Anda di halaman 1dari 24

Regresi polinomial berderajat k

Hanifah Muthiah
(176090500111005)
Melda Juliza
(176090500111006)
ANALISIS REGRESI
Suatu metode sederhana untuk melakukan
investigasi tentang hubungan fungsional di antara
beberapa variabel. Hubungan antara beberapa
variabel tersebut diwujudkan dalam suatu model
matematis. Pada model regresi, variabel dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu variabel respons
(rensponse) atau biasa juga disebut variabel
bergantung (dependent variable), serta variabel
explanory atau biasa juga disebut variabel penduga
(predictor variable) atau disebut juga variabel
bebas (independent variable).
MANFAAT ANALISIS
REGRESI
Analisis regresi sangat berguna dalam
berbagai penelitian antara lain:
1) Dapat digunakan untuk mengukur
kekuatan hubungan antar variable
respons dan variable predictor
2) Dapat digunakan untuk mengetahui
pengaruh suatu atau beberapa variable
predictor terhadap variable respons
REGRESI LINEAR
SEDERHANA
Regresi dengan 1 variabel respon dan 1 variabel
predictor yang berhubungan linier. Pernyataan
matematika model regresi linier sederhana adalah

Dimana :

adalah residual model.


REGRESI LINEAR
SEDERHANA
Regresi dengan 1 variabel respon dan 1 variabel
predictor yang berhubungan linier. Pernyataan
matematika model regresi linier sederhana adalah

Dimana :

adalah residual model.


Banyak permasalahan dalam kehidupan yang bersifat tidak
linear, model linear hanya dapat diterapkan pada masalah-
masalah yang bersifat linear yang ditandai dengan kurva
hubungan kedua variabel berbentuk lurus. Tidak semua hal
dalam kehidupan sehari-hari bersifat linear, akan banyak
dijumpai permasalahan yang bersifat tidak linear. Beberapa
model regresi non linear yang telah dikembangkan
diantaranya model polinomial dan model transformasi
logaritmik.
REGRESI POLYNOMIAL BERDERAJAT
K
Dalam analisis regresi polynomial berderajat k ini
bertujuan untuk menentukan persamaan regresi terbaik
yang berguna untuk meramalkan dan mengetahui pengaruh
optimal dari peubah tidak bebas. Menurut Yitnosumarto
(1988) bahwa penentuan regresi yang terbaik yang harus
diperhatikan bukan hanya sekedar koefisien determinasi
(R2) saja tetapi juga peubah-peubah bebasnya.
Menurut Steel dan Torrie (1989) bahwa model populasi
untuk regresi polynomial berordo dua atau berderajat dua
dengan peubah bebas adalah sebagai berikut :
Derajat polynomial regresi ditentukan oleh
besarnya nilai K, sehingga dapat
disimpulkan, apabila:
K=1 maka disebut regresi polynomial
berderajat satu atau model regresi linier.
K=2 maka disebut regresi polynomial
berderajat dua atau model regresi
kuadratik.
K=3 maka disebut regresi polynomial
berderajat tiga atau model regresi kubik
dan seterusnya.
Untuk mengidentifikasi model yang sesuai pelu
dilihat arah kecenderungan data untuk
memperoleh gambaran model regresi apa yang
cocok, apakah model regresi linier atau non
linier.

Apabila data merupakan model regresi non


linier, maka sebelum melakukan analisis perlu
terlebih dahulu ditransformasikan agar
persamaan non linier menjadi regresi linier.
Berikut merupakan ringkasan dari seluruh
analisis ragam polynomial sampai
berderajat ke K:
Dimana:

Untuk dapat menguji ketepatan model regresi, maka


jumlah kuadrat galat perlu dipecah menjadi jumlah kuadrat
galat murni dan jumlah kuadrat simpangan model.
Sehingga dapat ditulis:

Untuk menjelaskan keragaman pada regresi yang sesuai


dapat dihitung mengunakan koefisean determinasi:
Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual

 Pengujian keberartian koefisien regresi bertujuan untuk


mengetahui pengaruh hubungan keragaman peubah bebas terhadap
masing- masing koefisien regresi dengan hipotesis sebagai berikut:

Statitik uji yang digunakan adalah

Dimana :
bj = penduga untuk bj
S(bj) = simpangan baku yang berasal dari
Sebagai kriteria pengujian, maka t-hitung dibandingkan dengan t-
tabel pada derajat bebas (n-k-1) dengan taraf nyata ɑ/2.
Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual

Dalam pengujian, akan terjadi penolakan


H0 jika t-hitung lebih besar dari t-tabel
yang artinya ada pengaruh yang nyata dari
peubah tidak bebas terhadap peubah bebas,
dan terima H0 jika t-hitung lebih kecil dari
t-tabel.
Menguji Keberartian Hubungan Antar Peubah
Tidak Bebas Dengan Peubah Bebas (Uji F
hitung)

 Pengujian dengan uji t lebih menitik beratkan pada


pemilihan model yang sesuai untuk kelompok data yang
dianalisa

 Hipotesis

 Kriteria
penolakan
Tolak jika atau
Pengaruh injeksi gentamisin terhadap kadar kreatinin serum yang
dicobakan pada ayam pedaging.
(Y): kadar Kreatinin Ginjal
(X): dosis antibiotik gentamisin
Kadar Kreatinin % (Y) Dosis Gentamisin mg (X)

10 1

13 2

15 3

20 4

16 5

11 7

14 3

12 2

... ...
Analisis data
Plot data Taksiran garis
Scatterplot of Kadar Kreatinin % (Y) vs Dosis Gentamisin mg (X) Fitted Line Plot
22,5 Kadar Kreatinin % (Y) = 3,363 + 6,778 Dosis Gentamisin mg (X)
- 0,8012 Dosis Gentamisin mg (X)**2
20,0 22,5 S 1,82583
R-Sq 84,8%
20,0 R-Sq(adj) 82,2%
Kadar Kreatinin % (Y)

17,5

Kadar Kreatinin % (Y)


17,5
15,0
15,0
12,5
12,5
10,0
10,0

7,5 7,5

5,0 5,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Dosis Gentamisin mg (X) Dosis Gentamisin mg (X)
Polynomial Regression Analysis: Kadar Kreatinin versus Dosis Gentamisin
The regression equation is
Kadar Kreatinin % (Y) = 3,363 + 6,778 Dosis Gentamisin mg (X)
- 0,8012 Dosis Gentamisin mg (X)**2
 
S = 1,82583 R-Sq = 84,8% R-Sq(adj) = 82,2%
 
Analysis of Variance
 
Source DF SS MS F P
Regression 2 222,930 111,465 33,44 0,000
Error 12 40,004 3,334
Total 14 262,933
 
Sequential Analysis of Variance
 
Source DF SS F P
Linear 1 25,588 1,40 0,258
Quadratic 1 197,341 59,20 0,000
P_value Quadratic: 0,000
P_value ≤

Artinya: data dapat dianalisis dengan


regresi polinomial
Output
Regression Analysis: Kadar Kreati versus Dosis Gentam; Dosis Gentam
The regression equation is
Kadar Kreatinin % (Y) = 3,36 + 6,78 Dosis Gentamisin mg (X)
- 0,801 Dosis Gentamisin mg (X)**
 
Predictor Coef SE Coef T P
Constant 3,363 1,870 1,80 0,097
Dosis Gentamisin mg (X) 6,7780 0,9740 6,96 0,000
Dosis Gentamisin mg (X)** -0,8012 0,1041 -7,69 0,000
 
S = 1,82583 R-Sq = 84,8% R-Sq(adj) = 82,2%
 
Analysis of Variance
Source DF SS MS F P
Regression 2 222,93 111,46 33,44 0,000
Residual Error 12 40,00 3,33
Total 14 262,93
Uji parameter
1. Uji simultan
Analysis of Variance
   Kesimpulan:
Source DF SS MS F P
Ho ditolak
Regression 2 222,93 111,46 33,44 0,000
Residual Error 12 40,00 3,33
Total 14 262,93
artinya, bahwa dosis gentamisin
(X) dan dua kali lipat dosis
Hipotesis gentamisin secara bersamaan
berpengaruh nyata terhadap kadar
kreatinin (Y) dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95%.
2. Uji parsial
a. Uji parsial constan
b. Uji Parsial X Linear

◦ Hipotesis

 Hipotesis
◦ Kesimpulan

 Kesimpulan

◦ Ho diterima ◦ Ho ditolak
◦ intersep tidak berpengaruh nyata ◦ dosis gentamisin berpengaruh
terhadap kadar kreatinin dengan nyata terhadap kadar kreatinin
tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan tingkat kepercayaan
sebesar 95%
c. Uji parsial X Quadratic Model

 Hipotesis uji
 Model regresi polinomial
Quadratic
 Kesimpulan
◦ Parameter
 Sama-sama ≤ 0,05
 Artinya, kedua parameter
 Ho ditolak secara statistik harus ada dalam
 dua kali lipat dosis gentamisin model
berpengaruh nyata terhadap kadar
kreatinin dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95%
Nilai R2
Interpretasi model

 Nilai R2 : koefisien
 , artinya Ketika tidak ada
pemberian gentamisin pada ayam determinasi yaitu sebesar
pedaging, maka kadar kreatinin 84.8%. Artinya model
sebesar 3.36% regresi yang didapatkan
 , artinya apabila faktor lain dapat menerangkan 84.8%
dianggap konstan, jika dosis keragaman semua variabel
gentamisin naik 1 mg, maka bisa prediktor terhadap kadar
menaikkan kadar kreatinin kreatinin (Y). Sedangkan
sebesar 6.78%
sisanya sebesar 15.2%
 , artinya Apabila faktor diterangkan oleh variabel
lain dianggap konstan, jika
kuadrat dosis gentamisin naik 1
lain yang tidak terdapat
mg, maka bisa menurunkan pada model
kadar kreatinin sebesar 0.801%
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai