Anda di halaman 1dari 41

SIMULASI

KEGAWATDARURATAN
NEONATAL
Disampaikan oleh :
dr. Hj. Diani Dinarshanty, Sp.A., M.Biomed

Rapat Pendampingan Rumah Sakit Lokus KIA RSUD Sumbawa,


Tahun 2022
Outline
• Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kegawatan pada Neonatus
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Dasar:
• SDKI 2017: Angka kematian neonatal 15/1000 kelahiran hidup
• Penyebab utama:
• Prematuritas
• Asfiksia
• BBLR
• Infeksi Neonatal
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Definisi
• Menganggap setiap pesalinan memiliki risiko tinggi
• Persiapan resusitasi (1)
• Persiapan tim
• Minimal 2 (1 orang sebagai leader yang umumnya adalah seorang dokter, 1 orang sebagai
asisten)
• Optimal 3 (leader, asisten 1, asisten 2)
• Leader: Airway dan breathing ( membuka jalan nafas, memberikan oksigen ventilasi termasuk CPAP
dan intubasi)
• Asisten 1: sirkulasi (mendengarkan bunyi jantung, menghitung detak jantung janin, melakukan
kompresi dada, memasang umbilical akses, memasang pulse oxymetri
• Asisten 2: penyiapan alat resusitasi, obat-obatan dan cairan, monitor suhu
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kenyataan:
• Dokter sebagai leader tidak selalu ada, apakah sudah terlatih dan
tersertifikasi?
• Asisten 1 dan 2, apakah sudah terlatih dan tersertifikasi?

• Saran:
• Pelatihan resusitasi neonates yang tersertifikasi
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Diabetes maternal
• Hipertensi gestasional, preeklampsia, atau hipertensi kronis
• Anemia janin atau isoimunisasi
• Riwayat kematian janin atau neonatus
• Perdarahan trimester kedua atau ketiga
• Infeksi maternal
• Ibu dengan penyakit jantung, ginjal, paru-paru, tiroid, atau neurologik
• Poli/oligohidramnion
• Ketuban pecah dini
• Hidrops fetalis
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Kehamilan lewat waktu
• Kehamilan multipel
• Berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan
• Ibu pengguna obat bius
• Malformasi atau kelainan janin
• Berkurangnya gerak janin
• Tidak menjalani pemeriksaan neonatal
• Ibu berusia > 35 tahun
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (2)
• Pengenalan beberapa faktor risiko:
• Bedah caesar darurat
• Kelahiran dengan vakum, forceps ekstraksi
• Kelahiran prematur
• Ketuban pecah lama (>18 jam)
• Partus lama (>24 jam)
• Korioamnionitis
• Makrosomia
• Detak jantung janin abnormal
• Penggunaan anestesi general
• Cairan ketuban kehijauan mekoneal
• Plasenta previa
• Perdarahan intrapartum yang banyak
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kenyataan:
• Penolong tidak selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang faktor-faktor
risiko, baik ante maupun intrapartum
• Tidak semua ibu yang akan bersalin membawa buku KIA, atau buku KIA masih
‘kosong-an’
• Lembar status perinatologi tidak lengkap terisi

• Saran:
• Pelatihan resusitasi neonatus yang tersertifikasi
• Petugas yang pertama kali menerima ibu hamil, wajib melengkapi identifikasi
faktor risiko
• Komunikasi antar unit (PONEK-VK, PONEK-NIFAS, PONEK-NICU)
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (3)
Ruangan Bersih lantai, dinding, peralatan medik.
Cahaya lampu cukup
• Persiapan lingkungan resusitasi dan alat resusitasi
• Ruangan
• Suhu Suhu Suhu ruangan hangat (260C)
• Tempat

Tempat Berdekatan/jadi 1 dengan ruang bersalin


Permukaan datar
Dilengkapi pemancar panas
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Persiapan resusitasi (3)
• Persiapan alat resusitasi
Alat Pipa endotrakeal no. 2,5, 3, 3,5, 4
Alat Gunting Alas resusitasi yang keras
Alat Balon penghisap Plester Kain hangat
Penghisap mekanik dan tabung
Kapas alkoholStetoskop
Kateter penghisap (5F, 6F, Sungkup
8F, 10F, 12F)
laring (pilihan)
Oropharyngeal airway
Pipa orogastrik 8F dan spuit 20 cc 1:10.000 (0,1 mg/cc)
Epinefrin Kantung plastik berperekat
Aspirator mekoneum Cairan kristaloid (NaCl 0,9%)
Peralatan ventilasi tekananDekstrose
positif Alas penghangat
10%
Sungkup wajah Sarung tanganInkubator
steril transport
Sumber oksigen Pulse oximetry
Larutan antiseptik
Sumber udara tekanan CPAP Mixsafe
Kateter umbilikal
Blender oksigen Umbilical cath set
Three way stopcock
Oksimeter Spuit 1, 3, 5, 10, 20 cc
Laringoskop dengan bilah lurus
Jarumno.0 dan 1
Baterai dan lampu cadangan
Resusitasi Neonatus : Persiapan kelahiran

• Persiapan Alat Resusitasi


• Balon & Sungkup dengan PEEP untuk ventilasi, atau Tabung & Sungkup

• Kotak Alat Resusitasi

• Sarung Tangan

• Jam atau pencatat waktu

Balon & Sungkup 12


Resusitasi Neonatus : Persiapan kelahiran

BALON RESUSITASI NEONATUS


DENGAN PEEP

13
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Kenyataan:
• Alat-alat lengkap?

• Saran:
• Melengkapi alat-alat
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Resusitasi
• Bekerja sesuai alur
Perawatan rutin:
Bernafas atau menangis? ya - Pastikan bayi tetap hangat
- Bersihkan jalan nafas, bila perlu
Tonus baik?
- Keringkan bayi
tidak - Lanjutkan observasi pernafasan,
laju denyut jantung, dan tonus
otot

30 detik
Langkah awal: (nyalakan pencatat waktu)
- Pastikan bayi tetap hangat Keterangan:
- Pada bayi dengan berat ≤ 1500 gram, bayin
Atur posisi bayi dan bersihkan jalan nafas langsung dibungkus plastik bening tanpa
- Keringkan * dan rangsang dikeringkan terlebih dahulu kecuali
- Posisikan kembali wajahnya, lalu dib ungkus topi. Bayi tetap
dapat distimulasi walaupun dibungkus
plastik
Observasi usaha nafas, laju denyut jantung (LDJ)
Waktu Target
Bernafas spontan, LDJ dari lahir SpO2 pre
Tidak bernafas/ megap-
>100x/mnt duktal
megap, dan atau LDJ <
30 detik

100x/mnt
1 menit 60-65%
Distress nafas(takipneu, Sianosis sentral persisten
Ventilasi tekanan retraksi, atau merintih Tanpa distress nafas 2 menit 65-70%
positif(VTP)
Bersihkan jalan nafas 3 menit 70-75%
Pemantauan SpO2 Monitor SpO2 Pertimbangkan
CPAP suplementasi oksigen 4 menit 75-80%
PEEP 5-8 cmH2O
Bila LDJ Pemantauan SpO2 5 menit 80-85%
tetap<100x/mnt Gagal CPAP
PEEP 8 cmH2O 10 menit 85-95%
Pengembangan dada FiO2 >40%
Setiap 30 detik nilai laju denyut
jantung, usaha nafas, tonus

adekuat?/lakukan perbaikan ventilasi Pemantauan


SpO2 Keterangan:
Ya Tida
Apabila LDJ >100x/mnt dan target
Dada mengembang adekuat k oksigen tercapai:
Bila Dada tidak mengembang
namun LDJ<60x/mnt - Tanpa alat lanjutkan ke
adekuat, Evaluasi:
perawatan observasi
- Kebocoran sungkup
- Dengan alat  lanjutkan ke
VTP(O2 100%) + kompresi - Posisi kepala bayi, buka perawatan paska resusitasi
dada(3 kompresi tiap 1 mulut, isap lendir
nafas) - Tekanan puncak inspirasi
Pertimbangan intubasi cukup atau tidak/naikkan
Observasi LDJ dan usaha tekanan Keterangan:
nafas tiap 30 detik - Alternatif jalan nafas Intubasi endotrakhea dapat
dipertimbangkan pada langkah
LDJ<60x/mnt
ini apabila VTP tidak efektif atau
telah dilakukan lebih dari 2
Pertimbangan pemberian obat dan menit 16
cairan
Resusitasi, Stabilisasi, dan Transportasi
• Saran:
• Melengkapi alat-alat
• Pelatihan resusitasi neonatus tersertifikasi
Resusitasi  Stabilisasi dan Transportasi
INGAT:
PASCA RESUSITASI LALU
STABILISASI
Sugar + Safe
care
Temperature
RESUSITASI
Airway
(ABCD) Blood Pressure
Lab work
Emotional
Support
Suga
r

Target gula darah 50 – 110 mg/dL


Dekstrosa 10% 2 mL/KgBB
Pasang infus dekstrosa 10% 60-80
mL/KgBB/hari

stabilisasi 22
Temperature
Air
Way

Pastikan Fiksasi
jalan nafas aman
Blood Pressure

Waktu
Pengisian
Kapiler

Loading dg NaCl 0,9 %


10 ml/KgBB
Inotropik jika diperlukan
Laboratorium

Darah perifer lengkap


Analisis Gas Darah Glukosa
Darah
Emotional Support
KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

Outline

• Asfiksia Neonatorum
• Distres Nafas pada Bayi Baru Lahir
• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Kejang pada Neonatus

27
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Distres nafas pada bayi baru lahir

Batasan
Suatu keadaan meningkatnya kerja pernafasan yang ditandai
dengan :
1. Frekuensi Napas : > 60 kali/menit
2. Usaha napas: Napas cuping hidung
Suara napas tambahan pada
auskultasi
3. Sianosis Sentral Retraksi  lokasi dan keparahan
Grunting atau merintih
Apnea
4. Hati-hati pada bayi dengan frekuensi nafas kurang dari
30 kali/menit
5. Bayi apneu (nafas berhenti lebih dari 20 detik), atau
apneu lebih dari 10 detik yang disertai dengan bradikardi
28
Evaluasi distres napas
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas Skor < 4 Distres pernapasan ringan
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Skorsianosis
Tidak 4–5 Distres
Sianosis pernapasan
hilang moderat
Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Skor > 6 Distres pernapasan berat
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu

29
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Distres nafas pada bayi baru lahir

Tatalaksana
 Oksigenasi
Perhatikan klinis, evaluasi dengan Downe score
Jenis bervariasi, mulai dengan nasal kanul, masker,
CPAP, NIPPV, ventilator

30
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Distres nafas pada bayi baru lahir

Tatalaksana
 Pemasangan akses intravena
 Pemasangan selang orogastrik
 Evaluasi dan pemantauan suhu  manajemen pengaturan
suhu
 Evaluasi kadar gula dalam darah, dan nilai elektrolit serum
 Evaluasi ada tidaknya kejang
 Antibiotik pada kasus distress nafas yang disebabkan
karena faktor infeksi

31
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

hipotermia

Batasan

 Suhu tubuh bayi yang lebih rendah dari nilai normal


(secara umum, suhu tubuh bayi baru lahir di kisaran 36,5
sd 37,50C
 Hipotermia terbagi atas hipotermia ringan, sedang, dan
berat
 Merupakan adaptasi dari lingkungan intra ekstrauterin
 Bayi mudah mengalami kehilangan panas

32
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

hipotermia
Tatalaksana
 Ruangan yang hangat

 Infant warmer

 Inkubator

 Heat shield (contoh: plastic sheeting)

 Head covering (contoh: topi bayi)

 Skin to skin contact – Inisiasi menyusui dini

 Perawatan metode kangguru

 Pencegahan terjadinya hipotermia

33
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

hipoglikemia

Batasan
• Untuk setiap neonatus, kadar glukosa < 40-45 mg/dl
dianggap tidak normal
• Mekanisme homeostasis glukosa
• Penyebab hipoglikemi: berkurangnya cadangan glukosa dan
produksi glukosa, atau pemakaian glukosa yang meningkat

Diagnosis
• Tanda dan gejala:
 Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)
 Sianosis
 Kejang atau tremor
 Letargi dan sulit menyusu
 Asupan yang buruk
• Kadar glukosa darah, bila perlu konfirmasi dengan kadar glukosa
serum 34
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

hipoglikemia
Tatalaksana
• 1. Memantau Kadar Glukosa Darah
untuk neonatus dengan risiko atau dengan hipoglikemia
dipantau setiap 1-2 jam sampai kadar glukosa stabil, kemudian setiap 4 jam
• 2. Pencegahan Hipoglikemia
Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya hipotermia).

Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling penting


Jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum dengan


menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir.


• 3. Perawatan Hipoglikemia
• Koreksi segera dengan bolus dengan dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan
melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan.

• Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg/menit
harus dimulai.
35
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir
hipoglikemia
Tatalaksana

36
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Kejang pada neonatus

Batasan

• Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi


neurologi, baik motorik maupun autonomik, karena
kelebihan pancaran listrik pada otak
• Kesadaran menurun selama kejang, detak jantung
meningkat, pucat, bisa sampai apnu
• 50% kejang neonatus / BBLR adalah samar (subtle)

37
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Kejang pada neonatus

Tatalaksana

 Umum
1. Jaga agar tidak hipotermi, bersihkan lendir saluran nafas atas,
leher jangan tertekuk
2. Selama masih kejang puasakan atau minum per sonde
3. Jaga agar hipoksi tidak bertambah , O2 sesuai kebutuhan
4. Koreksi gangguan metabolik
5. Bila masih kejang boleh dimulai terapi anti kejang
6. Antibiotika: diberikan 14 hr pd sepsis.
Bila biakan CSS (+), meningitis, antibiotika 21 hari, dan LP
diulang setelah 2 hari
38
…Kegawatan pada Bayi Baru Lahir

Kejang pada neonatus

Tatalaksana

Phenobarbital: dosis awal 20 mg/kg iv dlm 10 –15 mnt

- bila masih kejang, tambahkan 5 mg/ kg tiap 30 mnt 


max 30 – 40 mg/kg, lanjutkan dg rumatan 3-5mg/kg/hari
- dapat menyebabkan hipotensi dan apnu NICU
Phenytoin : dosis awal 20 mg/kg IV diencerkan dg NaCl 0.9%
berikan dalam 15-30 mnt. Dosis rumatan 4-8 mg/kg/hari
- efek samping arithmia jantung
Setelah beberapa hari tidak ada kejang, obat2 hendaknya
dihentikan. Bila perlu lanjutkan phenobarbital oral sampai
evaluasi neurologis kemudian
39
KEGAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

Saran :
• Pembelajaran mandiri pada masing-masing tenaga
Kesehatan
• Case discussion rutin di masing2 unit (VK, Nifas, NICU)
• Melengkapi sarana prasarana
• Melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan

40
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai