DAN
PENERAPANNYA
DALAM SISTEM
SARAF
Kelistrikan pada sistem saraf
Tubuh manusia mengandung listrik, mulai dari organ otak, jantung, ginjal, paru-paru,
sistem pencernaan, sistem saraf, otot-otot, dan jaringan lainnya.
Oleh karena itu, tegangan listrik dapat diukur di bagian tubuh manapun.
Setiap sel di tubuh manusia, memiliki tegangan antara -90mV pada saat rileks sampai 40
mV pada saat beraktifitas.
Salah satu sistem tubuh yang memiliki sifat kelistrikan adalah sistem saraf.
Untuk dapat mempelajari sifat kelistrikan pada sistem saraf lebih jauh, kita sebaiknya
mengetahui struktur sel saraf dan susunan sel saraf.
1. Sel saraf
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf (neuron) .
Satu neuron terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
Dendrit merupakan serabut-serabut pendek yang berupa tonjolan sitoplasma yang bercabang
dari badan sel saraf.
Pada umumnya neuron memiliki lebih dari satu dendrit yang bercabang-cabang.
Dendrit berfungsi untuk menerima rangsangan (impuls) yang datang dari ujung akson
neuron lain. Kemudian, impuls dibawa menuju ke badan sel saraf.
Akson (neurit) merupakan serabut yang panjang dan pada umumnya tidak bercabang.
Akson berfungsi untuk meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke neuron
lainnya.
Akson mengandung benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh selaput berwarna putih kekuningan yang disebut : selubung mielin.
Selubung mielin tersusun dari rangkaian sel schwann dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya impuls.
Sel schwann membentuk jaringan yang berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi akson dan
membantu regenerasi akson.
Pada pertemuan antara selubung mielin yang satu dengan yang lainnya, terdapat bagian
akson yang tidak terselubungi. Bagian ini disebut : Nodus ranvier, berfungsi untuk
mempercepat pengiriman impuls saraf.
Banyak penelitian tentang perilaku listrik saraf dilakukan di serabut saraf bermielin.
Serabut saraf bermielin melakukan potensial aksi lebih cepat daripada serabut saraf tanpa
mielin.
Potensial aksi adalah eksitasi listrik yang berjalan cepat melalui akson ke ujung sinapsis.
Cara Kerja Saraf
Sel saraf berfungsi menerima dan meneruskan (mentransmisikan) rangsangan dalam bentuk pesan
listrik (impuls). Impuls berjalan sepanjang neuron dalam satu arah. Dendrit menerima informasi dari
rangsangan atau dari sel lainnya.Pada dendrit terdapat berbagai sensor yang berfungsi menerima
segala bentuk rangsangan dan mengubahnya menjadi signal listrik.. Dendrit membawa impuls
menuju badan sel saraf.Jika rangsangan (stimulus) cukup kuat, sinyal listrik tersebut akan diteruskan
ke akson.
Akson membawa impuls menjauhi badan sel saraf. Akson dari suatu neuron dapat berhubungan
dengan dendrit dari neuron yang lain. Hubungan antara akson dari satu neuron dengan dendrit dari
neuron yang lain, disebut: sinapsis.
Proses penghantaran impuls dari satu neuron ke nuron lain di dalam tubuh kita sampai impuls
mencapai tempat tujuan, adalah sbb:
Suatu zat kimia yang disebut : “neurotransmitter” dilepas oleh akson dari neuron pertama ke dalam
celah sinapsis menuju ke dendrit neuron berikutnya. Contoh zat neurotransmitter adalah asetilkolin,
noradrenalin, dan serotonin.
Impuls saraf yang melintas melalui sistem saraf akan dapat melompat dari satu sel saraf ke sel saraf
berikutnya.
Di dalam serabut saraf, impuls melintas seperti suatu sinyal listrik. Semua proses ini terjadi dengan
sangat cepat. Impuls saraf melintas di sepanjang serabut-serabut saraf terbesar dengan kecepatan
90m/s.
Selubung mielin adalah insulator yang baik dan memiliki kapasitas (muatan
yang tersimpan) listrik sangat rendah. Potensial aksi semakin menurun apabila
melewati serabut saraf bermielin.
Penurunan sinyal kemudian bertindak seperti rangsangan pada nodus Ranvier(
celah) berikutnya untuk memulihkan potensial aksi kembali ke keadaan awal.
Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara saraf pusat dengan organ-organ tubuh.
Sistem saraf pusat terdiri dari saraf sadar (somatik) dan saraf tidak sadar (otonom).
B. GERAK REFLEKS :
Contoh gerak refleks yang berpusat di sumsum lanjutan, misalnya denyut jantung, pernafasan,
menelan, muntah, batuk, dan bersin.
Jalannya impuls gerak refleks yang berpusat di sumsum lanjutan adalah sebagai berikut:
Contoh gerak refleks yang berpusat di otak tengah , seperti : kedipan mata, pembesaran
pupil.
Jalannya impuls yang berpusat di otak tengah adalah sebagai berikut: