KELO
AN
--RAFA FAUZ
I
--ZAVIT ZAIN
--AZZAM N.
--ANDIEN A.
--NADIEN C.
FIYA
--SITI LUTH
01
B U H K A N
MENUM
KE S A D A R A N
D A P U U D
TERHA
EP U B L I K
N EG A R A R N
I A TA H U
INDONES
1945
UNDANG-UNDANG Dasar Negara
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Undang-Undang Dasar merupakan sebagian hukum dasar yang tertulis. Di
samping hukum dasar yang tertulis, terdapat hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara
meskipun tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis ini disebut konvensi.
Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan, dan merupakan hukum
tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Pembukaan memiliki hubungan yang erat dengan Proklamasi Kemerdekaan.
Pembukaan juga memuat kaidah-kaidah yang fundamental bagi penyelenggaraan
negara. Pembukaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sistematika UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebelum perubahan (amandemen) terdiri atas.
1) Pembukaan,
2) Batang Tubuh (pasal-pasal),
3) dan Penjelasan.
Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah perubahan
(amandemen) terdiri atas.
1) Pembukaan dan
2) Pasal-pasal.
Ketentuan tentang sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
ditegaskan dalam Pasal II Aturan Tambahan, yaitu ”Dengan ditetapkannya perubahan
setelah diamandemen Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. ”
-
-PROKLAMASI-
Alinea Pertama
ia Tahun 1945
pe rta ma Pe mb uk aa n UU D Negara Republik Indones
Alinea
menunjuk- kan
uh an da n tek ad ba ng sa Indonesia untuk menegak
kan keteg
kemerdekaan dan
menentang penjajahan.
ia selama
Sejarah bangsa Indones
keyakinan bahwa
penjajahan memperkuat
kan. Juga tidak
penjajahan harus dihapus
a penjajahan
sesuai perkeadilan karen
secara
memperlakukan manusia
diskriminatif.
Ke
pe dua m
r
da tama akn
nt a
kep an mel dala
g e
ser ada gun takk m al
g
Ind ta wa bang jaw an tu inea
a ga
m ones rga sa d b s
Alinea ke 2
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa Indonesia.
a. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan.
Alinea ke 3
Negara yang ”merdeka” berarti negara yang
terbebas dari penjajahan bangsa lain.
”Bersatu” menghendaki bangsa Indonesia bersatu
dalam negara kesatuan bukan
bentuk negara lain. Bukan bangsa yang terpisah-
pisah secara geografis maupun
sosial. Alinea ketiga Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 juga
memuat motivasi riil dan material, yaitu keinginan
luhur bangsa supaya berkehidupan
yang bebas. Keyakinan dan tekad yang kuat
untuk memperoleh kemerdekaan dan
keyakinan akan kekuasaaan Tuhan men-
jadi kekuatan yang menggerakkan bangsa
Indonesia
h Hikmat
aratan/
dkan suatu
at
merupakan
n
Pancasila
Alinea ke 4
secara
berlaku, Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat
gara, prinsip-prinsip negara Indonesia, yaitu:
warga a. tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah negara,
b. ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar,
c. bentuk negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat,
d. dasar negara, yaitu Pancasila.
Negara Indonesia yang dibentuk memiliki tujuan negara yang hendak di-
wujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
ar 1) adanya kehendak para warga negara yang bersangkutan agar terjamin hak-
haknya, dan bertujuan untuk mengatasi tindakan-tindakan para penguasa
negara tersebut,
2) adanya kehendak dari penguasa negara dan atau rakyatnya untuk menjamin
agar terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintah negaranya,
3) adanya kehendak para pembentuk negara baru tersebut agar terdapat kepastian
tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraannya,
4) adanya kehendak dari beberapa negara yang pada mulanya berdiri sendiri, untuk
menjalin kerja sama.
Lebih jelasnya tentang sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tergambar seperti berikut ini.
a) Pembukaan
Pembukaan: Terdiri dari atas 4 Alinea
b) Pasal-Pasal:
• Sebelum diubah 16 bab, setelah diubah menjadi 21 bab.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 37 pasal, setelah diubah menjadi 73 pasal.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 49 ayat, setelah diubah menjadi170 ayat.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 4 pasal Aturan Peralihan, setelah diubah
menjadi 3 pasal Aturan Peralihan. Negara kita menganut prinsip bahwa
Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Sifat Konstitusi dikelompokkan di antaranya konstitusi tertulis, konstitusi tidak ter-
tulis serta konstitusi fleksibel – rigid. Suatu konstitusi disebut tertulis apabila konstitusi
itu tertulis dalam satu naskah yang telah diratifikasi oleh lembaga legislatif. Konstitusi
tidak tertulis, yaitu konstitusi yang tidak tertulis dalam satu naskah. Misalnya, di
Inggris konstitusinya dikatakan tidak tertulis karena tidak ditulis dalam satu naskah,
tetapi terdapat dalam beberapa undang-undang, seperti Magna Charta dan Bill of
Rights.
Konstitusi yang dikatakan fleksibel (luwes) atau rigid (kaku) dapat ditinjau dari
dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut.
THANKS YOU !!