Anda di halaman 1dari 20

2020

Overview Standar Pelayanan Medis,


Panduan Praktek Klinis, dan Clinical
Pathway bidang IKGM

Oleh:
Dhiya Almanda Fa’adiyah (21101900045)
Standar Pelayanan Medis
Standar
Pelayanan
Minimal Bidang
Kesehatan

Standar Pelayanan Minimal Bidang


Kesehatan, yang selanjutnya disingkat SPM
Bidang Kesehatan merupakan acuan bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
penyediaan pelayanan kesehatan yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal
Fungsi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Memfasilitasi Pemda untuk


melakukan pelayanan publik
yang tepat bagi
masyarakat

1 2

Sebagai instrumen bagi


masyarakat dalam melakukan
kontrol terhadap kinerja pemerintah
di bidang pelayanan publik bidang
kesehatan.
Pernyataan SPM Bidang Kesehatan

1 2 3
Setiap ibu hamil Setiap ibu bersalin Setiap bayi baru
mendapatkan mendapatkan lahir mendapatkan
pelayanan pelayanan pelayanankesehatan
antenatal sesuai persalinan sesuai sesuai standar.
standar standar.

Add Text
Simple PowerPoint
4 5 6 Presentation
Setiap balita Setiap anak pada usia Setiap warga negara
mendapatkan pelayanan pendidikan dasar Indonesia usia 15-59
kesehatan sesuai standar mendapatkan skrining th mendapatkan skrining
kesehatan sesuai kesehatan sesuai
standar. standar
Lanjutan...

7 8 9
Setiap warga negara Setiap penderita Setiap penderita
Indonesia usia 60 tahun hipertensi mendapatkan Diabetes Melitus
ke atas mendapatkan pelayanan kesehatan mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar. kesehatan sesuai
sesuai standar standar

10 11 12
Setiap orang dengan Setiap orang dengan Setiap orang berisiko
gangguan jiwa (ODGJ) TB mendapatkan terinfeksi HIV mendapat
mendapatkan pelayanan pelayanan TB sesuai pemeriksaan HIV sesuai
kesehatan sesuai standar standar
standar
01 Mapping kemampuan Kabupaten/Kota dalam
Pencapaian Target-Target SPM

02 Pendanaan

Pembinaan dan Pengawasan. Dalam hal ini,


Langkah-Langkah dalam 03 Kemendagri dan Bappenas akan berfungsi sebagai
Implementasi SPM Bidang kementrian yang melakukan pembinaan dan
pengawasan secara umum. Sedangkan Kemenkes
Kesehatan lebih ke arah pembinaan dan pengawasan secara
teknis
Panduan Praktek Klinis
1. Pedoman Praktik
Kedokteran yang Baik

Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan


yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan.

Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila


dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan
keselamatan pasien.
Tujuan Pengaturan Praktik Kedokteran

1
Memberikan perlindungan kepada pasien;

2
Mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan medis yang diberikan
oleh dokter 3
Memberikan kepastian hukum bagi
masyarakat dan dokter
Bagaimana praktik
Kedokteran yang Sesuai
Standar?

Seorang dokter akan melakukan praktik kedokteran


sesuai standar apabila ia:
1. Memenuhi persyaratan kelayakan dan
kepatutan,
2. Didukung oleh ‘Struktur’ yang berupa Sumber
Daya Manusia penunjang, prasarana, sarana,
peralatan, sistem-sistem, dan logistik yang
optimal sesuai dengan tingkat dan lokasi
praktik.
2. Pedoman Mencegah Praktik
Kedokteran Bermasalah
Beberapa praktik kedokteran bermasalah:

Kesalahan Tindakan Medis (medical error), seperti saat


01 melakukan diagnosis, pembedahan, pemberian obat,
penggunaan alat medis, dll

Insiden Klinis yang berakibat pada cidera pasien atau


02 kerugian pada pasien

Kejadian yang Tidak di Inginkan, seperti cidera yang bersifat


03 trauma fisik atau psikologis, timbulnya penyakit, penderitaan,
kecacatan atau kematian

04 Nyaris Musibah, yaitu insiden yang tidak sampai berakibat


cidera pada pasien karena segera dapat diatasi

05 Sengketa Medik, yaitu sengketa antara pasien dengan dokter


Cara Mencegah Praktik
Kedokteran Bermasalah

1
Berusaha agar tetap menjadi DOKTER YANG BAIK

2
Berusaha agar selalu melakukan PRAKTIK
KEDOKTERAN YANG BAIK

3
Melaksanakan program-program khusus seperti Patient Safety,
Quality Assurance, CME, Continuous Medical Education, CPD,
Continuous Professional Development, Clinical Risk
Management, Medical / Clinical Audit, Performance Audit.
3.TANGGUNG
JAWAB DOKTER
PADA PELAKSANAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN BERMASALAH
Tanggung Jawab yang Menjadi
Beban Dokter Sendiri

1. Beberapa ketidaklayakan pada seorang dokter


pelaku asuhan klinis,
2. Beberapa ketidakpatutan pada seorang dokter
pelaku asuhan klinis,
3. Proses-proses asuhan klinis di bawah standar
4. Outcome yang tidak memuaskan pasien
Jenis-Jenis Tanggung Jawab Dokter pada Praktik
Kedokteran Bermasalah

Tanggung Jawab Moral


Kewajiban moral berkonsekuensi tanggung jawab moral, yang
pelaksanaannya dalam menjalankan praktik kedokteran dinilai dan diukur
dengan kepatuhan atau pelanggaran terhadap pasal-pasal KODEKI dan
KODEKGI.

Tanggung Jawab Hukum (Liability)


Liability adalah kewajiban hukum (legal obligation) dan juga sekaligus
tanggung jawab hukum (legal responsibility), sebagai konsekuensi
pelanggaran atau pengabaian kewajiban hukum.

Tanggung Jawab Gugat (Accountability)


Tanggung gugat adalah tanggung jawab hukum. Seorang dokter yang
melakukan praktik kedokteran yang tidak baik, dengan akibat pasien
cidera atau dirugikan, dapat digugat perdata ganti rugi di pengadilan atau
di luar pengadilan melalui proses mediasi.
Clinical Pathway
CLINICAL
PATHWAY Clinical pathway,
pathways, critical
dikenal juga sebagai care
pathways, integrated care
pathways, atau care maps (alur perawatan, alur
BIDANG IKGM
kritis, alur perawatan terintegrasi atau peta
perawatan), adalah salah satu perangkat utama
yang digunakan untuk mengelola kualitas
pelayanan kesehatan mengenai standardisasi
proses perawatan.
Variance Sheet: Formulir yang
berisi: tanggal, masalah
varians yang terjadi,
intervensi, outcome, dan
The Pathway: Paparan visual tanda tangan Practice Guidelines: uraian
tentang intervensi spesifik rinci langkah kegiatan yang
yang harus dikerjakan harus dilaksanakan dari
pada waktu tertentu pathway: “how to”.

1 2 3

Komponen dalam Clinical Pathway


Keuntungan Clinical Pathway
Bagi Rumah Sakit
Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu standar
pelayanan kesehatan, memudahkan mendapatkan informasi
mengenai variasi pelayanan kesehatan, untuk mengevaluasi
kualitas pelayanan kesehatan, mempelajari proses pelayanan
pasien, dan dapat dijadikan sebagai alat perencanaan anggaran
rumah sakit;

Bagi Institusi Kesehatan


Dapat mengevaluasi dan membandingkan kinerja Bagi Pasien
rumah sakit, benchmarking, area untuk audit klinis, memberikan prioritas pelayanan kesehatan berdasarkan
mengembangkan kerangka kerja klinis dan alur tingkat keparahan penyakit, pasien menerima kualitas
pelayanan kesehatan (SOP), dan menstandardisasi pelayanan kesehatan yang baik, mengurangi/
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit. meminimalkan risiko yang dihadapi pasien, dan
mempercepat pemulihan dan meminimalkan kecacatan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai