Anda di halaman 1dari 8

No.

4 IKM
Analisis Faktor Perkembangan Penyakit
Analisis Faktor Perkembangan Penyakit:
Natural Disease
• Kurva diatas menunjukkan adanya masa mixed pattern sesuai dengan
teori bahawasannya SARS-CoV-2 awalnya hanya menginfeksi dari
hewan tak dikenal-ke-manusia.
• Hingga pada suatu masa dengan kemampuan adaptasi dan mutasi
yang cepat, virus tersebut menjadi cukup kuat untuk dapat
menularkan diri dari manusia-ke-manusia.
• Hal tersebut terlihat dari adanya pola pada Bulan Desember 2019 –
Februari 2020
Analisis Faktor Perkembangan Penyakit:
Super Spreader
• Jurnal menunjukkan data bahwasannya pada awal wabah (baru diketahui
etiologinya), sebanyak 1.716 nakes terinfeksi di Wuhan, Ibu Kota Provinse Hubei
China.
• Nakes berpotensi menjadi super spreader karena menangani banyak pasien
sekaligus.
• Pada saat SARS menyerang China, China belajar bahwasannya Super Spreader
menjadi “biang kerok” merebaknya wabah di Wilayah mereka.
• Dari kejadian SARS, walau etilogi COVID-19 belum pasti diketahui, China sudah
memproteksi seluruh nakesnya dengan APD lengkap sehingga data Super Spreader
tidak didapatkan.
• Namun, penulis masih ragu apakah ini benar-benara karena efektivitas APD atau
karena kemampuan virus yang melemah. Tidak dibahas dalam jurnal kelanjutannya.
Analisis Faktor Perkembangan Penyakit:
Peran Peneliti
• Pada awal wabah COVID-19, China berhasil mendeteksi gejala awal
wabah berkat kerjasama multielemen, tak terkecuali peneliti yang
secara kontinyu menginformasikan petugas kesehatan dan
masyarakat untuk bersiap.
• Awal tahun 2020, saat etiologi belum begitu jelas, pemerintah China
sudah menggencarkan Edukasi Massal ke Masyarakat melalui
berbagai saluran tentang keberadaan “Penyakit menular baru” dan
pentingnya:
• mempromosikan cuci tangan
• pemakaian masker jika sakit
• berobat jika mengalami gejala
Analisis Faktor Perkembangan Penyakit:
Gerak Cepat Pemerintah dalam Keputusan
• Pemerintah China bersama dengan Pemerintah Provinsi Hubei secara
serempak menyetujui adanya isolasi kota selama beberapa bulan.
Dari isolasi tersebut, penekanan laju virus dapat tertekan walaupun
memiliki dampak ekonomi yang signifikan.
• Pemerintah China membuat Tim Analis Kesehatan-Ekonomi yang
juga diterapkan di Indonesia dengan adanya Komite Penanganan
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN).
• Adanya mobilisasi tenaga kesehatan, fasilitas, dan tim-tim respons
cepat dengan tujuan tracking secara masif dan meluas. Karena
mereka meiliki prinsip menghentikan permasalahan dari Hulu.
Mengapa China lebih Siap menghadapi
COVID-19?
• Tanggapan China tentu saja merupakan buah dari pelajaran yang
mereka petik selama wabah SARS melanda dan merupakan
penghargaan atas kerja keras yang telah mereka lakukan.
• Sistem surveilans penyakit dan infrastruktur kesehatan masyarakat
yang mampu menangkap petanda wabah lebih awal dan merespons
dengan cepat menggunakan praktik terbaik berbasis bukti yang
telah mereka pelajari
Pelajaran yang dapat diambil Indonesia
1. Penyakit menular, terutama zoonosis (dari hewan-ke-manusia) akan terus
ada, bahkan setelah COVID-19 mereda. Pelajaran yang dapat diambil:
1. Tetap waspada dan mengasah keterampilan Tenaga kesehatan serta keterampilan
edukasi kepada masyarakat
2. Mendanai dan memerbaiki sistem pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, dll) yang
secara langsung berhubungan dengan masyarakat
3. Perlindungan diri nakes (APD) agar tiada lagi super spreader nakes
4. Peningkatan awareness terhadap gejala awal penyakit infeksius baru
5. Peningkatan SDM Periset dalam melakukan riset-reiset kesehatan
6. Kesadaran dan Ketegasan pemerintah dalam melakukan langkah awal intervensi
7. Koordinasi dan Kesalingsatuan suara dalam penanganan masalah kesehatan Tk.
Nasional
8. Penguatan mitra internasional dalam sistem kesehatan

Anda mungkin juga menyukai