Anda di halaman 1dari 79

UU PPh Nomor 7 Tahun 1983 sttd

UU Nomor 36 Tahun 2008

PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22, 23/26, 4(2), 15
DAN 24

EKO RUSDIJATMOKO
ASPEK PAJAK PENGHASILAN

SIAPA -SIAPA
SUBJEK YANG BERPERAN

APA-APA
OBJEK YANG DIKENAKAN
PAJAK

TARIF
DPP
DAN
& PERHITUNGAN
TARIF
KEWAJIBAN
ADMINISTRASI MENURUT PERATURAN

Monday, December 5, 2022


PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN
PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan
Dibayarkan kepada Dibayarkan atas Dibayarkan atas
Dibayarkan atas
ORANG PRIBADI PEMBELIAN OBYEK-OBYEK
Hadiah (selain obj.21)
BARANG Bunga PPh Final
sehubungan dgn: Deviden
Pekerjaan Royalti
Jabatan Sewa
Jasa Jasa (selain obj.21)
Kegiatan

PPh Ps.21/26 PPh Ps.22 PPh Ps.23/26 PPh Final

Dapat Dikreditkan Dalam SPT Tahunan


Skema Pemotongan/Pemungutan Pihak Lain(Ketiga)
PPN PPnBM

SEWA JASA BARANG

SELAIN SELAIN
TANAH/ KONS
TANAH/ KONSTRUKSI
BGNAN TRUKSI
BGNAN
ORANG
BADAN / ORANG PRIBADI BADAN
PRIBADI
2 3 2 1
PPh PSL 23 PPh FINAL PASAL 4 (2) PPh PSL 23 PPh PSL 21 PPh PSL 22

PENGALIHAN HANYA 30 ORANG SELURUH


BADAN JASA
TANAH/BNGNAN JENIS JASA PRIBADI

PENGHARGAAN UNDIAN ATAU SELAIN UNDIAN HADIAH


3 PPh FINAL PASAL 4 (2) DIVIDEN,BUNGA ROYALTI PPh PASAL 23 2
4
PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 adalah Pajak yang dipungut dalam Tahun Pajak yang
bersangkutan oleh :

• Bank devisa dan Ditjen Bea Cukai, atas impor barang;


• Ditjen anggaran, Bendaharawan Pemerintah atas pembelian
barang;
• Badan usaha yang bergerak di industri semen, kertas, baja,
otomotif;
• Pertamina, atas penjualan hasil produksi berupa premium, solar,
pelumas, minyak tanah, dan gas LPG kepada pembeli yang bukan
sebagi penyalur/aden/dealer;
• Bulog, atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu kepada
pembeli yang bukan sebagai penyalur/grosir;

Peraturan Menteri Keuangan No. 224/PMK.011/2012 


PEMUNGUT PPh PASAL 22 NON N
= 100% PWP
2013 PMK-224/PMK.011/2012
LEB
NEW TINGG IH
PEMUNGUT OBJEK I

- BANK DEVISA
IMPOR BARANG
- DITJEN BEA DAN CUKAI
- BENDAHARA PEMERINTAH
PEMBAYARAN ATAS PEMBELIAN
- BENDAHARA PENGELUARAN
- KUASA PENGGUNA ANGGARAN BARANG

10 BUMN TERTENTU PEMBAYARAN ATAS PEMBELIAN


BARANG DAN/ATAU BAHAN-BAHAN
BANK-BANK BUMN UNTUK KEPERLUAN USAHANYA

PENJUALAN HASIL PRODUKSI


BADAN USAHA DI BID. INDUSTRI SEMEN,
KEPADA DISTRIBUTOR
KERTAS, BAJA, OTOMOTIF DAN FARMASI
DI DALAM NEGERI

ATPM, APM, DAN IMPORTIR UMUM PENJUALAN KENDARAAN


KENDARAAN BERMOTOR BERMOTOR DI DALAM NEGERI

PRODUSEN ATAU IMPORTIR BAHAN PENJUALAN BBM, BBG DAN


BAKAR MINYAK, GAS, DAN PELUMAS PELUMAS

INDUSTRI ATAU EKSPORTIR DI BID PEMBELIAN BAHAN–BAHAN DARI


PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERHU PEDAGANG PENGUMPUL UNTUK
TANAN, PERIKANAN KEPENTINGAN INDUSTRI/EKSPOR
WAJIB PAJAK BADAN YANG MELAKUKAN PENJUALAN
BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH
PMK-253/PMK.03/2008

PEMUNGUT PPH PASAL 22

BARANG SANGAT MEWAH


 Pesawat udara pribadi
 Kapal Pesiar dan sejenisnya
 Rumah Sangat Mewah
 Apartemen/Kondominium Sangat Mewah
 Kendaraan Bermotor Roda 4 Sangat Mewah
BANK DEVISA DAN DITJEN BEA CUKAI
PPh Pasal 22 Impor

7,5 % x Nilai Impor 7,5 % x Nilai Impor


(apabila memiliki (Apabila tidak memiliki
API) API)
7,5 % x Harga Lelang

Kedelai, gandum,
PPH PASAL 22 = 0,5% x NILAI
tepung terigu
IMPOR
SAAT PEMBAYARAN BEA MASUK/
SAAT TERUTANG PENYELESAIAN DOKUMEN
Nilai Impor
KURS
MENKEU
COST, INSURANCE, FREIGHT (CIF) = XXXX
BEA MASUK (IMPORT DUTY) = XXXX
NILAI IMPOR = XXXX
PPN = XXXX
PPnBM = XXXX
PPh PASAL 22 = XXXX
EMKL = XXXX
HARGA JUAL IMPORT = XXXX
PPh Pasal 22
BENDAHARA
Atas setiap pembelian barang
yang dibebankan kepada
APBN/APBD

Wajib dipungut PPh Pasal 22

Oleh :
- Bendahara Pusat/D
- Bendahara Pengeluaran
- Kuasa Pengguna Anggaran
Bendaharawan
1,5 % X Harga pembelian
(tidak termasuk PPN)
PPh Pasal 22 BENDAHARA

Pemungutan atas pembayaran pembelian barang yang


meliputi jumlah di atas Rp 10.000.000 dan bukan
merupakan jumlah yang dipecah-pecah

SAAT TERUTANG

SAAT PEMBAYARAN
PPh Pasal 22 BENDAHARA

TATA CARA PEMUNGUTAN


DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN

DISETOR PADA HARI YG SAMA KE BANK PERSEPSI/


KANTOR POS DAN GIRO

SSP DIISI OLEH DAN ATAS NAMA


REKANAN DAN DITANDATANGANI
OLEH BENDAHARAWAN
(SEBAGAI BUKTI PEMUNGUTAN)

1. WAJIB PAJAK
2. KPP MELALUI KPKN
3. LAMPIRAN SPT MASA
BENDAHARAWAN
4. BANK PERSEPSI/KANTOR
POS DAN GIRO
5. PEMUNGUT
BUMN TERTENTU DAN BANK-BANK BUMN
1O BUMN TERTENTU
 PT Pertamina
 PT PLN PEMBAYARAN ATAS
PEMBELIAN
 PT PGN BARANG DAN/ATAU
 PT TELKOM BAHAN-BAHAN
 PT Pembangunan Perumahan UNTUK KEPERLUAN
USAHANYA
 PT Wijaya Karya
 PT Adhi Karya
 PT Hutama Karya
 PT Krakatau Steel
dan
 Bank-bank BUMN
BADAN USAHA TERTENTU

PENJUALAN HASIL PRODUKSI


KEPADA DISTRIBUTOR DI DALAM NEGERI

INDUSTRI SEMEN 0,25% x DPP PPN TIDAK FINAL

INDUSTRI KERTAS 0,1% x DPP PPN TIDAK FINAL

INDUSTRI BAJA 0,3% x DPP PPN TIDAK FINAL

INDUSTRI OTOMOTIF 0,45% x DPP PPN TIDAK FINAL

INDUSTRI FARMASI 0,3% x DPP PPN TIDAK FINAL

Wajib memungut PPh Pasal 22 dari distributor/penyalurnya pada saat


transaksi penjualan produk-produk tersebut
TARIF DAN DASAR PEMUNGUTAN

PRODUSEN ATAU IMPORTIR BAHAN


BAKAR MINYAK, GAS, DAN PELUMAS

JENIS SPBU SPBU SWASTA/


PRODUKSI PERTAMINA LAINNYA

BAHAN BAKAR
0,25% X PENJUALAN 0,3% X PENJUALAN
MINYAK

BAHAN BAKAR
0,3% X PENJUALAN 0,3% X PENJUALAN
GAS

PELUMAS 0,3% X PENJUALAN 0,3% X PENJUALAN

NILAI PENJUALAN TIDAK TERMASUK PPN


TATA CARA PEMUNGUTAN/ PELUNASAN

PPh PASAL 22 ATAS PENJUALAN HASIL


PRODUKSI PERTAMINA DAN BADAN USAHA
SELAIN PERTAMINA YANG BERGERAK DI BIDANG
BBM JENIS PREMIX DAN GAS

DILUNASI SENDIRI OLEH WP


SEBELUM DO DITEBUS

BANK PERSEPSI/
KANTOR POS DAN GIRO

PENYALUR/
PEMBELI LAINNYA
AGEN/GROSIR

SSP FINAL SSP


(SEBAGAI
SSPBUKTI (SEBAGAI
SSPBUKTI
SSP
SSP
PEMUNGUTAN) SSP
SSP
PEMUNGUTAN)
SSP SSP
INDUSTRI ATAU EKSPORTIR DI BIDANG
PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERHUTANAN,
DAN PERIKANAN

PEMBELIAN BAHAN – BAHAN UNTUK


KEPENTINGAN INDUSTRI/EKSPOR DARI
PEDAGANG PENGUMPUL

PPh PASAL 22 = 0,25% x NILAI PEMBELIAN

SAAT TERUTANG ADALAH PADA SAAT PEMBELIAN


WAJIB PAJAK BADAN YANG MELAKUKAN
PENJUALAN BARANG SANGAT MEWAH

MEMUNGUT PPH PASAL 22

5% X HARGA JUAL

PESAWAT PRIBADI KAPAL PESIAR RUMAH MEWAH APARTEMEN MEWAH MOBIL MEWAH
20.000.000.000 LEBIH 10.000.000.000 LEBIH 10.000.000.000 LEBIH 10.000.000.000 LEBIH 5.000.000.000 LEBIH
DAN LUAS BGN DAN/ATAU LUAS DAN KAPASITAS
500 M2 LEBIH BGN 400 M2 LEBIH 3.000 CC LEBIH
`
Tidak dikenakan PPh Pasal 22
• Impor yg tidak terutang PPh atau dibebaskan dari Bea Masuk & PPN

• Impor sementara yg untuk di ekspor kembali


• Impor kembali (re impor) yang meliputi barang-barang yg telah
diekspor kemudian di impor kembali dalam kualitas yg sama atau
barang-barang yg telah diekspor untuk keperluan perbaikan
pengerjaan dan pengujian yg telah memenuhi syarat yg ditentukan BC

• Pembayaran yg jumlahnya maks Rp 2 juta (utk bendahara) dan Rp 10


juta (utk BUMN)
• Pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM
dan benda-benda pos
• Emas batangan yg akan diproses untuk menghasil-kan barang
perhiasan dari emas untuk ekspor
• Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
PPh
PASAL
23/26
PEMOTONG PPh PASAL 23

 Badan Pemerintah.
 Subjek Pajak Dalam Negeri.
 Penyelenggara Kegiatan.
 Badan Usaha Tetap (BUT)
 Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya.
 Orang Pribadi sebagai WP yang ditunjuk oleh Kepala KPP.
PPh Pasal 23
• Pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalty, dan
imbalan jasa-jasa tertentu;
• PPh Pasal 23 merupakan pembayaran pajak dimuka yang
pada umum nya dapat dikreditkan pada SPT Tahunan oleh
WP yang menerima penghasilan/WP yang dipotong pajak
(kecuali atas PPh yang bersifat final);
• WP akan menerima Bukti Pemotongan setiap kali dilakukan
pemotongan PPh Pasal 23 oleh pihak pemotong pajak
PPh Pasal 23
 Pasal 23 Undang-Undang PPh
 PMK-141/PMK.03/2015
Dasar Hukum  KEP-50/PJ./1994
 PER-11/PJ/2015
 SE-53/PJ/2009 dan SE-35/PJ/2010

 Badan Pemerintah
Pemotong  Subjek Pajak Badan DN
 Orang Pribadi yang ditunjuk
(Subyek Pajak) dan OP usaha pembukuan
(khusus sewa)

WP OP DN: Passive Income


Yang dipotong WP Badan DN: Passive +
Active Income
Passive Income: WP Badan +
Objek Pajak WP OP DN
Active Income : WP Badan

Tidak Final
Sifat
Objek PPh Pasal 23

a. Passive Income:
1) bunga;  Pasal 4 ayat (1) huruf f UU PPh
2) dividen  Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh
(kecuali dividen yg diterima orang pribadi dipotong PPh
Final Pasal 17 ayat (2c));
3) royalti;  Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPh
4) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta (kecuali sewa tanah dan/atau
bangunan)  Pasal 4 ayat (1) huruf i UU PPh

b. Active Income:
• Hadiah, penghargaan, bonus selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21
• Jasa tertentu;
Objek PPh Pasal 23 (Lanjutan)

c. Jasa tertentu:
1) jasa teknik;
2) jasa manajemen;
3) jasa konsultan; dan
4) jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh
Pasal 21.
Jenis Jasa lain yang dipotong PPh Pasal 23
PMK Nomor 141/PMK.03/2015
JENIS JASA LAIN YANG DILAKUKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23

No. JENIS JASA PMK-244/2008 PMK-141/2015


1 Jasa penilai (appraisal ); • •
2 Jasa aktuaris; • •
3 Jasa akuntansi, pembukuan & atestasi laporan keuangan; • •
4 Jasa Hukum; •
5 Jasa Arsitektur; •
6 Jasa Perencanaan Kota dan Arsitektur Landscap; •
7 Jasa perancang (design); • •
8 Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan migas, kecuali yang • •
dilakukan oleh BUT;
9 Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan migas; • •
10 Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi
• •
penambangan selain migas;
11 Jasa penunjang di bidang penerbangan/bandara; • •
12 Jasa penebangan hutan; • •
13 Jasa pengolahan limbah; • •
14 Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (Outsourcing Services ); • •
15 Jasa perantara / keagenan; • •
16 Jasa di bidang perdagangan surat2 berharga, kecuali yang dilakukan Bursa Efek,
• •
KSEI dan KPEI;
17 Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan KSEI; • •
18 Jasa pengisian suara (dubbing ) / Sulih Suara; • •
19 Jasa mixing film; • •
20 Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner,

pamphlet, baliho, dan folder;
JENIS JASA LAIN YANG DILAKUKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23 (CONT.1)

No. JENIS JASA PMK-244/2008 PMK-141/2015


21 Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,

termasuk perawatan/ pemeliharaan/ perbaikan;
22 Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website ; •
23 Jasa internet termasuk sambungannya •
24 Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi,

dan/atau program
25 Jasa instalasi / pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV
• •
Kabel, kecuali yg dilakukan oleh WP konstruksi;
26 Jasa perawatan / pemeliharaan / perbaikan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV Kabel, alat transportasi / kendaraan dan atau • •
bangunan, kecuali yg dilakukan oleh WP konstruksi;
27 Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut, dan udara; •
28 Jasa maklon; • •
29 Jasa penyelidikan dan keamanan; • •
30 Jasa penyelenggara kegiatan / event organizer ; • •
31 Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media massa, media luar
• •
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi dan/atau jasa periklanan;
32 Jasa pembasmian hama; • •
33 Jasa kebersihan / cleaning service ; • •
34 Jasa sedot septic tank ; •
35 Jasa pemeliharaan kolam; •
36 Jasa catering / Tata Boga. • •
37 Jasa freight forwarding ; •
38 Jasa Logistik; •
39 Jasa Pengurusan dokumen; •
40 Jasa pengepakan; •
JENIS JASA LAIN YANG DILAKUKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23 (CONT. 2)

No. JENIS JASA PMK-244/2008 PMK-141/2015


41 Jasa loading dan unloading ; •
42 Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga

atau institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
43 Jasa Pengelolaan Parkir; •
44 Jasa Penyondiran Tanah; •
45 Jasa Penyiapan dan/atau pengolahan lahan; •
46 Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit; •
47 Jasa Pemeliharaan tanaman; •
48 Jasa pemanenan; •
49 Jasa Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/atau

perhutanan;
50 Jasa dekorasi; •
51 Jasa Pencetakan/penerbitan; •
52 Jasa Penerjemahan; •
53 Jasa pengangkutan/eskpedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 UU PPh •
54 Jasa Pelayanan kepelabuhanan; •
55 Jasa pengangkutan melalui jalur pipa; •
56 Jasa pengelolaan penitipan anak; •
57 Jasa pelatihan dan/atau kursus; •
58 Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM; •
59 Jasa sertifikasi •
60 Jasa survey ; •
61 Jasa tester; dan •
62 Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada

APBN atau APBD
DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23

a. Penghasilan Yang Dibayar Atau Terutang Kepada Bank;


b. Sewa Yang Dibayarkan Atau Terutang Sehubungan Dengan Sewa Guna Usaha Dengan Hak
Opsi;
c. - Deviden Atau Bagian Laba Yang Diterima Atau Diperoleh Perseroan Terbatas Sebagai
Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, BUMN/D, dari Penyertaan Modal Pada Badan Usaha
Yang Didirikan Dan Bertempat Kedudukan Di Indonesia dengan syarat :
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
2) Bagi Perseroan Terbatas, BUMN/D yang menerima dividen, kepemilikan
saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25 persen dari
jumlah modal yang disetor
- Dividen yang diterima oleh orang pribadi
d. Bagian Laba yang diterima atau diperoleh anggota dari Perseroan Komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, Persekutuan, Perkumpulan, Firma dan Kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif
e. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi yang dibayarkan kepada anggotanya;
f. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi
sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

Monday, December 5, 2022


TIDAK DIKENAKAN - TAMBAHAN
PEMOTONGAN PPh PASAL 23

WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI /
BADAN

YG DAPAT MENUNJUKKAN YG MELAKSANAKAN


SKB PEMOTONGAN PROYEK PEMERINTAH YG
PPh PASAL 23/26 DIDANAI HIBAH ATAU
PINJAMAN LN

31
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
Pasal 23 ayat (1) dan (1a) UU Nomor 36 Tahun 2008
PPh PASAL 23

KECUALI TIDAK DAPAT


1. HADIAH SELAIN DIPISAHKAN ANTARA 30 JENIS JASA
UNDIAN DITERIMA III JASA & MATERIAL
I SELAIN
PERUSH..
2. BUNGA SELAIN KONSTRUKSI
BANK/ KOPERASI IV SELAIN JASA
JASA KATERING/BOGA II SEWA SELAIN
OBLIGASI/SUN KATERING/BOGA TANAH/BGNAN
3. ROYALTI
DARI
HANYA DARI
4. DEVIDEN DITERIMA V JASANYA SAJA
MATERIAL & JASA
PERUSH.,

TARIF15 % TARIF 2 %

PENGHASILAN BRUTO TIDAK TERMASUK PPN

DASAR PEMOTONGAN

JIKA TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI 32
PROSES ADMINISTRASI
(general)

PEMBUATAN BUKTI POTONG MAX. AKHIR BULAN


SAAT TERHUTANG

SETOR PPh 23/26, PPh FINAL MAX. HARI KE 10

LAPOR SPT MASA PPh MAX TANGGAL 20

PIHAK YANG DIPOTONG TIDAK MEMILIKI NPWP


TARIF PEMOTONGAN 100% lebih tinggi
PPh PASAL 26
PPh Pasal 26

Pengertian PPh Pasal 26


Pemotongan PPh atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) selain bentuk usaha
tetap (BUT) di Indonesia oleh pihak yang membayarkan penghasilan.

Subyek Pajak Luar Negeri (SPLN)


Orang Pribadi Badan
 Tidak bertempat tinggal di  Tidak didirikan, dan
Indonesia, atau  Tidak bertempat kedudukan di
 Berada di Indonesia tidak lebih dari Indonesia.
183 hari dalam jangka waktu 12
bulan
(Pasal 2 ayat (4) UU PPh)
BUT DAN PELUNASAN PAJAK SPLN
1. BENTUK USAHA TETAP (BUT)
adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh:
 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, 
SPLN Orang Pribadi
atau
 badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia  SPLN Badan,
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

Note:
 BUT merupakan subyek pajak yang perlakuannya dipersamakan dengan subyek pajak badan
 Pemenuhan kewajiban perpajakan BUT dipersamakan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak DN.

2. PELUNASAN PAJAK SPLN


SP LN BUT SP LN NON BUT

WITHHOLDING
SELF ASSESMENT & WITHHOLDING
(PPh Pasal 26)
ALIRAN PEMBAYARAN KEPADA WPLN

DN LN

WPDN WPLN

BUT

Monday, December 5, 2022 37


Subjek Pemotong Pajak

1. Badan Pemerintah
2. Subjek Pajak dalam negeri:
a. Badan
b. Orang Pribadi yang ditunjuk
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya


OBJEK PAJAK, DPP, DAN TARIF
PPh Pasal 26

a. dividen;
b. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang;
20% c. royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
DARI harta;
JML d. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
BRUTO e. hadiah dan penghargaan;
f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
g. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
h. keuntungan karena pembebasan utang.
Pasal 26
a. penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia,

b. pengalihan saham di DN
20%
DARI JML c. premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar
NETO negeri

d. Pengalihan Saham Pasal 18 (3C)

20% X Branch profit


(PKP-TAX) (PMK-257/PMK.03/2008)
Tarif Menurut P3B
1. Kedudukan P3B dalam peraturan perundangan-undangan perpajakan
adalah bersifat lex specialist.

2.P3B diterapkan oleh WP Pemotong, apabila:


 Penerima penghasilan bukan Subjek Pajak dalam negeri Indonesia;
 Persyaratan administratif untuk menerapkan P3B telah dipenuhi;
dan
 Tidak terjadi penyalahgunaan P3B sesuai PER-62/PJ/2009 s.t.d.d.
PER-25/PJ/2010
Form DGT-1 (SKD)

PART III Form DGT


Dapat digantikan dengan SKD yang lazim diterbitkan di
Negara Mitra P3B
Beneficial Owner

Pasal 26 ayat (1a):


Negara domisili dari Wajib Pajak luar negeri selain yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan usaha melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Negara tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak luar negeri yang sebenarnya menerima
manfaat dari penghasilan tersebut (beneficial owner).

Beneficial Owner)
PER-25/PJ/2010 mengatur bahwa  pemilik yang sebenarnya atas manfaat
ekonomis dari penghasilan (BO) adalah penerima penghasilan yang :
a. bertindak tidak sebagai Agen;
b. bertindak tidak sebagai Nominee; dan
c. bukan Perusahaan Conduit.
42
Beneficial Owner (1)

• Agen adalah orang atau badan yang bertindak sebagai


perantara dan melakukan tindakan untuk dan/atau atas
nama pihak lain. (IBFD International Tax Glossary, 2005)
• Nominee adalah orang atau badan yang menjadi pemilik
penghasilan secara hukum (legal owner) untuk menjalankan
amanat dari pihak yang sebenarnya menikmati manfaat atas
penghasilan. (IBFD International Tax Glossary, 2005)
• Perusahaan conduit adalah perusahaan antara yang
didirikan untuk meneruskan harta dan/atau modal dari pihak
yang menjadi pemilik sebenarnya kepada pihak lain
dan/atau atau untuk meneruskan penghasilan dari pihak
yang membayar penghasilan kepada pihak yang
sebenarnya menikmati manfaat atas penghasilan. (Diolah dari
IBFD International Tax Glossary, 2005)
Business Profit (Laba Usaha)

 Dalam beberapa Tax Treaty, secara Umum hak pemajakan atas Business Profit
(Laba Usaha) berada pada Negara Domisili.

 Negara sumber dapat mengenakan Pajak atas Penghasilan dari laba usaha sebuah
perusahaan yang berdomisili di negara lainnya sepanjang kegiatan tersebut
dilakukan melalui BUT .

 P3B Antara Indonesia dengan Negara Lain secara umum mengatur bahwa BUT
dapat timbul dalam hal pelaksanaan pemberian jasa melampaui jangka waktu
tertentu (Time Test).

 Pemberian Imbalan Jasa:


 Melebihi Time Test  BUT  PPh Pasal 23
 Tidak Melebihi Time Test  Hak Pemajakan umumnya ada di Negara Domisili

 Pengecualian 5 Negara (Germany, Swiss, Luxemburg, Pakistan, Venezuela)


Time Test
Time Test:
• Pengujian untuk mengetahui signifikansi keberadaan seseorang atau
badan berada di Indonesia berdasarkan suatu ukuran waktu dalam
suatu periode tertentu.
• Signifikansi dari keberadaan seseorang di Indonesia untuk menentukan
materialitas hubungan faktual/ekonomi antara negara dan orang tsb.
Dua jenis time test dalam UU PPh:
• Lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan?
Untuk penentuan status Subjek Pajak Orang Pribadi (SPDN atau
SPLN)
• Lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan?
Untuk penentuan status BUT bagi SPLN (orang atau badan) yang
memberikan jasa di Indonesia.

Monday, December 5, 2022 45


CONTOH

PT ANYAR SUKSES MERUPAKAN PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN TANGGAL 28 FEBRUARI 2015.


TRANSAKSI SELAMA BULAN MARET 2015 ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT:

Tanggal Dasar Pengenaan PPh Terutang


No. Jenis Transaksi Tarif
Transaksi Pajak (Rp.) (Rp.)

1 Menyewa kendaraan operasional 6 Maret 2015 6,000,000 2% 120,000


perusahaan kepada PT Transport
Maju sebesar Rp. 6.000.000,-

2 žntuk acara pembukaan kantor


U 15 Maret 2015 20,000,000 2% 400,000
pemasaran, perusahaan meminta
kepada CV Sedap Rasa
(perusahaan) catering untuk
menyediakan makanan untuk sekitar
500 orang. Kontrak yang disepakati
untuk pengadaan catering tersebut
adalah Rp 20.000.000,-

3 Membayar jasa konsultasi 28 Maret 2015 10,000,000 2% 200,000


pembukuan kepada KAP Sujadi dan
Rekan sebesar Rp. 10.000.000,-

4 Membayar Bunga Pinjaman 30 Maret 2015 50,000,000 10% 5,000,000


Perusahaan di Luar Negeri Takeshi,
Japan (memiliki SKD)
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK KARAWANG UTARA
KARAWANG UTARA
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
Nomor : 02/AS/BP23/III/2015
Nomor : 01/AS/BP23/III/2015
NPWP : 0 2 - 2 4 0 - 1 5 7 - 4 - 4 0 8 - 0 0 0
NPWP : 0 1 - 0 0 0 - 1 4 2 - 0 - 4 0 8 - 0 0 0
Nama : C V S E D A P R A S A
Nama : P T T R A N S P O R T M A J U
Alamat : J L . J E N D . S U D I R M A N 4 7 K A R A W A N G
Alamat : J L . T U P A R E V N O . 1 0 K A R A W A N G
Tarif Lebih Tinggi
Jumlah Penghasilan Tarif PPh yang Dipotong
Tarif Lebih Tinggi No. Jenis Penghasilan 100% (Tdk ber-
Jumlah Penghasilan Tarif PPh yang Dipotong Bruto (Rp) (%) (Rp)
No. Jenis Penghasilan 100% (Tdk ber- NPWP)
Bruto (Rp) (%) (Rp)
NPWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Dividen *) 15%
1. Dividen *) 15%
2. Bunga **) 15%
2. Bunga **) 15%
3. Royalti 15%
3. Royalti 15%
4. Hadiah dan penghargaan 15%
4. Hadiah dan penghargaan 15%
5. Sewa dan Penghasilan lain
5. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan
sehubungan dengan
penggunaan harta ***) 2%
penggunaan harta ***) 6,000,000 2% 120,000
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen,
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan Jasa Lain
Jasa Konsultansi dan Jasa Lain sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
a. Jasa Teknik 2%
a. Jasa Teknik 2%
b. Jasa Manajemen 2%
b. Jasa Manajemen 2%
c. Jasa Konsultan 2%
c. Jasa Konsultan 2%
d. Jasa lain :
d. Jasa lain :
1) Jasa Catering 20,000,000 2% 400,000
1) ………………………… 2%
2) ………………………… 2%
2) ………………………… 2%
3) ………………………… 2%
3) ………………………… 2%
4) ………………………… 2%
4) ………………………… 2%
5) ………………………… 2%
5) ………………………… 2%
6) ………………………… 2%
6) ………………………… 2%
****) ****)

120,000 JUMLAH 400,000


JUMLAH
Terbilang : Seratus dua puluh ribu rupiah Terbilang : Empat ratus ribu rupiah

Perhatian :
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 KARAWANG, 6 MARET 2015
1. Jumlah Pajak Penghas ilan Pas al 23 KARAWANG, 15 MARET 2015
yang dipotong di atas merupakan
yang dipotong di atas merupakan
angsuran atas Pajak Penghasilan yang Pemotong Pajak (5)
angsuran atas Pajak Penghas ilan yang Pemotong Pajak (5)

terutang untuk tahun pajak yang terutang untuk tahun pajak yang

bersangkutan. Simpanlah bukti NPWP : 0 1 - 0 0 1 - 1 3 6 - 6 - 4 0 8 - 0 0 0


bersangkutan. Sim panlah bukti NPWP : 0 1 - 0 0 1 - 1 3 6 - 6 - 4 0 8 - 0 0 0
pemotongan ini baik-baik untuk pemotongan ini baik-baik untuk

diperhitungkan sebagai kredit pajak Nama : P T A N Y A R S U K S E S diperhitungkan s ebagai kredit pajak Nama : P T A N Y A R S U K S E S
2. Bukti Pem otongan ini dianggap sah 2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah

apabila diisi dengan lengkap dan apabila diisi dengan lengkap dan

benar. Tanda Tangan, Nama dan Cap benar. Tanda Tangan, Nama dan Cap

*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi dalam negeri. *) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi dalam negeri.
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi DJOKO DARMONO **) Tidak termasuk b unga simpanan yang dib ayarkan oleh koperasi
kepada anggota WP Orang Pribadi. kepada anggota WP Orang Pribadi. DJOKO DARMONO
***) Kecuali sewa tanah dan bangunan. ***) Kecuali sewa tanah dan b angunan.
****) Apabila kurang harap diisi sendiri. ****) Apabila kurang harap diisi sendiri.

F.1.1.33.06 Lam piran IV.3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nom or PER- 53/PJ/2009 F.1.1.33.06 Lam piran IV.3 Pe raturan Direktur Jende ral Pajak Nom or PER- 53/PJ/2009
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK
KARAWANG UTARA KARAWANG UTARA
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 26
Nomor : 03/AS/BP23/III/2015
Nomor : 01/AS/BP26/III/2015
NPWP : 0 2 - 0 6 1 - 5 7 0 - 6 - 4 0 8 - 0 0 0
NPWP : 0 0 - 0 0 0 - 0 0 0 - 0 - 0 0 0 - 0 0 0 (3)
Nama : K A P S U J A D I
Nama : T A K E S H I
Alamat : J L . T U P A R E V N O . 4 5 K A R A W A N G
Alamat : O S A K A J A P A N
Tarif Lebih Tinggi
Jumlah Penghasilan Tarif PPh yang Dipotong Perkiraan
No. Jenis Penghasilan 100% (Tdk ber-
Bruto (Rp) (%) (Rp) Jumlah Penghasilan
NPWP) No. Uraian Penghasilan Tarif (%) PPh yang Dipotong (Rp)
Bruto (Rp)
Neto (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Dividen *) 15%
1. Dividen
2. Bunga **) 15%
2. Bunga 50,000,000 10% 5,000,000
3. Royalti 15%
3. Royalti
4. Hadiah dan penghargaan 15%
4. Sewa dan Penghasilan lain
5. Sewa dan Penghasilan lain
sehubungan dengan sehubungan dengan

penggunaan harta ***) penggunaan harta selain


6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, penghasilan atas pengalihan
Jasa Konsultansi dan Jasa Lain
tanah dan atau bangunan
sesuai PMK-244/PMK.03/2008:
5. Imbalan sehubungan dengan
a. Jasa Teknik 2%
jasa, pekerjaan, dan kegiatan
b. Jasa Manajemen 2%
6. Hadiah dan penghargaan
c. Jasa Konsultan 10,000,000 2% 200,000
7. Pensiun dan pembayaran
d. Jasa lain :
1) ………………………… 2% berkala

2) ………………………… 2% 8. Premi swap dan transaksi

3) ………………………… 2% lindung nilai

4) ………………………… 2% 9. Keuntungan karena pembebasan

2% utang
5) …………………………
10. Penjualan harta di Indonesia
6) ………………………… 2%
****) 11. Premi asuransi/reasuransi

JUMLAH 200,000 12. Penghasilan dari penjualan atau


Terbilang : Dua ratus ribu rupiah
pengalihan saham

Perhatian : 13. Penghasilan Kena Pajak BUT


1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 KARAWANG, 28 MARET 2015 sesudah dikurangi pajak
yang dipotong di atas merupakan
JUMLAH 5,000,000
angsuran atas Pajak Penghasilan yang Pemotong Pajak (5)

terutang untuk tahun pajak yang


Terbilang : Lima juta rupiah

bersangkutan. Simpanlah bukti NPWP : 0 1 - 0 0 1 - 1 3 6 - 6 - 4 0 8 - 0 0 0 KARAWANG, 30 MARET 2015


pemotongan ini baik-baik untuk Pemotong Pajak
diperhitungkan sebagai kredit pajak Nama : P T A N Y A R S U K S E S
NPWP : 0 1 - 0 0 1 - 1 3 6 - 6 - 4 0 8 - 0 0 0
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah

apabila diisi dengan lengkap dan Nama : P T A N Y A R S U K S E S


benar. Tanda Tangan, Nama dan Cap Perhatian : Tanda Tangan, Nama dan Cap
1. Jumlah Pajak Penghas ilan Pas al 26 yang dipotong di
*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi dalam negeri. atas merupakan angsuran atas Pajak Penghasilan
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi DJOKO DARMONO yang terutang untuk tahun pajak yang bers angkutan
kepada anggota WP Orang Pribadi. jika memenuhi ketentuan Pasal 26 ayat (5) UU Nomor
***) Kecuali sewa tanah dan bangunan. 36 Tahun 2008
****) Apabila kurang harap diisi sendiri. 2. Bukti Pemotongan ini dianggap s ah apabila diisi DJOKO DARMONO
dengan lengkap dan benar
F.1.1.33.06 Lampiran IV.3 Pe raturan Direktur Jenderal Pajak Nom or PER- 53/PJ/2009
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I. DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN Masa Pajak
DIREKTORAT PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 0 3 / 2 0 1 5
JENDERAL PAJAK

Bukti Pemotongan Nilai Obyek Pajak PPh yang


No. NPWP Nama
Nomor Tanggal (Rp) Dipotong (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. PPH PASAL 23 B. PPH PASAL 26

1 01.000.142.0-408.000 PT Trasnport Maju 01/AS/BP23/III/2015 6 Maret 2015 6,000,000 120,000 1 00.000.000.0-000.000 Takeshi, Japan 01/AS/BP26/III/2015 30 Maret 2015 50,000,000 5,000,000

2 02.240.157.4-408.000 CV Sedap Rasa 02/AS/BP23/III/2015 15 Maret 2015 20,000,000 400,000 2

3 02.061.570.6-408.000 KAP Sujadi 03/AS/BP23/III/2015 28 Maret 2015 10,000,000 200,000 3

4 4

5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10 11
11 12
12 13
13 14

14 15

15 dst.
JUMLAH 50,000,000 5,000,000
dst.
JUMLAH 36,000,000 720,000

X PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Tanggal 1 9 0 4 2 0 1 5

Nama D J O K O D A R M O N O tanggal bulan tahun

NPWP 0 9 0 6 1 6 5 1 3 - 4 0 8 0 0 0 Tanda Tangan & Cap

D.1.1.32.05 Lampiran IV.2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009
2. PPh Pasal 26 yang telah Dipotong
DEPARTEMEN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA X SPT Normal Jumlah Penghasilan Perkiraan
KEUANGAN R.I. PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 Uraian KAP/KJS Bruto Penghasilan PPh yang Dipotong (Rp)
SPT Pembetulan Ke- (Rp) Neto (%)

DIREKTORAT Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan Masa Pajak (1) (2) (3) (4) (5)
JENDERAL PAJAK Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 0 3 / 2 0 1 5 1. Dividen 411127/101
2. Bunga 411127/102 50,000,000 5,000,000
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK 3. Royalti 411127/103
4. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan penggunaan harta 411127/100
1. NPWP : 0 1 0 0 1 1 3 6 6 4 0 8 0 0 0 5. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan 411127/104

: P T 6. Hadiah dan penghargaan 411127/100


2. Nama A N Y A R S U K S E S
7. Pensiun dan pembayaran berkala 411127/100
3. Alamat : J L . J O H A R 5 3 0 K A R AWA N G 8. Premi swap dan transaksi lindung nilai 411127/102
9. Keuntungan karena pembebasan utang 411127/100
BAGIAN B. OBJEK PAJAK
10. Penjualan harta di Indonesia 411127/100
1. PPh Pasal 23 yang telah Dipotong
11. Premi asuransi/reasuransi 411127/100
Uraian KAP/KJS Jumlah Penghasilan Bruto (Rp) PPh yang Dipotong (Rp) 12. Penghasilan dari pengalihan saham 411127/100
13. Penghasilan Kena Pajak BUT setelah pajak 411127/105
(1) (2) (3) (4)
JUMLAH 50,000,000 5,000,000
1. Dividen *) 411124/101
Terbilang : Lima juta rupiah
2. Bunga **) 411124/102 *) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi Dalam Negeri. ***) Kecuali sewa tanah dan bangunan.
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada WP OP. ****) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri.
3. Royalti 411124/103
BAGIAN C. LAMPIRAN
4. Hadiah dan penghargaan 411124/100
5. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***) 411124/100 6,000,000 120,000 1. X Surat Setoran Pajak : 3 (tiga) lembar. 4. Surat Kuasa Khusus.
2. X Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. 5. X Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
3. X Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan tarif
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
dan/atau Pasal 26 : 4 (empat) lembar. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
a. Jasa Teknik 411124/104
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
b. Jasa Manajemen 411124/104
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan Diisi Oleh Petugas
c. Jasa Konsultan 411124/104 10,000,000 200,000 perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
d. Jasa lain :****) lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
X PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
1) Jasa Catering 411124/104 20,000,000 400,000
Nama D J O K O D A R M O N O 2 0
2) …………………………...………………………………………………………………………

Tanggal
NPWP 0 9 0 6 1 6 5 1 3 - 4 0 8 0 0 0 tanggal bulan tahun
3) …………………………...………………………………………………………………………
7. ….…………………………….……………….……….….………….………….…… Tanda Tangan & Cap Tanggal 1 9 0 4 2 0 1 5 Tanda Tangan
tanggal bulan tahun
JUMLAH 36,000,000 720,000
Terbilang Tujuh ratus dua puluh ribu rupiah F.1.1.32.03 Lampiran IV.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL

Karakteristik PPh Final :


• Jumlah PPh Final yang telah dibayar sendiri atau
dipotong pihak lain sehubungan dengan penghasilan
tersebut tidak dapat dikreditkan
• Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang
pengenaan PPh-nya bersifat final tidak dapat
dikurangkan
Penghasilan Dikenakan Pajak Final atau Bersifat Final

Bunga Deposito/ Penjualan Saham Penghasilan Berupa Hadiah Undian


Tabungan Dan Pendiri dan bukan Diskonto Obligasi Penghasilan Wjib
Diskonto Sertifikat Pendiri di Bursa Pengalihan Hak Atas Pajak yang
Bank Indonesia Efek Tanah dan/Atau bergerak di bidang
(SBI) Bangunan usaha pelayaran
bunga dan/atau
Bunga Simpanan diskonto dari Uang manfaat atau
Anggota Koperasi Obligasi yang pensiun; penerbangan luar
diterima dan/atau Tunjangan hari tua negeri
Bunga Obligasi
diperoleh WP atau Jaminan Hari Tua Penghasilan Wajib
Penjualan BBM, reksadana yang yang dibayarkan Pajak yang
BBG dan Pelumas terdaftar pada sekaligus bergerak dibidang
dari produsen atau Badan Pengawas
Honorarium dan usaha pelayaran
importir Pasar Modal dan
imbalan lain dengan dalam negeri.
Usaha Jasa Lembaga Keuangan
nama apapun atas Uang pesangon,
Kontruksi
Penghasilan yang beban APBN/ APBD yang dibayarkan
Penghasilan WP diterima atau yang diterima Pejabat sekaligus
luar negeri yang diperoleh dari Negara, PNS, angg. Penjualan Saham
mempunyai kantor Persewaan Tanah TNI , POLRI dan Milik Perusahaan
perwakilan dagang dan /atau Bangunan pensiunan. Modal Ventura
di Indonesia
Penghasilan Dikenakan Pajak Final atau Bersifat Final

Nilai bangunan yang diterima Penghasilan istri semata


dalam rangka mata dari satu pemberi
Bangun Guna Serah sehub. kerja.
dgn berakhirnya masa
perjanjian
Dividen yang diterima oleh WP
Selisih penilaian kembali orang pribadi
aktiva tetap

Diskonto Surat Utang Negara


( SPBN & ORI)
PEMOTONGAN PPH PASAL 4 AYAT (2) FINAL
Pasal 4 AYAT (2) UU PPh & PERATURAN PEMERINTAH

BADAN PEMERINTAH / BADAN LAINNYA /ORANG PRIBADI YG DITUNJUK

YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN


KEPADA ORANG PRIBADI / BADAN

PPh PASAL 4 (2) FINAL


JASA KONSTRUKSI YANG BERGERAK 2%,3%,4%
DI BIDANG KONSTRUKSI 4% ; 6%

SEWA TANAH (LAHAN) DAN/ATAU


BANGUNAN (RUANGAN)
10% TIDAK
BER-NPWP
HADIAH UNDIAN 25% DIKENAKAN
10%,15%,20% PPh
PENGHASILAN INVESTASI/MODAL 0,1% ; 2,5% TARIF
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH NORMAL
1%,5%
DAN/ATAU BANGUNAN

REVALUASI AKTIVA TETAP 10%,


OBYEK, SUBJEK DAN TARIF PPh ATAS JASA UU No 36 THN 2008

PENGHASILAN JASA

JASA TEKNIK, 27 JENIS


JASA SELAIN KE-3
OBJEK MANAJEMEN, JASA LAIN/
KONSTRUKSI JENIS JASA
KONSULTAN TERTENTU

BADAN/OP A BADAN

2 % X Pengh. Bruto Saat Terima Tdk


2 ,3 ,4 ,6 % X
Dipot PPh (Akhir
TARIF Pengh. Bruto PPh Psl 23 Tahun Objek PPh)
PPh Psl 4 (2)

B ORANG PRIBADI
FINAL
Psl 17 X 50% x Pengh. Bruto Kumultaif SEMUA=PPh
56 Psl 21
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh
USAHA JASA KONSTRUKSI
IMBALAN JASA
KONSTRUKSI

PPh FINAL Pasal 4 (2)

JASA JASA
PERENCANAAN
PELAKSANAAN & PENGAWASAN

YG MEMILIKI YG TIDAK YG MEMILIKI YG MEMILIKI YG TIDAK


KUALIFIKASI MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA KUALIFIKASI MEMILIKI
USAHA KECIL KUALIFIKASI MENENGAH ATAU USAHA KUALIFIKASI
USAHA KUALIFIKASI BESAR USAHA

2% 4% 3% 4% 6%

DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG


MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN
OBYEK, SUBYEK DAN TARIF PPh ATAS SEWA HARTA

PENGHASILAN DARI PENGHASILAN DARI


OBYEK PERSEWAAN HARTA
PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU SELAIN TANAH
BANGUNAN DAN/ATAU
OLEH BANGUNAN

SUBYEK WP BADAN atau WP Orang Pribadi, Yayasan

Di Potong PPh 4 (2) Di Potong PPh 23


TARIF 10 % X Bruto 2 % X Bruto
FINAL TIDAK FINAL

JUMLAH BRUTO NILAI SEWA adalah semua jumlah yg dibayarkan atau terutang
oleh pihak yg menyewa dgn nama dan dlm bentuk apapun baik yg perjanjiannya
dibuat scr terpisah maupun yg disatukan dgn perjanjian persewaannya.
TIDAK TERMASUK OBJEK
PERSEWAAN TANAH DAN ATAU BANGUNAN

YG
MERUPAKAN

OBJEK PAJAK HOTEL DAN RESTORAN


(PAJAK DAERAH)

YAITU PELAYANAN YG DISEDIAKAN DGN PEMBAYARAN DI HOTEL ATAU


RESTORAN, TERMASUK:
1. FASILITAS PENGINAPAN ATAU FASILITAS TINGGAL JANGKA PENDEK;
2. PELAYANAN PENUNJANG SBG KELENGKAPAN FASILITAS PENGINAPAN
ATAU TINGGAL JANGKA PENDEK YG SIFATNYA MEMBERIKAN
KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN
3. JASA PERSEWAAN RUANG UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU
PERTEMUAN HOTEL

Surat Dirjen Pajak Nomor 7/PJ.43/2003 dan


Surat Dirjen Pajak Nomor 8/PJ.43/2003
OBYEK, SUBJEK DAN TARIF PPh ATAS HADIAH
 Hadiah atau Penghargaan melalui suatu Hadiah Undian
perlombaan atau adu ketangkasan;
 Hadiah sehubungan dengan pekerjaan, jasa, melalui diundi
dan kegiatan lainnya dalam nama dan kecuali yg
OBJEK bentuk apapun; diterima seluruh
 Penghargaan sehubungan dengan prestasi pembeli/diterima
dalam kegiatan tertentu. langsung pembeli

Orang Pribadi WP LN WP Badan WP Badan


SUBJEK WP DN selain BUT termasuk BUT /Orang Pribadi

Pasal 17 X 20 % X 15 % X 25 % X
TARIF Pengh. Bruto Pengh. Bruto Pengh. Bruto Pengh. Bruto
PPh Psl 17 PPh Psl 26 PPh Psl 23 PPh Psl 4 (2)

SIFAT TIDAK FINAL TIDAK FINAL


FINAL FINAL 60
TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPh ATAS
PHSLAN DARI PERSEWAAN TANAH/BANGUNAN,JASA KONSTRUKSI,&
HADIAH UNDIAN

SEWA TNH/BGNAN,JASA
PEMBAYAR KONSTRUKSI,HADIAH UNDIAN Rekanan

PEMOTONGAN PENYETORAN
Saat pembayaran kpd Paling lambat 10 hari setelah bulan
Rekanan dilakukannya Pembayaran, bila hari
WP diberi Bukti Potong (F.1.1.33.12) libur pada hari kerja berikutnya.
LEMBAR KE-1 REKANAN
Menggunakan SSP ke Bank
LEMBAR KE-2 LAMP. SPM 4 (2) Persepsi/Kantor Pos SSP dan
LEMBAR KE-3 ARSIP PEMOTONG penyetor diisi identitas
Bendaharawan/KPPN
Tdk Dipot. KODE MAP LIHAT SPT MASA PPh 4(2)
Maka Harus Setor Sendiri
SSP LB KE-3
PELAPORAN KE KPP/KTR POS/KURIR BUPOT 4(2) LB KE-2
Paling lambat 20 hari setelah bulan dilakukan DAFTAR BUPOT 4 (2)
pembayaran, bila hari libur pada hari kerja
berikutnya. LAMPIRAN
Menggunakan SPT Masa PPh Psl 4 Ayat (2)
61
(F.1.1.32.04)
OBYEK, SUBJEK DAN TARIF PPh ATAS BUNGA UU No 36 THN 2008

PENGHASILAN BUNGA

KOPERASI
DEPOSITO,
OBJEK OBLIGASI LEBIH DARI SELAIN KE-3
GIRO,SBI/SUN
Rp240.000/BLN

20% X 15 % X 10 % X 15 % X
TARIF
Pengh. Bruto Pengh. Bruto Pengh. Bruto Pengh. Bruto
PPh Psl 4 (2) PPh Psl 4 (2) PPh Psl 4(2) PPh Psl 23

JENIS FINAL FINAL FINAL TIDAK FINAL


62

Sebelum 2009 WP LUAR NEGERI


PPh Pasal 26 = 20 % X Pengh. Bruto atau P3B
PPh 23 Final = 15%
Pengecualian (tidak terkena PPh atas
bunga deposito, tabungan, dan diskonto SBI)

 Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah pokok
deposito dan tabungan serta SBI nya tidak melebihi Rp.7.500.000,00 dan
bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah;
 bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank dalam negeri;
 Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sbb :
→ iuran pemberi kerja;
→ iuran peserta;
→ hasil investasi; dan
→ pengalihan dari Dana Pensiun lain.
 bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka
pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun
untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun
sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

63
Pasal 4 ayat (2) huruf a UU PPh
tentang Obligasi dikenakan PPh Final

• Penghasilan bunga dari Obligasi dengan kupon, diskonto dari


Obligasi dengan kupon, diskonto dari Obligasi tanpa bunga
dikenakan PPh Final 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap dan 20% atau sesuai P3B bagi WP Luar
Negeri selain bentuk usaha tetap
PP No 16 Tahun 2009
Tgl 9 Februari 2009
Catatan :
 Bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan:
1) 0% untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010;
2) 5% untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013; dan
3) 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya
Objek, Subjek, dan Tarif PPh Atas Dividen
Sesuai UU No 36 Tahun 2008
PEMBAGIAN DIVIDEN

ORANG PRIBADI BADAN

KOPERASI PT SELAIN KE-2


PPh PSL 23 = 15%
MULAI 1 JANUARI 2009
SEBELUM 2009

Seblm 2009
Kepemilikan ≥ 25% Tdk
+ Ada Usaha Aktif dari modal disetor Ter
penu
Cadangan Laba Ditahan hi

10% FINAL Pasal 4 (2) Bukan Objek PPh PPh 23 =15%


PPh 26 =20% atau PPh 26 =20% atau
WP LUAR NEGERI
P3B P3B
Objek, Subjek, & Tarif PPh Transaksi penjualan saham

PENJUALAN SAHAM

PPh FINAL Pasal 4 (2) JIKA DIPOT. PPh

BURSA EFEK = 0,1% x Hg Jual TDK BURSA EFEK


Saham Pendiri Saham Bukan Pendiri
+ Tidak Dipotong PPh
namun akhir tahun
0,5% x nilai saham merupakan Phslan
a. nilai saham pada saat penutupan kecuali
bursa di akhir tahun 1996 atau pada
tanggal 30 Desember 1996,
WP LN dipot PPh 26
b. nilai saham perusahaan pada saat
penawaran umum perdana ("initial 20% x 25% X Hg Jual atau
public offering"), P3B
Objek, Subjek, & Tarif PPh Transaksi
Reksadana
PERUSH. REKSADANA INVESTOR

PENJUALAN REKSADANA

OBLIGASI SAHAM TDK BURSA EFEK/

0% BURSA EFEK
2009-2010 0,1% x MELEPAS KE PERUSH.
5%
Hg Jual REKSADANA
2011-2013
BUKAN OBJEK PPH
15% PPh FINAL Pasal 4 (2)
> 2013
Objek, Subjek, & Tarif Transaksi pengalihan tanah
dan/atau bangunan Sesuai UU No 36 Tahun 2008
PP Nomor 51
tgl 20 Juli 2008 PENGALIHAN HARTA

TANAH/BANGUNAN SELAIN TNH/BGNAN


Seblm
PPh FINAL Pasal 4 (2) TDK DIPOT. PPh SAAT
2009 TERIMA TP AKHIR THN
Tdk Final OBJEK PPh

kecuali
5% 1%
WP LN
dipot PPh 26
Orang Badan Real Estat RS & RSS
Pribadi selain RS & Oleh Real 20% x 25% x Hg Jual
RSS Estat atau P3B
Seblm 2009
SETOR
NILAI TERTINGGI ANTARA HARGA JUAL DENGAN NJOP PBB SENDIRI
Contoh Kasus PPh Pasal 22, 23,dan 4 ayat (2)

Dinas Pendidikan Kota Bandung alamat Jalan AA , Bandung (NPWP 00.111.111.1-


424.000) pada bulan Juli 2012 melakukan pembayaran sebagai berikut:

1. Tanggal 2 Juli 2012 membayar seperangkat komputer dari Ny. Similikiti (NPWP
Suami Tuan Tukul 07.123.456.7-423.000) Jalan Aceh 52, Bandung seharga Rp
7.700.000,00 (termasuk PPN) dengan No Seri FP : 020.000-09.00000001
2. Tanggal 10 Juli 2012 membayar sewa mobil untuk acara sosialisasi pendidikan
kepada Tn. Encep (belum ber-NPWP) sebesar Rp.1.500.000,00.
3. Tanggal 16 Juli 2012 membayar termin pertama atas pemanfaatan jasa
pelaksanaan konstruksi sebesar Rp.165.000.000,00 (termasuk PPN) kepada PT.
Bandung Construction sertifikasi kualifikasi kecil (NPWP 01.111.111.1-423.000)
Jalan Viaduct No 1,Bdg. No Seri FP 020.000-09.00000003 dan pembayaran
melalui KPPN yang ditransfer ke bank tgl 19 Juli 2012.
4. Tanggal 20 Juli 2012 membayar sewa gedung untuk kantor dari PT. Mbladus
(NPWP 01.222.333.4-423.000) Jalan Cipaganti No. 25, Bandung seharga Rp
88.000.000,00 (termasuk PPN) dengan No Seri FP: 020.000-09.00000004
5. Tanggal 23 Juli 2012 membebaskan tanah milik Tn Encep seorang Direktur
BUMN (NPWP 06.222.333.4-429.000) sebesar Rp 500.000.000,00 untuk
pembuatan kantor baru di Jalan Dago Nomor 235, Bandung

69
Jawaban Kasus PPh Pasal 22, 23, dan 4 ayat (2)
Dinas Pendidikan Kota Bandung pada bulan Juli 2012 melakukan pembayaran dan
pemotongan pajak sebagai berikut:
No DPP PPh PPN
1 Pembelian Komputer
=100/110 x 7.700.000 =7.000.000 =1,5% x DPP =105.000 =10% x DPP =700.000
2 Sewa Mobil
1.5000.000 =4% x DPP =60.000 0
3 Jasa Pelaksana Konstruksi
=100/110 x 165.000.000 =2% x DPP =3.000.000 =10% x DPP =15.000.000
=150.000.000
4 Sewa Gedung
=100/110 x 88.000.000 =80.000.000 =10%xDPP =8.000.000 =10% x DPP =8.000.000
5 Pembebasan Tanah
500.000.000 =5% x DPP =25.000.000 0

Catatan :
1. Jika pembayaran sampai dengan Rp 1.000.000,- (termasuk PPN) maka aspek perpajakannnya adalah :
 PPN-nya dipungut oleh rekanan
 Pembelian barang tidak dipungut PPh Pasal 22 oleh Bendahara
 Pembayaran Jasa tetap dipotong PPh Pasal 23 oleh Bendahara
2. Baik disebutkan atau tidak dalam kontrak, harga jual otomatis sudah termasuk PPN jika barang/jasa tsb terutang PPN.

70
PPh terhadap WP Perusahaan Pelayaran DN

PENGERTIAN WP PELAYARAN DALAM NEGERI 


orang yang bertempat tinggal di Indonesia atau badan yang didirikan dan
berkedudukan di Indonesia (SPDN) yang melakukan usaha pelayaran dengan
kapal yang didaftarkan baik di Indonesia maupun di luar negeri atau dengan
kapal pihak lain

WP perusahaan pelayaran dalam negeri dikenakan PPh atas seluruh


penghasilan yang diterima atau diperolehnya baik dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang menjadi Objek pengenaan PPh meliputi Penghasilan yang
diterima atau diperoleh WP dari pengangkutan orang dan/atau barang
termasuk penyewaan kapal dari:
 Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lain di Indonesia,
 Pelabuhan di Indonesia ke luar pelabuhan Indonesia,
 Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia,
 pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lain di luar Indonesia
PPh terhadap WP Perusahaan Pelayaran DN

TARIF (BERSIFAT FINAL)


PPh terutang = 30 % x Norma Penghitungan Penghasilan Netto.
Norma Penghitungan Penghasilan Netto = 4% x Peredaran Bruto 
PPh Terutang = 30% x 4% x Peredaran bruto = 1,2% x Peredaran Bruto

(Pasal 2 KMK-416/KMK.04/1996)
peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa
uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh WP perusahaan
pelayaran dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang
dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari
pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan luar negeri dan/atau sebaliknya.
PPh terhadap WP Perusahaan Pelayaran DN

SAAT TERUTANG DAN SAAT PEMOTONGAN


Atas penghasilan yang diperoleh berdasarkan perjanjian persewaan atau
charter dengan pemotong pajak, PPh pasal 15 terutang dan wajib dipotong
pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai pengganti.

Dalam hal penghasilan diperoleh selain berdasarkan perjanjian persewaan atau


charter dengan pemotong pajak, PPh pasal 15 terutang pada saat diterima
atau diperolehnya penghasilan.
PPh Pasal 24
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas
penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak
yang terutang berdasarkan Undang-undang PPh dalam tahun
pajak yang sama

Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang
di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak
yang terutang berdasarkan Undang-undang PPh

Pajak  atas  penghasilan  yang  dibayar  atau terutang  di


luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang
terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung
dikenakan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak
PPh Pasal 24

Pilih yang terkecil antara:


• Pajak yang dipotong di luar negeri; atau
• Max.Kedit Pajak Luar Negeri (MKPLN)

Pengh. LN
MKPLN = X PPh Terutang
PKP
PENGKREDITAN PPh TERUTANG DI LN

• Contoh :
• PN Dalam Negeri Rp 60.000.000
• PN Luar Negeri( PPh 25%) Rp 40.000.000
• Total PN Rp 100.000.000
• PTKP (TK) Rp (24.300.000)
• PhKP Rp 75.700.000
• PPh Terutang Rp 6.355.000
•Max kredit Pajak = 40.000.000
75.700.000 (x) 6.355.000
= Rp. 3.366.887
Terima Kasih

79

Anda mungkin juga menyukai