KEGAWATDARURATAN
NEONATAL
Disampaikan oleh :
dr. Hj. Diani Dinarshanty, Sp.A., M.Biomed
• Saran:
• Pelatihan resusitasi neonates yang tersertifikasi
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Diabetes maternal
• Hipertensi gestasional, preeklampsia, atau hipertensi kronis
• Anemia janin atau isoimunisasi
• Riwayat kematian janin atau neonatus
• Perdarahan trimester kedua atau ketiga
• Infeksi maternal
• Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru-paru, tiroid, atau neurologik
• Poli/oligohidramnion
• Ketuban pecah dini
• Hidrops fetalis
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Kehamilan lewat waktu
• Kehamilan multipel
• Berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan
• Ibu pengguna obat bius
• Malformasi atau kelainan janin
• Berkurangnya gerak janin
• Tidak menjalani pemeriksaan neonatal
• Ibu berusia > 35 tahun
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Bedah caesar darurat
• Kelahiran dengan vakum, forceps ekstraksi
• Kelahiran prematur
• Ketuban pecah lama (>18 jam)
• Partus lama (>24 jam)
• Korioamnionitis
• Makrosomia
• Detak jantung janin abnormal
• Penggunaan anestesi general
• Cairan ketuban kehijauan mekoneal
• Plasenta previa
• Perdarahan intrapartum yang banyak
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kenyataan:
• Penolong tidak selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang faktor-faktor
risiko, baik ante maupun intrapartum
• Tidak semua ibu yang akan bersalin membawa buku KIA, atau buku KIA masih
‘kosong-an’
• Lembar status perinatologi tidak lengkap terisi
• Saran:
• Pelatihan resusitasi neonatus yang tersertifikasi
• Petugas yang pertama kali menerima ibu hamil, wajib melengkapi identifikasi
faktor risiko
• Komunikasi antar unit (PONEK-VK, PONEK-NIFAS, PONEK-NICU)
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (3)
Ruangan Bersih lantai, dinding, peralatan medik.
Cahaya lampu cukup
• Persiapan lingkungan resusitasi dan alat resusitasi
• Ruangan
• Suhu Suhu Suhu ruangan hangat (260C)
• Tempat
• Sarung Tangan
13
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kenyataan:
• Alat-alat lengkap?
• Saran:
• Melengkapi alat-alat
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Resusitasi
• Bekerja sesuai alur
Perawatan rutin:
Bernafas atau menangis? ya - Pastikan bayi tetap hangat
- Bersihkan jalan nafas, bila perlu
Tonus baik?
- Keringkan bayi
tidak - Lanjutkan observasi pernafasan,
laju denyut jantung, dan tonus
otot
30 detik
Langkah awal: (nyalakan pencatat waktu)
- Pastikan bayi tetap hangat Keterangan:
- Pada bayi dengan berat ≤ 1500 gram, bayin
Atur posisi bayi dan bersihkan jalan nafas langsung dibungkus plastik bening tanpa
- Keringkan * dan rangsang dikeringkan terlebih dahulu kecuali
- Posisikan kembali wajahnya, lalu dib ungkus topi. Bayi tetap
dapat distimulasi walaupun dibungkus
plastik
Observasi usaha nafas, laju denyut jantung (LDJ)
Waktu Target
Bernafas spontan, LDJ dari lahir SpO2 pre
Tidak bernafas/ megap-
>100x/mnt duktal
megap, dan atau LDJ <
30 detik
100x/mnt
1 menit 60-65%
Distress nafas(takipneu, Sianosis sentral persisten
Ventilasi tekanan retraksi, atau merintih Tanpa distress nafas 2 menit 65-70%
positif(VTP)
Bersihkan jalan nafas 3 menit 70-75%
Pemantauan SpO2 Monitor SpO2 Pertimbangkan
CPAP suplementasi oksigen 4 menit 75-80%
PEEP 5-8 cmH2O
Bila LDJ Pemantauan SpO2 5 menit 80-85%
tetap<100x/mnt Gagal CPAP
PEEP 8 cmH2O 10 menit 85-95%
Pengembangan dada FiO2 >40%
Setiap 30 detik nilai laju denyut
jantung, usaha nafas, tonus
stabilisasi 22
Temperature
Air
Way
Pastikan Fiksasi
jalan nafas aman
Blood Pressure
Waktu
Pengisian
Kapiler
Outline
• Asfiksia Neonatorum
• Distres Nafas pada Bayi Baru Lahir
• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Kejang pada Neonatus
27
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Batasan
Suatu keadaan meningkatnya kerja pernafasan yang ditandai
dengan :
1. Frekuensi Napas : > 60 kali/menit
2. Usaha napas: Napas cuping hidung
Suara napas tambahan pada
auskultasi
3. Sianosis Sentral Retraksi lokasi dan keparahan
Grunting atau merintih
Apnea
4. Hati-hati pada bayi dengan frekuensi nafas kurang dari
30 kali/menit
5. Bayi apneu (nafas berhenti lebih dari 20 detik), atau
apneu lebih dari 10 detik yang disertai dengan bradikardi
28
Evaluasi distres napas
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas Skor < 4 Distres pernapasan ringan
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Skorsianosis
Tidak 4–5 Distres
Sianosis pernapasan
hilang moderat
Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Skor > 6 Distres pernapasan berat
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
29
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Tatalaksana
Oksigenasi
Perhatikan klinis, evaluasi dengan Downe score
Jenis bervariasi, mulai dengan nasal kanul, masker,
CPAP, NIPPV, ventilator
30
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Tatalaksana
Pemasangan akses intravena
Pemasangan selang orogastrik
Evaluasi dan pemantauan suhu manajemen pengaturan
suhu
Evaluasi kadar gula dalam darah, dan nilai elektrolit serum
Evaluasi ada tidaknya kejang
Antibiotik pada kasus distress nafas yang disebabkan
karena faktor infeksi
31
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipotermia
Batasan
32
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipotermia
Tatalaksana
Ruangan yang hangat
Infant warmer
Inkubator
33
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipoglikemia
Batasan
• Untuk setiap neonatus, kadar glukosa < 40-45 mg/dl
dianggap tidak normal
• Mekanisme homeostasis glukosa
• Penyebab hipoglikemi: berkurangnya cadangan glukosa dan
produksi glukosa, atau pemakaian glukosa yang meningkat
Diagnosis
• Tanda dan gejala:
Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)
Sianosis
Kejang atau tremor
Letargi dan sulit menyusu
Asupan yang buruk
• Kadar glukosa darah, bila perlu konfirmasi dengan kadar glukosa
serum 34
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipoglikemia
Tatalaksana
• 1. Memantau Kadar Glukosa Darah
untuk neonatus dengan risiko atau dengan hipoglikemia
dipantau setiap 1-2 jam sampai kadar glukosa stabil, kemudian setiap 4 jam
• 2. Pencegahan Hipoglikemia
Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya hipotermia).
• Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg/menit
harus dimulai.
35
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipoglikemia
Tatalaksana
36
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Batasan
37
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Tatalaksana
Umum
1. Jaga agar tidak hipotermi, bersihkan lendir saluran nafas atas,
leher jangan tertekuk
2. Selama masih kejang puasakan atau minum per sonde
3. Jaga agar hipoksi tidak bertambah , O2 sesuai kebutuhan
4. Koreksi gangguan metabolik
5. Bila masih kejang boleh dimulai terapi anti kejang
6. Antibiotika: diberikan 14 hr pd sepsis.
Bila biakan CSS (+), meningitis, antibiotika 21 hari, dan LP
diulang setelah 2 hari
38
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
Tatalaksana
Saran :
• Pembelajaran mandiri pada masing-masing tenaga
Kesehatan
• Case discussion rutin di masing2 unit (VK, Nifas, NICU)
• Melengkapi sarana prasarana
• Melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan
40
terima kasih