Anda di halaman 1dari 11

MELAKSANAKAN PRINSIP-PRINSIP

KEDAULATAN SESUAI DENGAN UUD


REPUBLIK INDONESIA TAHUN1945
Disusun oleh :

Danisa Thalita Rania

Jesika Amanda Putri

Eca Nawra Labiqo

Kartika Dwi Lestari

Meila Salwa Assyifa

Rini Agustin Putrima

Gian Zabrina Amanda

Zahra Fuji Lestari

Vello Grasilah

Kelas :IX E
A. Definisi Kedaulatan

Kedaulatan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “sovereignty”, dalam Bahasa Perancis

disebut “souverainete”, dan dalam bahasa Itali disebut ”sovranus”, yang asal katanya

berasal dari Bahasa Latin ”superanus”, yang berarti yang tertinggi atau teratas (supreme).

Kedaulatan (sovereignty) juga dapat dipakai sebagai sinonim untuk istilah kemerdekaan

(independent). Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum suatu

negara. Konsep kedaulatan berarti kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dalam suatu

negara yang ditujukan untuk kepentingan warga negaranya.

Kedaulatan mempunyai pengertian negatif dan positif. Kedaulatan dalam arti negatif

berarti bahwa Negara tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang

mempunyai status yang lebih tinggi atau kekuasaan apapun dan dari manapun tanpa

persetujuan negara yang bersangkutan. Kedaulatan dalam pengertian positif berarti

kedaulatan memberikan titulernya kepada Negara pemimpin tertinggi atas Negaranya, hal

ini yang dinamakan wewenang penuh dari suatu Negara.


Berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan negara lain, kedaulatan
mempunyai dua pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan
ke dalam adalah kedaulatan suatu negara untuk mengatur segala kepentingan
rakyatnya tanpa campur tangan negara lain. Dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945, kedaulatan tersebut tampak pada tujuan negara, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sedangkan kedaulatan keluar adalah kedaulatan suatu negara untuk
mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain demi
kepentingan bangsa dan Negara. Hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk
kepentingan bersama. Hal ini juga menandakan bahwa bahwa negara
Indonesia mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara lain.
B. Prinsip dan Aspek Kedaulatan Negara
Negara dikatakan berdaulat atau sovereign karena kedaulatan merupakan suatu sifat
atau ciri hakiki oleh suatu negara. Prinsip kedaulatan negara menetapkan bahwa suatu
negara memiliki kekuasaan atas suatu wilayah atau teritorial dan hak-hak yang kemudian
timbul dari penggunaan kekuasaan teritorial. Prinsip kedaulatan negara menegaskan
bahwa dilarang melakukan campur tangan terhadap keberadaan negara lain. Apabila suatu
negara dikatakan berdaulat, hal ini dimaksudkan bahwa negara tersebut mempunyai
kekuasaan tertinggi. Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batasan.
Ruang keberlakuan kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah tersebut, yang
berarti bahwa kekuasaan terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu
dan kekuasaan akan berakhir ketika kekuasaan suatu negara lain dimulai.

Dalam hukum internasional, kedaulatan negara (state sovereignty) dan kesederajatan


(equality) antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya
sistem hukum internasional.
Kedaulatan dan kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut yang melekat pada
negara merdeka sebagai subjek hukum internasional. Berdasarkan konsep hukum internasional,
kedaulatan memiliki tiga aspek utama yaitu:
1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap Negara untuk secara bebas menentukan
hubungannya dengan berbagai negara atau kelompok-kelompok lain tanpa tekanan atau
pengawasan dari negara lain.

2. Aspek intern kedaulatan yaitu hak atau wewenang eksklusif suatu negara untuk menentukan
bentuk lembaga, cara kerja lembaga, dan hak untuk membuat undang-undang yang
diinginkannya, serta tindakan-tindakan untuk mematuhi.

3. Aspek teritorial kedaulatan berarti kekuasaan penuh dan eksklusif yang dimiliki oleh suatu
Negara atas individu-individu dan benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut.

Dalam mengimplementasikan politik bebas-aktif, suatu negara harus memperhatikan prinsip


kedaulatan negara. Pada dasarnya, setiap negara yang berdaulat memiliki hak-hak dasar (basic
rights) dan kewajiban dasar (basic duties) sebagaimana yang terdapat pada Draft Declaration on
the Rights and Duties of States tahun 1949.
Hak dasar yang dimiliki oleh suatu Negara berupa kekuasaan seperti:
1) Kedaulatan dan persamaan negara (independence and equality of states);

2) Yurisdiksi teritorial (territorial jurisdiction); dan


3) Mempertahankan diri (self-defence) atau mengembangkan diri (self-preservation).

Kewajiban dasar yang dimiliki oleh suatu Negara antara lain:

(1) Tidak menyatakan perang (not resorting to war);

(2) Tidak menyulut kerusuhan sipil di suatu negara (civil strife);

(3) Menaati hak asasi orang;

(4) Menyelesaikan sengketa secara damai;

(5) Melaksanakan kewajiban dengan itikad baik (good faith); dan

(6) Non-intervensi dalam persoalan dengan negara lain.

Prinsip kedaulatan negara merupakan prinsip penting dalam Piagam PBB, seperti terdapat dalam Pasal 2 ayat
(1) yang berbunyi, “The organization is based on the principle of the sovereign equality of all its members”. Prinsip-
prinsip yang terdapat dalam Piagam PBB ini dipertegas lagi dalam Resolusi Majelis Umum No. 2625 Tahun 1970
(General Assembly Declaration on Principles of International Law concerning Friendly Relations and Cooperation
among States in accordance with the Charter of the United Nations) yang menyatakan bahwa setiap Negara
menimati persamaan kedaulatan dan setiap Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai anggota
masyarakat tanpa membedakan sistem ekonomi, sosial, dan politik.
C. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan
dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan
rakyat merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan sistem tertentu yang memenuhi
kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait penyelenggaraan kekuasaan
pemerintah dan peradilan, tetapi juga kekuasaan dalam pembentukan peraturan.
Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang berdasarkan
Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban bangsa Indonesia.
Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual barat, merupakan kedaulatan rakyat yang
bersumber dari faham individualisme dan kolektivisme yang berlaku pada bangsa Eropa. Hal tersebut
tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja disama-ratakan.

Kedaulatan rakyat di Indonesia berarti bahwa sekalipun kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat, bukan berarti rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan peradilan dan bahkan
pembentukan peraturan, melainkan kedaulatan rakyat yang dimaksud ialah menghendaki agar
setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat (demokrasi). Oleh karena itu,
menurut ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyet diserahkan kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana MPR adalah lembaga tertinggi negara karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
D. Konsep Kedaulatan Rakyat dalam UUD 1945
Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum sehingga jelas

bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan

bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula

kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Konsep-konsep Kedaulatan Negara Republik

Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945, yaitu:

1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik {Pasal 1 ayat (1)} Kedaulatan

berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar {Pasal 1 ayat (2)}

2. Negara Indonesia adalah negara hukum {Pasal 1 ayat (3)}

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan nmenetapkan UUD. MPR melantik

Presiden dan/atau Wakil Presiden. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau wakil

presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3)

4. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 7C)

5. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan

oleh presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemeritahan. Pembentukan,

pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang (Pasal 17)
Negara Indonesia memiliki tujuan untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan kepada warga negaranya.
Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas undang-undang, karena undang-undang sendiri merupakan
penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi, rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat dalam
negara. Indonesia sendiri merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Paham tersebut tergambar jelas secara
konstitusional dan fundamental dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang antara lain menegaskan
salah satu dasar negara yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan
bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.

Berdasarkan dua dasar konstitusional dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan
negara demokrasi yang tidak dapat dibantah. Hal itu menjelaskan bahwa konsepsi dasar tentang kedaulatan rakyat di
dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat yang pluralis dikarenakan dalam negara Indonesia tidak hanya melibatkan dua
entitas belaka yaitu penguasa (negara) dengan yang dikuasai (rakyat), tetapi erdapat berbagai kekuatan sosial dan politik
yang secara terbuka memperjuangkan kepentingannya di dalam sidang-sidang BPUPKI sehingga menghasilkan sejumlah
keputusan yang dihasilkan baik melalui pemungutan suara, kompromi, maupun aklamasi. Kata ”kerakyatan” dan
“kedaulatan di tangan rakyat” itulah yang menunjukkan asas demokrasi, artinya kekuasaan sepenuhnya ada pada rakyat.

Sekalipun kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, bukan berarti setiap rakyat berhak turut
andil dalam pemerintahan, peradilan, dan bahkan pembentukan peraturan, melainkan kedaulatan rakyat menghendaki
agar setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat. Maka dari itu, kedaulatan rakyat Indonesia tidak
dilakukan melainkan diserahkan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana menurut ketatanegaraan
Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi negara, karena lembaga tersebut dikatakan sebagai
miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
E. Konsep Kedaulatan Rakyat dalam Pancasila
Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa Indonesia dan

esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa Indonesia. Kultur

dan budaya bangsa Indonesia lahir dari suku-suku bangsa Indonesia yang bermukim

sejak lama, suku-suku bangsa inilah yang membentuk nilai-nilai Pancasila. Suku

bangsa dan golongan inilah yang memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda, yang terus

bergesekan, bersinergi sehingga dapat membentuk nilai-nilai persatuan Indonesia.

Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas, yakni asas

kerakyatan dan asas musyawarah. Asas kerakyatan adalah asas kesadaran akan cinta

kepada rakyat, berjiwa kerakyatan, menghayati kesadaran senasib, dan

seperjuangan dan cita- cita bersama. Sedangkan asas musyawarah untuk mufakat

adalah asas yang memperhatikan aspirasi atau kehendak seluruh rakyat Indonesia,

baik melalui forum permusyawaratan maupun aspirasi murni dari rakyat.


SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai