Anda di halaman 1dari 19

Teori Dualitas

Wiwiek Fatmawati, ST., M,.Eng


Nurwidiana, ST., MT
Teori Dualitas

Setiap masalah Programa linier memiliki suatu


programa linier lain yang saling berkaitan → disebut
dual

Penyelesaian persoalan semula (primal) juga


memberikan solusi bagi persoalan dual
Formulasi dari Problem Dual
Jika bentuk primalnya adalah maksimasi, maka problem
dualnya adalah minimasi, begitu pula sebaliknya.
Jika primal mempunya 3 variable dan 2 konstrain, maka
dualnya akan memiliki 2 variable dan 3 konstrain
Tabel Primal Dual
Hubungan primal-Dual
Hubungan Primal - Dual
1. Jika bentuk primalnya adalah maksimasi, maka problem dualnya adalah
minimasi, begitu pula sebaliknya.
2. Jika primal mempunya 3 variable dan 2 konstrain, maka dualnya akan memiliki
2 variable dan 3 konstrain
3. Koefisien fungsi tujuan primal menjadi konstanta ruas kanan dari pembatas
pada masalah dual
4. Konstanta ruas kanan primal, menjadi koefisien fungsi tujuan pada masalah
dual
5. Untuk tiap pembatas primal, ada satu variabel dual
6. Setiap variabel primal ada satu pembatas dual
7. Setiap kolom pada primal berkorespondensi dengan baris (pembatas ) pada dual
8. Setiap baris pada primal berkorespondensi dengan kolom pada dual
9. Pada LP Normal : Pembatas bertanda ≤ jika fungsi tujuan maksimasi dan
bertanda ≥ jika fungsi tujuan minimasi.
10. Fungsi tujuan dual berubah bentuk dari fungsi tujuan primal.
11. Dual dari dual adalah primal
Bentuk umum Primal - Dual
Primal
Maks Z = c1x1 + c2x2 + … + cnxn
Batasan – batasan :
a11x1 + a12 x2 + … + a1nxn ≤ b1
a21x1 + a22 x2 + …. + a2nxn ≤ b2
.
am1x1 + am2 x2 + … + amnxn ≤ bm
dan x1≥ 0, x2 ≥ 0 , … xn ≥ 0
Dual
Min W = b1y1 + b2y2 + … + bnyn
Batasan – batasan :
a11y1 + a21 y2 + … + am1 ym ≥ c1
a12y1 + a22 y2 + …. + am2 ym ≥ c2
.
a1n y1 + a2n y2 + … + amn ym ≥ cn
dan y1≥ 0, y2 ≥ 0 , … yn ≥ 0
Ketentuan Umum
 Linear programming Normal
a. Kasus Maksimasi : Semua pembatas bertanda ≤
b. Kasus Minimasi : Semua pembatas bertanda ≥

 Mengubah LP tidak normal menjadi bentuk Normal


a. Maksimasi : pembatas bertanda ≥ ; kalikan dengan -1
b. Minimasi : pembatas bertanda ≤ ; kalikan dengan -1
c. Pembatas bertanda = ; Jadikan 2 pertidak samaan bertanda (≥
dan ≤) , dan kalikan -1, untuk bentuk pembatas yang tidak
sesuai (lihat point a dan b di atas)
d. Variabel xj yang tidak berbatas tanda , ubah menjadi xj = xj’- xj”
dimana xj’ ≥ 0, xj” ≥ 0
Contoh 1:
Primal
Minimumkan Z = 5X1 + 2 X2 + X3

Fungsi batasan: 1) 2X1 + 3X2 + X3 ≥ 10


2) 6X1 + 8X2 + 5X3 ≥ 20
3) 7X1 + X2 + 3X3 ≥ 30

Dual
Maksimumkan w0 = 10y1 + 20y2 + 30y3

Fungsi batasan: 1) 2y1 + 6y2 + 7y3 ≤ 5


2) 3y1 + 8y2 + y3 ≤ 2
3) y1 + 5y2 + 3y3 ≤ 1
Contoh

 Primal  Primal
Mak Z = 20x1 + 10x2 + 5 x3 Min Z = 3x1 + 5 x2
s.t s,.t
3 x1 + 2 x2 +2x3 ≤ 34 2x1 ≥8
4 x1 + 3 x2 + x3 ≤ 12
3x1 + 5 x2 ≥ 25
2 x1 + 3 x2 + x3 ≤ 4
6x1 + 3x2 ≥ 30
x1, x2, x3 ≥ 0
X1, x2 ≥ 0
 Dual
min w = 34y1 + 12 y2 + 4 y3  Dual
s.t max w = 8y1 + 25 y2 +30 y3
3y1 + 4 y2 + 2 y3 ≥ 20 s.t
2y1 + 3 y2 + 3 y3 ≥ 10 2 y1 + 3y2 + 6 y3 ≤ 3
2y1 + y2 + y3 ≥ 5 5y2 + 3y3 ≤ 5
y1, y2, y3 ≥0 y1,y2,y3 ≥ 0
HUBUNGAN Primal Dual
a) Solusi fisibel persoalan minimasi (primal)adalah
batas atas solusi fisibel persoalan maksimasi (dual)
b) Pada kondisi optimum, Max z = Min w
c) Nilai optimum variabel solusi primal, = nilai
optimum var dual yang terkait dengan persamaan
pembatas pada primal
Interpretasi Dual- Primal
Solusi optimum masalah dual ditunjukkan oleh
koefisien slack variabel terkait pada baris tujuan solusi
optimal masalah primal, dan sebaliknya
Solusi optimum masalah dual menunjukan kontribusi
per satuan sumber i terhadap laba
Kasus 3
Perusahaan sepatu Ideal memproduksi 2 jenis sepatu.
Mesin yang digunakan terdapat 3 jenis. Data penggunaan
mesin untuk masing-masing jenis sepatu dan kapasitas
yang tersedia sebagai berikut :
SEPATU
KAPASITAS
MESIN
A B (JAM)

1 2 0 8
2 0 3 15
3 6 5 30
LABA
3 5  
Rp.0.000
Formulasi
Primal Dual
Max Z = 3x1 + 5x2 Min W = 8Y1 + 15 Y2 + 30 Y3
S.T ST
2X1 ≤8 2Y1 + 6Y3 ≥ 3
3X2 ≤ 15 3Y2 + 5Y3 ≥ 5
6X1 + 5 X2 ≤ 30
x1, x2 ≥ 0 Y1,Y2,Y3 ≥ 0
Solusi PRIMAL
VAR
Z X1 X2 S1 S2 S3 RHS
DASAR

Z 1 -3 -5 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8
S2 0 0 3 0 1 0 15
S3 0 6 5 0 0 1 30
Z 1 -3 0 0 1.67 0 25
S1 0 2 0 1 0 0 8
X2 0 0 1 0 0.33 0 5
S3 0 6 0 0 -1.67 1 5

Z 1 0 0 0 0.83 0.5 27.5


S1 0 0 0 1 0.56 -0.33 6.33
X2 0 0 1 0 0.33 0 5
X1 0 1 0 0 -0.28 0.17 0.83

Solusi Optimal X1 = 0,83; X2 = 5; Z= 27.5 Nilai Slack Variabel


DUAL

Solusi Optimal : Y1= 0; Y2=0,83; Y3= 0.5, Nilai X1 X2


Analisa kasus IDEAL
 Solusi optimal kasus primal
x1 = 0,8 → memproduksi sepatu A sebanyak 0,83
x2 = 5 → memproduksi sepatu B sebanyak 5
Z = 27,5 → keuntungan optimal 27,5
 Solusi optimal kasus dual
y1 = 0 → kontribusi mesin 1 terhadap keuntungan = 0/jam
y2 = 0.83 → kontribusi mesin 2 terhadap keuntungan = 0.83/jam
y3 = 0.5 → kontribusi mesin 3 terhadap keuntungan = 0.5/jam
W = 27,5 → kontribusi minimal 27,5

Anda mungkin juga menyukai