PENJELASAN KONSEP WAWASAN WIYATA MANDALA secara ETIMOLOGIS Wawasan berarti cara meninjau, cara memandang, cara melihat, cara tanggapan indrawi terhadap sesuatu (lingkungan). Wiyata berarti pendidikan. Mandala berati lingkaran, bundaran, bulatan, atau lingkungan. PENJELASAN KONSEP WAWASAN WIYATA MANDALA secara TERMINOLOGIS
Wawasan Wiyata Mandala adalah cara
pandang kalangan pendidik dan warga/perangkat sekolah khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di lingkungan masyarakat TUJUAN WAWASAN WIYATA MANDALA 1. mengemban misi pendidikan tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan lain diluar bidang pendidikan. 2. harus benar-benar menjadi ciri khas masyarakat belajar di dalamnya. 3. Untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai, menghayati, dan menyampaikan nilai-nilai positif. 4. Menjadi suri tauladan masyarakat sekitarnya. Unsur-unsur Wawasan Wiayata Mandala : 1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan 2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolahnya. 3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk mengemban tugas pendidikan. 4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru. 5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga. KOMPONEN PENTING WAWASAN WIYATA MANDALA 1. Peran KEPALA SEKOLAH 2. Peran PENDIDIK DAN TENDIK 3. Peran CIVITAS AKADEMIKA 4. Peran PESERTA DIDIK 5. Peran MASYARAKAT SEKITAR Peran KEPALA SEKOLAH a. Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di lingkungan madrasah. b. Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun yang berkepentingan dengan madrasah harus melalui kepala madrasah. c. Semua guru dan karyawan sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri melainkan atas seijin kepala madrasah. d. Kepala madrasah melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite sekolah. e. Menyelenggarakan musyawarah madrasah yang melibatkan pendidik, osis, komite madrasah , tokoh masyarakat, dan pihak keamanan setempat. f. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk sarana maupun peraturan atau tata tertib. g. Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat insidentil interen antara guru, wali murid, maupaun siswa h. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan madrasah seperti (PKS, Pramuka, PMR, Paskibraka, tahfidz qur’an, dll). Peran PENDIDIK DAN TENDIK a. Menjunjung tinggi martabat dan citranya baik sikap dan tingkah lakunya. b. Menjadi tauladan di masyarakat (pamong). c. Guru harus mampu memimpin baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. d. Digugu dan ditiru, dipercaya oleh diri sendiri dan warga sekolah. Peran CIVITAS AKADEMIKA a. Tata Usaha harus mendukung kepentingan administrasi dalam rangka proses belajar mengajar di sekolah. b. Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai, Satpam, Tukang Kebun, piket dll, harus melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing. c. Semua warga sekolah menjalin rasa persaudaraan demi kenyaman warga sekolah. Peran PESERTA DIDIK a. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali. b. Hormat dan sopan kepada guru dan warga madrasah yang lain. c. Hormat dan sopan kepada teman d. Belajar yang tekun e. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. f. Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada. g. Menjauhi narkoba. h. Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar. i. Menjaga keamanan madrasah. j. Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di madrasah kepada OSIS, guru, wakil kepala sekolah, BP atau Kepala madrasah. k. Memelihara lingkungan madrasah. Peran MASYARAKAT SEKITAR a. Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka pemajuan PBM. b. Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar. c. Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah. d. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah. 10 K 1. Keamanan 2. Kekeluargaan 3. Kedisiplinan 4. Kerindangan 5. Kebersihan 6. Keindahan 7. Kelestarian 8. Ketertiban 9. Kesehatan 10. Keteladanan PENGGUNAAN SEKOLAH a. Promosi dan penjualan produk yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan. b. Tempat penyebaran aliran sesat dan penyebaran ajaran agama tertentu yang bertentangan dengan undang- undang. c. Propaganda politik atau tempat berkampanye. d. Shooting film atau sinetron tanpa izin e. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perselisihan, sehingga susana sekolah menjadi tidak kondusif. Mekanisme Pelaksanaan Wiyata Mandala A. Tahap Preventif : 1. Memelihara sekolah melalui 10 K. 2. Menciptakan suasana harmonis antar warga sekolah. 3. Membentuk jaring pengawasan (Razia). 4. Menghilangkan bentuk peloncoan saat MOS. 5. Mengisi jam kosong dengan kegiatan ekstrakurikuler. 6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban saat berangkat dan usai sekolah. LANJUTAN B. Tahap represif : 1. Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan. 2. Menetralisir isu negatif yang berkembang. 3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada kriminal di Sekolah. 4. Penyelesaian kasus secara hukum terhadap kasus yang melibatkan pihak luar sekolah. 5. Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan. 6. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku. TERIMA KASIH