Anda di halaman 1dari 13

PRESISI DAN AKURASI

Ilustrasi Presisi dan Akurasi

*** * *
*** xx

* *

Akurasi akurasi akurasi

Presisi tinggi Presisi rendah Presisi tinggi


Akurasi rendah Akurasi rendah Akurasi tinggi
SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN

1. Posisi dan kondisi anak yang diukur


2. Alat ukur belum di “Ajust”
3. Kesalahan penggunaan alat ukur
4. Kesalahan dari pengukur
DEFINISI
Presisi:
● Kemampuan untuk mengukur secara berulang-
ulang dengan kesalahan yang minimal.

● Kemampuan mengukur subyek yang sama


secara berulang dengan kesalahan
yang minimal.
Akurasi:
● Kemampuan untuk mendapatkan hasil
yang sedekat mungkin dengan hasil
yang sesungguhnya.
(true value -- supervisor)
MENGATASI KESALAHAN PENGUKURAN

1. Memilih alat ukur yang tepat


2. Adanya prosedur yang baku atau standarisasi
3. Pelatihan petugas
4. Peneraan alat ukur
5. Pengukuran silang antar pengukur
6. Pengawasan
Kesalahan dalam pengukuran

1. Kesalahan dari prosedur dan subjek terukur

a. Mengukur tinggi badan atau panjang badan.

Sumber kesalahan antara lain: posisi subjek misal


posisi kepala, punggung, pantat, dan tumit harus
menempel pada dinding serta alas kaki sepatu atau
sandal subjek yang diukur.

b. Mengukur berat badan.

Timbangan tidak zero point (seimbang tanpa beban)


bandul geser dacin pada titik nol posisi seimbang
setelah ditempatkan kantong timbang/sarung dan
telah diseimbangkan dengan kantong pasir pada ujung
dacin.
Menentukan dacin telah seimbang dengan melihat
pertemuan kedua ujung jarum pada lobang baca.
c. Kesalahan pada peralatan.

Dacin dengan kapasitas 20.0 – 25.0 kg dgn ketelitian


0.1 kg.

Alat pengukur panjang badan/ APPB dengan kapasitas


110.0 cm dgn skala 0.1 cm.

Microtoice dgn kapasitas 200.0 dgn ketelitian 0.1 cm

Pita LILA dgn kapasitas 33.0 cm dgn ketelitian 0.1 cm.


2. Kesalahan dari tenaga, terjadi karena
petugas tidak hati-hati, atau kelelahan.

Kesalahan dari Alat: alat yang tidak optimal


misal dacin berkarat, pegas/per pada
timbangan yang sudah lemah, bahan baku
alat mengembang atau menyusut.
HASIL PENGUKURAN PETUGAS
(ENUMERATOR)
Anak I II de de2 a1+a2 S-E (S-E)2
(a1) (a2) (E) (D) (D)
------------------------------------------------------------------------------
1 838 825 +13 169 1663 -13 169
2 850 856 -6 36 1706 -22 484
3 882 873 +9 81 1755 -39 1521
4 856 869 -13 169 1725 -3 9
5 836 826 10 100 1662 -24 576
6 862 873 -11 121 1735 -25 625
7 832 825 +7 49 1657 -10 100
8 879 882 -3 9 1761 -9 81
9 811 800 -11 121 1611 -4 16
10 856 856 0 0 1712 +6 36
855 3617
Keterangan:
de : hasil pengukuran I-II enumeator
ds : hasil pengukuran I-II supervisor
D : hasil pengukuran supervisor (I+II) –
pengukuran enumerator (I+II)
a1 : hasil pengukuran I enumerator
a2 : hasil pengukuran II enumerator
b1 : hasil pengukuran I supervisor
b2 : hasil pengukuran II supervisor
HASIL PENGUKURAN SUPERVISOR
(STANDART)
Anak I II ds ds2 b1+b2
(b1) (b2) (S)
------------------------------------------------------------------
1 828 822 +6 36 1650
2 838 846 -8 64 1684
3 860 856 +4 16 1716
4 862 860 +2 4 1722
5 820 820 0 0 1640
6 856 854 +2 4 1710
7 823 824 -1 1 1647
8 876 876 0 0 1752
9 801 806 -5 25 1607
10 853 865 -12 144 1718
294
Analisis Presisi dan Akurasi:
 Nilai Σds² (supervisor) biasanya < adalah presisi
tinggi karena memiliki kompetensi yang baik.

 Nilai Σde² (enumerator) tidak boleh 2 kali lebih


besar dari nilai Σds² --- presisi yang tinggi

Nilai ΣD² tidak boleh 3 kali lebih besar dari nilai


Σds² (supervisor)

 Nilai D² enumerator >de² jika tidak data perlu di


cek ulang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai