Anda di halaman 1dari 44

Identitas

• Nama : By. Ny I F
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : 20-02-2022 pukul 18.57
• Kehamilan ke- :1
• Usia ayah/pekerjaan/pendidikan: 27 tahun/swasta BAWASLU/ S-1
• Usia ibu/pekerjaan/ pendidikan : 27 tahun / IRT / S-1
• Alamat : Bukit Permai, Seketeng
Sumbawa Besar
• MRS : 20-02-2022
• Register : 182168
• Cara Pembayaran : BPJS non PBI

1
Anamnesis

 Keluhan Utama : Lahir tidak langsung menangis


 Bayi lahir dengan didapatkan tidak langsung
menangis. Bayi dilahirkan persalinan spontan di
kamar bersalin tanggal 20-02-2022.
 Bayi lahir cukup bulan G1P0Ab0
 Ketuban hijau kental

2
Riwayat kehamilan dan persalinan (data sekunder rekam medik)

• Usia ibu 27 tahun. Merupakan kehamilan pertama, dan kehamilan


yang diinginkan
• HPHT 14-5-2021, dengan taksiran persalinan 21-2-2022
• Pasien datang ke RS karena sakit perut yang menjalar ke pinggang
disertai keluar air dari jalan lahir sudah agak lama sehari sebelumnya
dengan cairan bening
• ANC di bidan 4x, imunisasi TT 1x
• Penyakit kehamilan, disangkal.
• Riwayat ibu merokok (-), minuman alkohol (-), minum obat-obatan (-)
• Ibu makan 3x sehari. BB sebelum hamil 55 kg, dan BB saat ini 64 kg
• Riwayat kesulitan berkemih (-)
• Usia kehamilan 9 bulan menurut ibu

3
Riwayat kehamilan dan persalinan (data sekunder rekam medik)

• Pemeriksaan fisis pada ibu didapatkan keadaan umum baik,


kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80, nadi 82 x/menit,
pernafasan 18x/menit, dan suhu 370C
• DJJ 137, gerak (+)
• Data penunjang:
– Darah perifer: Hb 12,6/ leukosit 15400/ hematokrit 40/ trombosit
209000
– Eos -/ bas -/ netr 80/ limf 13/ mon 7
• Golongan darah O+
• HbsAg non reaktif

4
Riwayat persalinan
• Bayi lahir dengan persalinan spontan stimulasi atas
indikasi ketuban pecah dini >24 jam. Letak belakang
kepala pada tanggal 20-02-2022 pukul 18.57
• Usia kehamilan cukup bulan
• Ketuban hijau kental
• Bayi tidak langsung menangis
• Jenis kelamin laki-laki, tunggal.
• Apgar score 1-1, BBL 3215 gram, PB 48 cm.

5
Bernafas atau menangis? Perawatan rutin:
Tonus baik? - Pastikan bayi tetap hangat
- Keringkan bayi
- Lanjutkan observasi pernafasan,
laju denyut jantung, dan tonus otot
30 detik

Langkah awal: (nyalakan pencatat waktu)


- Pastikan bayi tetap hangat
Keterangan:
- Atur posisi bayi dan bersihkan jalan nafas Pada bayi dengan berat ≤ 1500 gram,
- Keringkan * dan stimulasi bayin langsung dibungkus plastik bening
- Posisikan kembali tanpa dikeringkan terlebih dahulu kecuali
wajahnya, lalu dib ungkus topi. Bayi tetap
dapat distimulasi walaupun dibungkus
plastik
Observasi usaha nafas, laju denyut jantung(LDJ), dan tonus otot
Waktu Target
dari SpO2 pre
Tidak bernafas/ megap- Bernafas spontan
megap, dan atau LDJ <
lahir duktal
30 detik

100x/mnt
1 menit 60-70%
Distress nafas(takipneu, Sianosis sentral persisten
Ventilasi tekanan retraksi, atau merintih Tanpa distress nafas 2 menit 65-85%
positif(VTP)
3 menit 70-90%
Continuous positive Pertimbangkan suplementasi
Pemantauan SpO2 airway pressure(CPAP) oksigen 4 menit 75-90%
PEEP 5-8 cmH2O
Bila LDJ tetap<100x/mnt
Pemantauan SpO2 5 menit 80-90%
Gagal CPAP
PEEP 8 cmH2O 10 menit 85-90%
Setiap 30 detik nilai laju denyut

Pengembangan dada adekuat? FiO2 >40%


jantung, usaha nafas, tonus

Pemantauan SpO2
Keterangan:
Ya Tidak Apabila LDJ >100x/mnt dan target
Dada mengembang adekuat Bila Dada tidak oksigen tercapai:
mengembang adekuat - Tanpa alat lanjutkan ke perawatan
namun LDJ<60x/mnt observasi
Evaluasi:
- - Dengan alat  lanjutkan ke
VTP(O2 100%) + kompresi Posisi kepala bayi
- perawatan paska resusitasi
dada(3 kompresi tiap 1 nafas) Obstruksi jalan nafas
- Kebocoran sungkup
Pertimbangan intubasi
- Tekanan puncak
Observasi LDJ dan usaha
nafas tiap 30 detik inspirasi cukup atau
tidak Keterangan:
Intubasi endotrakhea dapat
LDJ<60x/mnt
dipertimbangkan pada langkah ini 7
apabila VTP tidak efektif atau
Pertimbangan pemberian obat dan telah dilakukan lebih dari 2 menit
cairan
Pemeriksaan Fisis (saat lahir)
Keadaan umum : gerak tangis lemah, nafas spontan kesan sesak, tonus
otot lemah
HR : 140 x/m reguler, suhu:36oC RR: 65 x/m satO2..?

Kepala leher : caput succedaneum (-), cephal hematom (-) konjungtiva


anemis (-) sklera ikterus – mukosa cyanosis -
pernafasan cuping hidung -, edema periorbita/-
limfadenopati -
Toraks : Simetris, retraksi intercostal dan subcostal
Jantung: S1 S2 normal, murmur -, gallop -
Pulmo: suara nafas vesikuler, ronki -/- wheezing -/-
Abdomen : umbilicus layu, hijau
Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.
Genital : laki-laki, testis turun, anus +
Ekstremitas : akral dingin, capillary refill time 3 detik, sianosis +
8
Diagnosis awal
1. Asfiksia neonatorum
2. Distres nafas neonatal
3. Susp Meconeal aspiration syndrome
4. Early onset sepsis
5. Neonatal aterm/ sesuai masa kehamilan

9
By. I /Laki-laki/3100 gram

Bayi lahir Pemeriksaan fisik: lemah, sesak, GT lemah, sesak GT lemah, sesak GT lemah, sesak, DS 4, Saturasi
Spt.B, laki- DS 4, HR 134 x/’, T.ax 35,8. RR DS 4, berkurang, DS 3-4, O2 86%, retraksi dada (+)
HR: 160x/m Tax: 36.8 RR:
laki, berat 24x/’. CRT 5” Saturasi 65%. HR: 140x/m Tax: HR: 160x/m Tax: 37,3
62x/mnt, produksi urin 50cc
badan lahir 36.2 RR: 48x/mnt, RR: 60x/mnt, Akral
Lab: Hb 14,9/Leko 14100/HCT Lab: Hb 14,9/Leko 14100/HCT
3215 gr. Akral hangat CRT hangat CRT 2”. 48,5%/trombo 205000,
48,5%/trombo 205000, Granulosit
ketuban 31%, limfosit 60%
2”. Saturasi O2 83% Saturasi O2 90% Granulosit 31%, limfosit 60%
hijau kental. GDA 120 mg/dl
AS 1-1,
20-02-2022, 19.30 20-02-2022, 00.10 21-02-2022, 05.10 21-02-2022, 06.00

Asfiksia neonatorum, distress nafas neonatal, Meconeal aspiration syndrome, early onset
sepsis, NCB/SMK
-Rawat inkubator (NTE 30,7-33,5) O2 CPAP NIPPV PEEP O2 CPAP NIPPV PEEP O2 CPAP NIPPV PEEP 7-
-Termoregulasi : inkubator 6cmH20, PIP 10 6cmH20, PIP 10
8cmH20, PIP 10-11
- O2 CPAP NIPPV PEEP 6cmH20, PIP 10 cmH20, RR 40, I:E 1:2 cmH20, RR 40, I:E 1:2
cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2 30%  FiO2 disesuaikan Fio2 40% cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2
-Infus D10% 240cc/hr (GIR 5,4) dgn saturasi oksigen -Infus D10% 240cc/hr 40%  FiO2 disesuaikan
-IV Ampicillin 100mg/kgBB/hari Fio2 40% (GIR 5,4). IV Ampicillin menjadi 50%
- IV Aminosteril inf 10% 20cc (0,5gr/kg/hr) Evaluasi GDA 185 100mg/kgBB/hari. IV
-Diet/OGT: puasa (OGT dialirkan). mg/dl Aminosteril inf 10% IV Ampicillin
-Rawat tali pusat, Vit K, salep mata 20cc (0,5gr/kg/hr). 100mg/kgBB/hari. IV
Cek Gula darah -Diet/OGT: puasa (OGT Aminosteril inf 10% 20cc
dialirkan). (0,5gr/kg/hr). Diet/OGT:
10
puasa (OGT dialirkan).
By. I /Laki-laki/3100 gram

KU berat, sesak, DS 5- KU berat, sesak, nafas Retensi 7 cc hitam.


KU berat, sesak, nafas
6, Saturasi O2 86%, spontan inadekuat, Saturasi O2 55%
HR: 159x/m Tax: 37,4 spontan (-), Saturasi O2 43-
retraksi dada (+) Saturasi O2 95%
RR: 55x/mnt, CRT 3- 44%
HR: 164x/m Tax: 37,3 HR: 140x/m Tax: 34,7
RR: 60x/mnt, Akral 4”. HR: 140x/m Tax: 35,7 RR:
RR: 88x/mnt Lab: Na 130,62; K 60x/mnt,.. Retensi 3cc
Cek: GDS, Serum hangat CRT 3-4”.
6,73; Cl 104,87; Ca
elektrolit, Ro toraks Saturasi 95%. Retensi 1,05. GDS 64
3cc Cek GDS: 41 mg/dl
Cek FH, fungsi hati,
GDS 59 ginjal
21-02-2022, 09.20 21-02-2022, 12.00 21-02-2022, 14 sd 16.45 21-02-2022, 18.00

Gagal nafas, Instabilitas suhu Perdarahan sal cerna, Gagal nafas, Instabilitas
Hiperkalemia suhu, Hipoglikemia

O2 on venti PC CMV (PEEP 7-8cmH20, PIP 14 O2 on venti O2 on venti PC CMV (PEEP


cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2 100% ). Im vit K 1 mg 7-8cmH20, PIP 14->15
Termoregulasi cmH20, RR 40, I:E 1:2 Fio2
-Termoregulasi Cek patensi /DOPE, 100% ).
-Infus D10% 240cc/hr (GIR 5,4) dekompresi
-IV Ampicillin 100mg/kgBB/hari Termoregulasi (naikkan
- IV Aminosteril inf 10% 20cc (0,5gr/kg/hr) suhu incubator)
-Diet/OGT: puasa (OGT dialirkan).
- KIE Koreksi hipoglikemia
(bolus D10%)
KIE 11
By. I /Laki-laki/3100 gram

KU berat, HR 90x/’, KU berat, HR 30- HR (-)


Saturasi O2 39%, 40x/’, Saturasi O2 RR (-)
retraksi dada (+) Saturasi O2 tidak
tidak terbaca
Retensi 15 cc hitam, terbaca
suction (+) Pupil midriasis
GDS 34, koreksi maksimal
D10% (+)

21-02-2022, 23.21 21-02-2022, 23.50 22-02-2022, 00.10

Gagal nafas, Asfiksia neonatorum, distress nafas neonatal, Meconeal


aspiration syndrome, early onset sepsis, Perdarahan sal cerna, Hiperkalemia
, sepsis berat, NCB/SMK

Perbaikan venti: cek Ventilasi tekanan Pasien dinyatakan


DOPE-> paten. O2 on positif-kompresi dada. meninggal
venti PC CMV (PEEP Iv adrenalin 1:10.000 Maklum klrga
7-8cmH20, PIP 14- KIE
>15 cmH20, RR 40,
I:E 1:2 Fio2 100% )->
ventilasi tekanan
positif. Suction.
Koreksi D10%. KIE
keluarga 12
Ringkasan Daftar Masalah

Asfiksia
neonatorum Resusitasi neonatus

Distres nafas Oksigenasi CPAP->


neonatal Ventilator

Perawatan bayi baru lahir,


Early onset sepsis-
general precaution,
> sepsis berat pemberian antibiotik
Termoregulasi, tatalaksana
Instabilitas suhu sepsis

Hipoglikemia Dekstrose 10%

Perdarahan Vitamin K, atasi penyebab


Saluran Cerna

Hiperkalemia atasi gagal organ dan


asidosis

20/2 20/2 20/2 20/2 20/2 20/2 22/2


20/2
19.30 05.10 09.20 14.00 18.00 23.00 00.00 13
19.00
Februari 2022
Analisa Kasus
- Pencegahan
Asfiksia - Immediate
Neonatus dengan resuscitation
Pencegahan
- Mempertahankan ventilasi
Risiko infeksi dan
neonatorum risiko infeksi  infeksi
oksigenasi yang adekuat
asfiksia
- Mempertahankan perfusi Manajemen
yang
asfiksia
neonatorum
adekuat
- -Mempertahankan kontrol
Sepsis Distres nafas Evaluasi downe score, Oksigenasi
metabolik
Neonatorum neonatal - Koreksi metabolik asidosis
CPAP s.d ventilasi mekanis,
Masalah
-Termoregulasi kadar
kejang gula darah:
- Kontrolterganggu:
pemasangan OGT, positioning,
- Balans cairan
-monitoring
-Resusitasi kadar
bayi baru gula
lahir, darah
rawat
Instabilitas suhu kontrol suhu, therapy
- Cooling kontrol gula darah
-koreksi
di infant warmerhipoglikemia
 inkubator. dengan
Hipoglikemia D10% yang
-transportasi 2cc/kgbb
aman
Pendukung? -akses
-Inkubator intrvena dengan
optimal
Perdarahan saluran
cerna
kecukupan
-Kontrol suhu & gulaglucose
darahinfusion
berkalarate
-kontrol suhu, metabolik, dan
Masalah saluran cerna, nutrisi dan
Hiperkalemia sepsis
metabolik:
- Peralatan resusitasi yang memadai -pemasangan orogastric tube
- SDM tersertifikasi -koreksi perdarahan dengan vit K
- Ruangan resusitasi dan perawatan yang optimal -evaluasi hemolytic desease of newborn
- Melengkapi kebijakan dan SOP -nutrisi parenteral
- Melengkapi workup sepsis: darah perifer lengkap, hapusan -pemberian trophic feeding, evaluasi
darah tepi, kultur darah, CRP, Prokalsitonin, analisis gastoleransi minum, evaluasi berat badan.
darah, status metabolik: gula darah, elektrolit; Radiologi -kebijakan
dada dan SOP ASI perah dan ASI
31
- Tatalaksana pasien yang seharusnya bisa lebih maksimal donor
TERIMA KASIH

15
Asfiksia Neonatorum
• Keadaan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis, dengan
karakteristik:
– Asidemia metabolic atau campuran metabolic dan respiratorik
yang jelas, yaitu dengan pH<7, pada sampel darah yang diambil
dari arteri umbilical
– Nilai Apgar 0-3 pada menit ke 5
– Manifestasi neurologis, termasuk kejang, hypotonia, koma dan
HIE
– Disfungsi system multiorgan

16
17
Sepsis Neonatorum

18
Sepsis Neonatorum

19
Sepsis Neonatorum
Awitan Dini Awitan Lanjut
• usia bayi < 72 jam • usia bayi > 72 jam
• Didapat saat • Didapat dari
persalinan lingkungan
• Penularan vertikal • Didapat secara
dari ibu ke bayi nosokomial atau
daridan
Perbedaan antara sepsis awitan dini rumah
awitansakit
lanjut
di negara berkembang tidak jelas:
• bayi lahir di rumah dan dibawa ke RS pada usia 3 hari
• bayi dirujuk dari RS lain 20
Sepsis Awitan Dini – Faktor
Risiko
•Ketuban Pecah Dini >18 jam
•Korioamnionitis maternal
•Cairan ketuban berbau
•Penanganan oleh bidan yang tidak
terlatih
•Infeksi saluran kemih ibu
•Persalinan prematur
21
Sepsis Awitan Lanjut
– faktor risiko
• Prematuritas/BBLR
• Di RS
• Prosedur invasif - ventilator, alat infus,
akses vena sentral, kateter urine, kateter
intratorakal
• Kontak dengan penyakit infeksi - dokter,
perawat, bayi dengan infeksi,
• Tidak diberi ASI
• Buruknya kebersihan di NICU 22
23
24
25
26
27
28
29
Target Nutrisi bayi prematur
• PN diberikan pada 1 jam pertama setelah lahir
- Protein 3.5 g/kg/hari
- Lipid dimulai 3 g/kg/hari

• Bila memungkinkan minum enteral segera diberikan dengan 10–20 mL/kg per
hari dengan menggunakan ASI

• Meningkatkan minum enteral 20 mL/kg per hari dengan target peningkatan


berat badan 15–20 g/kg per hari setelah minum penuh

• Fortifikasi ASI untuk mengoptimalkan protein dan mineral

• Minum penuh bila volume >150 mL/kg per hari dan intake kalori >100 kcal/hari

30
Nutrisi Parenteral
• Nutrisi parenteral harus dimulai segera
setelah lahir dengan jumlah yang cukup,
 Protein: 3,5 - 4 g/kg perhari
 Lipid: 3 g/kg perhari.

• Cairan biasanya dimulai dengan 80


dan100ml/kgperhari.

31
Nutrisi Enteral
• Rute enteral : cara yang paling fisiologis namun
sebagian besar bayi prematur ( BBLSR/BBLASR )
menunjukan adanya intoleransi pada awal untuk
pemberian nutrisi enteral.
• Pemahaman yang salah : nutrisi enteral menyebabkan
NEC menyebabkan terhambatnya pemberian nutrisi
enteral dini
• Penundaan minum enteral dapat menyebabkan atrofi
usus dan komplikasi utama lainnya
• Nutrisi enteral harus dimulai dalam 24 jam pertama
dengan ASI 10 - 20 mL / kg per hari .

32
Trophic Feeding (Gut priming, minimal
enteral feeding, non-nutritive feeding)

• Definisi : Pemberian sejumlah kecil NE kepada bayi yang tidak


dapat menerima NE secara penuh
• Manfaat : Memelihara motilitas usus
Meningkatkan sekresi hormon dan enzim usus
Mengurangi kemungkinan penggunaan NP
Mengurangi kadar bilirubin direk

33
Syarat pemberian trophic feeding

• Bising usus normal


• Tidak ada distensi abdomen
• Tekanan darah stabil
• Status respirasi stabil ( walaupun dengan
ventilator)

34
TROPHIC FEEDING….

• Mulai segera setelah bayi stabil 1-3 hari


• ASI atau formula 10 ml/kg/hari
• Berikan asupan setiap 3 atau 4 jam
• Lanjutkan dengan volume yang sama
• Tingkatkan pemberian asupan apabila
toleransi minumnya baik dan bayi stabil
secara medis (biasanya dalam waktu 3
sampai 7 hari)
35
Indikator intoleransi makanan

• Tanda Distensi abdomen


• Gejala
Residu gaster >> Nyeri
Muntah abdomen Bising usus (-)
Gejal sistemik : - sianosis -
Gejala sistemik :
bradikardi
- letargi - apne

36
Kushchel CA, Harding JE. Cochrain Review, 1998
Pemantauan BKB

 20 g/hari : s/d 3 bulan usia koreksi


 15 g/hari : 3-6 bulan usia koreksi
 10 g/hari : 6-9 bulan usia koreksi
 6 g/hari : 9-12 bulan usia koreksi

Koreksi parameter
- BB : 24 bulan
- TB : 42 bulan
- LK : 18 bulan

37
Penyebab kenaikan BB tidak adekuat

• Asupan tidak adekuat


- ASI : cara minum belum benar, frekuensi minum kurang, lama
menyusu kurang
- Minum dengan sendok : cara minum belum benar, jumlah belum
mencukupi, frekuensi minum kurang
• Kebutuhan meningkat : Hipotermi , BPD, Obat : kortikosteroid
• Penyakit : Anemia, Asidosis metabolik, sepsis, GERD

38
Penyebab neonatal hiperbilirubinemia indirek
Dasar Penyebab
Peningkatan produksi bilirubin Inkompatibilitas darah fetomaternal
Peningkatan penghancuran bilirubin Defisiensi enzim kongenital (G6DP,
galactosemia)
Perdarahan tertutup (sefalhematom,
memar), Sepsis

Peningkatan jumlah hemoglobin Polisitemia, keterlambatan klem tali pusat


Peningkatan sirkulasi enterohepatik Keterlambatan pasase mekonium, ileus
mekoneum, mekonium plug syndrome,
puasa, atresia atau stenosis intestinal
Perubahan clerance bilirubin hati Imaturitas
Perubahan produksi atau aktivitas Gangguan metabolik endokrin
uridine Diphospoglocoronyl
transferase)
Perubahan fungsi dan perfusi hati Asfiksia, hipoksia, hipoteri, hipoglikemi
(kemampuan konjugasi)
39
Obstruksi hepatik Anomali kongenital, stasis biliaris
Fototerapi Pada Bayi Kurang Bulan

Berat <1500 g Berat 1500 – 2000g Berat > 2000g


USIA Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin Kadar Bilirubin
(μmol/L) (μmol/L) (μmol/L)

Risiko tinggi & yang


Risiko tinggi: > 70
< 24 jam lainnya: > 85
Lainnya: > 70
> 70
24 – 48
> 85 > 120 > 140
jam
49 – 72
> 120 > 155 > 200
jam

> 72 jam > 140 > 170 > 240

1 mg/dL = 17.1 μmol/L


40 2009
The Royal Women’s Hospital Neonatal Services: Clinician’s Handbook.February
Pedoman Terapi Sinar .…

Penggunaan fototerapi intensif:


• Bila nilai BST sudah melampaui cut off point untuk
fototerapi pada setiap kategori
• Bila kadar BST mencapai / melebihi garis transfusi tukar,
sisi-sisi dari bassinet, inkubator, atau penghangat harus
dilapisi dengan kertas aluminium atau linen warna putih
 hal ini akan ↑ luas permukaan
41
APAKAH FOTOTERAPI INTENSIF ?

– Radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang gelombang


antara 430-490 nm), setidaknya 30 µW/cm2 per nm (diukur
pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit
fototerapi) & diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-
luasnya

• Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari


manufaktur unit fototerapi tersebut
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004;42
114:297-316
BERAPA PENURUNAN BILIRUBIN YANG
DIHARAPKAN BILA MENGGUNAKAN
FOTOTERAPI INTENSIF ?

• Kadar bilirubin ↓ setidaknya 0.5–1 mg/dL per


jam dalam 4–8 jam pertama
• Kadar bilirubin ↓ 30-40 µmol/L dalam 24 jam
(dibandingkan ↓ kadar bilirubin 6-20 µmol/L
dengan fototerapi standar)

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004;43
114:297-316
FOTOTERAPI
INTERMITEN VS KONTINYU

 Bila kadar bilirubin mencapai zona transfusi tukar 


fototerapi harus diberikan secara kontinyu sampai
terjadi penurunan BST yang diharapkan atau sampai
dilakukan transfusi tukar.
 Fototerapi dapat diinterupsi/distop sesaat pada saat
pemberian minum atau pemeriksaan fisis yang singkat;
tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan efektivitas
fototerapi intermiten.

Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004;44
114:297-316
KAPAN FOTOTERAPI HARUS
DIHENTIKAN ?

• Tidak ada standar pasti untuk menghentikan fototerapi.


• Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST sudah berada di
bawah nilai cut off point dari setiap kategori
• Untuk bayi yang dirawat di RS pertama kali setelah lahir
(umumnya dengan kadar BST ≥ 18 mg/dL or 308 µmol/L)

Fototerapi dapat dihentikan bila kadar BST turun

sampai di bawah 13-14 mg/dL (239 µmol/L)


45
Subcommitee on Hyperbilirubinemia. Clinical practice guidelines: Management of hyperbilirubinemia in the newborn 35 or more weeks gestation. Pediatrics 2004; 114:297-316

Anda mungkin juga menyukai