Anda di halaman 1dari 38

PENGELOLAAN

KEUANGAN DESA
DASAR HUKUM
• UU Nomor 6 Tahun 2014 (Desa)
• PP Nomor 60 Tahun 2008 (SPIP)
• Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 (Susunan Organisasi Dan
Tata Kerja Pemerintah Desa)
• Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 (Pengelolaan Keuangan
Desa)
• Permendagri Nomor 73 tahun 2020 (Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa)
• Perbup Pasuruan Nomor 132 Tahun 2019 (Petunjuk Teknis
Penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa)
• Perbup Pasuruan Nomor 26 Tahun 2020 (Perubahan atas Perbup
Pasuruan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa)
• Perbup Pasuruan Nomor 12 Tahun 2017 (Pengelolaan Aset Desa)
• Perbup Pasuruan Nomor 6 Tahun 2020 (Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa Di Desa)
A. PERENCANAAN
(TITIK KRITIS/KELEMAHAN)

1. Penyusunan dan penetapan Dokumen Perencanaan JM yang tidak


sesuai ketentuan.

DOKUMEN 6 TAHUNAN (SESUAI MASA BAKTI KADES)

RPJM Desa
RPJM Desa
Perubahan

Dokumen
Penetapan Penyusunan
Dokumen sudah tidak
>3 bulan tidak sesuai Tidak
tidak sesuai
setelah dengan ditetapkan
tersedia/ dengan
Kades MusDus / dengan
tidak dapat yang
terpilih Musrenbang Perdes
ditunjukkan dilaksana-
dilantik Desa
kan
(Kegiatan desa yang dilaksanakan tidak sesuai
dengan aspirasi warga/ masyarakat

Permendagri 20 – 2018 (Pasal 31-42)


 MusDus / MusrenbangDes tidak dilaksanakan.
 MusDus / MusrenbangDes tidak melibatkan semua pihak yang
terkait.
 Perdes/Perkades belum diundangkan oleh Sekdes
A. PERENCANAAN (TITIK KRITIS/KELEMAHAN)

2. Penyusunan dan penetapan Dokumen Perencanaan Tahunan yang tidak sesuai


ketentuan.

DOKUMEN TAHUNAN

RKP Desa APB Desa

Penetapan PerDes
Penetapan
Penyusunan tentang APB Desa
melebihi Tidak Tidak
melebihi bulan melebihi tanggal 31
ditetapkan mengacu
bulan Juli September Desember tahun
dengan RPJM
tahun tahun Desa anggaran sebelumnya.
Perdes
berjalan berjalan

Permendagri 20 – 2018 (Pasal 31-42)


B. PENGANGGARAN
(TITIK KRITIS/KELEMAHAN)
1. Pendapatan Asli Desa (PAD)
 Terdapat realisasi PAD, namun target dalam APB Des tidak
ada.
 Potensi PAD sudah ada, namun tidak segera direalisasikan.
b) Realisasi Belanja Modal tidak sesuai dengan penganggaran

HG
URAIAN VOL SATUAN JUMLAH (Rp)
(Rp)
Belanja Lemari arsip
- Lemari Arsip 2 bh 4.750.000 9.500.000
Meja dan Kursi Rapat
- Meja 10 bh 2.500.000 25.000.000
- Kursi Kayu 5 bh 750.000 3.750.000
Sound System
- Mikrofon 2 bh 334.000 688.000

HG
URAIAN VOL SATUAN JUMLAH (Rp)
(Rp)
Belanja Lemari arsip
- Lemari Brother 2 bh 2.800.000 5.600.000
- Lemari Kayu 3 pintu 1 bh 4.150.000 4.150.000
Meja dan Kursi Rapat
- Meja Ukir 3 bh 2.500.000 7.500.000
- Meja Polos 8 bh 2.000.000 16.000.000
- Meja Podium 1 bh 1.200.000 1.200.000
- Tiang Mini 3 bh 100.000 300.000
- Kursi Kerja 1 bh 3.500.000 3.500.000
Sound System
- Mikrofon (Ashley KSM) 3 bh 425.000 1.275.000
- Kabel Mic 3 bh 75.000 225.000
c) Terdapat Kesalahan Penganggaran

ANGGARAN REALISASI SEHARUSNYA

Pengadaan Bibit
Belanja Modal Belanja Belanja Bahan
Tanaman Praktik dan Pelatihan

Belanja Belanja Bahan Belanja Pemasangan


Praktik dan Pelatihan Aplikasi Belanja Modal
Pasal 21
Pasal 22
• Ayat (1) : Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c,
digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang nilai manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset.

Pasal 23

• Ayat (1) :Belanja tak terduga sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 19 huruf d merupakan belanja untuk kegiatan pada sub
bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan
keadaan mendesak yang berskala lokal Desa.
• Ayat (2) : Belanja untuk kegiatan pada sub bidang
penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan
mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah
Desa dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan terjadi berulang; dan
c. berada di luar kendali pemerintah Desa.
C. PELAKSANAAN Pasal 43-62

bank yang
ditunjuk Bupati

penerimaan rekening kas Desa pengeluaran

dibuat oleh PemDes


dgn spesimen tt
Kades dan Kaur
Keuangan
Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa

Pasal 8

• Ayat (1) Kepala urusan berkedudukan


sebagai unsur staf sekretariat.
• Ayat (2) Kepala urusan bertugas membantu
Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan
administrasi pendukung pelaksanaan tugas-
tugas pemerintahan.
• Ayat (3) Untuk melaksanakan tugas kepala
urusan mempunyai fungsi:
a) Kepala urusan tata usaha dan umum
memiliki fungsi seperti melaksanakan
urusan ketatausahaan seperti tata
naskah, administrasi surat menyurat,
arsip, dan ekspedisi, dan penataan
administrasi perangkat desa, penyediaan
prasarana perangkat desa dan kantor,
penyiapan rapat, pengadministrasian
aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan
pelayanan umum.
b) Kepala urusan keuangan memiliki fungsi
seperti melaksanakan urusan keuangan
seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber
pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan admnistrasi
penghasilan Kepala Desa, Perangkat
Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan
desa lainnya.
c) Kepala urusan perencanaan memiliki
fungsi mengoordinasikan urusan
perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa,
menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring
dan evaluasi program, serta penyusunan
laporan.
Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa

Pasal 9

• Ayat (1) Kepala seksi berkedudukan sebagai


unsur pelaksana teknis.
• Ayat (2) Kepala seksi bertugas membantu
Kepala Desa sebagai pelaksana tugas
operasional.
• Ayat (3) Untuk melaksanakan tugas Kepala
Seksi mempunyai fungsi:
a) Kepala seksi pemerintahan mempunyai
fungsi melaksanakan manajemen tata
praja Pemerintahan, menyusun
rancangan regulasi desa, pembinaan
masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, penataan dan
pengelolaan wilayah, serta pendataan
dan pengelolaan Profil Desa.
b) Kepala seksi kesejahteraan mempunyai
fungsi melaksanakan pembangunan
sarana prasarana perdesaan,
pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan, dan tugas sosialisasi serta
motivasi masyarakat di bidang budaya,
ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda,
olahraga, dan karang taruna.
c) Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi
melaksanakan penyuluhan dan motivasi
terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat, pelestarian nilai
sosial budaya masyarakat, keagamaan,
dan ketenagakerjaan.
• DPA terdiri atas:
– Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa
rincian setiap kegiatan, anggaran yang disediakan & rencana
penarikan dana untuk kegiatan yang telah dianggarkan.
– Rencana Kerja Kegiatan Desa
rincian lokasi, volume, biaya, sasaran, waktu pelaksanaan
kegiatan, pelaksana kegiatan anggaran, dan tim yang
melaksanakan kegiatan.
– Rencana Anggaran Biaya.
rincian satuan harga untuk setiap kegiatan.

• Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Sekretaris Desa …. kewajibannya
• Memeriksa kesesuaian bukti transaksi pembayaran dengan
pertanggungjawaban pencairan anggaran yang disampaikan
oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran
(Pasal 57 - Ayat 5)

• Dalam setiap pengajuan SPP :


a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan
oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB
Desa yang tercantum dalam permintaan pembayaran.
(Pasal 58 Ayat 3)

(Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan atas


Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 31 Tahun 2018)
Surat Pertanggungjawaban yang belum sesuai ketentuan

a) Terdapat realisasi Belanja Modal yang melebihi pagu anggaran


(rincian obyek belanja vs nota pembelian)
Anggaran Jumlah Realisasi (Nota) Jumlah Kelebihan
Belanja
Tangga Besi Rp1.500.000 Tangga Besi Rp1.650.000 (Rp150.000)

b) Realisasi Belanja Modal tidak sesuai dengan dokumen


anggaran (APBDes)

Belanja Modal Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp10.800.000,00


Anggaran – APB Des Realisasi
Harga
Uraian Volume Jumlah Uraian Volume
Satuan
Brankas 4 buah Rp2.700.000 Rp10.800.000 Filling Cabinet 4 buah
d) Nilai pada kuitansi tidak sama nilai Nota/ Faktur Pembelian/
Bukti Pembayaran

Contoh : Jumlah pembayaran tagihan listrik tidak sama dengan


nilai kuitansi

e) Mark Up Harga (Nilai Belanja lebih mahal dari harga


yang sesungguhnya)

f) Barang belum dikirim (pembayaran sudah lunas)

g) Realisasi Belanja (nota) tidak sama dengan waktu pelaksanaan


kegiatan.
Contoh : Belanja mamin (tanggal undangan tidak sama dengan
tanggal nota)
h. Belanja melewati Tahun Anggaran

i. Jumlah pencairan SPP ≠ jumlah uang yang dicairkan


j. Kurang bukti pendukung yang memadai

1) Belanja mamin dengan kondisi tanggal undangan tidak


sesuai dengan nota belanja.
2) Pembayaran Tukang dan Kuli tidak dilengkapi dengan
daftar penerimaan ongkos kerja dan daftar hadir
3) Belanja Fasilitasi Hari Besar Nasional dan Hari Besar
Keagamaan tidak disertai dengan bukti pendukung berupa
undangan, daftar hadir, dokumentasi, daftar penerimaan
honor panitia maupun nota belanja.
4) Belanja pakaian Dinas dan Atributnya tidak dilengkapi
dengan daftar penerimaan seragam.
5) Honor Tukang Kebun tidak dilengkapi dengan bukti
penerimaan setiap bulan.
6) Belanja seragam untuk RT dan RW tidak dilengkapi dengan
daftar penerimaan dan dokumentasi.

7) Belanja perjalanan Dinas Kepala Desa belum dilengkapi


dengan daftar penerimaan uang.

8) Nota belanja tidak dilengkapi dengan tanggal pembelian.

9) Belanja mamin pada kegiatan Musyawarah Desa belum


dilengkapi dengan undangan.
k. PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK
•Kelemahan :
RAB Pelaksanaan & Gambar Teknis kurang memadai
Tidak ada Analisa kebutuhan bahan (analisa biaya
konstruksi)
Faktur/Nota Belanja tidak sama dengan kuitansi
Foto Dokumentasi (0%, 50% dan 100%) belum ada
Lay out (lokasi proyek) belum ada
Pembangunan BUKAN diatas milik aset desa (bila milik
perseorangan hendaknya ada Surat Pernyataan)
 PEKERJAAN (PEMBANGUNAN) TIDAK ADA DALAM APBDes

 PEKERJAAN DILAKSANAKAN SEBELUM ADA PENCAIRAN


DANA (MEMAKAI DANA PRIBADI/ DANA TALANGAN)
 ADANYA KEKURANGAN/KELEBIHAN VOLUME PEKERJAAN

 ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN (FISIK YANG


TERPASANG TIDAK SAMA DENGAN RENCANA SEMULA)
 BELUM ADA B A PENGALIHAN PEKERJAAN

 BERITA ACARA PEKERJAAN BELUM SESUAI DENGAN


FISIK YANG TERPASANG (100%)
D. PENATAUSAHAAN Pasal 63-67

1. Kaur Keuangan belum melakukan tutup buku


pada setiap akhir bulan secara tertib

2. Buku Kas Umum (dalam pencatatannya masih


terdapat kesalahan)

3. Buku Bank (dalam pencatatannya masih terdapat


kesalahan)

4. Buku Kas Pembantu Pajak (saldo tidak sesuai


kondisi sebenarnya)
D. PENATAUSAHAAN Pasal 63-67

5. Pengambilan SILPA sebelum APB Desa disahkan

6. Saldo SILPA tidak sesuai dengan kondisi riil kas


7. PERPAJAKAN

 Pajak telah dipungut/dipotong tapi tidak segera


disetor (digunakan untuk operasional).
 Pajak disetor melewati tahun anggaran.
 Saldo Buku Pembantu Pajak minus (karena
hanya mencatat pajak yang disetorkan).
 Pencatatan tanggal pajak tidak sesuai kondisi
sebenarnya.
8. Aplikasi Siskeudes
 Kesalahan input data
 Output Kegiatan belum terisi
 Adanya Transaksi yang belum terposting
 Terdapat saldo SiLPA yang berbeda

KENAPA TIDAK
DIKONSULTASIKAN
???
Kondisi ini terjadi
sampai akhir
tahun anggaran
E. PELAPORAN Pasal 68-69

 Laporan tidak disampaikan tepat waktu.

 Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBDesa


semester I kepada Bupati/Walikota melalui Camat, terdiri dari:

a. laporan pelaksanaan APB Desa; dan


b.laporan realisasi kegiatan.

 Laporan disampaikan paling lambat pada minggu ke-2


bulan Juli tahun berjalan.
F. PERTANGGUNGJAWABANAN Pasal 70-73

 Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban


realisasi APB Desa kepada Bupati/Wali Kota melalui camat
setiap akhir tahun anggaran.
 Laporan disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Perdes.

 Perdes disertai/dilampiri dengan:


a. Laporan keuangan, terdiri atas:
1. laporan realisasi APB Desa; dan
2. catatan atas laporan keuangan.
b. laporan realisasi kegiatan; dan
c. daftar program sektoral, program daerah dan program
lainnya yang masuk ke Desa.

 Laporan semester I dan akhir tahun juga diinformasikan kepada


masyarakat melalui media informasi.
HASIL PEMERIKSAAN
INSPEKTORAT
BELUM DITINDAKLANJUTI
Seharusnya maksimal 60 hari sejak diterima LHP
Merupakan umpan balik untuk perbaikan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai