Anda di halaman 1dari 26

PEMROV NTB

ANALISIS DATA E-PPGBM


DALAM UPAYA
MENGATASI STUNTING
SEKSI GIZI DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Sukaraja, Rabu 31 Agustus 2022

Seksi Gizi Lombok Timur 2022


Masalah Kesehatan masih Tinggi

Temu dan Kenali


siapa, dimana, dan
bagaimana sasaran
kita
Prevalensi Stunting Pada Balita
40 36.8 37.2
SURVEY 35 30.8
BERKALA: 30 27.7
25
Riskesdas
20 33,5 37,85 Prov. NTB
Susenas: SSGBI 15
10
5
0
2007 2013 2018 2019
Intervensi Tepat Sasaran berdasarkan
data by name by address dari ePPGBM
MONEV

SURVEILANS
GIZI – ePPGBM
RUTIN

Dakhlan untuk RADPG Bappeda Jateng 4


Implementasi Surveilans Gizi melalui ePPGBM
Input Antropometri
Penghitungan Status Gizi
3
1 Data dari
POSYANDU/Yankes : U
• Tanggal Ukur
• Berat
2 p Konfirmasi dan
d Validasi
• Tinggi a
• Perkembangan t
• imunisasi e 4
Kader/TPG/Bidan
D
5
a Menentukan
t kebijakan intervensi
a yang tepat

Intervensi Intervensi
Spesifik Sensitif

5
Cakupan
ditingkatkan
minimal 80%

6
STUNTING
Trend Kasus Stunting Berdasarkan kecamatan
Tahun 2018 - 2022

AK U A AT UR RA G R K LA IA A G JI A LA EL BA EK N LIA EN
AR KR R IN KU GI E UL G
ON HA AY E N LU
RU SA BA TI
M
ER
A
AD SI BA AS LA EL AB SU KM
AS
A
LE BA BE AT
KE OW T G AS G A M RA S AN AI M UP
R
KR
A
KR
A
NG UK SU UH GG AN
EM S A B
JE A A NG M I S B IN W S KA
S S TO PR LA PR
ON
M
Persentase
Persentase Stunting
Stunting 33 Tahun
Tahun Terakhir
Terakhir PKM
PKM Sukaraja
Sukaraja
55.0

0,5
0,5
50.0

3,2
3,2

43.4
43.4
42.0
42.0
41.5
41.5

5,7
5,7

40.8
45.0

40.8
40.0
40.0
38.8

38.8
38.8

38.8
5,7
5,7
40.0

10,
10,
11
1,1
1,1
34.3
34.3

14,
14,
33.7
33.7

22
1,0
1,0
31.3
31.3
35.0

28.7
28.7
27.6
27.6
26.6
26.6
30.0

25.6
25.6
9,
9,
77
2,9

25.0
2,9

1,
1,
88
22,
1,8

22,
1,8

66
18.4
18.4
16.2
16.2

20.0

34,
34,
77
13.3
13.3

12.9
12.9
11.5
11.5

11.1
11.1
15.0

8.7
8.7
10.0
5.0
0.0
Batunampar
Batunampar Sukaraja
Sukaraja Wakan
Wakan Batu
BatuNampar
Nampar Pene
Pene Sukadamai
Sukadamai PKMPKM
Sukaraja
-5.0 Selatan
Selatan

2020
2020 2021
2021 2022
2022
Rasio persentase kasus Stunting Berdasarkan Jenis Ke-
lamin

PKM Sukaraja 25.9 74.1

Sukadamai 10.7 89.3

Pene 10.0 90.0 Laki


Perempuan
Batu Nampar Selatan 9.1 90.9

Wakan 27.8 72.2

Sukaraja 30.3 69.7

Batunampar 27.3 72.7


Persentase Underweight 3 Tahun Terakhir PKM Sukaraja

30.0

26.3
Desa Batu nampar dan
pene dengan trend
positif

23.2
25.0

22.2

21.3
20.8
20.5

19.9
19.1

17.9

17.7
17.7
20.0

17.2

15.8
12.9
15.0
12.0

11.2

9.9
9.5

9.5

8.8
10.0

7.7
5.0

0.0
Batunampar Sukaraja Wakan Batu Nampar Pene Sukadamai PKM Sukaraja
Selatan

2020 2021 2022


Rasio persentase kasus Underweight Berdasarkan Jenis Kelamin

33.6 30.0 29.4


35.7 37.5
47.4 45.1

Perempuan
Laki

66.4 70.0 70.6


64.3 62.5
52.6 54.9

Batunampar Sukaraja Wakan Batu Nampar Pene Sukadamai PKM Sukaraja


Selatan
Persentase Wasting 3 Tahun Terakhir PKM Sukaraja
10.0

9.3

8.5
9.0

8.0

6.9
7.0

6.2

5.7
6.0

5.3

5.3
5.1
4.7
5.0

4.0
4.0

3.9
4.0

3.1
2.9
3.0
2.2

2.1
1.9

1.6
2.0

0.5
0.5

1.0
0.0

0.0
Batunampar Sukaraja Wakan Batu Nampar Pene Sukadamai PKM Sukaraja
Selatan

2020 2021 2022


Rasio persentase kasus Wasting Berdasarkan Jenis Kelamin
0.0

27.3
31.9 33.3 33.8
44.4

Perempuan
100.0 Laki

72.7
68.1 66.7 66.3
55.6

0.0
Batunampar Sukaraja Wakan Batu Nampar Pene Sukadamai PKM Sukaraja
Selatan
3 Indikator Masalah gizi di wilayah PKM Sukaraja
45.0

40.0 38.8

35.0
31.3
30.0 27.6
25.6
25.0 Underweight
Stunting
22.2 Wasting
20.0 18.4
20.5 19.9
15.0 11.5 17.7
12.9

10.0 8.5
6.9
9.5 9.9
5.0 8.8 4.0
2.2 1.6
0.5
0.0
0.0
Batunampar Sukaraja Wakan Batu Nampar Pene Sukadamai PKM Sukaraja
Selatan
PENYEBAB STUNTING BERSIFAT MULTIDIMENSIONAL

1) Ketahanan pangan (ketersediaan, daya beli dan akses mendapatkan pangan bergizi).
Kurangnya akses ke bahan pangan bergizi / bahan makanan mahal menyebab 1 dari 3 ibu
hamil mengalami anemia
2) Lingkungan sosial (norma, pendidikan, tempat kerja, jenis makanan bayi/anak). Praktek
pengasuhan yang tidak baik, akibat kurangnya pengetahuan kesehatan dan gizi sebelum
serta pada masa kehamilan, menyebabkan 55% anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan
ASI eksklusif dan 1 dari 3 anak usia 6-23 bulan tidak menerima MP-ASI secara tepat
3) Lingkungan kesehatan (akses, pelayanan preventif, kuratif). Terbatasnya layanan
kesehatan termasuk layanan sebelum/setelah kelahiran dan pembelajaran dini berkualitas
 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD
 2 dari 3 bumil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
 Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu. Apalagi dimasa pandemi
 Tidak mendapat akses memadai ke layanan imunisasi
4) Lingkungan pemukiman (kondisi air, sanitasi, bangunan tempat tinggal). Kurangya akses ke
air bersih dan sanitasi
Determinan Penyebab Kejadian
Dampak
Stunting di Lombok Timur
St at us Giz i Balita di Lombok
100.0
AKI dan AKB di Lombok Timur t ahun2 0 2 1

85.9
Timur Tahun 2021
90.0 FEB AGST
85.5 78.9
80.0
149
20.39
70.0 19.22

60.0
15.45
14.24
50.0

40.0

30.0
29.5 5.01 4.9

20.0 17.8 28
16.3
10.0 Underweight Stunting Wasting
AKI AKB

-
Bumi Bumi Rematri 0.1
IKS JKN ODF CTPS
Anemia KEK Minum
TTD
Konvergensi merupakan pendekatan penyampaian intervensi, yang
dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi dan bersama-sama untuk
mencegah stunting, kepada sasaran prioritas.

efektifitas penurunan stunting ditentukan oleh seberapa


menyeluruh atau terpadunya intervensi gizi, yang menyasar
lokasi dan kelompok sasaran prioritas. Semakin lengkap dan
terpadunya intervensi gizi di lokasi dan kelompok sasaran
prioritas, maka upaya percepatan penurunan stunting akan
semakin efektif
PENGUATAN INTERVENSI SPESIFIK
Pendekatan siklus hidup (1000 HPK + remaja) dengan upaya optimalisasi cakupan
STRATEGI INTERVENSI
Promosi dan konseling Promosi dan
1. Peningkatan Kapasitas PMBA konseling menyusui
SDM 1 2
2. Peningkatan Kualitas
Pemantauan
program tatalaksana 6 3 pertumbuhan dan
3. Penguatan Edukasi Gizi gizi buruk perkembangan
4. Penguatan manajemen
Intervensi Gizi di 5 4
Puskesmas dan Penanganan masalah Pemberian suplementasi
Posyandu gizi dengan pemberian TTD ibu hamil dan remaja,
makanan tambahan serta pemberian vitamin A

SURVEILANS GIZI
PENDEKATAN CONTINUM OF CARE

Ibu Hamil

 Antenatal Care Kepada ibu menyusui


Calon  Suplementasi besi folat  Promosi menyusui /
 Konseling Calon Pengantin dan  PMT ibu hamil KEK Ibu Menyusui ASI Eksklusif
Pengantin Usia Subur  Penanggulangan  Konseling Menyusui
 Pengaturan kehamilan kecacingan

  Suplemen kalsium
Konseling gizi

 Pemantauan pertumbuhan dan


perkembangan
 Imunisasi
• Kespro remaja • Penjaringan
• Bln Imunisasi Anak Sekolah Bayi dan  Suplemen vitamin A
• Konseling: Gizi Remaja
• Suplementasi Fe • Upaya Kes Sekolah Balita  Pemberian garam iodium
• PMT anak sekolah  PMT / MPASI
• Promosi MJAS di sekolah  Fortifikasi besi dan kegiatan
suplementasi (Taburia))
 Zink untuk manajemen diare
Anak Usia
 Pemberian obat cacing
Sekolah
 Tatalaksana Balita Sakit
Upaya intervensi Spesifik
1. Ibu Hamil 3. Bayi 0-23 Bulan
• Suplementasi besi folat • PMBA
• Pemberian makanan tambahan pada • Suplementasi zink
ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) • Zink untuk manajemen diare
• Penanggulangan kecacingan
• Suplemen vitamin A
• Suplementasi kalsium
• Pemberian garam iodium
• Pemberian kelambu dan pengobatan
bagi ibu hamil yang positif malaria • Pencegahan kurang gizi akut
• Pemberian obat cacing
2. Ibu Menyusui
• Fortifikasi besi dan kegiatan
• Promosi menyusui
suplementasi
• Komunikasi perubahan perilaku untuk
memperbaiki pemberian makanan
pendamping ASI
Intervensi Sensistif
• Budidaya sumber pangan local
(memperkuat program Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL)
• Pelatihan dan penguatan • Distribusi dan konsumsi pangan
PLKB • Perluasan pengawasan garam
• Penyediaan air bersih dan • Kampanye stunting
• Mengembangkan kurikulum beryodium dan implementasi tindak
sanitasi
kursus calon pengantin lanjut hasil pengawasan
• Meningkatkan kualitas dan
fasilitas air bersih, sanitasi
serta integrasi dengan
lokus masalah gizi
• Memperkuat strategi KIE dan
perubahan perilaku serta
• Pendewasaan usia pernikahan, pelaksanaan PAUD-HI
pendidikan gizi dan kesehatan
di madrasah serta pondok • Meningkatkan kualitas layanan
pesantren
Intervensi untuk Remaja Perempuan
• Pendidikan kesehatan reproduksi,
• Penyediaan data dan tumbuh kembang, ASI Eksklusif, MP-
program PKH, BPJS dan ASI
Bantuan Pangan Non-
Tunai (BPNT)
• pekerja anak, ruang laktasi
di perusahaan

Advokasi kebijakan, penguatan • Kebijakan terkait pelabelan,


• Akses terhadap pangan di daerah
koordinasi perencanaan dan
terpencil, perbatasan dan promosi dan iklan susu
• Revitalisasi posyandu, penganggaran
kepulauan, penyediaan anggaran formula, makanan olahan
pada APBD Desa distribusi tenaga kesehatan, serta terkait fortifikasi
PKK
Usulan
PENUTUP
1. Penguatan Komunikasi, Koordinasi dan Komitmen program
dalam pelaksanaan intervensi kepada sasaran.
2. Lakukan mapping (identifikasi) dan Optimalisasi
pemanfaatan sumber daya termasuk pemanfaatan dana dan
sumber data yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan
konvergensi percepatan penurunan stunting.
3. Perlu peningkatan peran Pemberdayaan masyarakat dalam
mendukung upaya percepatan perbaikan kesehatan dan gizi
yang berkelanjutan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai