TENTANG :
DESAIN DATABASE
TERDISTRIBUSI
KEL 1 :
1. RIKO NOFRIZAL
2. RIZKI ANANDA
3. RIZKI AHMAD
4. YULIA RAFITA
Terdapat dua strategi utama dalam mendesain database terdistribusi
yaitu :
pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up, namun pendekatan
bottom up baru dapat dilakukan jika sudah ada database yang tersebar di
beberapa lokasi. Dalam “Distrubution Design” dilakukan desain untuk
mendistribusikan relasi ke semua lokasi dalam sistem terdistribusi.
Kelemahan mendistribusikan sebuah relasi adalah harus menangani data
1. STRATEGI
yang besar, makaDESAIN ALTERNATIF
relasi dipecah-pecah menjadi sub relasi yang
disebut fragmen. Desain untuk sistem terdistribusi dapat melalui langkah
fragmentasi, penempatan data atau alokasi dan replikasi.
Distribusi data dengan cara fragmentasi, alokasi dan replikasi mempunyai tujuan :
1. Referensi lokalitas. Data harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pengakses data. Jika fragmen
data digunakan pada beberapa lokasi maka akan lebih menguntungkan jika fragmen disimpan pada lokasi-
lokasi tersebut.
2. Meningkatkan reliabitilas/kehandalan dan availabilitas/ketersediaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
replikasi : yaitu terdapat salinan data di lokasi lain jika salah satu lokasi mengalami kegagalan data.
3. Meningkatnya unjuk kerja. Penempatan data/alokasi yang sembarangan akan menghasilkan kemacetan,
yaitu misalkan sebuah lokasi kebanjiran permintaan data sehingga menurunkan unjuk kerja.
4. Keseimbangan kapasitas penyimpanan dan biaya. Meskipun harus menjamin ketersediaan data, dan
mempertimbangkan referensi lokalitas tetapi harus dipertimbangkan juga kapasitas penyimpanan yang
tidak besar sehingga menjamin biaya penyimpanan lebih murah.
5. Biaya komunikasi minimal. Harus dipertimbangkan biaya komunikasi anta lokasi penyimpanan. Biaya
pengambilan data minimal jika lokalitas maksimum (fragmen data ada di banyak lokasi). Tetapi jika terjadi
update, maka harus dilakukan terhadap data di semua lokasi salinan fragmen data, sehingga biaya akan
membengkak.
2. RANCANGAN FRAGMENTASI
PROJ1
PNO PNAME BUDGET LOC
P1 Instrumentation 150,000 Montreal
P2 Database Development 135,000 New York
PROJ
2 PNO PNAME BUDGET LOC
P3 CAD/CAM 250,000 New York
P4 Maintenance 310,000 Paris
PROJ1 PROJ2
PNO BUDGET PNO PNAME LOC
P1 150,000 P1 Instrumentation Montreal
P2 Database Development New York
P2 135,000
P3 CAD/CAM New York
P3 250,000
P4 Maintenance Paris
P4 310,000
Aturan-aturan Kebenaran Fragmentasi :
Fragmentasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan, untuk
emmastikan bahwa tidak terdapat perubahan database selama
menjalani proses fragmentasi, proses fragmentasi harus mememuhi
3 aturan berikut ini :
1. Completness
Digunakan untuk memastika data tidak hilang saat proses
fragmentasi
2. Reconstruction
Aturan ini digunakan untuk memastikan bahwa ketergantungan
secara fungsi terpenuhi.
3. Disjointness
3. RANCANGAN ALOKASI
Dalam basis data terdistribusi, alokasi mengacu kepada
distribusi data ke tempat yang optimal. Ada tiga aspek
dalam memastikan alokasi menjadi optimal, antara lain:
a. Biaya minimal, yang mencakup aspek komunikasi,
penyimpanan, dan pemrosesan (pembacaan dan update);
biaya mengacu pada waktu dan biaya jaringan.
b.kinerja, yang mencakup waktu respons dan throughput.
c.konstrain pemrosesan dan penyimpanan per situs (tempat
menyimpan data).
Untuk dapat mengalokasikan basis data terdistribusi secara optimal, dibutuhkan informasi-informasi tentang sistem
sebagai berikut:
a. Informasi basis data.
1) Skema konseptual basis data dan jumlah situs tersedia.
2) Jumlah, ukuran, dan selektivitas fragmen per relasi global.
b. Informasi aplikasi.
1) Jumlah query aplikasi.
2) Rata-rata jumlah akses baca dariquery ke dalam sebuah fragmen.
3) Rata-rata jumlah akses update dari query ke dalam sebuah fragmen.
4) Matriks yang menunjukkan query mana yang meng-update dan/atau membaca fragmen tertentu.
5) Situs asal tiap-tiap query dijalankan.
c. Informasi situs.
1) Unit cost penyimpanan data dalam satu situs.
2) Unit cost pemrosesan data dalam satu situs.
d. Informasi jaringan
1) Komunikasi antara dua situs, mencakup antara lain bandwidth dan tunda (latency).
Sistem basis data terdistribusi dapat menyimpan
4. RANCANGAN REPLIKA
duplikat dari data yang sama dalam site yang
berbeda agar perolehan informasi yang semakin
cepat dan toleransi kesalahan. Proses ini disebut
replikasi. Replikasi pada relasi bersifat redundan
pada dua atau lebih situs.
Replikasi pada relasi disebut replikasi penuh bila
relasi tersebut disimpan pada semua situs. Basis
data disebut redundan penuh jika tiap-tiap site
mengandung duplikat dari keseluruhan basis data.
Replikasi dilakukan karena memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Jika situs asli yang menyimpan relasi R mengalami kegagalan, relasi R tetap
dapat diakses melalui replikanya.
2. Query pada relasi R dapat berjalan secara paralel di simpul (situs) yang
berbeda
3. Lebih sedikit transfer data, yaitu tidak perlu lagi mengambil data suatu relasi
melalui jaringan karena sudah ada replika dalam situs lokal