Anda di halaman 1dari 15

EEG DASAR

dr. R Andrew Notowidjojo

Supervisor : Dr. dr. Suzy Yusna dewi, Sp.KJ (K)

PPDS I PSIKIATRI FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF SEBELAS MARET


RSJ Dr Soeharto Heerdjan Grogol
Jakarta 2022
PENDAHULUA
N SEJARAH DEFINISI
 Th. 1929, Psikiater Hans Bergerr  Suatu alat medis yang dapat
format perekaman arus listrik pada EEG merekam aktivitas listrik di
otak : Electroencephalograf (EEG). otak,tanpa membuka tengkorak
 Memulai penggunaan eeg untuk kepala.
mengatasi kemalasan anak dalam  Dapat merekam aktivitas listrik
belajar. setelah sampai di korteks.

KEGUNAAN & INDIKASI


 Digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit
otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang
terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak
 Indikasi pada pasien psikiatri anak & remaja: kesulitan belajar & ADHD
PRINSIP KERJA EEG

Rekaman EEG melalui elektroda yang diletakkan Penempelan elektroda sesuai dengan titik-titik yang sudah
di kulit kepala / ditanam intra kranial ditentukan pada kulit kepala dan akan mencatat perbedaan
potensial listrik diantara titik-titik tersebut
 Durasi setiap perekaman EEG adalah 5 menit Faktor yang mempengaruhi hasil perekaman :
 Beberapa rekaman dilakukan dengan mata Penempatan elektroda, kebersihan kulit kepala,
pasien terbuka dan tertutup kondisi elektroda, mesin EEG

 Terdapat 2 tipe perekaman EEG : Monopolar &


 Jelly atau pasta : meningkatkan kontak listrik antara
Bipolar
elektroda dan kulit kepala
 Tipe perekaman bipolar lebih disukai
 Bahan elektroda : perak klorida
PRINSIP MESIN EEG
 Terdiri dari 2 sistem Polaritas
 Sistem Analog : head box, differential amplifier &  Menunjukkan hasil sumasi 2 elektroda yang
filter berbeda
 Sistem digital : analog digital converter  Polaritas positif : gelombang defleksi ke bawah
 Polaritas negatif : gelombang defleksi ke atas

Gelombang EEG
 Dinyatakan dalam Hz atau siklus per detik
 Jenis Gelombang EEG : Alfa, Beta, Tetha, Delta
 Amplitudo : tinggi gelombang EEG yang diukur dari gelombang sampai
ke puncak gelombang ( microvolt )
ELEKTRODA
Dihubungkan atau ditempelkan ke kulit kepala dengan perantaraan gel/ pasta yang bersifat konduktif.
Beberapa hal harus diperhatikan saat menggunakan elektroda :

ngan tipe dan merk yang sama


e le ktro d a d e
nggunaka
Sedapat mungkin me

me m p u nyai panjang yang sama


Sem ua e le ktr o d a
la in , ke cual i de n ga n headbox
h ub ungan dengan ala t
Tid ak m em pu nyai

sama lain
Tidak saling terlilit satu

Pada system ini, hemisfer kiri ditandai dengan


angka ganjil sedangkan hemisfer kanan ditandai
dengan angka genap/ Elektroda pada posisi
midline ditandai dengan huruf “Z”
 Elektroda F7 dan F8 merekam aktivitas gelombang EEG dari temporal
anterior / frontal inferior ( sangat penting melihat penyebaran field
gelombang EEG )
 Jika gelombang EEG yang terekam pada F7/F8 memiliki field hingga ke
T3/T4 F7/F8 mewakili temporal anterior
 Jika gelombang EEG pada F7/F8 memiliki field hingga ke F3/F4 maka
elektroda tersebut mewakili frontal inferior
 TI dan T2 : elektroda tambahan untuk melihat aktivitas listrik temporal
depan ( mesial )
Tekhnik Penempatan Elektroda ( Sistem Internasional 10 – 20 )
 Penempatan elektroda ditentukan berdasarkan pengukuran yang
menggunakan batas standar tulang tengkorak.
 Pengukuran menggunaka pita ukur dengan lebar <5 mm
 Pensil warna tidak toksis : penanda kulit

LANGKAH I :
 Buat garis sagital dari nasion hingga ke inion
dengan melewati vertex
 Ditambah 4 titik :
Fp = 10% anterior dari jarak nasion-inion (NI)
F = ditambah 20% NI
C = ditambah 20% NI (50% jarak NI)
P = ditambah 20% NI
O = sisa 10% NI
LANGKAH II :
 Buat garis dari titik preaurikuler kiri ke
preaurikuler kanan melaui titik C.
 10% jarak preaurikuler kiri – kanan dari titik
preaurikuler kiri : bidang sirkumferensial kiri (T)
 Lalu 20% jarak ini : bidang parasagittal kiri (C)
 Ditambah 20% lagi : bidang sentral yang
memotong bidang sagital (Cz)

LANGKAH III:
 Penempatan elektroda pada bidang sagital
 Ujung pita diletakkan pada nasion dan inion
melalui titik Cz
 Tentukan titik Fz (titik potong bidang F), Pz
( titik potong dengan bidang P), Fpz (titik
potong dengan bidang Fp) dan Oz (titik potong
dengan bidang O
LANGKAH IV :
Pita pengukur diletakkan pada Fpz ke Oz melalui garis
sirkumferensial kiri. 10% jarak preaurikuler kiri.
 Pada 10% dari jarak FPz – Oz, ditentukan titik Fp1
 Ditambah 20%, bidang frontal kiri
 Ditambah 20%, ditentukan titik T3
 Ditambah 20%, ditentukan bidang oksipital kiri
 Sisa 10% bertemu titik Oz
 Lakukan hal sama untuk sisi kanan : menentukan
titik T4

LANGKAH V :
Pita pengukur diletakkan pada Fpz – T3 -Oz
 Garis sirkumferensial yang memotong bidang Fp :
Fp1
 Garis yang memotong biidang F di sisi kiri : titik
F7, sisi kanan : F8
 Garis yang memotong bidang T sisi kiri : T5, sisi
kanan: T6
 Garis yang memotong bidang 0 sisi kiri : 01, sisi
kanan : 02
LANGKAH VII :
LANGKAH VI ( Bidang Parasagital): Pita pengukur diletakkan pada titik F7 –
Pita pengukur diletakkan pada Fp1 ke O1 melewati F8 melewati Fz
garis parasagittal kiri  Separuh jarak F7-Fz yang memotong
 Pada 25% jarak Fp1-O1 terewbut menandai bidang parasagittal kiri : F3
bidang F  Separuh jarak Fz-F8 yang memotong
 Pada 25% selanjutnya memotong garis bidang parasagittal kanan : F4
parasagittal : C3  Jarak antara tiap elektroda pada
 Pada 25% selanjutnya di belakang C3 tersebut bidang frontal harus sama
menandai bidang P
 Lakukan hal sama untuk sisi kanan : mengukur
jarak Fp2-O2 dan menentukan titik C4
(memotong garis parasagital
LANGKAH VIII (Bidang Parietal):
Pita pengukur diletakkan pada titik T5 –
T6 melewati Pz
 Separuh jarak T5-Pz yang memotong
bidang parasagittal kiri : P3
 Separuh jarak Pz-T6 yang memotong
bidang parasagital kanan : P4
 Jarak antara tiap elektroda pada
bidang frontal harus sama
PROSEDUR PEREKAMAN EEG

Ruangan Mesin Kecepatan


Kertas Pasien
EEG

 Ruangan harus tenang & sejuk Standart baku secara internasional 


Sebagian besar menggunakan  Selama pemeriksaan
(AC) untuk menghasilkan rekaman EEG
kecepatan kertas 30 mm/detik pasien rileks
 Sebaiknya lampu kamar yang baik :  Dapat diatur hingga kecepatan
dimatikan  Impedans : <5 Ohm  Rambut pasien harus
menjadi setengahnya (15 bersih dan kering
 LFF : 0.3 – 0,5 Hz
mm/detik) atau 2 kalinya  Mengajarkan teknik
 HFF : 50-70 Hz
(60mm/detik) relaksasi, seperti
 Notch Filter: off
 Semakin cepat kertas, maka pernapasan lambat atau
 Sensitivity : 70
semakin mudah untuk menilai / relaksasi otot
microvolt/cm
hitung gelombang berfrekuensi  Pasien harus berusaha
 Jaga sejumlah peralatan yang
cepat. untuk tidak berkedip
menggunakan listrik dekat
dengan mesin EEG selama bagian “mata
 Pastikan menggunakan ground Terbuka“ dari perekaman
dengan benar  Sebaiknya ada fase terjaga
dan tidur
URUTAN PEMERIKSAAN EEG

1 2 3 4 5
 Pasien atau keluarga Rekaman dimulai dengan
Mesin EEG dinyalakan, Pasang elektrode kepala Masukkan data pasien ke
diberitahu tata prosedur:
sesuai 10-20 system mesin EEG
pemeriksaan EEG yg dipastikan berfungsi baik  Pasien diminta
 Identitas pasien
akan dilakukan. Mengikuti perintah
(nama, usia, No
 Perekaman akan seperti: “silahan
CM/EEG)
berlangsung selama buka/tutup mata
 Tanggal perekaman
1-1½ jam saat Pasien anda“
 Diagnosis
berbaring, bersantai, • Melakukan beberapa
 Dokter pengirim
dan mencoba tidur 'teknik aktivasi’
 Riwayat penyakit
 Jika pasien tertidur, berupa hiperventilasi,
(kardiovaskular,
maka akan stimulasi fotik dan
kejang,
dibangunkan setelah deprivasi tidur
serebrovaskular, paru,
kurang lebih 30 menit
kehamilan, narkoba)
 Obat yang digunakan
 Makan terakhir
HIPERVENTILASI
• Dilakukan pada pasien yang kooperatif
• Lama : 3-4 menit, dapat diulang
• Sebaiknya setelah stimulasi fotik
• Teknik : -Inspirasi dan ekspirasi maksimal ; inspirasi via hidung,
ekspirasi via mulut ;Frekuensi sekitar 16-20 x/ mnt; jaga jangan
sampai kepala ikut bergerak; untuk anak dengan cara meniup
kincir angin

STIMULASI FOTIK
DEPRIVASI TIDUR • Dilakukan dengan kondisi ruangan gelap
• Mengurangi ½ waktu tidur pasien di • Saat dilakukan mata posisi terbuka lalu tertutup
malam hari atau pasien tidak tidur • Jarak lampu dan mata sekitar 50 cm
sama sekali • Frekuensi kedipan lampu : bervariasi, optimal pada
• Tujuan : agar pasien dapat tidur saat frekuensi 10 s/d 20 kedipan/detik, teknik 10 dtk on, 10
perekaman EEG, sehingga siklus dtk off,
tidur normal dapat terekam dst
• bagian penting dari test untuk anak yang mengalami ke
jang atau pingsan yang disebabkan lampu yang berkedip
• Mendapatkan kelainan epileptiform, gelombang paku
pada beberapa kasus kejang
MONITORING EEG

Jika pasien melaporkan iritasi dari gel elektroda, Untuk mengilustrasikan tingkat gangguan yang disebabkan
ketidaknyamanan dari kap EEG, teknisi harus kedipan mata dan gerakan, minta pasien untuk
menawarkan untuk segera mengakhiri sesi memperhatikan sinyal mereka saat mereka berkedip, batuk,
menggertakkan gigi

Periksa kalender online (jadwal perjanjian) untuk Metode ini biasanya terbukti sangat berguna
melihat apakah pasien dijadwalkan untuk hari dalam meminimalkan artefak gerakan dalam data
berikutnya

Persediaan handuk yang cukup dan bersih Perhatiikan gambaran saat berkedip; batuk; gemeritik gigi;
atau gerakan otot umum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai