Nilai tercatat
PT Serbaneka PT. Aneka
2012 (10.000) (3.000) 1.000
2013 (8.000) (2.400) (1.400)
2014 4.000 1.200 (200)
2015 6.000 1.800 1.600

• Nilai tercatat investasi:


– Tahun 2012 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2013 Rp 0
– Tahun 2014 Rp 0
– Tahun 2015 Rp 1.600

130
PSAK 16

131
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK

Bunga Penurunan
Nilai Aset
Pinjaman
PSAK PSAK
26 48

Aset Tetap
PSAK PSAK – Terkait
16 PSAK
Aset tetap 58
PSAK
13 & 19 Aset Tidak Lancar Dimiliki
ISAK 25 untuk Dijual dan Operasi
PSAK 30 yang Dihentikan
ISAK 8
ISAK 16 Investasi Properti
Sewa Aset tak berwujud
Transaksi Mengandung Sewa Hak atas Tanah
Konsesi Jasa
132
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance.
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
133
PSAK 16 – Amandemen 2015

Tanaman produktif (bearer plants)


adalah tanaman hidup yang:

• digunakan dalam produksi atau penyediaan produk


agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk jangka
waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual
sebagai produk agrikultur, kecuali untuk penjualan sisa
yang insidental (incidental scrap).

134
PSAK 16 – Amandemen 2015
Tanaman produktif dicatat dengan cara yang
sama dengan aset tetap yang dikonstruksi
sendiri sebelum berada dalam lokasi dan
kondisi yang diperlukan untuk siap
digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.

Sebagai konsekuensi, acuan untuk


“konstruksi” dalam Pernyataan ini dipahami
untuk mencakup aktivitas yang diperlukan
untuk membudidayakan tanaman produktif
sebelum berada di lokasi dan kondisi yang
diperlukan untuk siap digunakan sesuai
dengan intensi manajemen.

135
PSAK 16 – Amandemen 2015

Perubahan paragraf 03, 06, dan 37 dan menambahkan paragraf 22A


dan 81L–81M.
• Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2018 secara retrospektif, sesuai dengan PSAK 25 kecuali seperti yang dijelaskan
dalam paragraf 81M.
• Penerapan dini diperkenankan. menerapkan sebelum tanggal 1 Januari 2018, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.
Pada penerapan pertama, entitas tidak diharuskan untuk
mengungkapkan informasi kuantitatif yang disyaratkan oleh PSAK 25
(paragraf 28(f)). Namun, entitas menyajikan informasi kuantitatif yang
disyaratkan setiap periode yang disajikan sebelumnya.

Entitas dapat memilih untuk mengukur aset tanaman prod8ktif pada


nilai wajarnya pada periode penyajian terawal dalam laporan
keuangan untuk periode pelaporan dimana entitas pertama kali
menerapkan Amandemen PSAK 16 dan menggunakan nilai wajar
tersebut sebagai biaya perolehan (deemed cost) pada tanggal
tersebut.
• Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar diakui dalam saldo laba awal pada
periode penyajian terawal.

136
PSAK 16 – Penyesuaian 2015

Mengklarifikasi bahwa ketika entitas


menggunakan model revaluasi, jumlah
tercatat aset disajikan kembali pada jumlah
revaluasiannya, sehingga jumlah tercatat aset
bruto dan akumulasi penyusutan
diperlakukan dengan salah satu cara berikut:

• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan revaluasi


jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya disesuaikan untuk
menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat bruto dengan jumlah tercatat
setelah memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.

137
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset


jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan
awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

138
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar


nilai wajar
kecuali:

– Tidak memiliki substansi komersial, atau Substansi Komersial


– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara Nilai wajar
andal Aset dipertukarkan

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset


yang diserahkan.

139
Dismantling Cost
Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar
80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:


Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

140
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:


Cost Model Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
Revaluation Model

141
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Cost Model
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :


Revaluation Model
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

142
Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.

143
Revaluation Model

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler


Untuk memastikan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai wajar
pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode: proporsional, atau
eliminasi.

144
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi

145
Revaluation Model
Example

Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000


Akumulasi Penyusutan 400.000*
Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

146
Revaluation Model
Example

Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000


Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000
Surplus Revaluasi 1.600.000

147
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka Revaluation Model


– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi Entire class

• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,


kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai To Equity
jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi directly
terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, Negative to
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. P/L
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum diakui dalam
laba rugi tahun berjalan.

148
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh Entitas  (partially realized)  saat
penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
149
Revaluation Model
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 4.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Aset Tetap 1.400.000


Cr – Surplus Revaluasi 1.400.000

150
Revaluation Model
Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
4.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000
Dr – Aset Tetap 1.400.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 1.000.000

151
Revaluation Model
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 600.000


Cr – Aset Tetap 600.000.

152
Revaluation Model

Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 200.000


Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 600.000

153
Revaluation Model
Contoh

Revaluation Model 1.1.2010


Dr Aset tetap 100,000
• PT. Kenanga membeli Cr Kas 100,000
mesin dengan harga
31.12.2010
100.000 pada 1 Jan 2010
dan menggunakan metode Dr Beban Penyusutan 20,000
revaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 20,000
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus Dr Akumulasi Penyusutan 20,000
5thn. Cr Aset tetap 4,000
• Pada 31 Desember 2010 Cr Surplus Revaluasi 16,000
direvaluasi sebesar 96.000 31.12.2011
• Buat jurnal untuk tahun Dr Beban Penyusutan (96K/4) 24,000
2010 dan 2011. Cr Akumulasi Penyusutan 24,000
Dr Surplus Revaluasi 4,000
Cr Saldo Laba 4,000

154
Revaluasi Pajak – Bultek 11

• Obyek pajak  selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, hanya selisih lebih
bukan Revaluasi dalam konsep penilaian kembali yang dapat beroptensi untung
atau rugi.
• Revaluasi pajak  jika menggunakan SAK ETAP dapat dicatat menurut akuntansi
karena SAK ETAP menyatakan Revaluasi aset tetap diperkenankan sepanjang
sesuai dengan ketentuan pemerintah (dalam kasus ini adalah ketentuan pajak).
• Revaluasi pajak menurut PSAK, entitas dapat memilih:
– Revaluasi untuk tujuan pajak  hasil Revaluasi tidak diakui dalam laporan keuangan, hanya
nilai pajaknya yang dicatat sebagai beban. Akan muncul pajak tangguhan.
– Revaluasi untuk tujuan pajak dan akuntansi  akan diakui dalam laporan keuangan nilai aset
dan perhitungan pajak juga mengikuti nilai yang direvaluasi. Kemungkinan hanya di awal
karena saat akuntansi direvaluasi belum tentu pajak memperkenankan  hanya untuk
tujuan akuntansi
– Revaluasi untuk tujuan akuntansi  akan diakui nilai revaluasinya di laporan keuangan
namun tidak digunakan dalam perhitungan fiskal, akan timbul pajak tangguhan.

155
Penyusutan

Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan


(depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-


review minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya
maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai
perubahan estimasi akuntansi.

156
Penyusutan

• Metode penyusutan yang digunakan:


Metode Penyusutan
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan
atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap akhir tahun
buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan sebagai
perubahan estimasi.
– Metode penyusutan yang didasarkan pada
pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas
yang meliputi penggunaan suatu aset adalah
tidak tepat - 2015

157
Penyusutan

Umur Manfaat

Seluruh faktor berikut diperhitungkan dalam menentukan umur


manfaat suatu asset:
a) Perkiraan daya pakai;
b) Perkiraan tingkat keausan fisik;
c) Keusangan teknis atau keusangan komersial.
Dimana pengurangan yang diperkirakan terjadi di masa yang akan datang
atas harga jual suatu produk yang diproduksi menggunakan suatu aset
merupakan suatu indikasinya. (2015)
d) Pembatasan hukum atau yang serupa.

158
PSAK 19

159
Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
• Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
• Model Biaya dan Model Revaluasi
• Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
• Akuisisi melalui hibah pemerintah
• Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan

160
Pengakuan dan Pengukuran
Biaya perolehan = harga beli dan segala
1. Perolehan terpisah biaya yang dapat dikaitkan secara langsung

2. Akuisisi sebagai bagian dari


kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3. Pengakuisisian dengan hibah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
pemerintah nominalnya
Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
4. Pertukaran aset komersial (nilai tercatat aset yang dilepas)

5. Goodwill yang dihasilkan internal Tidak boleh diakui sebagai aset


(tidak dapat teridentifikasi)

6. Aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal

161
Aset Tidak Berwujud - Internal

• Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap:
1. Tahap Riset, dan
2. Tahap Pengembangan

Riset adalah penelitian orisinal Pengembangan adalah penerapan temuan


dan terencana yang riset atau pengetahuan lainnya pada
dilaksanakan dengan harapan suatu rencana atau rancangan produksi
memperoleh pembaruan bahan baku, alat, produk, proses, sistem,
pengetahuan dan atau jasa yang sifatnya baru atau yang
pemahaman teknis atas ilmu mengalami perbaikan substansial,
yang baru sebelum dimulainya produksi komersial
atau pemakaian

162
ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan

• Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan,


diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset
tersebut

163
Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3

Riset Pengembangan 1 Pengembangan 2


1.000 8.000 400

Dibebankan dan tidak Dikapitalisasi sebagai aset


dapat disajikan tidak berwujud = biaya
kembali perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai


Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap
digunakan
164
PSAK 19 – Penyesuaian 2015

Mengklarifikasi bahwa ketika entitas


menggunakan model revaluasi, jumlah
tercatat aset disajikan kembali pada jumlah
revaluasiannya, sehingga jumlah tercatat aset
bruto dan akumulasi penyusutan
diperlakukan dengan salah satu cara berikut:

• Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan revaluasi


jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya disesuaikan untuk
menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat bruto dengan jumlah tercatat
setelah memperhitungkan akumulasi rugi penurunan nilai; atau
• Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.

165
PSAK 24

166
Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Imbalan Paska
Pesangon Jangka Panjang
Jangka Pendek Kerja
Lainnya

ImbalanJangka Bagi hasil Kontribusi Manfaat


Pendek atau Pasti Pasti
Absen Bonus

Diterapkan oleh pemberi kerja dalam Past service Current


pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang cost Service Cost
diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi
Berbasis Saham.

167
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan
dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi komparabilitas 
opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik
yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan pasti
yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
• Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek
• Pesangon
• Perubahan penting lainnya

168
Perubahan Signifikan
PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013

Melalui OCI
Melalui
Koridor Peng
Laba Rugi
akua
n
keun
tung
Pengakuan
keuntungan dan
an
kerugian dan
Aktuaria keru
gian
Aktu
Mel
aria
aui
OCI

169
Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Jangka Pendek

Diakui saat
pekerja telah Liabilitas jangka pendek sebagai:
memberi jasa
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain


membolehkan sbg biaya perolehan

Boleh diakumulasi  diakui pada saat


Cuti berimbalan pekerja memberikan jasa
jangka pendek
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
170
Ilustrasi
• PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015,
karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10
hari kerja.
• JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
• JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
Beban cuti berimbalan 320.000.000 (80x4)x1.000.000)
Utang gaji 320.000.000

171
Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

1 Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif


sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

2 Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak


mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.

172
Bonus

PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan


keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan
bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk
direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.

Dibuat jurnal penyesuaian


Beban bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar

173
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat
diakumulasikan cuti tahunan.
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan
harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan.
• Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi manfaat
jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya dalam
waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh karyawan.

174
Pengungkapan

Imbalan kerja jangka pendek untuk manajemen


kunci sesuai dengan PSAK 7

Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah gaji


yang diterima oleh manajemen kunci  direksi dan
komisaris

175
Imbalan Pascakerja

Elemen dari Proses Pensiun

Dana
Entitas Pensiun Pekerja
Kontribusi Manfaat
(Pembayaran)

Investasi

176
Imbalan Pascakerja

Tunjangan
purnakarya
Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja
lain

Iuran pasti
bergantung pada
Program imbalan substansi
pascakerja ekonomis dari
Imbalan pasti setiap program

177
Definisi

Program iuran pasti entitas membayar kpd pengelola dana,


tidak ada kewajiban entitas untuk membayar iuran lebih lanjut
jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa

 Program imbalan pasti program imbalan pascakerja yang


bukan merupakan program iuran pasti.

178
Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER PENSION FUND EMPLOYEE


CONTRIBUTIONS BENEFIT

Defined
Contribution DEFINED VOLATILE
Plans
RISK LIMIT

Defined
VOLATILE DEFINED
Benefit Plans
RISK LIMIT

179
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran Pengungkapan

• jumlah yang diakui


Diakui sebagai beban sebagai beban
untuk program
iuran pasti.
Diakui liabilitas (beban terakru) • Informasi program
setelah dikurangi dengan iuran telah iuran pasti untuk
dibayar atau aset (pembayaran personel
dimuka jika terdapat kelebihan). manajemen kunci

Jika iuran tidak jatuh tempo


seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto

180
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk
memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi demografi
dan keuangan.
• Dana diakumulasikan dalam Aset Program
• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang
diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari yang
diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL

181
Program Manfaat Pasti
Faktor-faktor:

Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu Nilai Kini Kewajiban
• Biaya Bunga Imbalan Pasti (NKKIP)
• Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga
• Iuran pensiun oleh perushaan
Nilai Wajar Aset Program
• Penarikan uang pensiun dr Dapen
(NWAP)
• Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)

182
Laporan Posisi Keuangan

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)


+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/- Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)


+/- Penghasilan komprehensif lain  pendapatan
atau kerugian

183
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Cuti berimbalan jangka panjang

Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka


panjang lain

Imbalan cacat permanen

Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan


setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya
Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan
sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa
diberikan

184
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Diakui sebagai liabilitas total nilai neto dari jumlah:

• Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir


periode pelaporan
• Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program
pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain
kewajiban yang harus dilunasi secara langsung

185
Amandemen 2015

• Atribusi Iuran dari Pekerja atau Pihak Ketiga (Paragraf 93)


– Menetapkan bahwa atribusi iuran dari pekerja atau pihak ketiga
bergantung pada apakah jumlah iuran ditentukan berdasarkan
jumlah tahun jasa.
– Jika jumlah iuran bergantung pada jumlah tahun jasa, maka
iuran diatribusikan pada periode jasa dengan menggunakan
metode atribusi yang sama dengan yang disyaratkan oleh
paragraf 70 untuk imbalan bruto.
– Jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa,
maka iuran tersebut diakui sebagai pengurang biaya jasa dalam
periode ketika jasa terkait diberikan oleh pekerja.

186
Amandemen 2015

187
Penyesuaian 2016 - diskonto

• Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan pasca


kerja (baik yang didanai maupun tidak) ditentukan dengan mengacu pada
imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi pada
akhir periode pelaporan.
• Untuk mata uang yang tidak memiliki pasar yang aktif dan stabil bagi
obligasi korporasi berkualitas tinggi tersebut, maka digunakan imbal hasil
pasar (pada akhir periode pelaporan) atas obligasi pemerintah yang
didenominasi dalam mata uang tersebut.
• Mata uang dan jangka waktu dari obligasi korporasi maupun obligasi
pemerintah konsisten dengan mata uang danestimasi jangka waktu
kewajiban imbalan pasca kerja.

188
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:


Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000

189
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Penghasilan Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000

Kerugian
*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000 sehingga
kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program
pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000

190 190
Jurnal
Beban pensiun 30.000
Penghasilan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000
Liabilitas 28.000

Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun 28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban 250.000
Aset Program 222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000

191
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1 22.000
Biaya Jasa Kini 34.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 26.000
Imbalan 20.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500
Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600

192
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO


Penghasilan Kewajiban
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Aset Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(13.900) (2.900) (279.500) 276.600

193
Jurnal

Beban pensiun 36.800


Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000
Penghasilan Komprehensif Lain 35.900

Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun 2.900
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain 13.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)

194
PSAK 46

195
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46

• Beban pajak adalah jumlah dari :


– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan
pajak penghasilan
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto, kecuali
secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak dan induk)
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas

196
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan

197
Definisi

• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Pajak >


penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode Laba Akuntansi
masa depan sebagai akibat adanya: Net Aset fiskal >
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; Net Aset Akuntansi

b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan


c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
Laba Pajak <
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Akuntansi
penghasilan terutang pada periode masa depan
Net Aset fiskal <
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena Net Aset Akuntansi
pajak.

198
Pengakuan pajak kini

• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui


sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai
aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya
diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
199
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak  ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba
menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di
masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.

200
200
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi
atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas untuk
tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

201
Definisi

• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang


(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat
aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
– Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah kena
pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan
jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
– Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada
periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.

202
DPP - konsolidasi

• Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan


temporer ditentukan dengan membandingkan nilai
tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
• Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi,
dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi.
• Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk
pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak
diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat
SPT konsolidasi.

203
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui
sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai
aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya
diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
204
Pajak kini

• Pajak kini = semua pajak terutang atas


penghasilan yang diakui perusahaan pada periode
tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas
laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan

205
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum
Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)

• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak


belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan
apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan
akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
– Otoritas pajak yang sama
– Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
– Rugi karena kasus tidak berulang
– Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan

206
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui

• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali


aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa
depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa
depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak
diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan

207
Perlakuan Pajak Penghasilan Final

• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan)


merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak atas
penghasilan bukan atas pendapatan.
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk ruang
lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban pajak
penghasilan  basic conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas
pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai beban
pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban.
• Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena
terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak
merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang dikenakan
atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung dengan cara
berbeda. – (opini)

208
Amandemen 2016

• Eksistensi perbedaan temporer


– menglarifikasi bahwa perbedaan temporer dapat
dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset instrumen
utang yang diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut
lebih kecil dari dasar pengenaan pajaknya, tanpa
mempertimbangkan apakah entitas memperkirakan untuk
memulihkan jumlah tercatat instrumen utang melalui
penjualan atau penggunaan, misalnya dengan memiliki dan
menerima arus kas kontraktual, atau gabungan keduanya.

209
Amandemen 2016

• Penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan


– menglarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena pajak akan
tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat
dimanfaatkan, maka penilaian perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak.
– Jika peraturan pajak membatasi sumber laba kena pajak yang dapat
dikurangkan pada saat pembalikan perbedaan temporer dapat
dikurangkan, maka perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dinilai secara gabungan hanya dengan perbedaan temporer lainnya
yang sesuai.

210
Amandemen 2016

• Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap laba kena pajak masa


depan (Paragraf 29(a(i)))
– Paragraf 29(a(i)) dalam ED Amandemen PSAK 46 mensyaratkan bahwa
pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak tangguhan
dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan.
• Pemulihan aset yang melebihi jumlah tercatatnya (Paragraf 29A)
– Paragraf 29A dalam ED Amandemen PSAK 46 menglarifikasi bahwa
estimasi kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup
pemulihan beberapa aset yang melebihi jumlah tercatatnya jika terdapat
bukti yang memadai bahwa kemungkinan besar entitas akan mencapai hal
tersebut.

211
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan


beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

212
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Laporan Keuangan 2011 2012 2013 Total

Pendapatan 260.000 260.000 260.000 780.000


Beban 120.000 120.000 120.000 360.000
Laba sebelum pajak 140.000 140.000 140.000 420.000

Pajak Penghasilan (25%) 35.000 35.000 35.000 105.000

Laporan Pajak 2011 2012 2013 Total

Penghasilan 200.000 300.000 280.000 780.000


Beban yang boleh dikurangkan 120.000 120.000 120.000 360.000
Penghasilan kena pajak 80.000 180.000 160.000 420.000

Pajak terutang (25%) 20.000 45.000 40.000 105.000

213
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Perbandingan 2011 2012 2013 Total

Laporan Keuangan (PSAK) 35.000 35.000 35.000 105.000


Pajak Terutang (Fiskal) 20.000 45.000 40.000 105.000
Difference 15.000 (10.000) (5.000) 0

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan


Tahun Laporan yang diperlkan
2011 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000

2013 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000


Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000

214
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar


3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.

215
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013 Aset Pajak Liabilitas Pajak
Tangguhan Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000

Aset pajak tangguhan 250.000


Liabilitas pajak tangguhan 200.000
Utang pajak penghasilan 900.000

216
ILUSTRASI – kerugian fiskal

• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan


kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

  20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000
Beban pajak kini - - - 500
Beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 750
tangguhan
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250
Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750

217
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500

218
PSAK 50

219
Instrumen Keuangan 50,55,60

Instrumen Keuangan

IAS 32 IAS 39 IFRS 7

PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60


• Definisi dan klasifikasi • Definisi, klasifikasi dan  Pengungkapan
• Pemisahan liabilitas keuangan reklasifikasi instrumen keuangan
dan ekuitas • Pengakuan dan dan risiko
• Akuntansi untuk instrumen penghapusan
keuangan majemuk. • Pengukuran setelah
• Akuntansi untuk penarikan pengakuan awal
saham dan saham treasury • Akuntansi untuk derivarif
• Saling hapus atas aset dan untuk diperdagangkan dan
liablitas hedging.

220
Klasifikasi Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan


setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kontrak diselesaikan
Instrumen ekuitas
Kas Hak kontraktual dengan instrumen
entitas lain
ekuitas entitas

Liabilitas keuangan

kontrak yang diselesaikan dengan


Kewajiban kontraktual
instrumen ekuitas entitas

Ekuitas

Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya

221
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan ►Kewajiban Keuangan
 Kas  Kewajiban kontraktual:
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan • untuk menyerahkan kas atau aset
entitas lain
keuangan lain kepada entitas lain;
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset atau
keuangan lainnya dari entitas lain; • untuk mempertukarkan aset
atau keuangan atau kewajiban keuangan
• untuk mempertukarkan aset dengan entitas lain dengan kondisi
keuangan dengan entitas lain yang berpotensi tidak
dengan kondisi berpotensi untung; menguntungkan entitas;
atau  kontrak yang akan atau mungkin
 Kontrak yang akan diselesaikan diselesaikan dengan menggunakan
dengan penerbitan instrumen ekuitas
instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas
• nonderivatif entitas dan merupakan suatu:
• derivatif • non derivatif; atau
• derivatif

222
Ketentuan Umum Penyajian

• Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

223
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan


instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan
instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut
mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut
diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,,
atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

224
Saham Treasuri

• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya,


maka instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari
ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh
entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang
dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di ekuitas.

225
PSAK 55

226
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan

Aset Liabilitas Instrumen Instrumen Instrumen


Keuangan Keuangan Ekuitas Derivatif Lindung Nilai

Aset Keuangan
yang diukur pada Liabilitas Instrumen Derivatif Atas Nilai Wajar
nilai wajar Keuangan yang Ekuitas Biasa Biasa
melalui laporan diukur pada nilai
laba rugi wajar melalui
Investas dimiliki laporan laba rugi Instrumen Derivatif Atas Arus Kas
hingga jatuh Ekuitas Melekat
tempo Majemuk
Kewajiban Atas Investasi
Pinjaman Lainnya Neto pada
diberikan dan Operasi Luar
Instrumen
Piutang Negeri
Ekuitas
Aset keuangan Sinstesis
tersedia untuk
dijual

227
PSAK 55
• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:
 Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
• Pengukuran aset keuangan
• Nilai wajar
• Biaya diamortisasi
• Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan,
berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas risk and
reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga
penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki
adalah harga permintaan (asking price).
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan, utang
ditentukan lebih dahulu.

228
PSAK 55 -
– Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

 Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan


penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
 Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
 Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
 Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara
kolektif.
 Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. Untuk
AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
 Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain
untuk tujuan hedging

229
Pengukuran Awal

Aset dan Kewajiban Keuangan

Diukur pada nilai wajar Tidak diukur pada nilai


melalui laba rugi wajar melalui laba rugi

Nilai wajar Nilai wajar ditambah Biaya


Transaksi

(biaya transaksi expense) (biaya transaksi dikapitalisasi)

230
Pengukuran Selanjutnya
  Biaya Keuntung Bunga Penuruna Pembalika
 Klasifikasi Neraca Transaksi an atau dan n Nilai n
Kerugian Dividen Penuruna
Nilai n Nilai
Wajar
Nilai wajar Dibebankan Laba atau Laba atau By default By default
FVTPL rugi rugi 

HTM  Biaya  Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi


  Diamortisasi           

Biaya Dikapitalisasi    
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan        
Piutang  

231
Pengukuran Selanjutnya
  Laporan Keuntungan Bunga Penurunan Pemulihan
 Klasifikasi Jenis / Biaya Posisi atau dan Nilai Penurunan
Transaksi Keuangan Kerugian Dividen Nilai
Nilai Wajar

Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi   komprehensif
  lain*
Ekuitas/ Nilai wajar  Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
  lain*  lain 
AFS
Ekuitas: Harga - Laba Rugi Laba Rugi -
Tidak dapat perolehan    
diukur secara      
andal/  
Dikapitalisasi

* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

232
Transfer / Reklasifikasi

Loans &
Receivable HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.

Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE

AFS
FVTPL

233
Suku bunga efektif

• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset


dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa
mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga
yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon

234
Ilustrasi Provisi

Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan.


Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun
dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A
membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang
diberikan

Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000


dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 576.000

235
Ilustrasi Provisi 1

Tidak ada provisi 600,000


    Pembayaran PV
8% 1 48,000 44,444
  2 48,000 41,152
  3 48,000 38,104 • Tingkat suku bunga efektif
  3 600,000 476,299 lebih besar karena nilai
      600,000 uang yang diberikan lebih
kecil.
• Perusahaan tetap akan
Dengan provisi 4% 576,000 memperoleh pembayaran
    Pembayaran PV bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif
9.59708% 1 48,000 43,797
dihitung sebesar
  2 48,000 39,962 9,59708%.
  3 48,000 36,462
  3 600,000 455,779
      576,000

236
Ilustrasi Provisi… Lanjutan

Piutang 576.000
Kas 576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)
 
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi
biaya transaksi
Kas 48.000
Pinjaman yang diberikan 7.279
Pendapatan bunga 55.279

Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif

237
Penurunan Nilai – Konsep Umum

Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat


bukti objektif penurunan nilai

Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai

Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan

238
Impairment of Financial Assets
Measured at Amortized Cost

Test for impairment for


Financial Assets

Individually Significant Not Individually Significant

Individually Individually Collectively

Fail Pass Fail Pass

Collectively tested with


similar credit risk

239
PSAK 60

240
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan


informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)

241
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis

Sumber : LK Pertamina 2012 242


Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko

• Risiko keuangan
– Risiko usaha  kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah
– Risiko keuangan 
• Risiko pasar  risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis sensitivitas
• Risiko kredit  umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal
– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan
untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan
datang.
• Nilai wajar
Sumber : LK Pertamina 2012

243
Ilustrasi – Analisis Sensitivitas

Sumber : LK Pertamina 2013


244
Ilustrasi – Risiko kredit

Sumber : LK Pertamina 2013


245
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai Wajar
• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai
berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat
diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau
secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi
(informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

Sumber : LK Pertamina 2013


246
PSAK 65

247
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65

 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki
 Kekuasaan atas invesste
 Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee
 Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk
mempengaruhi imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa

248
Kehilangan pengendalian – entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.

Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
tercatat Nilai wajar investasi
tersisa

Reklasifikasi ke Keuntungan/ Kerugian


Saldo Laba dlm LR

249
Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak
yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak
suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)

• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain
(masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang
masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐
masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan.

250
Contoh

• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki
kekuasaan atas BBB

• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki
kekuasaan atas BBB?

251
Contoh Kehilangan Pengendalian

• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)


• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130

Investasi pada Barata (aset keuangan) 130


Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak)500
Keuntungan 380
Keuntungan =
85%  750 - 85% x 500 = 325
15%  130 – 15%x 500 = 55
Total 380

252
Contoh tidak Kehilangan Pengendalian

• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)


• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500

Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400
Keuntungan (ekuitas) 100

253
PSAK 66

254
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki
pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:
 Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
 Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau
lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian
atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas
relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang
berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :
 operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
 Ventura bersama  investasi, metode ekuitas

255
Perubahan Standar

256
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama

257
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait


dengan kepentingannya dalam operasi bersama:

• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki bersama


• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama.
• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari
operasi bersama;
• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama;
dan
• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara
bersama-sama.

258
Contoh - Konstruksi

• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk
pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak
dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan
kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan
pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah
penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang
akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak
dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan
dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para
pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap
liabilitas entitas.

259
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan
dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang
ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B
menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar
‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada
pemerintah atas nama para pihak.

260
Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah
(yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para
pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak
dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki
hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang
dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian
mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas
setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada
pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masing-
masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang
dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.

261
PSAK 67

262
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
 Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat
dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian
bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
 Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
 Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki
dalam aktivitas & arus kas
 Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko;
konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak keuangan
dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
 Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat
dan perubahan risiko

263
PSAK 68

264
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS  menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in
an orderly transaction between market participants at the measurement
date.”
IFRS 13 para 9

265
Assets

CM or RM
RM
CM or Nil

Cost
M RV

Cost Nil
FV N

CM
e or
m C

or
so of

PP&E Intangible

Co

FV
t
r

s
we

st
Inv
Co

M
Inventory
Lo

Property
Assets
Etc Financial
Va ue
r Defined Biological val
io

M
Va us i r

FV
r io FV pl
Benefit assets Fa
us

or
an lue
PUC p assets le Fair va to

C
lan ob ss s ts

Am
& arb
itrary
ligatio
n less co
FV pl ru l e s sell
a
PUC p n assets l lue
Fair va to
la n o ess
s ts
arbitr bligation & less co
ary ru sell
le s

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org 266
Hirarki Fair Value 267

Apakah ada harga kuotasian


Yes dalam pasar aktif untuk aset
No
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Gunakan nilai wajar Apakah ada input selain


pengukuran dengan Level 1 harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Harus digunakan tanpa
penyesuaian No
Yes

Gunakan input selain Gunakan input yang


Harga kuotasian yang bukan berdasarkan
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar dapat diobservasi baik harga pasar yang
dan informasi publik lainnya secara langsung atau tidak dapat diobservasi.

Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, langsung, pengukuan ‡ Level 3
proyeksi), harus disesuaikan jika Level 2
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda 267
267
PSAK 69

268
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan


panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk
agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset biologis
milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan
dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang menghasilan
produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya melalui proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen) merupakan
aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

269
Tujuan dan ruang Lingkup

• Ruang Lingkup mencakup:


a. Aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
b. Produk agrikultur pada titik panen; dan
c. Hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.
• Tidak diterapkan
a. Tanah terkait dengan aktivitas agrikultur
b. Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur
c. hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
d. aset takberwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultur
Persediaan setelah agrikultur dipanen, misal setelah diolah 
PSAK 14 Persediaan

270
Hasil Transformasi Biologis

perubahan aset melalui


• (i) pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau perbaikan
kualitas hewan atau tanaman),
• (ii) degenerasi (penurunan kuantitas atau penurunan kualitas
hewan atau tanaman), atau
• (iii) prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman
• hidup tambahan); atau
produksi produk pertanian seperti
getah karet, daun teh, wol, dan susu.

271
Pengakuan

Entitas mengakui aset biologis atau produk


agrikultur, jika da hanya jika

entitas mengendalikan aset biologis sebagai


akibat dari peristiwa masa lalu;

besar kemungkinan manfaat ekonomik masa


depan yang terkait dengan aset biologis
tersebut akan mengalir ke entitas; dan

nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis


dapat diukur secara andal.

272
Pengukuran
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal
dan pada setiap akhir periode pelaporan pada
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual,
kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam
paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat
diukur secara andal. nilai wajar atau biaya
perolehan aset biologis dapat diukur secara
andal.

Produk agrikultur yang dipanen dari aset


biologis milik entitas diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Pengukuran seperti ini merupakan biaya pada
tanggal tersebut ketika menerapkan PSAK 14:
Persediaan atau Pernyataan lain yang berlaku.

273
is
pa
Ke
da
unt
nil
un
ai
ga
Keuntungan dan Kerugian
wa
n
jar
ata
dik
u
ura
ker
ngi
ugi
bia
an
ya
ya laba rugi
unt pada
ng
uk
tim
me periode
bul
nju dimana
pa
al
da keuntungan
da atau
saa
n
dart kerugian
pei tersebut
ng
per terjadi.
ak
ub
ua
ah
n
an
aw
nil
al
ai
pro
wa
du
jar
k
dik
agr 274
Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Andal

• Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal.
• Asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset
biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan alternatif
pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan.
• Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
• Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal, entitas
mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual.
• Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria sebagai dimiliki untuk
dijual, maka diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.

275
Pengungkapan

Keuntungan atau kerugian yang timbul selama


periode: pengakuan awal aset biologis dan produk
agrikultur, dan dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual aset biologis.

Entitas mendeskripsikan setiap kelompok aset


biologis.

Jika tidak diungkapkan dalam informasi yang


dipublikasikan dengan laporan keuangan, maka
entitas mendeskripsikan:
• sifat aktivitasnya yang melibatkan setiap kelompok aset biologis; dan
• ukuran atau estimasi nonkeuangan dari kuantitas spesifik:
• setiap kelompok aset biologis milik entitas pada akhir periode; dan
• keluaran produk agrikultur selama periode tersebut.
276
Pengungkapan

keberadaan dan jumlah tercatat aset biologis yang


kepemilikannya dibatasi, dan jumlah tercatat aset
biologis yang dijaminkan untuk liabilitas;

jumlah komitmen untuk pengembangan atau akuisisi


aset biologis; dan

strategi manajemen risiko keuangan yang terkait


dengan aktivitas agrikultur.

277
Pengungkapan

Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan


jumlah tercatat aset biologis antara awal dan
akhir periode berjalan.

• keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual;
• kenaikan karena pembelian;
• penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis yang diklasifi
kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
• penurunan karena panen;
• kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis;
• selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke mata
uang penyajian yang berbeda, dan penjabaran dari kegiatan usaha luar
negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor; dan
• perubahan lain. 278
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal

deskripsi dari aset biologis tersebut;

penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar


tidak dapat diukur secara andal;

jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai


wajar kemungkinan besar berada;

metode penyusutan yang digunakan;

umur manfaat atau tarif penyusutan yang


digunakan; dan

jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan


(digabungkan dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
279
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal

keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan


aset biologis tersebut dan rekonsiliasi yang
mengungkapkan jumlah berikut dalam laba rugi
terkait dengan aset biologis tersebut:

• kerugian penurunan nilai;


• pembalikan rugi penurunan nilai; dan
• penyusutan.

menjadi dapat diukur secara andalselama periode


berjalan, maka entitas mengungkapkan:

• deskripsi dari aset biologis tersebut;


• penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur secara andal; dan
• dampak dari perubahan tersebut.

280
Contoh

Entitas memiliki aset pohon jati yang mulai ditanam


pada 2 Januari 2018 dengan nilai 300juta. Pada 31
Desember nilai wajarnya 320 juta.

• 2 Januari
• Aset biologi 300
• Kas 300
• 31 Desember
• Aset biologi 20
• Pendapatan perubahan nilai aset biologi 20.

281
Contoh

Entitas memiliki pohon sawit yang telah berbuah pada


tanggal 31 Desember 2018. Buah sawit yang masih di
pohon nilainya pada tanggal tersebut 500juta sedangkan
buah sawit yang telah dipanen nilainya 930 (nilai jual
dikurangi biaya penjualan. Pada tanggal 5 Januari buah
sawit yang sudah dipanen dijual dengan harga 990, dan
buah yang masih dipohon dipanen pada tanggal 25 Januari
dan dijual pada tanggal tersebut dengan harga 850. Biaya
marketing 60 dan 50 atas dua penjualan tersebut.

• Piutang 990
• Penjualan 990
• Piutang 850
• Penjualan 850
• Pendapatan 2019 = penjualan 990 – Pendapatan yang telah diakui sebelumnya 930.
Biaya marketing 60, maka tidak ada Pendapatan pada tahun 2019 atas aset yang telah
dipanen ini.
• Untuk buah yang belum dipanen, Pendapatan 850-500-50=300juta

282
Contoh

Entitas memiliki pohon sawit yang telah berbuah pada


tanggal 31 Desember 2018. Buah sawit yang masih di
pohon nilainya pada tanggal tersebut 500juta sedangkan
buah sawit yang telah dipanen nilainya 930 (nilai jual
dikurangi biaya penjualan. Pada tanggal 5 Januari buah
sawit yang sudah dipanen dijual dengan harga 990, dan
buah yang masih dipohon dipanen pada tanggal 25
Januari dan dijual pada tanggal tersebut dengan harga
850.

• Aset biologi 500


• Pendapatan dari kenaikan nilai 500
• Persediaan 930
• Pendapatan dari panen 930
• Jurnal balik
• Pendapatan dari kenaikan nilai 500
• Aset biologi 500
• Pendapatan dari panen 930
• Persediaan 930
• Kas 1.840
• Penjualan 1.840
283
PSAK 70

284
Ringkasan PSAK 70

Pencatatan awal atas aset atau liabilitas dari


Pengampunan Pajak
• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku,  mengakui aset atau liabilitas tax
amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya,
sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.

• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas sebesar
jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak 
tambahan modal disetor.

Untuk pengukuran berikutnya:

• Mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran yang telah
dilakukan.

• Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam
tambahan modal disetor.

285
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

ENTITAS MEMILIH KEBIJAKAN AKUNTANSI:

Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau


liabilitas tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK yang ada. Jika
mengikuti standar akuntansi yang berlaku akan digunakan PSAK 25
koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga akan dilakukan
koreksi atas saldo laba.

Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan


liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.

Untuk pengukuran berikutnya juga diberikan dua opsi yaitu


mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan
pengukuran yang telah dilakukan. Jika dilakukan pengukuran kembali
maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam tambahan modal
disetor.

286
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Tujuan perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas


yang timbul dari pengampunan pajak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK


dan SAK ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan (Bab 9.3 SAK ETAP)
 koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali (restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas
sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan
Pajak. 287
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika tidak
memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan
Pengukuran pada Pengakuan Awal

• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi


• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan liabilitas TA,
sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset dan selisihnya diakui di
tambahan modaldisetor
Biaya tebusan beban pada tahun berjalan (Surat
keterangan dikeluarkan)

288
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Penyesuaian

• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax amnesty
dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset lancar atau
tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Pengungkapan

• Tanggal surat keterangan


• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan

289
Contoh 1

• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan


aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material
maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui sebagai
komponen laba rugi.

290
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar
3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015
(misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba.
Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
291
Contoh 3

• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan
120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan
kembali dan dilakukan reklasifikasi.

292
ED PSAK 71

293
Ringkasan Perubahan
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2019
Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen
keuangan.
• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan
Menggunakan klasifikasi bolehlosses
expected jika terjadi
dalamperubahan bisnis model
perhitungan
penurunan nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi hedging

294
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi

295
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
per 1 Januari 2016 yang efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan: klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai,
dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB,
ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi
lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga
memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk
macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen terhadap PSAK lain.

Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi


• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2019. Penerapan dini diperkenankan.

296
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran

Klasifikasi dan Pengukuran


• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan intensi
manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan hingga jatuh
tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis
model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan model
bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan
tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset keuangan
dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas kontraktual dan
untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan
disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya perolehan
diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan bukan
merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat
penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).

297
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging

Penurunan Nilai
• ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.

Akuntansi Lindung Nilai


• ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.

298
ED PSAK 72

299
PSAK 72

• PSAK 72 merupakan adopsi atas Revenue from contracts with


customers effective 2018, kecuali:
– Item terkait dengan IFRS 16 Leases (karena belum diadopsi)  hak
penggunaan aset
– Tanggal efektif dan penarikan standar yang telah ada
• Standar ini bersifat principles based
• Standar komprehensif karena mengatur semua jenis
Pendapatan yang terkait dengan kontrak pelanggan sehingga
menghilangkan standar yang lain.

300
PSAK yang Digantikan
PSAK 23: Pendapatan

PSAK 34: Kontrak Konstruksi,

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,

ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan

PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan


Real Estate.

301
PSAK 72
Standar

Lampiran A - Daftar Istilah

Lampiran B – Pedoman Penerapan

Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan


Transasi

Contoh Ilustratif

Lampiran D – Penyesuaian terhadap


Pernyataan Lain

302
PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak, identifikasi dan
penyelesaian kewajiban
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya incremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan penurunan nilai
Penyajian

Pengungkapan

303
Pokok Perubahan

Pengakuan
• Indentifikasi kontrak
• Kombinasi kontrak
• Modifikasi kontrak
• Identifikasi kewajiban pelaksanaan
• Penyelesaian kewajiban pelaksanaan
Pengukuran

• Menentukan harga transfer


• Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan

Penyajian dan Pengungkapan

304
Tahapan dalam Pengakuan
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
;

Mengindentifikasi kewajiban pelaksanaan;

Menentukan harga transaksi;

Mengalokasikan harga transaksi terhadap


kewajiban pelaksanaan;
Mengakui pendapatan ketika (pada saat)
entitas telah menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan.

305
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 306
306

Anda mungkin juga menyukai