Anda di halaman 1dari 139

Materi Kuliah

MANAJEMEN KEUANGAN
Oleh
Mudasetia
Deskripsi Mata Kuliah
 Sumber daya diperlukan untuk menjalankan aktivitas,
agar penggunaan sumber daya cost effective, maka
diperlukan manajemen keuangan yang benar dan
profesional.
 Mata kuliah ini membahas tiga fungsi utama dalam
manajemen sumber daya, yaitu: (1) manajemen
pendanaan (2) manajemen investasi dan (3) manajemen
assets
 Manajemen pendanaan (financing) berkaitan dengan
bagaimana memperoleh dana. Manajemen investasi
berkaitan dengan bagaimana menggunakan dana.
Manajemen assets berkaitan dengan bagaimana
mengelola setiap asset yang dimiliki.
Materi
1. Konsep-Konsep Dasar Manajemen Keuangan
2. Pengukuran Kinerja Keuangan
3. Investasi Aktiva Keuangan
4. Risiko dan Return Investasi
5. Capital Budgeting
6. Manajemen modal kerja
7. Struktur Modal
8. Pendanaan Campuran: saham preferen, sewa guna usaha
dan konvertibel
9. Kebijakan dividen
10. Merger, Akuisisi Dan Reorganisasi
11. Manajemen Keuangan MNC
12. Manajemen Keuangan Organisasi Nir Laba
Referensi
 Richard A Brealey dan Stewart C. Myers, Principles
Of Corporate Finance, The Mc Graw-Hill
Companies Inc
 Lawrence J.Gitman, Principles Of Managerial
Finance, Addison Wesley Publishing Company
 Brigham Dan Houston, Principles Of Management
Finance, South Western Publishing Company
 Suad Husnan, Manajemen Keuangan- Teori Dan
Penerapan, BPFE UGM Yogyakarta
 Agus Sartono, Manajemen Keuangan – Teori Dan
Aplikasi, BPFE UGM, Yogyakarta
BAB 1
KONSEP-KONSEP DASAR
MANAJEMEN KEUANGAN
Kasus
 General Electric (93) melaporkan laba $350 jt, sebenarnya rugi
$100 jt  problem public relation
 Baby-superstore (96) kesalahan pelaporan $300 jt  harga
saham anjlok
 Aple Technical (97) terancam bangkrut karena kesalahan dalam
investasi
 Lippo (2002) penjualan asset underpriced, harga saham turun
dari Rp540 menjadi Rp25, CAR turun dari 24% menjadi 4,38%
 Merpati (2002) bangkrut karena terlilit hutang $33,27 jt
 Garuda (2003) sistem reward yang tidak terrencana, Asosiasi
Pilot Garuda mogok dan menuntut kenaikan gaji 39%
 PT Dirgantara Indonesia (2007) bangkrut dan hutangnya 200
milyar
 Japan Airlines (2009) mengalami kesulitan keuangan dan
terancam bangkrut
Kasus…
 Century Bank (2009) merger 3 bank, prosedur merger tidak
dijalankan, setelah merger kesulitan keuangan dan
memerlukan dana talangan
 Chrysler (2009) perusahaan otomotif terbesar AS bangkrut,
terlilit hutang 6,9 milyar USD
 Mandala Airlines (2011) kesulitan keuangan dan hutangnya
800 milyar dinyatakan bangkrut
 Hutang Indonesia (2011) senilai 65,22 Milyar USD senilai
600 an trilyun
 Sebagian besar kasus (dalam maupun luar negri) yang
mengarah pada kebangkrutan sebagai akibat manajemen
keuangan yang kurang baik
URGENSI Manajemen Keuangan
 Mengapa setiap organisasi (profit atau nir-laba,
termasuk keluarga) memerlukan manajemen keuangan
yang baik?
 Dana untuk menjalankan kegiatan operasional bersumber
dari internal (laba ditahan) dan sumber keuangan
eksternal
 Arus dana dalam organisasi (profit – nir laba) harus
dimanage secara baik – agar EFISIEN
 Organisasi harus mendapatkan dana secara tepat (keputusan
pendanaan) dana yang diperoleh harus dialokasikan secara tepat
pula (keputusan investasi), asset yang dimiliki harus dimanage
secara tepat (manajemen asset)
Definisi Manajemen Keuangan
 Aktivitas pemilik dan manajemen untuk
memperoleh sumber modal yang murah dan
menggunakannya secara efektif dan efisien
untuk menghasilkan laba
 Aktivitasnya meliputi:
 Aktivitas pembiayaan – financing activities
 Aktivitas investasi – investment activities
 Aktivitas operasi – operation activities
Tugas Manajer Keuangan
 Tugas pokok manajer keuangan:
 Merencanakan perolehan dana dan menggunakan dana tersebut untuk
memaksimumkan NILAI PERUSAHAAN
 4 Aspek kegiatan manajer keuangan
 Bersama manajer lain menyusun perencanaan dan perkiraan
keuangan
 Keputusan investasi dan pembiayaannya serta segala aspek yang terkait
– berdampak pada laju pertumbuhan penjualan
 Bekerja sama dengan manajer lain menciptakan efisiensi
aktivitas operasional
 Menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar
modal
Tujuan Manajemen Keuangan
 Tujuan normatif MEMAKSIMUMKAN
NILAI PERUSAHAAN = ECONOMIC
PROFIT (jumlah kekayaan yang bisa
dikonsumsi tanpa membuat pemilik kekayaan
menjadi lebih miskin)
 Perusahaan tidak go public – harga yang
akan dibayar oleh calon pembeli jika
perusahaan dijual
 Perusahaan go public – harga saham
Tujuan MK…
 MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN –
identik dengan ECONOMIC PROFIT – Net Operating
Profit After Tax (NOPAT) > Cost Of Capital
 Perusahaan tidak go public – harga yang akan dibayar oleh
calon pembeli jika perusahaan dijual
 Perusahaan go public – harga saham
 Dengan modal $1.000, cost of capital 10% setahun,
laba operasi $150, tax 20%, nilai perusahaan:
 Modal +[{Laba operasi (1-tax) – (cost of capital x
modal)}: COC]
 1.000 + [{150 x (1-0,2) – (0,10 x 1000)} : 0,10] =
1.200
Mengukur Prestasi Manajer
Keuangan
 Manajemen keuangan dalam struktur organisasi
perusahaan
 Direktur keuangan (Chief Financial Officer)
bertanggungjawab pada Direktur Utama atas
perumusan kebijakan keuangan
 Fungsi keuangan dipisahkan dalam dua
jabatan (1) bendaharawan- treasurer dan (2)
controller –accounting
 Bendaharawan  perolehan (akuisisi) dana
dan pengamanannya. Controller  planning,
reporting dan controlling
Pengukuran Kinerja Manajemen
Keuangan

Kendala: Keputusan: ARUS KAS


•Antitrust •Lini produk
•Keamanan produk •Ukuran perusahaan
•Hubungan kerja •Penggunaan hutang
•Pengendalian •Likuiditas
•Dsb •Dsb NILAI
PERUSAHAAN
(Harga Pasar
Saham)
Faktor
lainnya Risiko
INFORMASI KEUANGAN
 Financial statement merupakan informasi tentang kinerja
keuangan masa lalu. Informasi ini dapat digunakan untuk
penetapan kebijakan di masa yang akan datang
 Proses penyajian informasi keuangan harus mengacu pada
standar akuntansi yang berlaku (GAAP- di Indonesia SAK)
 Informasi keuangan terdiri dari:
 Neraca – laporan posisi keuangan
 Laporan rugi/laba
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
Finance- Accounting
 Finance fokus ke cash flow, Accounting fokus ke laba. Cash
flow menggunakan cash basis sedangkan accounting
menggunakan accrual basis
 Accounting dalam pengambilan keputusan didasarkan pada
data finansial, sedangkan Finance berdasarkan data finansial
dan risk serta return
 Accounting (accrual basis)
 Sales – revenue $100.000
 Expenses ( 80.000)
 Net profit $ 20.000
 Finance (cash basis)
 Cash in flow $ 0
 Cash out flow ( 80.000)
 Net cash flow ($80.000)
Mengapa Laba Bukan Ukuran
Value
 Timing – laba tidak mempertimbangkan nilai waktu uang –
semakin cepat cash inflow diterima, semakin
menguntungkan untuk dipilih
 Tidak mencerminkan cash flow- pemegang saham menerima
cash flow dalam bentuk dividen atau capital gains. EPS
tinggi belum tentu meningkatkan dividen atau harga saham.
EPS tinggi yang diikuti cash flow tinggi yang akan
meningkatkan harga saham
 Laba tidak mencerminkan risiko- klaim pengadilan ke
perusahaan akan menurunkan harga saham, bukan karena cash
flow turun tetapi karena risiko lebih besar
LINGKUNGAN KEUANGAN
 Lingkungan dimana para manajer
keuangan menjalankan fungsinya:
 Pasar keuangan (financial market)

 Lembaga keuangan (financial


institutions)
 Instrumen keuangan (financial
instrument)- uang, saham dan hutang
Pandangan Tradisional vs Modern

TRADISIONAL MODERN
(bank) (market)

Dana diperoleh dengan Dana diperoleh dengan


Meminjam ke bank Jual-beli sekuritas
Pandangan Tradisional (Bank)-
Pandangan Modern (Market)

Perusahaan Memerlukan Dana

Pinjam Dana Menerbitkan


saham

Bank Pasar Modal

Pinjam Saham/Obl
Beli SB

Masyarakat Kelebihan Dana


Fungsi Bank- Market
 Fungsi bank dan pasar modal sebagai
INTERMEDIARY – mengapa perlu mediator
 Perusahaan yang memerlukan dana
jumlahnya sedikit, namun jumlah kebutuhan
dananya besar dan dalam jangka panjang
 Masyarakat yang memiliki kelebihan dana
jumlahnya banyak, namun dalam jumlah
sedikit dan jangka pendek
Bank- Based Economy VS Market-
Based Economy
 Kondisi Bank Di Indonesia Sebelum Deregulasi
 Perbankan dipengaruhi oleh kepentingan politik penguasa
 Fungsi bank sebelum deregulasi
 Memobilisasi dana dari investor untuk perusahaan besar
milik pemerintah dan swasta
 Memberikan jasa keuangan pada perusahaan besar
 Mengadministrasi anggaran pemerintah untuk membiayai
kegiatan pemerintah
 Menyalurkan dana untuk proyek pada sektor-sektor yang
dikembangkan pemerintah
 Perbankkan secara tegas tidak diarahkan untuk memobilisasi
dana masyarakat dan mengembangkan perekonomian rakyat
Kondisi Perbankan Sebelum
Deregulasi
 Tidak ada UU yang mengatur perbankkan
 Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) diberikan pada bank-
bank tertentu untuk tujuan ekspansi
 Bank banyak menanggung program pemerintah
 Instrumen pasar uang terbatas
 Jumlah bank swasta relatif sedikit, bank baru yang muncul
sedikit
 Persaingan antar bank tidak ketat
 Posisi tawar-menawar bank lebih kuat daripada nasabah
 Prosedur berhubungan dengan bank cukup rumit
 Bank bukan alternatif utama bagi masyarakat untuk menyimpan
dan meminjam dana
 Mobilisasi dana lewat perbankan relatif rendah
Deregulasi Sektor Riil-Moneter
 Yang cukup terkenal Pakto 88 (paket 27 Oktober 88),
antara lain:
 Kemudahan dalam pembukaan kantor bank
 Kemudahan pendirian bank swasta (bank umum modal
disetor minimal Rp10 milyar dan BPR minimal Rp50 juta
 Namun ternyata tidak efektif- krisis moneter 1997
banyak bank terlikuidasi
 Kenyataan ini membuktikan bahwa pasar modal
menjadi alternatif yang menarik untuk berinvestasi-
Pasar modal sebagai dasar ekonomi (MARKET
BASED ECONOMY)
Dampak Agency Theory Terhadap
Manajemen Keuangan
 Teori tentang hubungan antara principal
(pemegang saham) dan agen (manajemen)
yang menciptakan konflik potensial
 Manajer (agen) mempunyai tujuan pribadi
yang bersaing dengan tujuan para pemegang
saham (principal)
 Hubungan agensi meliputi:
 Antara pemegang saham (shareholders) dan manajemen
 Antara pemegang saham (diwakili manajer) dengan
pemberi pinjaman (bondholders atau pemegang obligasi)
Pemegang Saham VS Manaje
 Agency problem muncul jika manajemen tidak
memiliki saham mayoritas perusahaan
 Untuk menjamin bahwa manajemen berkerja untuk
kepentingan pemegang saham- harus menanggung
agency cost
 Biaya untuk memonitor aktivitas manajemen
 Biaya untuk pengembangan struktur organisasi yang
meminimalkan penyimpangan manajemen
 Opportunity cost karena manajer tidak dapat segera
mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham
Meminimalkan Conflict Of Interest
(Pemegang Saham- Manajemen)
 Kompensasi manajerial yang dapat mengarahkan
manajer pada tujuan pemegang saham
 Gaji yang memenuhi living cost
 Bonus akhir tahun atas dasar laba
 Opsi saham seperti executive stock options
 Intervensi langsung pemegang saham –
khususnya investor lembaga seperti perusahaan
asuransi atau dana pensiun
 Ancaman PHK
 Ancaman pengambil-alihan jika kinerjanya buruk
Pemegang Saham VS Kreditor
 Konflik muncul jika
 Manajemen mengambil proyek yang resikonya lebih
besar dari perkiraan kreditor
 Manajemen meningkatkan jumlah uang hingga
mencapai tingkatan lebih tinggi dari perkiraan kreditor
 Suku bunga ditetapkan oleh kreditor atas dasar:
 Risiko terhadap aktiva perusahaan
 Harapan yang terkait dengan penambahan risiko
penambahan aktiva masa depan
 Struktur modal perusahaan saat ini
 Harapan yang berkaitan dengan struktur modal masa
depan
Pemegang Saham Versus
Kreditor
 Manajemen mengambil proyek besar yang lebih
beresiko dibanding yang diantisipasi kreditor-
jika:
 Proyek berhasil, keuntungan pada pemegang
saham, pengembalian kreditor tetap pada
risiko yang rendah
 Jika gagal, kreditor akan menanggung
kerugian
 Sebagai agen dari pemegang saham, maupun
kreditor, manajer harus bertindak adil untuk
kepentingan kedua pemilik sekuritas tersebut
Meminimalkan Agency Cost
 Meningkatkan kepemilikan saham para manajer
dan membangun goal congruence antara
pemegang saham dan manajer
 Menambah jumlah deviden – penambahan
modal ekuitas eksternal – manajer akan diawasi
oleh pasar bursa, komisi sekuritas, para bankker
investasi dan penyedia modal baru
 Menggunakan pendanaan dari hutang
PENILAIAN
KINERJA KEUANGAN

 BAB-2
Tujuan Analisis Bisnis

Evaluate Prospects Evaluate Risks

Business Decision Makers


•Equity investors
•Creditors
•Managers
•Merger and Acquisition Analysts
•External Auditors
•Directors
•Regulators
•Employees & Unions
•Lawyers
Contoh: Analisis Prospek- Risiko
Kodak Co.
 Bagaimana prospek bisnis? Apa pasar dapat tumbuh? Apa
kekuatan dan kelemahan? Apa langkah strategis untuk
menghadapi peluang dan ancaman?
 Bagaimana kinerja laba saat ini? Bagaimana potensi laba? Apa
pemicu profitabilitas?
 Bagaimana kondisi keuangan? Bagaimana risiko dan
kompensasi yang digambarkan dalam struktur modal?
Bagaimana fleksibilitas keuangan?
 Bagaimana kondisi kodak jika dibandingkan dengan pesaing
(domestik/ global), apakah kinerjanya di atas atau di bawah
industri?
 Berapa harga yang wajar untuk saham Kodak?
 Bagaimana likuiditas, solvensi dan profitabilitas Kodak?
Sumber Informasi Untuk
Business Analysis
Quantitative Qualitative
• Financial Statements • Management Discussion
& Analysis
• Industry Statistics • Vision/Mission
• Economic Indicators Statement
• Regulatory reports • Financial Press
• Trade reports
• Press Releases
• Web sites
Business
Environment &
Strategy Analysis

Industry Strategy
Analysis Analysis

Financial
Analysis

Accounting Analysis Prospective


of Sources Analysis
Analysis &Uses of Risk
Profitability
Funds Analysis
Analysis

Cost of Capital Estimate Intrinsic Value


Accounting Analysis
Process mengevaluasi sejauhmana
financial statements mencerminkan
economic reality

Comparability problems — Perusahaan yang


Berbeda menerapkan akuntansi berbeda untuk
Transaksi yang sama
Manager estimation error
Accounting
Distortion problems Earnings management Risk

Distortion of business
Financial Analysis
Penggunaan laporan keuangan untuk
menganalisis posisi dan kinerja keuangan
current dan future

Profitability analysis — Evaluate return


on investments Common tools

Risk analysis ——— Evaluate kemampuan


memenuhi komitmen Ratio Cash
analysis flow
Analysis of — Analisis sumber dan analysis
cash flows penggunaan dana
Management’s Discussion and
Analysis (Kodak Co)
 Kami akan terus berinvestasi dalam R&D sebagai
jalur kritis kesuksesan keuangan, menghasilkan
produk pencitraan yang inovatif dan berfokus pada
customer, sistem dan jasa. Kami akan terus bekerja
untuk meningkatkan posisi saham pada seluruh bisnis
kami, kami akan terus memperhatikan penuh biaya
(low cost), dan mencapai cash flow maksimal. Kami
akan meningkatkan reputasi kami dalam hal quality
seluruh proses, sehingga mencapai target pasar $225
milyar
Business Activities
Planning
Investing Activities Financial
Activities Activities

Operating Activities
Revenues and expenses untuk menghasilkan
goods and services
Kinerja Keuangan
 Hasil kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam
satuan unit moneter
 Proses pengukuran kinerja:
 Pengukuran kinerja keuangan periode berjalan
 Membandingkan kinerja periode berjalan dengan kinerja
masa lalu, kinerja anggaran dan kinerja industri
 Analisis selisih antara kinerja periode sekarang dengan
kinerja pembanding (masa lalu, anggaran dan industri)
 Hasil perbandingan – VARIANCE – dianalisis –
menguntungkan atau tidak menguntungkan
 Hasil analisis sebagai dasar melakukan tindakan korektif
(continuous improvement)
 Kinerja baik jika melebihi kinerja rata-rata industri
Financial Statements Reflect Business Activities
Planning
Investing Financing
Current: Operating Current:
• Cash
• Notes Payable
• Sales
• Accounts Receivable • Cost of Goods Sold
• Accounts Payable
• Inventories • Selling Expense
• Salaries Payable
• Marketable Securities • Administrative Expense
• Income Tax Payable
Noncurrent: • Interest Expense
Noncurrent:
• Land, Buildings, & • Income Tax Expense
• Bonds Payable
Equipment
• Common Stock
• Patents Net Income • Retained Earnings
• Investments
Liabilities & Equity
Income statement
Assets Cash Flow Balance Sheet

Balance Sheet Statement of Statement of


Cash Flows Shareholders’ Equity
Financial Statements

• Balance Sheet - Neraca


• Income Statement- Laporan
Rugi-Laba
• Statement of Shareholders’
Equity – Laporan
Perubahan Ekuitas
• Statement of Cash Flows –
Laporan Arus Kas
• Catatan Atas Laporan
Keuangan
Changes
within the firm
Industry Consumer
trends tastes

Technological
changes
Economic
factors

Analysts should look beyond


the ratios.
Changes
within the firm
Industry Consumer
trends tastes

Technological
changes
Economic
factors

Analysts should look beyond


the ratios.
 Dollar and percentage
changes on statements
Analytical
techniques used to  Common-size
examine statements
relationships among
financial statement
items  Ratios
Ratio Analysis

Tujuan : Mengevaluasi hubungan antara dua atau lebih


item laporan keuangan
Output: Ekspresi matematis mengenai hubungan
antara dua atau lebih item laporan keuangan
Faktor: Yang mempengaruhi rasio faktor industri,
kebijakan manajemen serta metode akuntansi
harus dipertimbangkan analis. Disamping itu
rasio harus diinterpretasikan secara hati-hati,
karena faktor yang mempengaruhi pembilang
dapat berkorelasi dengan faktor yang
mempengaruhi penyebut
Area Analisis Kinerja Keuangan
 Analisis kredit (risiko)
 Analisis likuiditas – mengevaluasi kemampuan memenuhi
kewajiban jangka pendek
 Analisis struktur modal dan solvabilitas – untuk menilai kemampuan
memenuhi kewajiban jangka panjang
 Analisis profitabilitas
 Tingkat kembalian atas investasi – menilai kompensasi keuangan
pada penyedia dana (pemegang saham dan kreditor)
 Kinerja operasi – menilai marjin laba dari aktivitas operasi
 Pemanfaatan aktiva – menilai efektifitas dan intensitas aktiva dalam
menghasilkan pendapatan (turnover)
 Analisis ekuitas dan penilaian – mengestimasi nilai intrinsik perusahaan
(saham)
 Analisis arus kas – untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana,
peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas
Analisis Likuiditas
 Likuiditas menjadi perhatian manajemen, sebab terkait
dengan kemampuan perusahaan mempertahankan operasi
jangka pendek
 Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan
dari kreditor, pemasok, bahkan dari karyawan
 Cara memperbaiki likuditas antara lain:
 Suntikan modal dari pemilik
 Pelepasan fixed asset
 Mengubah utang jangka pendek menjadi hutang jangka
panjang – risikonya biaya modal bertambah
 Mengubah hutang jangka pendek menjadi modal sendiri
– ditukar dengan saham
Peramalan Keuangan
 Menggunakan siklus arus kas (kas aktivitas bisnis) untuk
memprediksi kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas
masa depan – net cash flow
 Pola pembiayaan – pembiayaan untuk modal kerja dan aktiva
tetap harus tepat
 Modal kerja permanen dibiayai dari utang jangka panjang
dan modal sendiri dan modal kerja musiman dari utang
usaha, utang bank jangka pendek atau utang wesel
 Aktiva tetap – utang jangka panjang atau modal sendiri –
mempertimbangkan umur ekonomis aktiva
 Pertumbuhan modal kerja harus tetap dijaga dalam jangka
panjang
 Kelebihan modal kerja (kas) diinvestasikan secara tepat
Changes
within the firm
Industry Consumer
trends tastes

Technological
changes
Economic
factors

Analysts should look beyond


the ratios.
 Dollar and percentage
changes on statements
Analytical
techniques used to  Common-size
examine statements
relationships among
financial statement
items  Ratios
Common-Size Statements
Common-size
statements use
percentages to express
the relationship of
individual components to
a total within a single
period. This is also
known as vertical
analysis.
analysis
Common-Size Statements
Example
Let’s take another look at the information from
the comparative income statements of Clover
Corporation for 2004 and 2003.
This time let’s prepare common-size statements.
CLOVER CORPORATION
Comparative Income Statements
For the Years Ended December 31
Common-Size
Percentages
2004 2003 2004 2003
Net sales $ 520,000 $ 480,000 100.0 100.0
Cost of goods sold 360,000 315,000
Gross margin 160,000 165,000 Net sales is
Operating expenses 128,600 126,000 usually the
Net operating income 31,400 39,000 base and is
Interest expense 6,400 7,000 expressed
Net income before taxes 25,000 32,000
as 100%.
Less income taxes (30%) 7,500 9,600
Net income $ 17,500 $ 22,400
CLOVER CORPORATION
Comparative Income Statements
For the Years Ended December 31
Common-Size
Percentages
2004 2003 2004 2003
Net sales $ 520,000 $ 480,000 100.0 100.0
Cost of goods sold 360,000 315,000 69.2 65.6
Gross margin 160,000 165,000
Operating expenses 128,600 126,000
2004 Cost
Net operating ÷ 2004 Sales
income 31,400× 100%
39,000
( $360,000
Interest expense ÷ $520,000 ) × 100%
6,400 7,000= 69.2%
Net income before taxes 25,000 32,000
2003(30%)
Less income taxes Cost ÷ 2003
7,500 Sales × 100%
9,600
Net income ( $315,000 $ ÷17,500$480,000 ) × 100% = 65.6%
$ 22,400
CLOVER CORPORATION
Comparative Income Statements
For the Years Ended December 31
Common-Size
Percentages
2004 2003 2004 2003
Net sales $ 520,000 $ 480,000 100.0 100.0
Cost of goods sold 360,000 315,000 69.2 65.6
Gross margin 160,000 165,000 30.8 34.4
Operating expenses 128,600 126,000 24.8 26.2
Net operating income 31,400 39,000 6.0 8.2
Interest expense 6,400 7,000 1.2 1.5
Net income before taxes 25,000 32,000 4.8 6.7
Less income taxes (30%) 7,500 9,600 1.4 2.0
Net income $ 17,500 $ 22,400 3.4 4.7

What conclusions can we draw?


Horizontal Analysis
Horizontal analysis shows the changes between years
in the financial data in both RP and percentage
form.

RP
CLOVER CORPORATION
Comparative Balance Sheets
December 31

Increase (Decrease)
2004 2003 Amount %
Assets
Current assets:
Cash $ 12,000 $ 23,500
Accounts receivable, net 60,000 40,000
Inventory 80,000 100,000
Prepaid expenses 3,000 1,200
Total current assets 155,000 164,700
Property and equipment:
Land 40,000 40,000
Buildings and equipment, net 120,000 85,000
Total property and equipment 160,000 125,000
Total assets $ 315,000 $ 289,700
Horizontal Analysis
Calculating Change in Dollar Amounts

Dollar Current Year Base Year


= –
Change Figure Figure

The dollar
amounts for
2003 become
the “base” year
figures.
Horizontal Analysis
Calculating Change as a Percentage

Percentage Dollar Change


Change
=
Base Year Figure × 100%
CLOVER CORPORATION
Comparative Balance Sheets
December 31

Increase (Decrease)
2004 2003 Amount %
Assets
Current assets:
Cash $ 12,000 $ 23,500 $ (11,500) (48.9)
Accounts receivable, net 60,000 40,000
Inventory 80,000 100,000
Prepaid expenses 3,000 1,200
Total current assets $12,000 –155,000
$23,500164,700
= $(11,500)
Property and equipment:
Land 40,000 40,000
($11,500
Buildings and equipment, net ÷ $23,500)
120,000 × 100% = 48.9%
85,000
Total property and equipment 160,000 125,000
Total assets $ 315,000 $ 289,700
CLOVER CORPORATION
Comparative Balance Sheets
December 31

Increase (Decrease)
2004 2003 Amount %
Assets
Current assets:
Cash $ 12,000 $ 23,500 $ (11,500) (48.9)
Accounts receivable, net 60,000 40,000 20,000 50.0
Inventory 80,000 100,000 (20,000) (20.0)
Prepaid expenses 3,000 1,200 1,800 150.0
Total current assets 155,000 164,700 (9,700) (5.9)
Property and equipment:
Land 40,000 40,000 - 0.0
Buildings and equipment, net 120,000 85,000 35,000 41.2
Total property and equipment 160,000 125,000 35,000 28.0
Total assets $ 315,000 $ 289,700 $ 25,300 8.7
Trend = Current Year Amount
Percentage Base Year Amount
× 100%
Trend Analysis
Example
Look at the income information for Berry Products
for the years 2000 through 2004. We will do a
trend analysis on these amounts to see what we
can learn about the company.
Trend Analysis
Berry Products
Income Information
For the Years Ended December 31
Year
Item 2004 2003 2002 2001 2000
Sales $ 400,000 $ 355,000 $ 320,000 $ 290,000 $ 275,000
Cost of goods sold 285,000 250,000 225,000 198,000 190,000
Gross margin 115,000 105,000 95,000 92,000 85,000

The base
year is 2000, and its amounts
will equal 100%.
Trend Analysis
Berry Products
Income Information
For the Years Ended December 31
Year
Item 2004 2003 2002 2001 2000
Sales 105% 100%
Cost of goods sold 104% 100%
Gross margin 108% 100%

2001 Amount ÷ 2000 Amount × 100%


( $290,000 ÷ $275,000 ) × 100% = 105%
( $198,000 ÷ $190,000 ) × 100% = 104%
( $ 92,000 ÷ $ 85,000 ) × 100% = 108%
Trend Analysis
Berry Products
Income Information
For the Years Ended December 31
Year
Item 2004 2003 2002 2001 2000
Sales 145% 129% 116% 105% 100%
Cost of goods sold 150% 132% 118% 104% 100%
Gross margin 135% 124% 112% 108% 100%

By analyzing the trends for Berry Products, we


can see that cost of goods sold is increasing
faster than sales, which is slowing the increase
in gross margin.
INVESTASI
PADA AKTIVA KEUANGAN
Bab-3
INVESTASI
PADA AKTIVA KEUANGAN

 TUJUAN

 Mendapatkan penghasilan yang lebih


baik di masa mendatang –
Meningkatkan Return
 Mengurangi tekanan inflasi –
penurunan daya beli- Menekan Risk
 Tax Saving
Pertimbangan Dalam
INVESTMENT DECISION
 EXPECTED RETURN - tingkat return
yang diantisipasi investor di masa datang
(kompensasi atas opportunity cost dan
risiko penurunan daya beli akibat
pengaruh inflasi).
 RISK – kemungkinan aktual return
berbeda dengan expected return.
PROSES KEPUTUSAN
INVESTASI.
1. Penentuan tujuan investasi.
2. Penentuan kebijakan investasi.
- Alokasi assets.
- Batasan jumlah dana, pajak dan biaya pelaporan.
3. Pemilihan Strategi PORTOFOLIO.
4. Pemilihan asset: (1) efek pasar uang (2) efek hutang
atau (3) efek saham.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portfolio.
TIPE-TIPE INVESTASI KEUANGAN

1. INVESTASI LANGSUNG.
1. Membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual
belikan di pasar uang, pasar modal dan pasar
turunan
2. Membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual
belikan
2. INVESTASI TIDAK LANGSUNG –
membeli aktiva keuangan dari perusahaan
investasi.
MACAM-MACAM INVESTASI
LANGSUNG
1. INVESTASI LANGSUNG YANG TIDAK DAPAT
DIPERJUAL BELIKAN.
- TABUNGAN.
- DEPOSITO.
2. INVESTASI LANGSUNG YANG DAPAT DIPERJUAL
BELIKAN.
A. DI PASAR UANG (SBI, Commercial Paper, Call Money)
B. DI PASAR MODAL.( Saham, Obligasi, Reksadana)
3. INVESTASI LANGSUNG DI PASAR TURUNAN.
A. OPSI, Waran
B. FUTURE CONTRACT
Contoh
 Dibeli saham A senilai Rp50 jt dan saham B senilai
Rp50 jt
 Selama 1 th, saham A menerima dividen Rp4 jt dan
saham B Rp3 jt
 Akhir tahun harga saham A Rp54 jt dan B Rp59 jt
 Berapa Keuntungan dalam satu tahun?
 Capital gains: Saham A Rp4 jt dan Saham B Rp9 jt = Rp13
jt
 Dividen: saham A Rp 4 jt dan Saham B Rp3 = Rp7 jt
 Return 1 th Rp20 jt, investasi Rp100 jt, atau return 20%
Contoh..
 Return portofolio A 23% dan B 25%, standar
deviasi (risk) A 12% dan B 15%. Suku bunga
SBI 14%, tentukan portofolio yang paling
menguntungkan
 Portofolio A : (023 – 0,14)/ 0,12 = 75,0%
 Portofolio B : (0,25 – 0,14) / 0,15 = 73,3%

 Portofolio A lebih menguntungkan meskipun


tingkat return lebih rendah
RETURN- RISK
DALAM INVESTASI

BAB-4
Pertimbangan Utama
Dalam Investasi
 Keputusan pendanaan, investasi dan kebijakan
dividen memiliki tujuan sama – memaksimumkan
nilai perusahaan
 Keputusan tersebut mensyaratkan estimasi hasil
dan risiko investasi
 Hasil yang diharapkan tercermin dalam tingkat
keuntungan (expected return)
 Risiko investasi – probabilitas tidak tercapainya
expected return
 Tipe individu dalam menghadapi risiko
mempengaruhi keputusan investasi
Tipe Dalam Menghadapi Risiko
 Tipe individu dalam menghadapi risiko:
 Menyukai risiko (risk seeker) – meminta
tambahan profit lebih kecil untuk setiap
tambahan risiko
 Menghindari risiko (risk averter) – memilih
investasi dengan risiko lebih kecil dengan
tingkat keuntungan yang sama
 Netral terhadap risiko (risk neutrality) –
meminta kenaikan tingkat profit yang sama
untuk setiap kenaikan risiko
Return Concept
 Return : tingkat keuntungan yang dinikmati
pemegang saham. Tujuan investasi (jangka
panjang – jangka pendek) mendapatkan return
 Komponen return
 Current income (keuntungan lancar)- seperti
bunga deposito, bunga obligasi dan dividen
 Capital gains – keuntungan yang disebabkan
perbedaan antara harga jual dengan harga
beli dari instrumen investasi
 TOTAL RETURN = CURRENT INCOME +
CAPITAL GAINS/LOSSES
Risiko Investasi
 Risiko Investasi - Pada situasi ketidak
pastian, pemodal hanya dapat mengharapkan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh,
namun mereka tidak dapat mengetahui dengan
pasti tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
 Ketidak-pastian atau risiko investasi tersebut
diukur dengan penyebaran nilai tingkat
keuntungan yang diharapkan.
 Ukuran penyebaran ini adalah deviasi standar
(variance).
Return
 Tingkat keuntungan yang diharapkan bisa
dinyatakan dalam rumus:
M

E (Ri) = ∑ Pij Rij


j=1

Dalam hal ini:


 E (Ri): tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi I
 Pij: probabilitas memperoleh tingkat keuntung-an pada investasi I
 M: jumlah peristiwa yang mungkin terjadi.
Risk
Untuk menghitung deviasi standar jika setiap
kejadian probabilitasnya tidak sama:
M
σi2 = ∑ Pij [ (Rij – E (Ri) ]2
j=1

Apabila probabilitas setiap kejadian nilainya sama,


maka tingkat deviasi standar, sama seperti diatas
dengan menghilangkan niali Pij namun dibagi
dengan N.
Nilai Yang Diharapkan, Standar Deviasi
Untuk mengukur Risiko Portfolio
 Portfolio: kombinasi dari berbagai asset keuangan atau asset
riil
 Tingkat return portofolio: rata-rata tertimbang tingkat
keuntungan berbagai asset dalam portfolio
 Risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya
penyimpangan tingkat profit yang diharapkan
 Faktor yang mempengaruhi risiko portofolio:
 Risiko masing-masing assets- sekuritas
 Proporsi investasi setiap assets
 Covariance atau korelasi antar keuntungan investasi assets
keuangan
 Jumlah assets keuangan yang membentuk portfolio
Diversivikasi dan Risiko
 Diversifikasi investasi bertujuan mengurangi risiko
investasi.
 Tingkat return dari portofolio: rata-rata tertimbang dari
tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-
masing saham yang membentuk portofalio
N

E (Rp) = ∑ Xi E(Ri)
i=1

 Dalam hal ini E (Rp) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan


dari portofolio, Xi adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada
saham i ( i = 1, …… N) dan E(Ri) adalah tingkat keuntungan
yang diharapkan dari saham i.
Diversifikasi Dan Risiko

 Deviasi standar portifolio < dari return portofolio


jika koefisien korelasi antar saham yang membentuk
portofolio tersebut lebih kecil dari satu.
 Untuk variance portofolio (variance adalah bentuk kuadrat
dari deviasi standar), rumus adalah:
N N N
σp2 = ∑ Xi2 σi2 + ∑ ∑ Xi Xj σij
i=1 i=1 j=1
 Dalam hal ini σp2 = variance portovolio, σi2 = variance saham i
( i = 1, …… N; dan i≠ j ), σij covariance saham i dengan
saham j (dalam hal ini σij=ρij σi σi)
Contoh-1
 Jika seorang manajer mempunyai kas Rp10 jt dan
terdapat 4 pilihan investasi
 Obligasi pemerintah 8% dibayar saat jatuh tempo
sebesar nominal
 Obligasi perusahaan, bunga 9%, jatuh tempo 10 tahun
dan dapat dijual akhir tahun pertama
 Investasi proyek A dengan investasi awal Rp10 jt,
penerimaan kas akhir tahun tergantung inflasi
 Investasi proyek B, sama dengan proyek A, bedanya
pada distribusi penerimaan kas akhir tahun
Expected Rate Of Return
Kondisi Ekonomi Probabilitas Rj-Obligasi Rj -Obligasi Rj- Proyek A Rj- Proyek
(Pj) Pemerintah Perusahaan B

Sangat buruk 0,05 8,0% 12,0% -3,00% -2,00%


Buruk 0,20 8,0% 10,0% 6,00% 9,00%
Sedang 0,50 8,0% 9,00% 11,00% 12,00%
Cukup baik 0,20 8,0% 8,50% 14,00% 15,00%
Sangat baik 0,05 8,0% 8,00% 19,00% 26,00%
Expected Rate Of 8,00% 9,20% 10,30% 12,00%
Return
Varian 0,00% 0,71% 19,31% 23,20%
Standar Deviasi 0,00% 0,84% 4,39% 4,82%
Contoh-2
Probabilitas Return Probabilitas Return
Saham A Saham A Saham B Saham B
0,10 0,15 0,05 0,15

0,20 0,16 0,10 0,16

0,40 0,18 0,70 0,18

0,20 0,20 0,10 0,20

0,10 0,21 0,05 0,21


Ilustrasi
 Tingkat return – E(R):
 Saham A = 0,10(0,15)+ 0,20(0,16) + 0,40 (0,18) + 0,20 (0,20) +
0,10 (0,21) = 0,18
 Saham B = 0,05 (0,15) + 0,10 (0,16) + 0,70 (0,18) + 0,10 (0,20) +
0,05(0,21) = 0,18
 Return saham A dan B SAMA = 0,18
 Standar deviasi (Risiko) – SD
 Saham A = 0,10(0,15-0,18)2 + 0,20(0,16-0,18)2 + 0,40(0,18-0,18) +
0,20(0,21-0,18)2 + 0,10 (0,21-0,18)2 = 0,01844
 Saham B = 0,05 (0,15)2+ 0,10 (0,16)2 + 0,70 (0,18)2 + 0,10 (0,20)2
+ 0,05(0,21)2 = 0,01304
 Risiko saham A (0,01844) lebih besar dari saham B
(0,01304)
PASAR MODAL EFISIEN
 Pasar yang menyediakan informasi secara luas dan
murah bagi penanaman modal
 Semua informasi yang relevan bagi pengambilan
keputusan investasi tercermin dalam surat berharga
 Fungsi informasi bagi pelaku pasar:
 Meningkatkan kemampuan dalam melakukan
tindakan kritis
 Menambah nilai sehingga meningkatkan kualitas
keputusan
 Mengarahkan pelaku untuk berpikir lebih rasional
Jenis Efisiensi Pasar
 Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form market efficiency) –
informasi terdiri dari data harga dan return sekuritas masa lampau
 Data harga yang lampau tercermin penuh pada harga pasar
 Excess return (abnormal return) tidak diperoleh dari pola harga
lampau
 Abnormal return: perbedaan antara keuntungan yang
diharapkan dengan keuntungan yang sebenarnya
 Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form market
efficiency)
 Harga sekuritas berreaksi penuh dan segera menyesuaikan atas
semua informasi yang tersedia
 Hipotesisnya: investor tidak dapat memperoleh abnormal return
berdasarkan informasi yang tersedia di masyarakat
Jenis Efisiensi Pasar
 Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form market
efficiency)
 Semua informasi tercermin pada harga sekuritas

Perbedaan:
 Efisiensi pasar bentuk lemah: semua informasi
historis tercermin pada harga sekuritas
 Efisiensi pasar bentuk setengah kuat: semua
informasi yang ada di masyarakat tercermin pada
harga sekuritas
 Efisiensi pasar bentuk kuat: semua informasi baik
yang tersedia di masyarakat atau tidak tercermin
pada harga sekuritas
Analisis Pasar Modal
 Analisis fundamental
 Usaha memperkirakan kesehatan dan prospek perusahaan
dalam menghasilkan laba
 Fokus pada analisis informasi keuangan
 Menitikberatkan pada data kunci laporan keuangan untuk
menentukan apakah harga saham diapresiasi secara akurat
 Analisis teknikal
 Metode peramalan gerak harga saham, indek atau instrumen
keuangan lainnya berdasarkan harga historis
 Investor mengangap metode ini tidak memberikan kepastian,
namun digunakan oleh perusahaan pialang saham
 Asumsi: pasar mencerminkan segala sesuatu yang diperlukan,
harga bergerak dalam trend dan polanya berulang
Ilustrasi
 Data keuangan PT WW tahun 2010 (dalam jutaan
rupiah)
 Penjualan 773.559
 Aktiva 1.163.351
 Hutang 1.119.356
 Ekuitas 43.988
 Net profit (EAT) 163.428
 Dividen 78.248
 Harga saham (rupiah)- (Ps) 880
 Saham- shares(@ Rp1000) 782.476.629 lembar
Analisis Fundamental
 EPS = EAT/Shares = Rp208
 Dividen per shares (DPS) = Dividen/Shares= Rp100
 Dividend Yield (DY)= DPS/Ps = 11,38%
 Dividend Payout Ratio (DPR) = DPS/Ps = 48,07%
 Price Earning Ratio (PER) = Ps/EPS = 4,23x
 Book Value (BV)= Ekuitas/Shared = Rp58,22
 Price to Book Value = Ps/BV = 15,65x
Contoh….
 EPS: kemampuan dalam membagi labanya untuk
pemegang saham
 Dividend Yield: kemampuan dividen dalam
mengimbangi harga saham
 PER: mengukur periode kembalinya modal, yang
baik yang rendah dibanding rata-rata industri
 Price Earning Growth: PER/Growth – yang baik
dikoleksi yang <1, sebab return tinggi
 ROE: untuk mengukur sumber pertumbuhan, yang
baik yang tinggi dengan rasio hutang <1
 DPR: kemampuan membayarkan dividen
CAPITAL BUDGETING
DECISION

 BAB-5
CAPITAL BUDGETING
DECISIONS
 Capital budgeting terkait dengan bagaimana
manajer merencanakan pengeluaran proyek penting
yang mempunyai implikasi jangka panjang seperti
pembelian peralatan baru dan pengenalan produk
baru.
 Penting bagi manajemen karena:
 Hasilnya bersifat jangka panjang sehingga mengurangi
fleksibilitas keuangan
 Perluasan asset didasarkan atas estimasi penjualan-
perencanaan didasarkan taksiran umur ekonomis asset
 Menentukan arah strategis perusahaan –rencana investasi
jangka panjang
Klasifikasi Capital Budgeting
Decision
Keputusan Penganggaran Modal Meliputi:
 Keputusan pemangkasan biaya. Apakah seharusnya peralatan baru
dibeli untuk menurunkan biaya?
 Keputusan ekspansi. Apakah seharusnya ditambah pabrik baru,
gudang atau fasilitas lain untuk meningkatkan kapasitas atau
penjualan?
 Keputusan penyeleksian peralatan. Dari beberapa mesin yang
tersedia, manakah yang sangat efektif dari segi biaya untuk dibeli?
 Keputusan membeli atau menyewa. Peralatan baru seharusnya
dibeli atau disewa?
 Keputusan penggantian peralatan. Seharusnya peralatan lama
diganti sekarang atau nanti?
Kriteria Investasi
TAHAPAN DALAM KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
 Screening: berkaitan dengan apakah proyek yang diusulkan
memenuhi standar penerimaan yang ditetapkan sebelumnya
 Keputusan pemilihan, berkaitan dengan seleksi diantara beberapa
bagian tindakan yang memiliki daya saing
CAPITAL BUDGETING METHODS
Capital budgeting methods dapat dikelompokkan ke dalam dua
katagori, yaitu:
1. Discounted cash flow:
a. Net present value method.
b. Internal rate of return method.
2. Other methods:
a. Payback method.
b. Accounting rate of return
Kesamaan Capital Budgeting –
Penilaian Sekuritas
 Biaya proyek harus ditentukan – nilai initial investment
 Estimasi arus kas selama umur proyek dan menaksir
nilai sisa proyek
 Estimasi risiko arus kas proyeksi
 Menentukan cost of capital
 Menentukan present value cash inflow untuk
mendapatkan estimasi nilai perusahaan
 Membandingkan present value cash inflow dengan cash
outflow – net present value
PRESENT VALUE CONCEPTS
Uang yang diterima sekarang lebih bernilai daripada uang
yang diterima beberapa tahun mendatang, dengan alasan jika
Anda punya uang sekarang, Anda dapat menyimpannya ke
bank dan Anda akan mendapatkan bunga selama beberapa
periode mendatang.
MATHEMATICS OF INTEREST
EXAMPLE: Jika $100 diinvestasikan hari ini dengan tingkat
bunga 8% dalam waktu 2 tahun nilainya menjadi:
F2 = $100(1 + 0.08)2
F2 = $116.64
Original deposit $100.00
Interest—first year ($100 × 0.08)      8.00
Total amount 108.00
Interest—second year ($108 × 0.08)      8.64
Total amount $116.64
Hubungan antara future values dengan present value.
PRESENT VALUE
Present value merupakan nilai sekarang dari jumlah yang akan
diterima di masa mendatang, dalam rumus dinyatakan P yang
tentukan dengan formula berikut: é ù
ê 1 ú
P = Fn ê ú
ê1 + r n ú
ë(
ê ) ú
û
EXAMPLE: Anggaplah bahwa Anda akan menerima $1000 pada dua
tahun mendatang. Berapa present value dari $1000 jika tingkat bunga
setahun 12%? é ù
ê1 ú
P = $1000 ê ú
ê 1+0.12 2 ú
ë(
ê ) úû
P = $1000 (0.797)
P = $797
Catatan:
 Nilai sekarang dari $1,000 adalah $797 jika tingkat bunga 12%
setahun. Artinya $797 yang diterima saat ini sama dengan $1,000
yang diterima dua tahun lagi dengan asumsi tingkat bunga 12%.
 Present value factor 0.797 dapat ditentukan dengan:
 Menggunakan tombol power (yx ) pada calculator Anda.
 Menggunakan a Present Value Table.
PRESENT VALUE TABLES
Peraga 14C-3:
Periods. . . 11% 12% 13%. . .
1 0.901 0.893 0.885
2 0.812 0.797 0.783
3 0.731 0.712 0.693
4 0.659 0.636 0.613
5 0.593 0.567 0.543
6 0.507
7 0.452
8 0.404
9 0.361
10 0.322
11 0.287
PRESENT VALUE TABLES (cont’d)
Table 14C-4
Present Value of an Annuity of $1 in
Arrears
Periods. . . 11% 12%
13%. . .
1 0.901 0.893 0.885
2 1.713 1.690 1.668
3 2.444 2.402 2.361
4 3.102 3.037 2.974
5 3.696 3.605 3.517
Tipe cash flows:
 Cash outflows (arus kas keluar):
 Initial investment (investasi awal).
 Increased working capital (kenaikan modal kerja)
 Repairs and maintenance (reparasi dan pemeliharaan)
 Incremental operating costs (kenaikan biaya operasional)
 Cash inflows (arus kas masuk):
 Incremental revenues (kenaikan pendapatan).

 Reductions in costs (pengurangan biaya).

 Residual value (nilai sisa).

 Release of working capital (pengembalian modal


kerja).
NET PRESENT VALUE METHOD

 Net present value (NPV) dari investasi merupakan


perbedaan antara present value dari seluruh arus kas
masuk (cash inflows) dengan present value dari
seluruh arus kas keluar (cash outflows).
 NPV = PV cash inflow – PV cash outflow
 NPV > 0  PV arus kas masuk lebih besar dari PV
arus kas keluar, PROYEK MENGUNTUNGKAN
 NPV < 0  PROYEK TIDAK
MENGUNTUNGKAN
NET PRESENT VALUE METHOD
EXAMPLE: WW Company merencanakan investasi yang
mempunyai taksiran umur ekonomis lima tahun, datanya sebagai
berikut:
 Costs and revenues dari rencana investasi:
Pembelian equipment $160,000
Kenaikan working capital $100,000
Penambahan equipment pada tahun ke-3 $ 30,000
Nilai sisa akhir tahun ke-5 $ 5,000
Revenues and costs:Pendapatan $750,000
Harga pokok penjualan $400,000
Out-of-pocket operating costs $270,000
 Pada akhir umur investasi perusahaan akan mendapatkan
pengembalian modal kerja senilai $100,000.
 Discount rate of 10%.
Berikan rekomendasi mengenai rencana investasi tersebut
NET PRESENT VALUE METHOD (cont’d)
Pendapatan $750,000
Less: Hrg pokok penjualan 400,000
Less: out-of-pocket operating costs  270,000
Jumlah net cash inflows $ 80,000
Cash 10% Present
Year(s) Flow Factor Value
Investasi awal Now $(160,000) 1.000 (160,000)
Kenaikan modal kerja Now $(100,000) 1.000 (100,000)
Jumlah net cash inflows 1-5 $ 80,000  3.791 303,280 
Penambahan equipment 3 $ (30,000) 0.751 (22,530)
Pengembalian modal kerja 5 $100,000  0.621 62,100 
Nilai sisa 5 $ 5,000  0.621      3,105 
Net present value $  85,955 
Karena NPV positif $85,955 maka rencana investasi tersebut
secara ekonomik menguntungkan
INTERNAL RATE OF RETURN
 Internal rate of return (IRR) merupakan hasil
bunga yang dijanjikan oleh suatu proyek investasi
selama umur ekonomis investasi.
 IRR dihitung dengan menemukan tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang arus kas keluar dengan
nilai sekarang arus kas masuk. IRR merupakan tingkat
bunga yang menyebabkan NPV sama dengan nol.
 Jika IRR > Expected return  investasi diterima dan
jika IRR < Expected return  investasi ditolak
 IRR yang melebihi cost of capital (biaya modal) akan
meningkatkan kekayaan pemegang saham
INTERNAL RATE OF RETURN
EXAMPLE: Decker Inc. akan membeli mesin baru yang harga
perolehannya $104,320 yang dapat menghemat biaya operasi tunai per
tahun $20,000. Mesin tersebut memiliki taksiran umur ekonomis 10
tahun. Dalam contoh tersebut, arus kas masuk setiap tahunnya sama,
factor internal rate of return dapat ditentukan sebagai berikut:

Factor of the internal = Investment required


rate of return Net annual cash flow

$104,320
= =5.216
$20,000

Lihat Table untuk Present Value of an Annuity pada n- tahun 10, df. adalah 5.216,
yaitu pada rate of return 14%. Jika internal rate of return 14% maka NPV sama
dengan nol:
14 % Present
Year(s) Amount Factor Value
Investment Now $(104,320) 1.000 $(104,320)
Jumlah cost savings 1-10 $20,000 5.216    104,320 
Net present value $           0 
COST OF CAPITAL Sebagai Alat
SCREENING
 Cost of capital seringkali berfungsi sebagai alat
screening, membantu manajemen menyaring proyek
investasi yang tidak menarik.
 Cost of capital dapat digunakan untuk menyaring proyek
investasi, tergantung apakah perusahaan menggunakan NPV
atau IRR:
Cost Of capital screening method. Biaya modal digunakan
sebagai tingkat bunga ketika menghitung NPV suatu
proyek. Proyek dengan NPV negative akan ditolak, kecuali
ada factor lain yang menyebabkan proyek tersebut diterima.
Internal rate of return screening method. Biaya modal
dibandingkan dengan tingkat pengembalian internal yang
dijanjikan suatu proyek. Proyek yang IRR nya lebih rendah
dari COC akan ditolak, kecuali ada factor lain.
RANKING INVESTMENT
PROJECTS
 Keputusan pemilihan berkaitan dengan proses menentukan
apakah semua usulan investasi sudah discreening dan
menghasilkan tingkat hasil yang ditetapkan, mengurutkan
berdasarkan alternative pemilihan, manakah yang terbaik.
 Jika terdapat pertentangan antara metode IRR dan NPV
maka yang terbaik menggunakan metode NPV.

INTERNAL RATE OF RETURN


Digunakan untuk merangking proyek investasi yang
bersaing preferensinya, semakin besar IRR semakin baik.
Usulan investasi dengan IRR 18% lebih baik daripada
usulan investasi dengan IRR 16%.
Merangking Usulan Proyek
NPV tidak dapat digunakan untuk merangking usulan
proyek investasi, kecuali jika investasi proyek tersebut
ukurannya sama. Jika ukuran investasi tidak sama akan
digunakan Indeks Profitabilitas.
EXAMPLE: Dexter Company dihadapkan pada dua
usulan proyek, datanya sebagai berikut:
Project A Project B
Investment awal $(80,000) $(5,000)
Present value of cash inflows 81,000  6,000 
Net present value $ 1,000  $ 1,000 
RANKING INVESTMENT
PROJECTS (cont’d)
Project profitability index ditentukan dengan formula
berikut:
Nilai sekarang arus kas masuk
PI = -----------------------------------------
Investasi yang diperlukan
Dengan menggunakan data Dexter Company, dapat
ditentukan Profitability Indexs untuk:
Proyek A : 1,01
Proyek B : 1,20
Dengan demikian proyek B lebih menguntungkan
dibanding proyek A sebab PI nya lebih tinggi
OTHER CAPITAL BUDGETING
METHODS
THE PAYBACK METHOD
 The payback period memusatkan pada rentang waktu yang
disebut sebagai metode pembayaran kembali.
 Periode pembayaran kembali didefinisikan sebagai banyaknya
waktu yang diperlukan oleh suatu proyek untuk mengganti
biaya awal dari penerimaan kas yang ditimbulkan
 Premis dasar dari metode payback adalah, semakin cepat biaya
investasi dapat ditutup kembali, maka semakin menarik.
 Payback period dinyatakan dalam waktu
tahunan pada saat arus kas masuk bersih
tahunan sama, maka dapat ditentukan sebagai
berikut:
Investment required
Payback period=
Net annual cash inflow
THE PAYBACK METHOD (cont’d)
EXAMPLE: Myers Company merencanakan investasi penambahan ekuipmen,
datanya sebagai berikut:
Sales $100,000
Less variable expenses 30,000
Contribution margin 70,000
Less fixed expenses:
Insurance $ 9,000
Salaries 26,000
Depreciation 15,000 50,000
Net operating income $ 20,000
Nilai investasi awal $150,000 dengan masa investasi 10 tahun.
Taksiran nilai sisa pada akhir masa investasi $10,000.
Net operating income (above) $20,000
Add: Noncash deduction for depreciation  15,000
Net annual cash inflow $35,000
Investment in equipment $150,000
Deduct: NS equipment    10,000
Investment required $140,000
Invesment required
Payback period =
Net annual cash inflow
$140,000
= =4.0 years
$35,000

ACCOUNTING RATE OF RETURN


METHOD
Rate Of Return menggunakan laba akuntansi
sebagai basis perhitungan, sehingga metode ini
memiliki kelemahan, yaitu sangat dipengaruhi
judgment manajemen dalam memilih metode
akuntansi.
EXAMPLE: Menggunakan data dari Myers Co.
Annual incremental revenue $100,000
Annual incremental expenses $ 80,000
Initial investment $140,000

ARR = AIR – AIE/ Initial Investment


ARR = $100.000 - $80.000/ $140.000 = 14,3%

Investasi tersebut akan menghasilkan tingkat kembalian


akuntansi 14,3% setahun. Jika Rate Of Return lebih
tinggi dari rate of return target, maka usulan investasi
layak diterima.
INCOME TAXES IN CAPITAL BUDGETING:
AFTER-TAX COST
EXAMPLE: Support company merencanakan program training yang memerlukan biaya $40,000.
No With
Training Training
Program Program
Sales $250,000 $250,000
Less expenses:
Salaries, insurance, other 150,000 150,000
Training program            0    40,000
Total expenses  150,000  190,000
Taxable income $100,000 $ 60,000
Income taxes (30%) $  30,000 $ 18,000
Before-tax cost of the training program $40,000
Less reduction in taxes ($30,000 – $18,000)   12,000
After-tax cost of the training program $28,000

Biaya sesudah pajak dapat ditentukan sebagai berikut:


After-tax cost = (1 – Tax rate) × Cash expense
(1 – 0.30) × $40,00
$28,000
INCOME TAXES IN CAPITAL BUDGETING:
AFTER-TAX BENEFIT
Formula untuk menentukan benefit setelah pajak (after-tax
benefit):
After-tax benefit = (1 – Tax rate) × Cash receipt
EXAMPLE: AC Company akan menginvestasikan sebuah
proyek yang akan mendatangkan arus kas masuk per tahun
$400,000. Biaya operasi tunai per tahun $280,000. Jika tariff
pajak 30%, maka after-tax net cash inflow dari proyek
tersebut:
Penerimaan tahunan $400,000
Biaya operasi tunai tahunan 280,000
Jumlah net cash inflow before taxes $120,000
Multiply by (1 – 0.30) × 0.70
Jumlah net cash inflow after-tax $ 84,000
EXAMPLE
Contoh integrated dengan adanya after-tax cost, after-tax benefit dan
depreciation tax shield adalah:
EXAMPLE: Martin Company merencanakan investasi penambahan
equipment, datanya sebagai berikut:
Investasi awal $400,000
Penambahan modal kerja $ 80,000
Penerimhaan kas tahunan (8 th) $100,000
Biaya reparasi tahun ke4 $ 40,000
NS equipment $ 50,000
Informasi lain:
 Umur ekonomis equipment 8 tahun
 Metode depresiasi yang digunakan metode garis lurus (straight-line
method)
 After-tax cost of capital: 10%
 Income tax rate: 30%
ANALYSIS OF THE PROJECT
(2) After-Tax
(1) Tax Cash Flows 10%
Present
Year(s) Amount Effect (1) × (2) Factor
Value
Cost of new equipment Now $(400,000) — $(400,000) 1.000 $(400,000)
Working capital needed Now $( 80,000) — $( 80,000) 1.000 (80,000)
Net annual cash receipts 1-8 $100,000  1-0.30 $ 70,000  5.335 373,450 
Equipment repairs 4 $(40,000) 1-0.30 $( 28,000) 0.683
(19,124)
Depreciation deductions 1-8 $ 50,000  0.30 $ 15,000  5.335 80,025 
Salvage value of equipment 8 $ 50,000  1-0.30 $ 35,000  .4671
6,345 
Release of working capital 8 $ 80,000  — $ 80,000  0.467 37,360 
Net present value $
8,056 
BAB-6
MANAGING
CURRENT ASSET
Istilah Dalam Modal Kerja
 Modal Kerja (working capital) atau sering disebut
juga dengan modal kerja bruto, adalah aktiva lancar
yang digunakan dalam operasi (kas, sekuritas yang
mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.)
 Modal kerja bersih (net working capital) adalah
aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
 Kebijakan modal kerja (working capital policy)
mengacu pada kebijakan dasar perusahaan
mengenai:
 Pengelolaan modal kerja (working capital
management) menyangkut penetapan kebijakan
modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan tersebut
dalam operasi sehari-hari.
 Untuk mengukur kemampuan modal kerja biasanya
digunakan current ratio atau quick ratio.
Kebijakan Investasi
Dalam Aktiva Lancar
1. Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Longgar, yakni:
suatu kebijakan di mana kas, securitas, dan persediaan
dimiliki dalam jumlah yang relatif besar serta penjualan
digalakkan dengan kebijakan penjualan kredit yang
longgar sehingga mengakibatkan tingkat piutang usaha
yang tinggi.
2. Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Ketat, yakni:
suatu kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah
kas, securitas, persediaan, dan piutang usaha perusahaan.
Pada umumnya aktiva lancar lebih sering diputar.
3. Kebijakan Invstasi Aktiva Lancar yang Moderat, yakni:
Suatu Kebijakan diantara kebijakan yang longgar dan
yang ketat.
Aktiva Lancar
Longgar
30
Moderat

Ketat

0 100 Penjualan
Kebutuhan Modal Kerja
 Jenis produk
 Siklus produk

 Tingkat/volume penjualan

 Kebijakan persediaan

 Kebijakan penjualan kredit

 Efisiensi manajemen aktiva lancar


Jenis Modal Kerja
 Modal kerja permanen
 Modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga
kelancaran operasional
 Terdiri dari modal kerja PRIMER dan modal kerja NORMAL
 PRIMER  MK minimal untuk menjamin kontinuitas
 NORMAL  MK untuk menyelenggarakan luas produksi
normal
 Modal kerja variabel
 Modal kerja yang jumlahnya sesuai dengan keadaan:
 MUSIMAN  fluktuasi musim
 SIKLIS  fluktuasi konyungtur – perubahan permintaan
 DARURAT  keadaan darurat yang belum diketahui
sebelumnya
Mengelola Komponen Modal Kerja
 Modal kerja terdiri dari empat komponen utama,
yaitu: kas, surat berharga, piutang usaha dan
persediaan.
Pengelolaan Kas
 Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid,
yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi
kewajiban finansial perusahaan.
Motif Memiliki Kas
 Menurut Keynes ada tiga motif memiliki kas, yaitu:
1. Motif transaksi
2. Motif berjaga-jaga
3. Motif spekulasi
Model-model Manajemen Kas
Model Persediaan
 Baumol mengatakan bahwa kebutuhan akan kas pada
perusahaan mirip dengan persediaan.
 Kas Tinggi  Rugi (kehilangan kesempatan investasi)
 Kas rendah  Bisa berakibat mengalami kesulitan
liquiditas.
 Karena itu diperlukan Trade Off (penyeimbangan)

Model Miller dan Orr


 Dua orang penulis tersebut mencoba memberikan
alternatif pemecahan bila kebutuhan kas tidak konstan.
Maka perlu batas atas dan batas bawah saldo kas.
Anggaran Kas
 Estimasi posisi kas, bermanfaat:
 Menjaga likuiditas organisasi
 Kapan terjadi surplus atau defisit, sehingga dapat
dilakukan tindakan yang tepat.
 Sumber dan penggunaan kas:
 Aktivitas operasional – terkait dengan aktivitas
penyerahan barang/jasa
 Aktivitas investasi – terkait dengan pembelian atau
penjualan asset tetap
 Aktivitas pendanaan – terkait dengan investor atau
kreditor
Investasi Sekuritas
 Mempertimbangkan cut-off antara return dan risk
dalam investasi
 Jangka pendek
 Tujuannya memanfaatkan kas yang menganggur untuk
memperoleh pendapatan (capital gains)
 Pemilikan kurang dari satu periode akuntansi
 Sekuritas bersifat marketable – sewaktu-waktu dapat dijual
 Jangka panjang
 Tujuannya bersifat strategik seperti mengendalikan
perusahaan lain
 Memperoleh pendapatan tetap (bunga atau dividen)
 Pemilikannya jangka panjang
Investasi Piutang
 Asset yang berbentuk klaim kepada pihak lain
yang akan diterima pada masa yang akan datang
 Piutang mengandung risiko, yaitu kerugian
akibat tidak tertagihnya piutang
 Nilai piutang dipengaruhi oleh:
 Volume penjualan kredit
 Syarat pembayaran penjualan kredit
 Ketentuan tentang pembatasan kredit
 Kebijakan pengumpulan piutang
 Kebiasaan para customer dalam melakukan
Kebijakan Kredit
 Pedoman dalam pengambilan keputusan kredit
 Meliputi penetapan standar kredit dan analisis kredit
 Standar kredit merupakan syarat minimal yang harus
dipenuhi agar kredit dapat disetujui (kebiasaan
membayar, rata-rata jangka waktu pelunasan, kredit
macet)
 Analisis kredit: prosesur penilaian dan penyeleksian calon
customer yang layak diberikan kredit (5C)
 Character: kebiasaan membayar
 Capacity: kemampuan membayar
 Capital: jaminan utang (dalam laporan keuangan)
 Collateral: jaminan utang berupa asset
 Conditions: dampak kondisi ekonomi terhadap daya beli
Investasi Persediaan
 Inventory: modal kerja berputar – pembelanjaan aktif
 Tingkat persediaan harus dijaga agar optimal dalam
menghasilkan laba
 Tingkat persediaan terlalu besar
 Meningkatkan beban bunga (investasi dengan
hutang)
 Memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan
 Kerusakan dan keusangan sehingga akan
menurunkan mutu
 Tingkat persediaan terlalu rendah
 Kemacetan proses produksi
 Hilangnya pesanan potensial
 Kehilangan diskon rabat
Manajemen Persediaan
 Material Requirement Planning
 Perencanaan persediaan berdasarkan jumlah kebutuhan setiap periode
 Economic Order Quantity
 Tingkat pesanan (produksi) yang paling ekonomis, yaitu yang
memerlukan biaya minimal
 Reorder point – pemesanan kembali dilakukan saat persediaan
mencapai tingkat tertentu (safety stock+ persediaan selama lead time)
 Just-In Time
 Pembelian bahan baku sesuai yang diperlukan dalam produksi
 Produksi sesuai dengan pesanan
 Setiap tahap produksi hanya memproses sejumlah yang diperlukan
oleh proses berikutnya
 ZERO DEFECT dan ZERO INVENTORY
Manajemen Persediaan JIT
 Filosofi manajemen yang memfokuskan pada eliminasi non
value added activities
 Non value added activities – sumber pemborosan
 Zero inventory – persediaan bahan baku, produk dalam
proses dan produk jadi =0
 Zero defect – sisa bahan, produk rusak dan produk cacat =0
 Asumsi: pola permintaan dapat diprediksi, mobilitas
supplier lancar, mindset organisasi mendukung continuous
improvement

 ***Terimakasih***

Anda mungkin juga menyukai