• Nama : By. Ny I F
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : 20-02-2022 pukul 18.57
• Kehamilan ke- :1
• Usia ayah/pekerjaan/pendidikan: 27 tahun/swasta BAWASLU/ S-1
• Usia ibu/pekerjaan/ pendidikan : 27 tahun / IRT / S-1
• Alamat : Bukit Permai, Seketeng
Sumbawa Besar
• MRS : 20-02-2022
• Register : 182168
• Cara Pembayaran : BPJS non PBI
1
Anamnesis
2
Riwayat kehamilan dan persalinan (data sekunder rekam medik)
3
Riwayat kehamilan dan persalinan (data sekunder rekam medik)
4
Riwayat persalinan
• Bayi lahir dengan persalinan spontan stimulasi atas
indikasi ketuban pecah dini >24 jam. Letak belakang
kepala pada tanggal 20-02-2022 pukul 18.57
• Usia kehamilan cukup bulan
• Ketuban hijau kental
• Bayi tidak langsung menangis
• Jenis kelamin laki-laki, tunggal.
• Apgar score 1-1, BBL 3215 gram, PB 48 cm.
5
Bernafas atau menangis? Perawatan rutin:
Tonus baik? - Pastikan bayi tetap hangat
- Keringkan bayi
- Lanjutkan observasi pernafasan,
laju denyut jantung, dan tonus otot
30 detik
100x/mnt
1 menit 60-70%
Distress nafas(takipneu, Sianosis sentral persisten
Ventilasi tekanan retraksi, atau merintih Tanpa distress nafas 2 menit 65-85%
positif(VTP)
3 menit 70-90%
Continuous positive Pertimbangkan suplementasi
Pemantauan SpO2 airway pressure(CPAP) oksigen 4 menit 75-90%
PEEP 5-8 cmH2O
Bila LDJ tetap<100x/mnt
Pemantauan SpO2 5 menit 80-90%
Gagal CPAP
PEEP 8 cmH2O 10 menit 85-90%
Setiap 30 detik nilai laju denyut
Pemantauan SpO2
Keterangan:
Ya Tidak Apabila LDJ >100x/mnt dan target
Dada mengembang adekuat Bila Dada tidak oksigen tercapai:
mengembang adekuat - Tanpa alat lanjutkan ke perawatan
namun LDJ<60x/mnt observasi
Evaluasi:
- - Dengan alat lanjutkan ke
VTP(O2 100%) + kompresi Posisi kepala bayi
- perawatan paska resusitasi
dada(3 kompresi tiap 1 nafas) Obstruksi jalan nafas
- Kebocoran sungkup
Pertimbangan intubasi
- Tekanan puncak
Observasi LDJ dan usaha
nafas tiap 30 detik inspirasi cukup atau
tidak Keterangan:
Intubasi endotrakhea dapat
LDJ<60x/mnt
dipertimbangkan pada langkah ini 7
apabila VTP tidak efektif atau
Pertimbangan pemberian obat dan telah dilakukan lebih dari 2 menit
cairan
Pemeriksaan Fisis (saat lahir)
Keadaan umum : gerak tangis lemah, nafas spontan kesan sesak, tonus
otot lemah
HR : 140 x/m reguler, suhu:36oC RR: 65 x/m satO2..?
9
By. I /Laki-laki/3100 gram
Bayi lahir Pemeriksaan fisik: lemah, sesak, GT lemah, sesak GT lemah, sesak GT lemah, sesak, DS 4, Saturasi
Spt.B, laki- DS 4, HR 134 x/’, T.ax 35,8. RR DS 4, berkurang, DS 3-4, O2 86%, retraksi dada (+)
HR: 160x/m Tax: 36.8 RR:
laki, berat 24x/’. CRT 5” Saturasi 65%. HR: 140x/m Tax: HR: 160x/m Tax: 37,3
62x/mnt, produksi urin 50cc
badan lahir 36.2 RR: 48x/mnt, RR: 60x/mnt, Akral
Lab: Hb 14,9/Leko 14100/HCT Lab: Hb 14,9/Leko 14100/HCT
3215 gr. Akral hangat CRT hangat CRT 2”. 48,5%/trombo 205000,
48,5%/trombo 205000, Granulosit
ketuban 31%, limfosit 60%
2”. Saturasi O2 83% Saturasi O2 90% Granulosit 31%, limfosit 60%
hijau kental. GDA 120 mg/dl
AS 1-1,
20-02-2022, 19.30 20-02-2022, 00.10 21-02-2022, 05.10 21-02-2022, 06.00
Asfiksia neonatorum, distress nafas neonatal, Meconeal aspiration syndrome, early onset
sepsis, NCB/SMK
-Rawat inkubator (NTE 30,7-33,5) O2 CPAP NIPPV PEEP O2 CPAP NIPPV PEEP O2 CPAP NIPPV PEEP 7-
-Termoregulasi : inkubator 6cmH20, PIP 10 6cmH20, PIP 10
8cmH20, PIP 10-11
- O2 CPAP NIPPV PEEP 6cmH20, PIP 10 cmH20, RR 40, I:E 1:2 cmH20, RR 40, I:E 1:2
cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2 30% FiO2 disesuaikan Fio2 40% cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2
-Infus D10% 240cc/hr (GIR 5,4) dgn saturasi oksigen -Infus D10% 240cc/hr 40% FiO2 disesuaikan
-IV Ampicillin 100mg/kgBB/hari Fio2 40% (GIR 5,4). IV Ampicillin menjadi 50%
- IV Aminosteril inf 10% 20cc (0,5gr/kg/hr) Evaluasi GDA 185 100mg/kgBB/hari. IV
-Diet/OGT: puasa (OGT dialirkan). mg/dl Aminosteril inf 10% IV Ampicillin
-Rawat tali pusat, Vit K, salep mata 20cc (0,5gr/kg/hr). 100mg/kgBB/hari. IV
Cek Gula darah -Diet/OGT: puasa (OGT Aminosteril inf 10% 20cc
dialirkan). (0,5gr/kg/hr). Diet/OGT:
10
puasa (OGT dialirkan).
By. I /Laki-laki/3100 gram
Gagal nafas, Instabilitas suhu Perdarahan sal cerna, Gagal nafas, Instabilitas
Hiperkalemia suhu, Hipoglikemia
Asfiksia
neonatorum Resusitasi neonatus
15
Asfiksia Neonatorum
• Keadaan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis, dengan
karakteristik:
– Asidemia metabolic atau campuran metabolic dan respiratorik
yang jelas, yaitu dengan pH<7, pada sampel darah yang diambil
dari arteri umbilical
– Nilai Apgar 0-3 pada menit ke 5
– Manifestasi neurologis, termasuk kejang, hypotonia, koma dan
HIE
– Disfungsi system multiorgan
16
17
Sepsis Neonatorum
18
Sepsis Neonatorum
19
Sepsis Neonatorum
Awitan Dini Awitan Lanjut
• usia bayi < 72 jam • usia bayi > 72 jam
• Didapat saat • Didapat dari
persalinan lingkungan
• Penularan vertikal • Didapat secara
dari ibu ke bayi nosokomial atau
daridan
Perbedaan antara sepsis awitan dini rumah
awitansakit
lanjut
di negara berkembang tidak jelas:
• bayi lahir di rumah dan dibawa ke RS pada usia 3 hari
• bayi dirujuk dari RS lain 20
Sepsis Awitan Dini – Faktor
Risiko
•Ketuban Pecah Dini >18 jam
•Korioamnionitis maternal
•Cairan ketuban berbau
•Penanganan oleh bidan yang tidak
terlatih
•Infeksi saluran kemih ibu
•Persalinan prematur
21
Sepsis Awitan Lanjut
– faktor risiko
• Prematuritas/BBLR
• Di RS
• Prosedur invasif - ventilator, alat infus,
akses vena sentral, kateter urine, kateter
intratorakal
• Kontak dengan penyakit infeksi - dokter,
perawat, bayi dengan infeksi,
• Tidak diberi ASI
• Buruknya kebersihan di NICU 22
23
24
25
26
27
28
29
Target Nutrisi bayi prematur
• PN diberikan pada 1 jam pertama setelah lahir
- Protein 3.5 g/kg/hari
- Lipid dimulai 3 g/kg/hari
• Bila memungkinkan minum enteral segera diberikan dengan 10–20 mL/kg per
hari dengan menggunakan ASI
• Minum penuh bila volume >150 mL/kg per hari dan intake kalori >100 kcal/hari
30
Nutrisi Parenteral
• Nutrisi parenteral harus dimulai segera
setelah lahir dengan jumlah yang cukup,
Protein: 3,5 - 4 g/kg perhari
Lipid: 3 g/kg perhari.
31
Nutrisi Enteral
• Rute enteral : cara yang paling fisiologis namun
sebagian besar bayi prematur ( BBLSR/BBLASR )
menunjukan adanya intoleransi pada awal untuk
pemberian nutrisi enteral.
• Pemahaman yang salah : nutrisi enteral menyebabkan
NEC menyebabkan terhambatnya pemberian nutrisi
enteral dini
• Penundaan minum enteral dapat menyebabkan atrofi
usus dan komplikasi utama lainnya
• Nutrisi enteral harus dimulai dalam 24 jam pertama
dengan ASI 10 - 20 mL / kg per hari .
32
Trophic Feeding (Gut priming, minimal
enteral feeding, non-nutritive feeding)
33
Syarat pemberian trophic feeding
34
TROPHIC FEEDING….
36
Kushchel CA, Harding JE. Cochrain Review, 1998
Pemantauan BKB
Koreksi parameter
- BB : 24 bulan
- TB : 42 bulan
- LK : 18 bulan
37
Penyebab kenaikan BB tidak adekuat
38
Penyebab neonatal hiperbilirubinemia indirek
Dasar Penyebab
Peningkatan produksi bilirubin Inkompatibilitas darah fetomaternal
Peningkatan penghancuran bilirubin Defisiensi enzim kongenital (G6DP,
galactosemia)
Perdarahan tertutup (sefalhematom,
memar), Sepsis
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004;43
114:297-316
FOTOTERAPI
INTERMITEN VS KONTINYU
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004;44
114:297-316
KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?