Pembuatan Serbuk-Dikonversi
Pembuatan Serbuk-Dikonversi
Assalamu’alaikum Wr
Dinda Rahayu Putri (F1G018002)
Wb.
Aanisah Hanuun (F1G018003)
Erni Septiyana Putri (F1G018004)
Veni Natalia (F1G018013)
Dwi Putri (F1G018019)
Hidayati Fitriah (F1G018026)
Putri Heryanti (F1G018027)
Tesa Pebiani (F1G018030)
Dosen Pengampu: Apt. Dwi Dominica, Ridho Kurnia (F1G018034)
M.Farm. Afra Wafiqah Azhar
(F1G020001)
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian
luar. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum
Menurut FI III serbuk adalah campuran homogen dari dua atau lebih
obat yang diserbukkan.
Menurut FI IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral maupun
topikal. secara kimia-fisika serbuk mempunyai ukuran antara 10.000-
0,1 mikrometer.
1. Serbuk Oral
a) serbuk terbagi (pulveres)
serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
b) tak terbagi (pulvis/bulk powder)
serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti
laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu, dan
pasien dapat menakar secara aman dengan sendok the atau penakar
lainnya.
2. Serbuk Topikal
Serbuk tak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduanya
digunakan untuk pemakaian luar
Kering
Halus
Homogen
Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau
keseraganman dalam kandungan (seragam dalam zat yang
terkandung)
Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak No.44
Jika obat bobotnya kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat
ditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan
yang cocok
Jika obat berupa serbuk kasar, terutama simplisia nabati, serbuk digerus
terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak
dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan dengan pada suhu
tidak lebih dari 50 derajat
Jika obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, pelarutnya
diuapkan hingga hampir kering, dan diserbukkan dengan zat tambahan
yang cocok
Obat bermassa lembek, misalnya ekstrak kental, dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan
dengan zat tambahan yang cocok
Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah
menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau
bahan pengering lain yang cocok
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga
agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama
untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar hendaknya digerus halus
dulu.
Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
penambah (konstituen) dalam mortir.
Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak
bahwa serbuk sudah merata.
Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu
Cara Mencampur Bahan Obat Untuk Serbuk :
triturition, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan
stamper
spatulation, mencampur bahan obat langsung di atas kertas
sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan
tertutup
tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat
tertutup yang dilengkapi dengan bola logam sebagai
penggiling kemudian digoyang-goyangkan
A. Halus
Sekali
Tidak Berkhasiat Keras
• Belerang: dalam bedak tabur tidak ikut diayak, tidak boleh
diayak dengan bahan sutera/logam
• Iodoform: karena baunya lengket dan tidak enak harus diayak
dengan ayakan khusus atau terpisah
• Serbuk sangat halus dan berwarna misalnya rifampisin, Stibii
Penta Sulfidum: serbuk dapat masuk kedalam pori-pori mortir
dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus
mortir dilapisi zat tambahan (konstituen)
Berkhasiat Keras
• Jumlah Banyak: rifampisin, digerus di dalam zat
tambahan
• Jumlah Sedikit: luminal, As2O3, dibuat pengenceran.
Atropin sulfat dibuat pengenceran
bertingkat
B.
Hablur/Kristal
Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus
terlebih dahulu
• Champorae: mudah mengkristal kembali, maka ditetesi terlebih
dahulu dengan eter atau etanol 95% kemudian keringkan
dengan ditambahkan zat tambahan yang cocok
• Asam Salisilat: sangat ringan, mudah beterbangan,
merangsang hidung hingga bersin, tetesi dahulu dengan eter
atau etanol 95% kemudian ditambahkan zat tambahan
• Asam Benzoat, Naftol, Mentol, Timol, dan Salol: campurannnya
mudah mencair, dikerjakan seperti pada champorae atau asam
salisilat
• Garam-garam yang mengandung air kristal (Na-
karbonat, Fe(II)-sulfat, Al & K-sulfat, Mg-sulfat,
Na-sulfat): diambil bentuk eksikatus atau bentuk
keringnya. Misal, Na-karbonat 50%, Fe (II)-sulfat
60%, Al dan K-sulfat 67%, Mg-sulfat 67%, Na-
sulfat 50% dari jumlah yang tertulis dalam resep