Rekaman EEG melalui elektroda yang diletakkan Penempelan elektroda sesuai dengan titik-titik yang sudah
di kulit kepala / ditanam intra kranial ditentukan pada kulit kepala dan akan mencatat perbedaan
potensial listrik diantara titik-titik tersebut
Durasi setiap perekaman EEG adalah 5 menit Faktor yang mempengaruhi hasil perekaman :
Beberapa rekaman dilakukan dengan mata Penempatan elektroda, kebersihan kulit kepala,
pasien terbuka dan tertutup kondisi elektroda, mesin EEG
Gelombang EEG
Dinyatakan dalam Hz atau siklus per detik
Jenis Gelombang EEG : Alfa, Beta, Tetha, Delta
Amplitudo : tinggi gelombang EEG yang diukur dari gelombang sampai
ke puncak gelombang ( microvolt )
ELEKTRODA
Dihubungkan atau ditempelkan ke kulit kepala dengan perantaraan gel/ pasta yang bersifat konduktif.
Beberapa hal harus diperhatikan saat menggunakan elektroda :
sama lain
Tidak saling terlilit satu
LANGKAH I :
Buat garis sagital dari nasion hingga ke inion
dengan melewati vertex
Ditambah 4 titik :
Fp = 10% anterior dari jarak nasion-inion (NI)
F = ditambah 20% NI
C = ditambah 20% NI (50% jarak NI)
P = ditambah 20% NI
O = sisa 10% NI
LANGKAH II :
Buat garis dari titik preaurikuler kiri ke
preaurikuler kanan melaui titik C.
10% jarak preaurikuler kiri – kanan dari titik
preaurikuler kiri : bidang sirkumferensial kiri (T)
Lalu 20% jarak ini : bidang parasagittal kiri (C)
Ditambah 20% lagi : bidang sentral yang
memotong bidang sagital (Cz)
LANGKAH III:
Penempatan elektroda pada bidang sagital
Ujung pita diletakkan pada nasion dan inion
melalui titik Cz
Tentukan titik Fz (titik potong bidang F), Pz
( titik potong dengan bidang P), Fpz (titik
potong dengan bidang Fp) dan Oz (titik potong
dengan bidang O
LANGKAH IV :
Pita pengukur diletakkan pada Fpz ke Oz melalui garis
sirkumferensial kiri. 10% jarak preaurikuler kiri.
Pada 10% dari jarak FPz – Oz, ditentukan titik Fp1
Ditambah 20%, bidang frontal kiri
Ditambah 20%, ditentukan titik T3
Ditambah 20%, ditentukan bidang oksipital kiri
Sisa 10% bertemu titik Oz
Lakukan hal sama untuk sisi kanan : menentukan
titik T4
LANGKAH V :
Pita pengukur diletakkan pada Fpz – T3 -Oz
Garis sirkumferensial yang memotong bidang Fp :
Fp1
Garis yang memotong biidang F di sisi kiri : titik
F7, sisi kanan : F8
Garis yang memotong bidang T sisi kiri : T5, sisi
kanan: T6
Garis yang memotong bidang 0 sisi kiri : 01, sisi
kanan : 02
LANGKAH VII :
LANGKAH VI ( Bidang Parasagital): Pita pengukur diletakkan pada titik F7 –
Pita pengukur diletakkan pada Fp1 ke O1 melewati F8 melewati Fz
garis parasagittal kiri Separuh jarak F7-Fz yang memotong
Pada 25% jarak Fp1-O1 terewbut menandai bidang parasagittal kiri : F3
bidang F Separuh jarak Fz-F8 yang memotong
Pada 25% selanjutnya memotong garis bidang parasagittal kanan : F4
parasagittal : C3 Jarak antara tiap elektroda pada
Pada 25% selanjutnya di belakang C3 tersebut bidang frontal harus sama
menandai bidang P
Lakukan hal sama untuk sisi kanan : mengukur
jarak Fp2-O2 dan menentukan titik C4
(memotong garis parasagital
LANGKAH VIII (Bidang Parietal):
Pita pengukur diletakkan pada titik T5 –
T6 melewati Pz
Separuh jarak T5-Pz yang memotong
bidang parasagittal kiri : P3
Separuh jarak Pz-T6 yang memotong
bidang parasagital kanan : P4
Jarak antara tiap elektroda pada
bidang frontal harus sama
PROSEDUR PEREKAMAN EEG
1 2 3 4 5
Pasien atau keluarga Rekaman dimulai dengan
Mesin EEG dinyalakan, Pasang elektrode kepala Masukkan data pasien ke
diberitahu tata prosedur:
sesuai 10-20 system mesin EEG
pemeriksaan EEG yg dipastikan berfungsi baik Pasien diminta
Identitas pasien
akan dilakukan. Mengikuti perintah
(nama, usia, No
Perekaman akan seperti: “silahan
CM/EEG)
berlangsung selama buka/tutup mata
Tanggal perekaman
1-1½ jam saat Pasien anda“
Diagnosis
berbaring, bersantai, • Melakukan beberapa
Dokter pengirim
dan mencoba tidur 'teknik aktivasi’
Riwayat penyakit
Jika pasien tertidur, berupa hiperventilasi,
(kardiovaskular,
maka akan stimulasi fotik dan
kejang,
dibangunkan setelah deprivasi tidur
serebrovaskular, paru,
kurang lebih 30 menit
kehamilan, narkoba)
Obat yang digunakan
Makan terakhir
HIPERVENTILASI
• Dilakukan pada pasien yang kooperatif
• Lama : 3-4 menit, dapat diulang
• Sebaiknya setelah stimulasi fotik
• Teknik : -Inspirasi dan ekspirasi maksimal ; inspirasi via hidung,
ekspirasi via mulut ;Frekuensi sekitar 16-20 x/ mnt; jaga jangan
sampai kepala ikut bergerak; untuk anak dengan cara meniup
kincir angin
STIMULASI FOTIK
DEPRIVASI TIDUR • Dilakukan dengan kondisi ruangan gelap
• Mengurangi ½ waktu tidur pasien di • Saat dilakukan mata posisi terbuka lalu tertutup
malam hari atau pasien tidak tidur • Jarak lampu dan mata sekitar 50 cm
sama sekali • Frekuensi kedipan lampu : bervariasi, optimal pada
• Tujuan : agar pasien dapat tidur saat frekuensi 10 s/d 20 kedipan/detik, teknik 10 dtk on, 10
perekaman EEG, sehingga siklus dtk off,
tidur normal dapat terekam dst
• bagian penting dari test untuk anak yang mengalami ke
jang atau pingsan yang disebabkan lampu yang berkedip
• Mendapatkan kelainan epileptiform, gelombang paku
pada beberapa kasus kejang
MONITORING EEG
Jika pasien melaporkan iritasi dari gel elektroda, Untuk mengilustrasikan tingkat gangguan yang disebabkan
ketidaknyamanan dari kap EEG, teknisi harus kedipan mata dan gerakan, minta pasien untuk
menawarkan untuk segera mengakhiri sesi memperhatikan sinyal mereka saat mereka berkedip, batuk,
menggertakkan gigi
Periksa kalender online (jadwal perjanjian) untuk Metode ini biasanya terbukti sangat berguna
melihat apakah pasien dijadwalkan untuk hari dalam meminimalkan artefak gerakan dalam data
berikutnya
Persediaan handuk yang cukup dan bersih Perhatiikan gambaran saat berkedip; batuk; gemeritik gigi;
atau gerakan otot umum
TERIMA KASIH