Anda di halaman 1dari 23

Dr. Lego Karjoko, SH,MH.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id 1
lkarjoko63@yahoo.co.id
1. UUPA: Ps. 7,17, 10
2. UU No. 56 Prp Th.1960
3. UU No. 2 Th. 1960
4. PP No. 224 Th. 1961

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 2
 Pengertian land reform dalam UUPA meliputi
pengertian yang luas atau disebut Agrarian Reform,
yang meliputi 5 program :
1. pembaharuan hk. Agraria
2. penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial
atas tanah
3. mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur
4. perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah
serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dgn
penguasaan tanah Land reform dlm arti sempit
5. perencanaan persediaan dan peruntukan bumi, air, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya serta
penggunaannya secara terencana sesuai daya dukung dan
kemampuannya

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 3
1. pembatasan luas maks. Penguasaan tanah
2. larangan pemilikan tanah sec. Absentee
3. redistribusi tanah
4. pengembalian dan penebusan tanah pertanian
yang digadaikan
5. pengaturan kembali perjanjian bagi hasil
6. penetapan luas min. pemilikan tanah pertanian

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 4
 Dasar penetapan : Keluarga,yaitu suami, istri, serta
anak-anaknya yang belum kawin dan menjadi
tanggungannya dan jumlahnya 7 orang.
 Seorang yang dalam penghidupannya merupakan
satu keluarga, bersama-sama hanya diperbolehkan
menguasai tanah pertanian, baik miliknya sendiri
atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya sendiri
bersama kepunyaan orang lain, yang jumlah luasnya
tidak melebihi maksimum dlm daftar di bawah.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 5
 Bagi keluarga yang jumlahnya lebih dari 7 orang,
maka luas maks. Utk setiap angg. Keluarga
selebihnya dari 7 ditambah 10%, paling banyak 50%.
Jumlah tanah pertanian yang dikuasai seluruh
anggota keluarga tidak boleh lebih dari 20 ha.
 Apabila menguasai sawah dan tanah kering, maka
untuk menghitung luas maksimum tsb luas sawah
dijumlahkan dengan luas tanah kering, dengan
menilai :
› Tanah kering = Sawah + 30 % utk daerah tdk padat
› Tanah kering = Sawah + 20% utk daerah padat

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 6
Penduduk/km2 Golongan Sawah atau Tanah kering
daerah Ha Ha

S/d 50 Tdk padat 15 20

51 s/d 250 Kurang 10 12


padat
251 s/d 400 Cukup padat 7,5 9

401 ke atas Sangat 5 6


padat

lkarjoko63@yahoo.co.id legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id 7
 Dilarang pemilikan tanah pertanian oleh orang yang
bertempat tinggal di luar kecamatan tempat letak
tanahnya, kecuali pemilik yang bertempat tinggal di
kec. Yang berbatasan dgn kec. Letak tanah, asal
jaraknya masih memungkinkan utk mengerjakan
tanah secara efisien.
 Tujuan larangan absentee agar hasil yang diperoleh
dari pengusahaan tanah sebagian besar dapat
dinikmati oleh masyarakat desa tempat letak tanah.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 8
 Menurut PP 224 Th. 1961, tanah yang akan
dibagikan (obyek redistribusi tanah):
1. tanah kelebihan dari batas maks.
2. tanah yang diambil pemerintah karena pemiliknya
bertempat tinggal diluar daerah
3. tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah
beralih kepada negara
4. tanah-tanah lain yang dikuasai negara

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 9
 Subyek land reform yang akan mendapat tanah dengan
status hak milik mengikuti urutan prioritas sebagai
berikut :
1. Penggarap yang mengerjakan tanah ybs.
2. Buruh tani tetap pada bekas pemilik, yang mengerjakan
tanah ybs,
3. Pekerja tetap pada bekas pemilik tanah ybs.
4. Penggarap yang belum sampai tiga tahun mengerjakan
tanah ybs
5. Penggarap yang mengerjakan tanah hak milik.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 10
› Barang siapa menguasai tanah dengan hak gadai sudah
berlaku 7 tahun/lebih wajib mengembalikan tanahnya
kepada pemiliknya tanpa menuntut uang tebusan.
› Terhadap hak gadai yang belum berlangsung 7 tahun,
maka pemilik tanah dapat meminta kembali setiap waktu
tanahnya setelah selesai dipanen dengan membayar uang
tebusan yang dihitung menurut rumus :

(7 + ½) – waktu berlangsungnya gadai


X uang gadai
7

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 11
 Penggarap :
Orang tani yang tanah garapannya, yang dengan
perjanjian bagi hasil, tidak lebih dari 3 ha, kecuali
dengan izin menteri dan badan hukum dengan izin
menteri.
 Bentuk perjanjian :
Dibuat secara tertulis dihadapan kepala desa dan
disaksikan oleh dua orang,masing-masing dari pihak
pemilik dan penggarap. Kemudian disahkan oleh
camat.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 12
 Jangka Waktu :
› Untuk sawah, min. 3 tahun dan utk tanah kering min. 5 th.
› perjanjian bagi hasil tdk terputus oleh pemindahan HM
› jika penggarap meninggal, perjanjian bagi hasil
diteruskan ahli warisnya
› pemutusan perjanjian bagi hasil sebelum berakhirnya
jangja waktu, apabila :
1. persetujuan kedua belah pihak dan setelah dilaporkan kepada
kepala desa
2. dengan izin kepala desa atas tuntutan pemilik apabila penggarap
tdk melaksanakan isi perjanjian.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 13
› Pembagian hasil tanah ditetapkan oleh bupati, dgn
memperhatikan jenis tanaman, keadaan tanah,
kepadatan penduduk, zakat, faktor ekonomi, dan
adat
› larangan pemberian uang/barang kepada pemilik
(sromo)
› PBB dibayar oleh pemilik
› Setelah berakhirnya perjanjian bagi hasil, penggarap
mengembalikan tanah kepada pemilik dalam
keadaan baik.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 14
 Petani sekeluarga memiliki tanah pertanian min.
2 ha
 Larangan memecah tanah pertanian menjadi
kurang 2 ha.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 15
40.0

35.0

30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
Jaw a Luar Jaw a Jaw a+Luar Jaw a

0.0 30.7 20.2 23.1


0.01- 0.25 36.3 21.2 25.4
0.26- 0.50 17.8 11.7 13.3
0.51- 1.00 9.8 16.2 14.4
1.01- 2.00 4.3 18.9 14.9
2.01- 5.00 1.2 9.8 7.4
5.01- 10.00 0.0 1.7 1.2
10.01-20.00 0.0 0.3 0.2
>20.00 0.0 0.1 0.1

40.0

35.0

30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
Jaw a Luar Jaw a Jaw a+Luar Jaw a

0.0 30.7 20.2 23.1


0.01- 0.25 36.3 21.2 25.4
0.26- 0.50 17.8 11.7 13.3
0.51- 1.00 9.8 16.2 14.4
1.01- 2.00 4.3 18.9 14.9
2.01- 5.00 1.2 9.8 7.4
5.01- 10.00 0.0 1.7 1.2
10.01-20.00 0.0 0.3 0.2
>20.00 0.0 0.1 0.1

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 16
 Luas min 2 ha bertujuan untuk supaya petani dan
keluarganya dapat mencapai taraf penghidupan yang
layak dan mencegah supaya tidak terjadi fragmentasi
tanah pertanian (pemecahan) lebih lanjut

 Pasal 9 ayat (1) UULR yang menyatakan


pemindahan hak atas tanah pertanian, kecuali
pembagian warisan, dilarang apabila pemindahan
hak itu mengakibatkan timbulnya atau
berlangsungnya pemilikan tanah yang luasnya
kurang dari dua hektar

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 17
 Dua terminologi frgamentasi:
› fragmentasi lahan (land fragmentation)
› fragmentasi kepemilikan lahan (land holding
fragmnetation).
 Dilihat dari urutan sebab akibatnya, fragmentasi
lahan umumnya terjadi akibat adanya fragmentasi
kepemilikan lahan tersebut.
 Fragmentasi kepemilikan disebabkan oleh adanya
proses transfer kepemilikan baik karena sistem
warisan ataupun karena proses transaksi jual beli.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 18
80.0
72.8
70.0
58.5
60.0 53.6
50.0
39.6
40.0 36.1

30.0 25.9

20.0

10.0 6.8 5.4


1.2
0.0
JAWA LUAR JAWA JAWA + LUAR JAWA

WARISAN MEMBELI LAINNYA

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 19
 Fragmentasi lahan pertanian seperti pisau bermata
dua:
› kerugian karena fragmentasi itu sendiri
› kerugian sector pertanian yang lebih besar jika fragmentasi
diikuti oleh konversi penggunaan lahan dari pertanian ke
non pertanian.
 Yang terjadi secara intensif adalah fragmentasi lahan
yang diikuti oleh konversi lahan.
 Oleh karena itu, pembahasan mengenai fragmentasi
lahan pertanian tidak bisa dipisahkan dari diskusi
tentang konversi lahan pertanian (two sides at the
same coin).

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 20
 Selama periode Agustus 1999-Agustus 2002 terjadi
pengurangan lahan sawah yang cukup besar di
Indonesia yaitu 563.159 hektar atau rata-rata
187.720 hektar per tahun
 Kalau setiap hektar lahan sawah bisa menghasilkan
4.5 ton GKG. Berarti kita kehilangan produksi padi
sebesar 2.5 juta ton. Sekitar 5 persen dari total
produksi padi ditingkat nasional.

legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id lkarjoko63@yahoo.co.id 21
Lainnya LP Bukan
Perkantoran
17% Sawah
9%
40%

Industri
5%
Perumahan
29%

Rata-rata Konversi Lahan Sawah: 187.720 ha per tahun


450000
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
Jawa Luar Jawa

LP Bukan Sawah Perumahan Industri Perkantoran Lainnya

lkarjoko63@yahoo.co.id legokarjoko.staff.hukum.uns.ac.id 23

Anda mungkin juga menyukai