Kementerian Direktur
Kementerian Direktur
KEMENTERIAN DESA
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
KEMENTERIAN DESA,
DAN TRANSMIGRASI
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENDORONG PEMBUKAAN LAHAN BARU
UNTUK TRANSMIGRASI
Oleh :
DR. Bambang Widyatmiko, SSi, MT.
Direktur Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi
ditjenppktrans.kemendes DIREKTORAT
ditjenppktrans.kemendes DIREKTORATJENDERAL PEMBANGUAN
JENDERAL PEMBANGUNAN DAN
DAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KAWASAN
KAWASAN TRANSMIGRASI
TRANSMIGRASI @DitjenPPKTrans
@DitjenPPKTrans
KEMENTERIAN DESA
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI DASAR PENYELENGGARAAN
TRANSMIGRASI
UU No. 29 Tahun 2009 Perpres No. 18 Tahun 2020
Perubahan atas UU No. 15/1997 tentang
tentang Ketransmigrasian RPJMN 2020 - 2024
Pembangunan Transmigrasi
Berbasis Kawasan
2
Penyusunan norma, standar, prosedur,
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Pelaksanaan
oleh Menteri. Fungsi lain
TUGAS dan kriteria di bidang perencanaan
perwujudan kawasan transmigrasi,
Menyelenggarakan Penyusunan pembangunan kawasan transmigrasi, fasilitasi
NSPK penataan persebaran penduduk di kawasan
Pelaksanaan administrasi Direktorat perumusan dan
transmigrasi, pengembangan satuan
Jenderal Pembangunan dan 6 pelaksanaan kebijakan di permukiman dan pusat satuan kawasan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi; bidang pembangunan dan pengembangan, serta pengembangan kawasan
pengembangan kawasan 3 transmigrasi;
Pelaksanaan transmigrasi
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Administrasi
bidang perencanaan perwujudan kawasan Pemberian Pemberian bimbingan teknis dan
Bimtek dan supervisi di bidang perencanaan perwujudan
transmigrasi, pembangunan kawasan
transmigrasi, fasilitasi penataan persebaran
5 Supervisi
kawasan transmigrasi, pembangunan kawasan
penduduk di kawasan transmigrasi,
Pelaksanaan
Evaluasi Dan
4 transmigrasi, fasilitasi penataan persebaran
pengembangan satuan permukiman dan pusat Pelaporan penduduk di kawasan transmigrasi,
satuan kawasan pengembangan, serta pengembangan satuan permukiman dan pusat
pengembangan kawasan transmigrasi; satuan kawasan pengembangan, serta
pengembangan kawasan transmigrasi;
Kawasan Penempatan
Transmigrasi Perencanaan Transmigrasi
1 3 5
2 4
Legalitas Pembangunan
02
Pertanahan Permukiman
Clear :
Tanah/kawasan yang akan dibangun harus jelas letak, 1. Pembangunan fisik Kawasan Transmigrasi
luas, dan batas fisik dilapangan. mencakup: pembangunan SP, pembangunan KPB,
Clean : dan pembangunan jaringan prasarana dasar
1. Tidak masuk dalam kawasan hutan; kawasan transmigrasi;
2. Beban dari tumpang tindih peruntukan pihak lain; 2. Pembangunan SP meliputi : SP-Baru, SP-Pugar dan
3. Mendapat dukungan dari masyarakat setempat; SP-Tempatan
4. Ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota; 3. Pembangunan SP dilaksanakan setelah dilakukan
5. Didukung dengan Hak Pengelolaan sosialisasi kepada masyarakat;
52 100
152 Kawasan
KAWASAN TRANSMIGRASI
DITETAPKAN MENTERI DESA
(KEPMENDES)
Jambi
Satuan Permukiman
Tempatan (SP Tempatan)
Pusat Satuan Kawasan
Pegembangan(Pusat SKP)
Area Investasi
Note:
1. Dalam satu Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) ditentukan Desa Utama
2. Dalam Kawasan Perkotaan Baru (KPB), dirancang permukiman perkotaan dengan mekanisme Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM)
DITJEN
PPKTRANS
KAWASAN TRANSMIGRASI
DAN TRANSMIGRASI
1.
2.
Batu Betumpang, Prov. Babel
Rasau Jaya, Prov. Kalbar
BERDAYA SAING 1. Pulubala, Prov. Gorontalo
2. Air Terang, Prov. Sulteng
23. Rawa Pitu, Prov. Lampung
24. Asinua-Routa, Prov. Sultra
3. Tobadak, Prov. Sulbar 3. Maloy Kaliorang, Prov. Kaltim 25. Bomberay-Tomage, Prov.
4. Cahaya Baru, Prov. Kalsel 4. Labangka, Prov. NTB Papua Barat
5. Telang, Prov. Sumsel
Target : 7 Kawasan 5. Salor, Prov. Papua 26. Paguyaman Pantai, Prov.
6. Lunang Silaut, Prov. Sumbar 6. Sarudu Baras, Prov. Sulbar Gorontalo
7. Lagita, Prov. Bengkulu 7. Pawonsari,Prov. Gorontalo 27. Tambora, Prov. NTB
8. Bekkae/Gilireng, Prov. Sulsel 28. Bahari Tomini Raya, Prov.
9. Parit Rambutan, Prov. Sumsel Sulteng
MANDIRI 10. Samar Kilang, Prov. Aceh 29. Tampolore-Pamona, Prov.
11. Ketapang Nusantara, Prov. Aceh Sulteng
12. Mahalona, Prov. Sulsel 30. Kikim, Prov. Sumsel
1. Kobalima Timur/Tanyu Manu, Prov. NTT
Target : 33 Kawasan 13. Bungku, Prov. Sulteng 31. Tinanggea, Prov. Sultra
2. Padauloyo, Prov. Sulteng
14. Wakorumba-Maligano/ Mutiara, 32. Ponu, Prov. NTT
3. Kerang, Prov. Kaltim
Prov. Sultra 33. Pulau Morotai, Prov. Malut
4. Kobisonta, Prov. Maluku
5. Melolo, Prov. NTT 15. Selaut, Prov. Aceh
6. Masamba, Prov. Sulsel 16. Mesuji, Prov. Lampung
7. Bathin III Ulu, Prov. Jambi BERKEMBANG 17. Subah, Prov. Kalbar
8. Muting/Jagebob, Prov. Papua 18. Seimenggaris, Prov. Kaltara
9. Belantikan Raya, Prov. Kalteng 19. Sumalata, Prov. Gorontalo
10. Senggi, Prov. Papua Target : 12 Kawasan 20. Salim Batu, Prov. Kaltara
11. Werianggi Werabur, Prov. Papua Barat 21. Palolo, Prov. Sulteng
12. Mangole, Prov. Malut 22. Gerbang Mas Perkasa, Prov. Kalbar
Satuan Permukiman Bagian dari SKP berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu
Baru (SP-Baru) kesatuan dengan daya tampung 300-500 keluarga yang merupakan hasil pembangunan baru
Satuan Permukiman Bagian dari SKP berupa permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan dengan permukiman
baru dengan daya tampung 300-500 keluarga. Pembangunan dimaksud meliputi pemugaran rumah penduduk
Pemugaran (SP- Pugar) setempat, pembangunan rumah penduduk setempat, pembangunan rumah transmigran, dan rehabilitasi,
peningkatan, dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman
Satuan Permukiman Permukiman penduduk setempat dalam deliniasi Kawasan Transmigrasi yang diperlakukan sebagai SP.
Pembangunan di SP-Tempatan dilaksanakan dengan rehabilitasi, peningkatan dan/atau pembangunan
Setempat (SP-Tempatan) prasarana dan sarana.
Satuan Kawasan Satu kawasan yang terdiri atas beberapa satuan permukiman yang salah satu diantaranya
Pengembangan (SKP) merupakan permukiman yang disiapkan menjadi pusat Kawasan Perkotaan Baru
Kawasan Perkotaan Bagian dari Kawasan Transmigrasi yang ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan dan
Baru (KPB) berfungsi sebagai pusat pelayanan Kawasan Transmigrasi
Trans-Science
Technopark
Source : Kemenperin
Inovasi
Transpolitan 4.0
HSA 4.409,69
Desa Bone-Bone
Desa Tangkeno
Tertinggal
Tertinggal
Baru
Baru
Luas : 6.939 Ha
Jumlah Desa : 6 Desa (Desa Tertinggal)
13.830,00 Desa Lambelu Tertinggal
APL 5.071,43 Desa Tampunabale Tertinggal Pusat SKP Pugar Kecamatan : Batukara
Desa Kolese Tertinggal Baru
Peternakan : Sapi, Kambing dan
Pusat SKP : Baluara
HL 619,90 Pasi Kolaga Desa Kolese Tertinggal Baru
Desa Mataindaha Tertinggal Pugar Ayam
Desa Maatampe Tertinggal Pugar
SKP III
Desa Lantogalalo Tertinggal Pugar
SKP III HP 857,81
Desa Liwumetingki Tertinggal Pugar
Luas : 13.830 Ha
Desa Kamosope Tertinggal Baru Jumlah Desa : 14 Desa
Desa Koholifano Tertinggal Pugar
HPK 1.871,21
Desa Pola Tertinggal Pugar
Desa Tertinggal : 12 Desa
Pasir Putih
Desa Labulawa Sangat Tertinggal Baru Perikanan : Tangkap Desa Sangat Tertinggal :2 Desa
Desa Bumbu Tertinggal Pugar
HPT 3.050,71
Desa Wangguali Sangat Tertinggal Baru
Kecamatan : Pasi Kolaga dan Pasir Putih
Pusat SKP : Desa Tampunabale
Trans Science
Technopark 52 Kawasan Transmigrasi Target RPJMN
Jambi
Konsep Geografi
Masterplan Temuan Produk Unggulan Ekonomi
Trans-Science
Tehnopark Tahap II Konsep Arsitektur
Pra Ded Kawasan TSTP
Program Pembangunan
Rekomendasi
Trans Science
Technopark Peta Kemiringan Lereng
SKP A
SKP B
SKP C
Trans Science
Technopark Komiditas Unggulan
01
Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D - Perumus Inovasi Konsep G2R Tetrapreneur, 2016
Model TSTP
Entrepreneur Chain Market Ready to Enter Policy to Sustain the
Benefit Mendidik Pasar oleh Competition-Based Village/Community
Mitra dengan Market Entrepreneur’s Leap for
Pemberdayaan 80% Iconic Product in Global
Tetrapreuner
Hulu-Hilir Produk branding TSTP Mendidik
Professional Desa Branding
Unggulan oleh Desa Penguatan &
TSTP TSTP Keberpihakan Kebijakan
untuk Produk Desa
sebagai Ikonik Global
TSTP
TSTP Tetrapreneur
• Program Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur merupakan wujud
inovasi sinergi gerakan gotong royong dan wirausaha desa yang hendaknya
akan membawa kearifan lokal Indonesia ke peringkat dunia.
G2R TETRA 4 • Model Tetrapreneur merupakan gerakan inovasi desa wirausaha berbasis
G2R TETRA 3
G2R TETRA 2
G2R TETRA 1
empat pilar wirausaha yaitu rantai pasokan bisnis baik dari hulu ke hilir;
ketersediaan dan kesigapan dalam merespon pasar sebagai sarana
bertukarnya nilai produk; kualitas produk melalui SDM yang berkualitas,
sistem yang terkoordinasi hingga pengembangan diri akan mempengaruhi;
nilai merek pada produk. Integrasi nilai gotong royong yang ada dengan
model Tetrapreneur diharapkan dapat menjadi sinergi bagi desa untuk
mampu bersaing, berkerjasama dan beradaptasi untuk terus maju ke tatanan
global masa depan.
Global Gotong
TETRAPREUMER
Royong
www.kemendesa.go.id @ditjen PPKTrans @ditjen PPKTrans
Zona AGROINDUSTRI
Tetrapreneur dalam Hubungan Zona
AGROPRODUKSI (Zona lahan produksi)
CHAINPRENEUR
Zona Penyimpanan Hasil Panen
Zona AGROBISNIS
MARKETPREUNER
Zona AGROWISATA Edukasi
TETRAPRENEUR
Zona Penelitian & Pengembangan
AGROTEKNOLOGI
QUALITYPRENEUR
Zona Perkantoran
UNIT PELAYANAN TEKNIS (UPT) UNIT PENGEMBANGAN TEKNOLOGI UNIT INKUBATOR BISNIS
(pendidikan dan pelatihan) (penelitian & pengembangan) (perusahaan pemula)
Agroproduksi
Agroindustri
Penta 3 Inovasi iptek pada bibit, mekanika, ICT
Agrowisata Agro
4 Inkubator bisnis, pemasaran, perdagangan
Agroteknologi
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
KAWASAN TRANSMIGRASI
ditjenppktrans.kemendes @DitjenPPKTrans