Anda di halaman 1dari 38

DATABASE TERDISTRIBUSI

Materi Kuliah BTD UMM

Minggu, 28 Februari 2010


Tugas I

Buat Sebuah Makalah terkait dengan Basis data Terdistribusi......


(Jangan Cuman Copy Paste tapi Baca dan Pahami)

Keterangan :

 Tugas Individu (TIDAK BOLEH SAMA).


 Cantumkan Referensi dari website atau buku.
 Tugas di kumpulkan di email : labit.btd@gmail.com.
 Tugas Di kumpulkan Paling Akhir Tanggal 2 Maret 2010 Pukul 24.00 WIB.

Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 20.42 0 komentar

Kamis, 04 Februari 2010


Bagian V: Multidatabase dan Arsitektur Client/Server (Penutup: Contoh Sistem
dengan Oracle)
Pengantar: Posting terakhir ini akan membahas aspek multidatabase, termasuk proses pembuatannya
dengan proses integrasi basis data, juga aplikasi pendukung basis data terdistribusi, yaitu arsitektur
klien/server. Sebagai penutup akan dibahas pula contoh sistem basis data terdistribusi menggunakan
Oracle.

Multidatabase

Suatu sistem basis data terdistribusi adakalanya dibentuk dari beberapa basis data yang berlainan.
Sistem seperti ini disebut multidatabase, yang pembentukannya dilakukan dengan integrasi basis data.
Dalam melakukan integrasi ini, boleh jadi ada ketidakseragaman antara basis data-basis data yang
membentuknya dan mengakibatkan konflik, baik konflik skema (akibat ketidakseragaman skema relasi)
maupun konflik data (akibat ketidakakuratan isi, misalnya presisi, besaran dan satuan, juga data yang
tidak tepat atau sudah tidak berlaku [obsolete]). Oleh karena itu, perlu diperhatikan metode penyelesaian
konflik yang terjadi.

Penyelesaian konflik saat integrasi basis data harus memerlukan analisis yang mendalam akan komponen
basis data dan tidak dapat diotomatisasi. Adapun sebelum dilakukan integrasi, komponen basis data
harus dipersiapkan terlebih dahulu, khususnya untuk penanganan konflik. Proses ini disebut
restrukturisasi. Ilustrasi restrukturisasi dan integrasi basis data dapat dilihat pada bagan berikut:
Bagan Proses Restrukturisasi dan Integrasi Basis Data

Penyelesaian konflik pada restrukturisasi (untuk integrasi) basis data dapat dilakukan dengan
menggunakan view, yaitu relasi/tabel bentukan virtual yang bukan bagian dari skema relasi itu sendiri,
tetapi dapat diperlakukan sebagaimana relasi melalui query dan view lain. View hanya perlu disimpan
definisinya di kamus data tanpa perlu relasinya.

Berikut ini adalah konflik yang dapat terjadi pada proses integrasi basis data berikut contoh
penanganannya:

 konflik antartabel
o antara dua tabel
 nama tabel (homonim/sinonim), dapat diselesaikan dengan definisi view sendiri
 struktur tabel, seperti jumlah atribut berbeda di dua tabel yang informasinya
sama, dapat diselesaikan dengan membuang atribut yang keberadaannya tidak
di semua relasi atau menambahkan atribut yang kurang pada relasi yang
kekurangan atribut (bila perlu dengan nilai default-nya)
 integrity constraint, misalnya pada dua situs terdapat tabel yang sama tetapi
isi atribut primary key-nya berbeda, dapat diselesaikan dengan memberikan
primary key tambahan yang berisi informasi situs relasi itu disimpan
o antara banyak tabel, misalnya pada dua komponen basis data jumlah relasinya tidak
sama tetapi informasinya sama, dapat diselesaikan dengan penggabungan relasi dengan
view
 konflik antaratribut
o antara dua atribut
 nama atribut (homonim/sinonim), dapat diselesaikan dengan penggantian
nama (rename) atribut di view
 integrity constraint, misal tipe data, dapat diselesaikan dengan fungsi-fungsi
konversi, seperti to_char(int) atau to_int(char), pada view
o antara banyak atribut, misalnya dalam penyimpanan informasi nama orang dalam
tabel yang satu digunakan dua atribut (kolom): nama depan dan nama belakang,
sementara pada tabel yang lain digunakan satu atribut nama lengkap; konflik ini dapat
diselesaikan dengan penggabungan string atau pemisahan string dengan fungsi substring
 konflik tabel-atribut, dapat merupakan kombinasi dari permasalahan di atas

Arsitektur Klien/Server
Basis data terdistribusi adalah bagian dari sistem komputer terdistribusi. Arsitektur klien/server adalah
model arsitektur perangkat lunak yang umum digunakan dalam sistem ini. Sistem dipisahkan antara klien
dan server; kerjanya adalah sebagai berikut: sistem klien melakukan permintaan dan sistem server
memproses permintaan tersebut. Fungsionalitas dalam arsitektur klien/server dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu:

 fungsi presentasi, mencakup antarmuka seperti peranti input dan form


 fungsi aplikasi, spesifik terhadap aplikasi yang digunakan
 fungsi manajemen data, yang mengelola akses data dalam arsip atau basis data

Bagan ilustrasi arsitektur klien/server adalah sebagai berikut:

Fungsionalitas basis data pada arsitektur klien/server dibagi menjadi dua:

 front-end, berhubungan dengan pengguna dan mencakup penanganan masukan, antarmuka


pengguna, dan pembuatan report.
 back-end, berhubungan dengan akses data dan penanganan query, kontrol concurrency, dan
recovery

Untuk menghubungkan keduanya, digunakan SQL atau application program interface, dapat berupa
ODBC atau JDBC.

Ada dua jenis sistem server yang umum digunakan, yaitu server transaksi dan server data. Perbedaannya
adalah

 pada server transaksi, klien hanya perlu mengirimkan permintaan melalui application program
interface, seperti ODBC dan JDBC; selanjutnya serangkaian prosedur (transaksi) yang
berhubungan dengan pemrosesan query dijalankan di server
 pada server data, seluruh fungsionalitas back-end dilakukan di klien, termasuk pemrosesan
query data; server mengirimkan seluruh data yang diminta ke klien, bukan hasil query

Contoh Sistem: Sistem Basis Data Terdistribusi dengan Oracle

Basis data terdistribusi dapat diimplementasikan dengan berbasiskan sistem Oracle. Dalam
implementasinya, sistem basis data terdistribusi dengan Oracle dapat digolongkan menjadi dua:

 sistem basis data terdistribusi homogen: seluruh sistem menggunakan basis data Oracle yang
bertempat di satu atau beberapa mesin; Oracle yang digunakan boleh jadi berbeda versi, tetapi
aplikasi harus dapat memahami perbedaan fungsionalitas yang ada di setiap simpul (basis data)
sistem
Ilustrasi Sistem Basis Data Terdistribusi Homogen

 sistem basis data terdistribusi heterogen: sedikitnya satu sistem bagian tidak menggunakan
basis data Oracle; agar dapat saling berkomunikasi, perbedaan ini dapat dijembatani dengan
menerapkan salah satu dari berikut:
o Oracle Transparent Gateway yang menggunakan layanan heterogen pada server Oracle
(Oracle Heterogenous Services) dan agen yang spesifik terhadap sistem pada sistem
non-Oracle
o konektivitas generik (generic connectivity), yang dapat diimplementasikan di server
Oracle dan berupa Heterogenous Services ODBC agent atau Heterogenous OLE DB
agent; dengan mengimplementasikannya, tidak diperlukan lagi aplikasi agen yang
spesifik-sistem, tetapi sumber data harus kompatibel dengan ODBC atau OLE DB agar
dapat diakses
Ilustrasi Sistem Basis Data Terdistribusi Heterogen

Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 22.57 0 komentar

Bagian IV: Pemrosesan Query Terdistribusi


Pengantar: Dalam posting bagian ini akan dibahas masalah (issue) lainnya dalam basis data
terdistribusi, yaitu pemrosesan query terdistirbusi, berikut pertimbangan dan contoh kasus dalam
pembuatan query.

Pemrosesan query pada basis data terdistribusi berbeda dari pemrosesan query pada basis data terpusat.
Query-query pada relasi global perlu disesuaikan agar dapat menganani relasi-relasi dalam fragmen.
Pembuatan query pada perancangan basis data terdistribusi dapat diilustrasikan dengan bagan di bawah
ini.

Bagan pembuatan query terdistribusi

Pada basis data terpusat, evaluasi query harus memperhatikan faktor pengaksesan storage (disk), yakni
jumlah blok pada hard disk yang dibaca/tulis. Sementara itu, dalam pemrosesan query pada basis data
terdistribusi, diperlukan pula pertimbangan dari sisi

1. transmisi data melalui jaringan


2. peningkatan kinerja yang potensial akibat pemrosesan query secara paralel
Dalam membuat query pada basis data terdistribusi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 penyesuaian dari query relasi global ke query terhadap fragmen, yaitu bahwa ekspresi relasi
global dalam query harus disesuaikan menjadi ekspresi relasi fragmen; relasi global harus dapat
direkonstruksi (dibuat terlihat global) dari fragmen-fragmennya
 penyederhanaan ekspresi aljabar relasional, juga deteksi dan penghilangan redundant
 pemilihan strategi join yang optimal (khususnya pada program yang melakukan “semi-join“)
 pemilihan rencana pemrosesan query yang optimal

Sebagai contoh, jika dimisalkan terdapat relasi global PARTS(PartNo, OrderNo, Price) yang dipartisi
menjadi

 PARTS1:= σ0≤PartNo≤300(PARTS)
 PARTS2:= σ301≤PartNo≤500(PARTS)
 PARTS3:= σ501≤PartNo≤999(PARTS)

Query Q = σ25≤PartNo≤350(PARTS) pada relasi global dapat diubah menjadi bentuk query fragmen berikut:

 mengganti relasi global menjadi definisi fragmen-fragmennya:


Q1 = σ25≤PartNo≤350(PARTS1 ∪ PARTS2 ∪ PARTS3)
 melakukan pushdown pada tiap-tiap fragmen:
Q2 = σ25≤PartNo≤350(PARTS1) ∪ σ25≤PartNo≤350(PARTS2) ∪ σ25≤PartNo≤350(PARTS3)

Pemrosesan Paralel pada Query Fragmen

 Jika dimisalkan sebuah relasi R difragmentasi secara horizontal (seperti contoh sebelumnya)
menjadi R1 ∪ … ∪ Rn, aljabar relasional seleksi dan proyeksi menjadi
σF(R) ≡ (σF(R1)) ∪ … ∪ (σF(Rn))
πattr(R) ≡ (πattr(R1)) ∪ … ∪ (πattr(Rn))
 Fungsi-fungsi agregat (query Q(R) diasumsikan menghasilkan relasi satu kolom)
o min(Q(R)) ≡ min(Q(R1), …, Q(Rn))
o max(Q(R)) ≡ max(Q(R1), …, Q(Rn))
o sum(Q(R)) ≡ sum(Q(R1)) + … + sum(Q(Rn))
 Operasi R join S
Jika dimisalkan relasi S difragmentasi berdasarkan fragmentasi relasi R, sedemikian sehingga R =
R1 ∪ R2 dan S = S1 ∪ S2, setiap fragmen dari R hanya perlu digabungkan (di- join) dengan
fragmen dari S yang bersesuaian dengannya.

Pemrosesan Join Query

Jika terdapat relasi-relasi pada tempat (situs) yang terpisah, misalnya relasi R di situs A 1, S di A2, dan T di
A3, query R join S join T yang dilakukan pada situs A i, harus ditampilkan hasilnya pada situs Ai. Strategi
pemrosesan query yang mungkin adalah sebagai berikut:

 Meng-copy salinan semua relasi R, S, dan T ke situs Ai, kemudian melakukan join secara lokal di
Ai
 Melakukan join secara bertahap, sbb:
1. menyalin R ke A2 dan menghasilkan temp1 = R join S
2. temp1 disalin ke A3 dan menghasilkan temp2 = temp1 join T
3. temp2 sebagai hasil akhir dipindahkan ke Ai
Strategi join di atas dapat dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

 jumlah data yang ditransfer (salin)


 biaya (resource) yang diperlukan untuk transfer data antarsitus
 kecepatan pemrosesan di tiap situs

Operasi join dapat pula dioptimalkan dengan menggunakan strategi semijoin. R semijoin S ≡ πattr(R) (R join
S). Jika dimisalkan relasi R disimpan di A 1 dan S di A2, kemudian dilakukan operasi R join S pada A1),
strategi semijoin dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. lakukan proyeksi di A1 hanya dengan atribut yang dimiliki R dan S; temp1 := πattr(R) ∩ attr(s)(R)
2. hasil temp1 disalin ke A2 dan di-join dengan S; temp2 := S join temp1; perhatikan bahwa temp2
adalah juga S semijoin R
3. temp2 disalin ke A1 dan dilakukan operasi R join temp2

Strategi semijoin di atas dapat meningkatkan efisiensi operasi join karena data yang dipertukarkan
melalui jaringan menjadi lebih kecil. Untuk membuat join lebih efisien, dapat diimplementasikan
program (semi-)join yang memiliki pemroses query (query processor) untuk membuat partisi dari
sederetan join seperti R1 join R2 join … Rn menjadi kumpulan semijoin yang lebih efisien. Pemilihan
semijoin dilakukan dengan mempertimbangkan perpindahan data ( resource dan waktu) beserta konstrain
yang terkait, misalnya waktu respon maksimum dari query.

Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 22.56 0 komentar

Bagian III: Perancangan Basis Data Terdistribusi


Pengantar: Dalam posting bagian ini akan dibahas perancangan basis data
terdistribusi berikut masalah-masalah yang berkaitan dengannya.

Seperti halnya proses perancangan sistem lainnya, perancangan basis data terdistribusi juga memerlukan
serangkaian proses analisis dan desain. Termasuk di dalam proses ini adalah analisis kebutuhan beserta
proses-proses perancangan, yakni desain secara konseptual bersama dengan desain tampilan ( view)
informasi; desain distribusi yang melibatkan pengaturan pembagian data; kemudian desain fisik (lihat
gambar).
bagan proses perancangan basis data terdistribusi

Fragmentasi

Dalam basis data terdistribusi, fragmentasi dilakukan pada relasi-relasi yang ada pada basis data.
Fragmentasi membagi suatu relasi yang ada menjadi sejumlah fragmen atau pecahan relasi yang tetap
mempertahankan keutuhan informasi semula. Kelebihan dari fragmentasi, yang menjadi alasan
dilakukannya adalah dimungkinkannya pemrosesan data secara paralel dan penempatan tupel relasi,
yang berisi sejumlah informasi, pada tempat yang tepat, yaitu yang paling membutuhkannya.
Fragmentasi sendiri terbagi atas empat jenis, yaitu:

 primary horizontal: sebuah relasi R(A1, …, An) difragmentasi berdasarkan himpunan predikat-
predikat relasi PR = {p1, …, pn}. Tiap-tiap predikat merupakan perbandingan yang digunakan
dalam aljabar relasional, yang dapat melibatkan operator perbandingan =, ?, <, atau >.
 derived horizontal: pembuatan partisi suatu relasi R berdasarkan partisi yang dibuat pada relasi
lain, misalkan S. Satu atau beberapa atribut di R mengacu kepada primary key pada S.
 vertical: fragmentasi ini dilakukan dengan memisah-misahkan atribut-atribut dari skema relasi R
ke dalam skema-skema Ri. Setiap fragmen relasi harus memiliki primary key relasi asli.
 hybrid: fragmentasi yang mempunyai pola campuran dari ketiga relasi di atas

Ilustrasi Fragmentasi

Misalkan ada dua relasi sebagai berikut:

PEGAWAI(NoPeg, NamaPeg, Posisi, Gaji, NoDep)


DEPT(NoDep, NamaDep, Lokasi)

Contoh fragmentasi untuk tiga jenis fragmentasi yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:

 dalam fragmentasi primary horizontal, dimisalkan ada himpunan predikat yang diakses oleh
aplikasi yang berbeda. Satu aplikasi memperoleh informasi pegawai dengan posisi DBAdmin,
sementara aplikasi lainnya memperoleh informasi pegawai dengan gaji lebih besar dari Rp 15
juta. Predikat sederhana dapat dinyatakan dalam himpunan sbb: . Selanjutnya, predikat-predikat
dapat dinyatakan ke dalam himpunan dari minterm, yaitu

. Selanjutnya, predikat-predikat dapat


dinyatakan ke dalam himpunan dari minterm, yaitu sebagai berikut
o m1 = Posisi = ‘DBAdmin’ ^ Gaji > 15000000
o m2 = Posisi ? ‘DBAdmin’ ^ Gaji > 15000000
o m3 = Posisi = ‘DBAdmin’ ^ Gaji = 15000000
o m4 = Posisi ? ‘DBAdmin’ ^ Gaji = 15000000
 dalam fragmentasi derived horizontal , misalkan DEPT dipartisi berdasarkan predikat Lokasi =
‘Bandung’, sehingga ada dua partisi

DEPT1 = sLokasi = ‘Bandung’ (DEPT)


DEPT2 = sLokasi ? ‘Bandung’ (DEPT)

sementara, itu PEGAWAI dipartisi berdasarkan partisi DEPT sebagai berikut:

PEGAWAIi PEGAWAI left outer join DEPTi

 dalam fragmentasi vertical, relasi PEGAWAI(NoPeg, NamaPeg, Posisi, Gaji, NoDep) difragmentasi
ke dalam fragmen relasi PEGAWAI 1(NoPeg, NamaPeg, Gaji) dan PEGAWAI 2(NoPeg, Posisi,
NoDep).

Ketepatan Fragmentasi

Fragmentasi dikatakan tepat apabila memenuhi syarat-syarat berikut:

 kelengkapan: dekomposisi relasi R ke dalam fragmen-fragmen R 1, …, Rn dikatakan lengkap jika


setiap tupel R dapat ditemukan dalam fragmen Ri mana pun.
 rekonstruksi: jika relasi R terdekomposisi ke dalam fragmen-fragmen R 1, …, Rn, terdapat

operator relasional sedemikian sehingga .


 disjoint: jika sebuah relasi R dipartisi, sebuah tupel dalam R, jika ditemukan dalam fragmen R i,
tidak akan ditemukan dalam fragmen Rj dengan i ? j.

Alokasi

Dalam basis data terdistribusi, alokasi mengacu kepada distribusi data ke tempat yang optimal. Ada tiga
aspek dalam memastikan alokasi menjadi optimal, antara lain

 biaya minimal, yang mencakup aspek komunikasi, penyimpanan, dan pemrosesan (pembacaan
dan update); biaya mengacu pada waktu dan biaya jaringan
 kinerja, yang mencakup waktu respons dan throughput
 konstrain pemrosesan dan penyimpanan per situs (tempat menyimpan data)

Alokasi – Kebutuhan Informasi

Untuk dapat mengalokasikan basis data terdistribusi secara optimal, dibutuhkan informasi-informasi
tentang sistem sebagai berikut:

 informasi basis data


o skema konseptual basis data dan jumlah situs tersedia
o jumlah, ukuran, dan selektivitas fragmen per relasi global
 informasi aplikasi
o jumlah query aplikasi
o rata-rata jumlah akses baca dariquery ke dalam sebuah fragmen
o rata-rata jumlah akses update dari query ke dalam sebuah fragmen
o matriks yang menunjukkan query mana yang meng-update dan/atau membaca fragmen
tertentu
o situs asal tiap-tiap query dijalankan
 informasi situs
o unit cost penyimpanan data dalam satu situs
o unit cost pemrosesan data dalam satu situs
 informasi jaringan
o komunikasi antara dua situs, mencakup antara lain bandwidth dan tunda (latency)

Replikasi

Sistem basis data terdistribusi dapat menyimpan duplikat dari data yang sama dalam site yang berbeda
agar perolehan informasi yang semakin cepat dan toleransi kesalahan. Proses ini disebut replikasi.
Replikasi pada relasi bersifat redundan pada dua atau lebih situs.

Replikasi pada relasi disebut replikasi penuh bila relasi tersebut disimpan pada semua situs. Basis data
disebut redundan penuh jika tiap-tiap site mengandung duplikat dari keseluruhan basis data.

Replikasi dilakukan karena memiliki kelebihan sebagai berikut:

 jika situs asli yang menyimpan relasi R mengalami kegagalan, relasi R tetap dapat diakses
melalui replikanya
 query pada relasi R dapat berjalan secara paralel di simpul (situs) yang berbeda
 lebih sedikit transfer data, yaitu tidak perlu lagi mengambil data suatu relasi melalui jaringan
karena sudah ada replika dalam situs lokal.

Namun, proses replikasi juga memiliki kelemahan, antara lain

 proses update yang lebih rumit karena setiap replika relasi R harus di-update.
 kendali atas konkurensi yang lebih rumit karena update terhadap replika secara konkuren
dapat menyebabkan basis data menjadi tidak konsisten sehingga diperlukan mekanisme khusus
dalam penanganan konkurensi.

Sementara itu, dalam melakukan replikasi, ada dua strategi, yaitu

 sinkron: sebelum seluruh proses transaksi update dinyatakan selesai, data yang telah
dimodifikasi disinkronkan ke setiap duplikatnya; proses ini harus menunggu hingga data di
tempat penyimpanan duplikat selesai ditulis sebelum dilakukan perubahan lainnya sehingga
menjadi lebih kompleks
 asinkron: copy data diperbaharui secara periodik berdasarkan data utama yang diperbaharui;
proses penulisan data selesai tanpa perlu menunggu penulisan data di tempat penyimpanan
duplikat selesai; proses ini memang meningkatkan kinerja sistem namun risikonya, inkonsistensi
data bisa terjadi.
Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 22.55 2 komentar

Bagian II: Pemanfaatan Basis Data Terdistribusi dan Masalah Transparansi


Pengantar: Setelah mendapat gambaran mengenai basis data terdistribusi pada posting dua pekan
yang lalu, pertanyaan yang mungkin timbul selanjutnya adalah “Untuk apa basis data terdistribusi
diimplementasikan?” Posting kali ini akan diawali dengan bahasan mengenai hubungan antara basis data
terdistribusi dengan distributed computing. Pembahasan dilanjutkan dengan kelebihan dan kekurangan
basis data terdistribusi, juga masalah (issue) transparansi dalam pengelolaan basis data terdistribusi.

Dengan demikian, pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memudahkan perolehan informasi dari berbagai lokasi
yang berbeda, bahkan berjauhan, di samping meningkatkan kinerja sistem dengan beberapa komputer yang bekerja
bersamaan.

Basis data terdistribusi pada dasarnya adalah bagian dari sistem komputer terdistribusi, atau disebut juga
distributed computing. Distributed computing sendiri adalah sistem yang dapat membuat komputer-
komputer yang berbeda dan bekerja secara bersamaan dapat saling bertukar informasi dalam satu
kesatuan sistem. Dengan basis data terdistribusi, operasi basis data dapat dikendalikan dari satu mesin
(komputer) dan dijalankan pada mesin-mesin yang lain.

Sistem komputer terdistribusi, tentunya juga dengan basis data terdistribusi, dapat membantu
penyelesaian berbagai masalah, khususnya yang berkaitan dengan bisnis. Sistem komputer terdistribusi
dapat mempercepat aplikasi dengan membagi operasi-operasi pada mesin yang berbeda. Selain itu,
komputer-komputer yang berpartisipasi dalam sistem komputer terdistribusi boleh jadi saling berjauhan
letaknya. Dengan demikian, pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memudahkan perolehan informasi
dari berbagai lokasi yang berbeda, bahkan berjauhan, di samping meningkatkan kinerja sistem dengan
beberapa komputer yang bekerja bersamaan.

Kelebihan dan Kekurangan Basis Data Terdistribusi

Pemanfaatan basis data terdistribusi dapat memberikan manfaat bagi sistem yang
mengimplementasikannya. Hal ini disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain

 kinerja yang lebih baik karena data ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kebutuhan dan
komputer-komputer dalam sistem dapat bekerja secara paralel, sehingga pembebanan pada
komputer (server) menjadi seimbang.
 alasan ekonomis, yaitu bahwa merancang sistem yang terdiri atas jaringan komputer-komputer
kecil (sederhana) dibandingkan dengan mengimplementasikan komputer tunggal yang canggih.
 alasan modularitas, yaitu bahwa sistem-sistem yang bekerja dalam basis data terdistribusi dapat
dimodifikasi, ditambah, atau dikurangi tanpa memengaruhi modul lain (sistem lain dalam basis
data terdistribusi). Dengan pembagian lokasi data, jika terjadi masalah atau musibah pada
sistem, tidak semua data terancam, melainkan hanya data pada tempat-tempat tertentu.
 alasan organisasi dan otonomi pada sistem-sistem yang berpartisipasi, misalnya pada suatu
kantor perusahaan, terdapat beberapa departemen. Dengan basis data terdistribusi, data-data
perusahaan dapat disebar ke tiap-tiap departemen yang bertanggung jawab atasnya.

Akan tetapi, di samping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, basis data terdistribusi juga memiliki
kendala, antara lain

 masalah kompleksitas, yaitu bukan pekerjaan yang mudah untuk membuat basis data yang
tersebar terlihat sebagai satu kesatuan. Administrator basis data mempunyai tugas ekstra untuk
menjaga agar basis data yang tersebar di berbagai lokasi terlihat transparan. Di samping itu,
pemeliharaan sistem-sistem yang berlainan lebih kompleks ketimbang pemeliharaan sistem besar
yang utuh sebagai satu kesatuan. Tingginya kompleksitas juga dapat menyebabkan
pembengkakan biaya.
 masalah desain, yaitu bahwa desain yang dibuat harus memperhatikan arsitektur komputer yang
terdiri atas sistem-sistem yang terpisah, selain itu juga memperhatikan data yang difragmentasi
(dipecah-pecah) ke dalam lokasi berlainan. Perubahan dari basis data terpusat menjadi
terdistribusi juga menjadi masalah karena belum ada standar metodologi dalam konversi DBMS
terpusat menjadi DBMS terdistribusi.
 keamanan data, yaitu bukan hanya satu sistem yang harus diberi proteksi keamanan data,
melainkan juga fragmen-fragmennya yang tersebar di berbagai lokasi, juga jalur komunikasi
antarsistem.
 kendala mempertahankan integritas karena dalam menjaga integritas sistem melalui jaringan
juga dapat memakan resource yang besar dari jaringan.

Masalah-Masalah yang Harus Diperhatikan (Issues) dalam Basis Data Terdistribusi

Dalam aplikasi sistem manajemen basis data terdistribusi (DDBMS), ada beberapa masalah (issue), yang
harus diperhatikan, antara lain:

1. transparansi
2. perancangan (desain)
3. pemrosesan query
4. manajemen transaksi
5. arsitektur dan middleware

Issue Transparansi dalam Basis Data Terdistribusi

Dalam posting dua pekan yang lalu, telah dibahas bahwa distribusi dan transaksi data dalam basis data
terdistribusi harus transparan. Secara lebih rinci, untuk memelihara transparansi dalam basis data
terdistribusi, ketiga aspek transparansi berikut ini harus diperhatikan:

1. Jaringan: keberadaan jaringan dalam implementasi basis data harus seolah-olah tidak ada dalam
pandangan pengguna. Penggunaan bahasa query (query language) harus tidak terikat pada
lokasi penyimpanan data. Selain itu, lokasi penyimpanan data tidak boleh disertakan pada
penamaan data. Sebagai akibatnya, semua nama yang digunakan pada basis data harus unik di
seluruh sistem. Selain itu, pencarian data dalam basis data terdistribusi harus dibuat efisien dan
pemindahan lokasi data pada basis data harus dibuat mudah.
2. Replikasi: data pada basis data terdistribusi mungkin memiliki replika pada lokasi yang berbeda.
Pembuatan replika ini harus ada di bawah kendali sistem, bukan pengguna. Termasuk di dalam
aspek ini modifikasi data, yaitu tiap-tiap replika harus selalu diperbaharui dan mekanisme kontrol
konkurensi harus menangani replika berdasarkan konsistensi pembacaan.
3. Fragmentasi: jika basis data terdistribusi bersifat terfragmentasi (secara detailnya akan dibahas
pada posting selanjutnya), setiap query yang dimasukkan oleh pengguna harus ditangani sistem
sedemikian sehingga mempengaruhi relasi-relasi yang terbagi dalam fragmen-fragmen. Sistem
juga harus bisa menangani query sedemikian sehingga keseluruhan sistem dapat memperoleh
hasil dari satu query dari lokasi yang berbeda-beda.

Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 22.54 1 komentar


Bagian I: Pengantar Basis Data Terdistribusi
Pengantar: Dalam posting hari ini akan dibahas gambaran umum mengenai basis data terdistribusi
(distributed database), khususnya untuk menjawab pertanyaan mendasar “Apa itu basis data
terdistribusi?”

Basis data terdistribusi (distributed database) adalah suatu basis data yang berada di bawah kendali
sistem manajemen basis data (DBMS) terpusat dengan peranti penyimpanan ( storage devices) yang
terpisah-pisah satu dari yang lainnya. Tempat penyimpanan ini dapat berada di satu lokasi yang secara
fisik berdekatan (misal: dalam satu bangunan) atau terpisah oleh jarak yang jauh dan terhubung melalui
jaringan internet. Penggunaan basis data terdistribusi dapat dilakukan di server internet, intranet atau
ekstranet kantor, atau di jaringan perusahaan.

Untuk menjaga agar basis data yang terdistribusi tetap up-to-date, ada dua proses untuk menjaganya,
yakni replikasi dan duplikasi. Dalam replikasi, digunakan suatu perangkat lunak untuk mencari — atau
lebih tepatnya melacak — perubahan yang terjadi di satu basis data. Setelah perubahan dalam satu basis
data teridentifikasi dan diketahui, baru kemudian dilakukan perubahan agar semua basis data sama satu
dengan yang lainnya. Proses replikasi memakan waktu yang lama dan membebani komputer karena
kompleksitas prosesnya. Sementara itu, proses duplikasi tidak sama dan tidak sekompleks replikasi.
Dalam proses ini, satu basis data dijadikan master, kemudian diperbanyak menjadi sejumlah duplikat.
Selama proses duplikasi berlangsung, perubahan hanya boleh dilakukan pada basis data master agar
data lokal tidak tertimpa.

Pengguna (user) dari sebuah basis data terdistribusi dapat mengakses basis data melalui dua jenis
aplikasi, yakni

 aplikasi lokal: aplikasi yang tidak memerlukan data dari tempat lain
 aplikasi global: aplikasi dengan kebutuhan akan data dari tempat lain

Dalam proses perancangan basis data terdistribusi, harus diperhatikan aspek transparansi, yaitu interaksi
user terhadap basis data merupakan interaksi dengan satu sistem secara utuh. Transparansi harus
terlihat dalam dua hal, yaitu

1. Distribusi: para pengguna harus dapat berinteraksi dengan sistem secara keseluruhan sebagai
satu sistem yang utuh. Kesatuan ini harus ada pada kinerja sistem dan metode pengaksesan.
2. Perubahan (transaksi): Setiap transaksi (penambahan, penghapusan, atau peng- update-an)
harus mempertahankan integritas antara basis data yang berbeda-beda dalam satu sistem.
Setiap transaksi harus dibagi ke dalam sejumlah subtransaksi, yang tiap-tiap darinya memberikan
pengaruh pada keseluruhan sistem basis data.
Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 22.52 0 komentar

Implementasi Sistem Database Terdistribusi Pada MySQL

Secara definisi replikasi memiliki pengertian sebagai suatu proses mencopy atau mentransfer
data dari suatu database ke database lain yang tersimpan pada komputer berbeda.

Pada umumnya MySQL dipergunakan secara massal sebagai Database yang cukup handal dalam
menangani sistem database terpusat, seperti kebanyakan sistem database yang digunakan untuk
web site, content management system, dan lain-lain. Bahkan hampir seluruh penyedia layanan
hosting menyertakan dukungan produk MySQL untuk kelengkapan service-nya.
Penggunaan MySQL untuk mendukung proses replikasi database pada saat artikel ini ditulis
masih sangat jarang ditemui. Implementasi sistem database terdistribusi kebanyakan masih
berkiblat pada software-software dengan bandrol yang tinggi seperti Oracle, SQL Server, IBM
DB2 dan lain sebagainya.

MySQL dalam hal ini tentunya tidak mau ketinggalan. Mulai versi 5.0 MySQL sudah
mendukung sistem replikasi yang mana sebuah database server yang berfungsi sebagai master
dapat tereplikasi datanya ke dalam satu atau lebih database server yang difungsikan sebagai
slave.

Database terdistribusi merupakan sebuah database yang berada dibawah kontrol DBMS sentral
dimana tempat penyimpanan tidak terattach ke suatu cpu tetapi mungkin disimpan di multiple
komputer dalam lokasi fisik yang sama atau disebarkan melalui jaringan komputer yang saling
terkoneksi.

Kumpulan dari data dapat didistribusikan ke multiple lokasi fisik. database terdistribusi
merupakan database yang didistribusikan ke partisi-partisi/ fragmen2 terpisah. setiap partisi dari
database tersebut mungkin di replikasi (seperti RAID).
Disamping replikasi database, terdapat masih banyak lagi desain teknologi untuk database
terdistribusi. contohnya autonomy lokal, sinkronisasi dan asinkronisasi database terdistribusi.
Kelebihan :

1. merefleksikan struktur organisasi : setiap fragmen dilokasikan didepartemen yang


berelasi
2. otonomi lokal : setiap departemen dapat mengontrol data
3. ketersediaan : kesalahan dalam satu fragmen tidak akan mempengaruhi database
keseluruhan
4. performansi : adanya balancing database didalam server
5. modularitas : sistem dapat dimodifikasi tanpa mempengaruhi modul lain

Kelemahan :

1. kompleksitas : adanya pekerjaan ekstra untuk memaintain multi sistem yang terpisah
2. ekonomis : semakin tinggi kompleksitas, infrastruktur semakin ekstensif.
3. keamanan harus terjamin

Diposkan oleh DISTRIBUTED DATABASE di 19.50 0 komentar

Database Oracle Terdistribusi

Semua perusahaan atau organisasi yang menggunakan relational database management system
(RDBMS) biasanya mempunyai database yang banyak atau tidak hanya satu. Oleh karena itu
kenapa mereka biasanya menggunakan konsep sistem terdistribusi dalam implementasinya. Ada
beberapa faktor penyebabnya antara lain :

1. Perbedaan database biasanya didasarkan pada fungsionalitas dari database itu sendiri,
misalkan untuk bagian keuangan, pemasaran ataupun sumberdaya manusia.
2. Perbedaan database juga biasanya didasarkan pada letak geografis yang ada, semisal
untuk dalam satu kota.
3. Perbedaan database juga biasanya didasarkan pada bagaimana cara mengaksesnya
misalkan untuk database transaksi atau untuk penggudangan data (data warehouse).
4. Database pada internet Commerce biasanya diduplikasi sebagai cadangan dengan skala
kemampuan yang sama.
5. Database juga dibedakan untuk sistem yang sedang berjalan ataupun untuk yang sedang
dikembangkan.

Untuk mengakomodasi kebutuhan itu maka oracle membentuk suatu skema yang memungkinkan
semuanya bisa terjadi dengan konsep sistem terdisribusi.

Teknologi sistem database terdistribusi adalah dimana kuncinya adalah integrasi, bukan
sentralisasi, serta teknologi ini mencoba untuk mencapai integrasi tanpa sentralisasi.

Database terdistribusi berbeda dengan database terdesentralisasi, dimana database terdistribusi


merupakan suatu database tunggal logik yang secara fisik disebarkan kepada komputer-komputer
pada banyak lokasi yang kemudian saling dikoneksikan oleh link data komunikasi. Sedangkan
database terdesentralisasi merupakan koleksi database independen pada komputer yang tidak
terhubung dalam suatu jaringan . Suatu sistem database terdistribusi terdiri atas situs-situs yang
saling berpasangan yang tidak saling membagi komponen fisik. Sistem database akan berjalan
pada situs yang independen

Dalam menyusun suatu data terdistribusi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Replikasi data, data-data harus tetap up-to-date tanpa kompromisasi pada performansi
2. Akses yang terjadi secara bersamaan, harus menghindari terjadinya kesalahan pada data
3. Masalah keamanan
4. Masalah reliabilitas

Sistem database terdistribusi pada Oracle mengijinkan aplikasi-aplikasi untuk mengakses data
dari database yang lokal maupun jauh. Dalam sebuah sistem database terdistribusi homogen
setiap database merupakan Oracle Database, sedangkan pada sistem database terdistribusi
heterogeneous paling sedikit satu diantara sekumpulan database bukan merupakan Oracle
Database. Distribusi basis data menggunakan arsitektur client/server untuk memproses
permintaan informasi.
Home Kuliah Sister Pengertian Database Terdistribusi

Pengertian Database Terdistribusi


Naz Cules 8:00 AM Beri Komentar Kuliah | Sister

Basis data (database) adalah Representasi kumpulan fakta yang saling berhubungan disimpan secara
bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi
berbagai kebutuhan. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.
Dalam maksud yang sama, bisa juga diartikan sebagai sekumpulan informasi yang disusun sedemikian
rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu.

Database tersusun atas bagian yang disebut field dan record yang tersimpan dalam sebuah file. Sebuah
field merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah database. Sekumpulan field yang saling
berkaitan akan membentuk record. 

Tiga faktor utama yang membentuk suatu database adalah sebagai berikut.

 field di dalam database diartikan sebagai identitas spesifik dari sebuah objek. Misal objeknya
mobil, field warnanya biru, field bahan bakar solar, dst
 record secara umum artinya merekam, atau rekaman. Di dalam database disebut juga sebagai
kumpulan identitas dari satu object. Kumpulan dari beberapa field tentang satu objek. Misalnya
database tentang mobil, masing-masing mobil memiliki satu record yang datanya disimpan di
dalam berbagai field.
 file adalah arsip yang disimpan dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan karakter, dan
didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.

Adapun Struktur Database adalah: Database File/TableRecord Elemen data/Field dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting, yaitu:

1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.


2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Hubunga logis file dapat diperoleh dengan hubungan eksplisit dan implisit. Hubungan eksplisit, antara
record dari beberapa file dengan menyusun record-record tersebut dalam suatu hirarkhis, yang disebut
struktur hirarkhis adalah dimana setiap catan pada suatu tingkat dapat dihubungkan ke berbagai record
setingkat lebih rendah.Meskipun struktur hirarkhis mempunyai kemampuan luar biasa dalam mengatasi
kendala-kendala fisik, namun penggunaan hubungan eksplisit tersebut masih mempunyai
kelemahan. Hubungan implisit, hubungan antar record yang tidak harus dinyatakan secara eksplisit, link
field khusus tidak perlu disertakan dalam record. Pendekatan ini disebut dengan struktur relasional dan
menggunakan hubungan implisit, yaitu hubungan yang dapat dinyatakan secara tidak langsung dari
record data yang telah ada. 

Keuntungan dari steruktur relasional bagi CBIS (computer based information system), sistem informasi
berbasis kamputer) adalah fleksibilitas yang ditawarkannya dalam rancangan dan penggunaan
database. 

Pengguna dan spesialis informasi dibebaskan dari keharusan mengidentifikasi semua informasi yang
diperlukan sebelum menciptakan database, dan prinsip utama database adalah pengaturan data dengan
tujuan utama fleksibelitas dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. 

Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :

 Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran, dan ketepatan


 Data dalam jumlah besar.
 Berbagi Pakai (dipakai bersama sama/Sharebility).
 Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan inkonsisten data.

Pengertian dari database terdistribusi adalah, Semua perusahaan atau organisasi yang menggunakan
Relation Database Management System (RDBMS) biasanya mempunyai database yang banyak atau tidak
hanya satu. Oleh karena itu kenapa mereka biasanya menggunakan konsep sistem terdistribusi dalam
implementasinya.

Ada beberapa faktor penyebabnya antara lain:

1. Perbedaan database biasanya didasarkan pada fungsionalitas dari database itu sendiri, misalkan
untuk bagian keuangan, pemasaran ataupun sumberdaya manusia.
2. Perbedaan database juga biasanya didasarkan pada letak geografis yang ada, semisal untuk
dalam satu kota.
3. Perbedaan database juga biasanya didasarkan pada bagaimana cara mengaksesnya misalkan
untuk database transaksi atau untuk penggudangan data (data warehouse).
4. Database pada internet Commerce biasanya diduplikasi sebagai cadangan dengan skala
kemampuan yang sama.
5. Database juga dibedakan untuk sistem yang sedang berjalan ataupun untuk yang sedang
dikembangkan.

Untuk mengakomodasi kebutuhan itu maka oracle membentuk suatu skema yang memungkinkan
semuanya bisa terjadi dengan konsep sistem terdisribusi. Selain struktur database juga mempunyai
konsep atau rancangan yang biasa di sebut dengan konsep database diantaranya adalah konsep
terdistribusi.

Konsep database terdistribusi adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan
disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Integrasi logis dari record-record
dalam banyak file ini disebut konsep database yang bertujuan untuk meminimumkan pengulangan data
(duplikasi data artinya data yang sama disimpan dalam beberapa file) dan mencapai independensi data
(kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program
yang memproses data).

Independensi data diperoleh dengan menempatkan spesifikasi data dalam tabel data dan kamus yang
terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada tabel untuk mengakses data.

Hirarkhi data dalam konsep system database yaitu Database, File, Record, dan Elemen Data. Teknologi
sistem database terdistribusi dimana kuncinya adalah integrasi, bukan sentralisasi, serta teknologi ini
mencoba untuk mencapai integrasi tanpa sentralisasi.

Database terdistribusi berbeda dengan database terdesentralisasi, dimana database terdistribusi


merupakan suatu database tunggal logik yang secara fisik disebarkan kepada komputer-komputer pada
banyak lokasi yang kemudian saling dikoneksikan oleh link data komunikasi. Sedangkan database
terdesentralisasi merupakan koleksi database independen pada komputer yang tidak terhubung dalam
suatu jaringan. Suatu sistem database terdistribusi terdiri atas situs-situs yang saling berpasangan yang
tidak saling membagi komponen fisik. Sistem database akan berjalan pada situs yang independen.

Dalam menyusun suatu data terdistribusi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Replikasi data, data-data harus tetap up-to-date tanpa kompromisasi pada performansi
2. Akses yang terjadi secara bersamaan, harus menghindari terjadinya kesalahan pada data
o Masalah keamanan
o Masalah reliabilitas.

 
Sistem database terdistribusi pada Oracle mengijinkan aplikasi-aplikasi untuk mengakses data dari
database yang lokal maupun jauh. Dalam sebuah sistem database terdistribusi homogen setiap database
merupakan Oracle Database, sedangkan pada sistem database terdistribusi heterogeneous paling sedikit
satu diantara sekumpulan database bukan merupakan Oracle Database. Distribusi basis data
menggunakan arsitektur client/server untuk memproses permintaan informasi.

Tahap-tahap atau faktor terciptanya database adalah sebagai barikut, dari pengertiannya database
sendiri database dapat diartikan sebagai sekumpulan data atau fakta yang saling berhubungan dan di
susun menjadi satu kesatuan dan disimpan secara bersamaan. Proses terciptanya suatu database terjadi
dari beberapa tahap yaitu, menentukan kebutuhan data, menjelaskan data, dan memasukkan data ke
dalam database.

1. Menentukan kebutuhan data.

Mendefenisikan kebutuhan data adalah langkah kunci dalam CBIS (computer based information
system, sistem informasi berbasis kamputer). Ada dua pendekatan dalam tahap ini yaitu
pendekatan berorientasi proses dengan cara mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan
yaitu mendefinisikan masalah, menetapkan data untuk diproses sebagai informasi, kemudian
mendefinisikan informasi yang diperlukan selanjutnya memproses dan mengolah informasi,
selanjutnya proses terakhir adalah mengambil keputusan dalam pemecahan masalah. Yang
kedua adalah pendekatan model perusahaan. Pendekatan ini untuk mengatasi kelemahan
pendekatan yang pertama (sukar mengaitkan data suatu sistem ke data sistem lain). Oleh
karenanya diatasi dengan menentukan seluruh kebutuhan data perusahaan dan kemudian
menyimpan data tersebut dalam database.

2. Menjelaskan data.

Setelah elemen-elemen data yang diperlukan ditentukan, maka elemen data tersebut dijelaskan
dalam bentuk kamus data (data dictionary). Kamus data adalah suatu ensiklopedi dari informasi
yang berkenaan dengan data organisasi/perusahaan, dan penjelasan ini dikomunikasikan
kepada komputer melalui data description language - DDL, yang menghasilkan skema. Subskema
mencerminkan kebutuhan para pemakai individual.

3. Memasukkan data.
Setelah skema dan subskema diciptakan data dapat dimasukkan kedalam database. Hal ini dapat
dilakukan dengan memasukkan data langsung ke dalam DBMS (database management system),
membaca data dari pita atau piringan atau melakukan scan data secara optis. Data siap untuk
digunakan setelah berada dalam database.

Setelah tahap penciptaan selesai dan database telah terbentuk maka database tersebut akan digunakan
atau dipakai. Pengguna atau pemakai database dapat berupa orang atau program aplikasi. Orang
biasanya menggunakan database dari terminal dan mengambil data dan informasi dengan
menggunakan query language. Istilah query adalah permintaan informasi dari database, dan arti dari
query language adalah bahasa khusus yang user friendly yang memungkinkan komputer menjawab
query atau permintaan informasi atau datatersebut. Permintaan-permintaan tersebut akan di eksekusi
atau di jalankan oleh database dengan proses sebagai berikut.

 Data Manipulation Language (DML) menentukan DBMS (database management system) data
apa yang diperlukan.
 DBMS memeriksa skema dan subskema untuk menguji bahwa data ada dalam database.
 DBMS meneruskan permintaan data ke sistem operasi.
 DBMS mengambil data dan memasukkannya ke dalam area penyimpanan buffer khusus dalam
penyimpanan primer.
 Data tersebut ditransfer ke dalam area input program aplikasi.
 DBMS mengembalikan pengendalian ke program aplikasi.
 Program aplikasi menggunakan data.
disesali lagi,hanya dapat membuat raut muka anda sedikit tua mungkin.............emang sulit untuk
dilupakan tapi semua pasti ada hikmahnya,percaya dech,

ARSITEKTUR DBMS MULTI USER

Arsitektur DBMS Multi User

Sejarah DBMS
Generasi pertama DBMS didesain oleh Charles Bachman di perusahaan
General Electric pada awal tahun 1960, disebut sebagai Penyimpanan Data
Terintegrasi (Integrated Data Store). Dibentuk dasar untuk model data
jaringan yang kemudian distandardisasi oleh Conference on Data System
Languages (CODASYL). Bachman kemudian menerima ACM Turing Award
(Penghargaan semacam Nobel pada ilmu komputer) di tahun 1973. Dan pada
akhir 1960, IBM mengembangkan sistem manajemen informasi (Information
Management System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada
kerangka kerja yang disebut dengan model data hirarki.
Dalam waktu yang sama, dikembangkan sistem SABRE sebagai hasil
kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika. Sistem ini
memungkinkan user untuk mengakses data yang sama pada jaringan
komputer. Kemudian pada tahun 1970, Edgar Codd, di Laboratorium
Penelitian di st=”on”San Jose, mengusulkan model data relasional. Di
tahun 1980, model relasional menjadi paradigma DBMS yang paling
dominan. Bahasa query SQL dikembangkan untuk basis data relasional
sebagai bagian dari proyek Sistem R dari IBM. SQL distandardisasi di
akhir tahun 1980, dan SQL-92 diadopsi oleh American National Standards
Institute (ANSI) dan International Standards Organization (ISO).
Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basis data
disebut transaksi. Usermenulis programnya, dan bertanggung jawab untuk
menjalankan program tersebut secara bersamaan terhadap DBMS. Pada tahun
1999, James Gray memenangkan Turing Award untuk kontribusinya pada
manajemen transaksi dalam DBMS.
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang system basis
data yang dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi
bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada
dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.
Beberapa vendor memperluas sistemnya dengan kemampuan penyimpanan tipe
data baru semisal image dan text, dan kemampuan query yang kompleks.
Sistem khusus/spesial dikembangkan oleh banyak vendor untuk membuat
data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa basis data. Fenomena
yang paling menarik adalah adanya enterprise resource planning (ERP)
dan management resource planning (MRP), yang menambahkan substansial
layer dari fitur berorientasi pada aplikasi. Paket yang termasuk
didalamnya meliputi Baan, Oracle, PeopleSoft, SAP, dan Siebel.
Paket-paket ini mengidentifikasi himpunan tugas secara umum (misal
manajemen inventori, perencanaan sumber daya manusia, analisis
finansial) dan menyediakan aplikasi layer secara umum untuk menangani
keperluan tersebut. Data disimpan dalam DBMS relasional, dan aplikasi
layer dapat disesuaikan untuk perusahaan yang berbeda. Lebih jauh lagi,
DBMS memasuki dunia internet. Pada saat generasi pertama dari Web site
menyimpan datanya secara eksklusif dalam file system operasi, maka saat
ini DBMS dapat digunakan untuk menyimpan data yang dapat diakses
melalui Web browser. Query dapat digenerate melalui form Web, dan
format jawabannya menggunakan markup language semisal HTML untuk
mempermudah tampilan pada browser.
Semua vendor basis data menambahkan fitur ini untuk DMS mereka.
Manajemen basis data mempertimbangkan pentingnya suatu data bersifat
on-line, dan dapat diakses melalui jaringan komputer. Saat sekarang
bidang seperti ini diwujudkan dalam basis data
multimedia, video interaktif, perpustakaan digital,proyek ilmuwan seperti proyek
pemetaan, proyek sistem observasi bumi milik NASA, dll.
Pengertian DBMS
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang masalaha arsitektur DBMS
Multi User, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu DBMS.
Banyak sekali pengertian tentang DBMS ini, salah satunya yang saya
temukan di situs
http://v-lab.gunadarma.ac.id/?page=materi&id=14&p=1 disini
dikatakan bahwa DBMS (Database Management System) adalah kumpulan
perangkat lunak yang digunakan untuk menangani semua pengaksesan ke
database. Mempunyai fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi, dan
memelihara database. Bertujuan untuk efisiensi dan kenyamanan dalam
memperoleh & menyimpan informasi dalam database.
Dan menurut sumber yang lainnya yang terdapat pada Blog
http://djoko-queer.blogspot.com/2008/12/pengertian-dbms.html,
pengertian DBMS adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu
dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar.
DBMS dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi,
semisal penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang
spesifik untuk pengaturannya.
Jadi kesimpulan saya mengenai pengertian DBMS adalah sebuah
perangkat lunak yang digunakan untuk untuk memanage atau mengorganisir
akses ke database, serta memiliki kemampuan untuk membuat, memelihara,
menyimpan, memanipulasi database dengan tujuan agar mendapatkan
kenyamanan dalam memperoleh informasi dalam database tanpa mengurangi
faktor keamanan dan keefesiensinya.
Fungsi-fungsi DBMS
1.Data Definition
Harus mampu mengolah pendefinisian data.
2.Data Manipulation
Harus dapat menangani permintaan user untuk pengaksesan data.
3.Data Security dan Integrity
Harus menjaga keamana dan integritas yang telah didefinisikan oleh DBA
4.Data Recovery dan Concurrency
Haruslah memiliki kemampuan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh system,
kerusakan disk dan lain sebagainya.
5.Data Dictionary
haruslah menyediakan data dictionary
6.Performance
harus mampu menagani kerja dari semuanya kerja dari setiap fungsi yang ada
ok setelah kita mengtahui sejarah, pengertian, dan fungsi-fungsi
dari DBMS, sekarang kita akan memahami, bagaimana Arsitektur DBMS.
DBMS sendiri digolongkan menjadi 2 bagian menurut penggunanya
1.DBMS Single User
2.DBMS Multi User
dalam tulisan saya ini, saya tidak akan membahas lebih jauh tentang DBMS Singel User, mungkin hanya
sekilas saja.
1.DBMS Singel User.
DBMS ini berdiri sendiri, tanpa adanya link atau integritas terhadap database yang lain.
2.DBMS Multi User
DBMS yang bersifat client/server, dimana sang client bisa mengakses
kedalam datbase yang sudah diset oleh sang admin ke dalam server dengan
privillage tertentu, disni faktor keamanan tetap diperhatikan demi
menjaga kerasahasian data tersebut.
ARSITEKTUR CLIENT-SERVER
Saat ini arsitektur client-server yang banyak digunakan dalam
industri disebut two-tier architecture. Pada arsitektur ini, server
mengirim data dan client mengakses data. Server memainkan peranan yang
dominan pada arsitektur ini. Keuntungan sistem ini adalah kesederhanaan
dan kompatibilitas dengan sistem yang legal.
Arsitektur client-server yang dikembangkan kemudian adalah three-tier
architecture. Pada model ini, layer direpresentasikan sebagai host, server dan client.
Server memainkan peranan sebagai penengah dengan mengirim aturan bisnis (prosedur
atau constraint) yang digunakan untuk mengakses data dari host. Client berisi antar
muka GUI dan beberapa aplikasi tambahan mengenai aturan bisnis. Kemudian server
bertindak sebagai conduit of passing memproses data dari host ke client dimana
kemudian diproses atau difilter dan dipresentasikan ke pemakai dalam format GUI.
Antar muka pemakai, aturan dan pengaksesan data bertindak sebagai three tiers. Cient
biasanya dihubungkan ke server melalui LAN dan server dihubungkan ke host melalui
WAN. Client melakukan remote yang dihubungkan ke server melalui WAN juga.
Sistem ini sangat cocok untuk perusahaan besar dimana basis data terpusat dapat
disimpan dalam host dan biaya pembangunan LAN dan WAN dapat diatur dan
dioptimasi menggunakan teknologi yang baru untuk setiap bagian yang berbeda dalam
organisasi.
PENGAKSESAN QUERY PADA BASIS DATA CLIENT-SERVER
Bagaimana membagi fungsi DBMS antara client dan server tidak ada ketentuan.
Sehingga banyak pendekatan yang berbeda ditawarkan.
Satu kemungkinan adalah
memasukkan fungsi dari DBMS terpusat pada level server. Sejumlah DBMS relasional
menggunakan pendekatan ini, dimana SQL server disediakan untuk client. Setiap client
harus menggunakan query SQL yang tepat dan menyediakan antar muka pemakai dan
fungsi antar muka untuk bahasa pemrograman. Karena SQL adalah bahasa standard
relasional, berbagai SQL server, meskipun disediakan oleh vendor yang berbeda, dapat
menerima perintah SQL. Client juga merujuk pada data dictionary yang didalamnya
terdapat informasi pada data distribusi diantara server SQL yang berbeda, sebagai
modul untuk dekomposisi query global ke dalam sejumlah query local yang dapat
dieksekusi pada berbagai tempat. Interaksi antara client dan serber selama pemrosesan
query SQL adalah sebagai berikut :
1. Client melakukan parsing query pemakai dan memecahnya ke dalam sejumlah
query independent untuk setiap tempat. Setiap query terseut dikirim ke server
yang sesuai.
2. Setiap server memproses query lokal dan mengirim relasi hasil ke client.
3. Client mengkombinasikan hasil sub query untuk mempruksi hasi dari query asal
yang dikirim.
Pada pendekatan ini, server SQL juga disebut transaction server (atau database
processor (DP) atau back-end machine), sedangkan client disebut application processor
(AP) atau front-end machine. Interaksi antara client dan server ditentukan oleh pemakai
pada level client atau melalui modul khusu pada DBMS client yang merupakan bagian
dari paket DBMS. Sebagai contoh, pemakai mengetahui apa data yang dikirim setiap
server, membagi permintaan query ke sub query secara manual adan mengirimkan sub
query secara individu ke tempat yang berbeda. Tabel hasil dikombinasikan secara
eksplisit dengan query user pada level client. Alternatif lain adalah mempunyai modul
client yang melakukan kegiatan diatas secara otomatis.
Dalam DDBMS yang banyak digunakan, model perangkat lunak dibagi ke
dalam tiga level :
1. Perangkat lunak server bertanggung jawab pada manajemen data lokal,
kebanyakan sama dengan perangkat lunak DBMS
2. Perangkat lunak client bertanggung jawab untuk fungsi distribusi; mengakses
informasi distribusi data dari katalog DDBMS dan memproses semua
permintaan yang membutuhkan akses ke lebih dari satu tempat. Hal ini juga
ditangani semua antar muka user.
3. Perangkat lunak komunikasi (biasanya dihubungkan dengan sistem operasi
terdistribusi) menyediakan primitif komunikasi yang digunakanoleh client untuk
mengirim perintah dan data ke tempat yang berbeda sesuai kebutuhan. Hal ini
bukan bagian yang terpenting dalam DDBMS, tetapi menyediakan primitf
komunikasi dan pelayanan yang esensial.
Client bertanggung jawab untuk membangkitkan eksekusi terdistribusi untuk
beberapa tempat server suatu query atau transaksi dan untuk melakukan supervisi
eksekusi terdistribusi dengan mengirim perintah ke server. Perintah ini termasuk query
lokal dan transaksi yang dieksekusi selain perintah untuk mengirim data ke client atau
server lain.
Fungsi lain dikontrol oleh client (atau koordinator) adalah menjamin
konsistensi dari copy replika dari item data dengan teknik concurrency control
terdistribusi (global).
Client harus menjamin transaksi global atomik dengan
membentuk global recovery jika tempat yang dimaksud gagal.
mungkin dari client adalah menyembunyikan detail distribusi data dari pemakai, yang
memungkinkan pemakai menulis query global dan transaksi seperti basis data yang
terpusat, tanpa harus menentukan tempat dimana data dirujuk dalam query atau
transaksi berada. Properti ini disebut distribution transparency. Beberapa DDBMS
tidak melakukan distribution tranparency, sehingga pemakai harus berhati-hati terhadap
distribusi data secara detail.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI DDBMS

Data dan aplikasi terdistribusi mempunyai kelebihan di bandingkan dengan sistem sentralisasi
basis data. Sayangnya , DDBMS ini juga memiliki  kelemahan.

KEUNTUNGAN
 
Merefleksikan pada bentuk dari struktur organisasinya

        Ada suatu organisasi yang memiliki sub organisasi di  lokasi yang tersebar di beberapa tempat,.sehingga
basis data yang digunakan pun tersebar sesuai lokasi dari sub organisasi berada.
Penggunaan bersama dan lokal otonomi

        Distribusi secara geografis dari sebuah organisasi dapat terlihat dari data terdistribusinya, pengguna
pada masing-masing site dapat mengakses data yang disimpan pada site yang lain. Data dapat
dialokasikan  dekat dengan pengguna yang biasa menggunakannya pada sebuah site, sehingga
pengguna mempunyai  kontrol terhadap data dan mereka dapat secara konsekuen memperbaharui dan 
memiliki kebijakkan untuk data tersebut. DBA global mempunyai tanggung jawab untuk semua sistem.
Umumnya sebagian dari tanggung jawab tersebut di serahkan kepada tingkat lokal, sehingga DBA lokal
dapat mengatur lokal DBMS secara otonomi.

Keberadaan data yang ditingkatkan

Pada DBMS yang tersentralisasi kegagalan pada suatu site akan mematikan seluruh operasional DBMS.
Namun pada DDBMS kegagalan pada salah satu site, atau kegagalan pada hubungan komunikasi dapat
membuat beberapa site tidak dapat di akses, tetapi tidak  membuat operasional DBMS  tidak dapat
dijalankan.

Keandalan yang ditingkatkan

Sebuah basis data dapat di replikasi ke dalam beberapa fragmen sehingga keberadaanya dapat di
simpan di beberapa lokasi juga. Jika terjadi kegagalan dalam pengaksesan data pada suatu site di
karenakan jaringan komunikasi terputus maka site yang ingin mengakses data tersebut dapat
mengakses pada site yang tidak mengalami kerusakan.

Kinerja yang ditingkatkan

Sebuah data ditempatkan pada suatu site dimana data tersebut banyak di akses oleh pengguna, dan hal
ini mempunyai dampak yang baik untuk paralel DBMS yaitu memiliki kecepatan dalam pengkasesan data
yang lebih baik dibandingkan dengan basis data tersentralisasi Selanjutnya, sejak masing-masing site
hanya menangani sebagian dari seluruh basis data , mengakibakan perbedaan pada pelayanan CPU dan
I/O seperti yang di karakteristikan pada DBMS tersentralisasi.

Ekonomi

Grosch's Law menyatakan daya listrik dari sebuah komputer  di   hitung    menurut    biaya  yang  
dihabiskan   dari penggunaan peralatannya, tiga kali biaya peralatan, 9 kali nya dari daya listrik .
Sehingga lebih murah jika membuat sebuah sistem yang terdiri dari beberapa mini komputer yang
mempunyai daya yang sama jika dibandingkan dengan memiliki satu buah super komputer. Oleh karena
itu lebih efektif untuk menambah beberapa workstation untuk sebuah jaringan dibandingkan dengan
memperbaharui sistem mainframe. Potensi yang juga menekan biaya yaitu menginstall aplikasi dan
menyimpan basis data yang diperlukan secara geografi sehingga mempermudah operasional pada setiap
situs.

Perkembangan modular

Di dalam lingkungan terdistribusi, lebih mudah untuk menangani ekspansi . Site yang baru dapat di
tambahkan ke suatu jaringan tanpa mempengaruhi operational dari site - site  yang ada. Penambahan
ukuran basis data dapat di tangani dengan menambahkan pemrosesan dan daya tampung penyimpanan
pada suatu jaringan. Pada DBMS yang tersentralisasi perkembangan akan di ikuti dengan mengubah
perangkat keras dan perangkat lunak.

KERUGIAN

Kompleksitas

Pada distribusi DBMS yang digunakan adalah replikasinya, DBMS yang asli tidak digunakan untuk
operasional, hal ini untuk menjaga reliabilitas dari suatu data. Karena yang digunakan replikasinya maka
hal ini menimbulkan berbagai macam masalah yang sangat kompleks dimana DBA harus dapat 
menyediakan pengaksesan dengan cepat , keandalan dan keberadaan dari basis data yang up to date .
Jika aplikasi di dalam DBMS  yang digunakan tidak dapat menangani hal - hal tersebut maka akan terjadi
penurunan pada tingkat kinerja , keandalan dan kerberadaan dari DBMS tersebut, sehingga keuntungan
dari DDBMS tidak akan terjadi.

Biaya

Meningkatnya kekompleksan pada suatu DDBMS berarti biaya untuk  perawatan dari DDBMS akan lebih
besar dibandingkan dengan DBMS yang tersentralisasi, seperti biaya untuk membuat jaringannya, biaya
komunikasi yang berjalan , orang-orang yang ahli dalam penggunaan, pengaturan dan pengawasan dari
DDBMS.

Keamanan

Pada DBMS yang tersentralisasi, pengaksesan data lebih terkontrol. Sedangkan pada DDBMS bukan
hanya replikasi data yang harus di kontrol tetapi jaringan juga harus dapat di kontrol keamanannya.

Pengontrolan Integritas lebih sulit


Kesatuan basis data yang mengacu pada keabsahan dan kekonsistenan dari data yang disimpan.
Kesatuan biasanya di ekspresikan pada batasan, dimana berisi aturan untuk basis data yang tidak boleh
diubah. Membuat batasan  untuk integrity, umumnya memerlukan pengaksesan ke sejumlah data yang
sangat besar  untuk mendefinisikan batasan tersebut, namun hal ini tidak termasuk di dalam operasional
update itu sendiri. Dalam DDBMS, komunikasi dan biaya pemrosesan yang dibutuhkan untuk membuat
suatu batasan integrity mungkin tidak diperbolehkan.

1.Apakah Arsitektur system formasi itu?

Arsitektur Sistem Informasi adalah bentuk khusus yang menggunakan teknologi


informasi yang bekerja dalam suatu Sistem untuk mencapai tujuan-tujuan atau
fungsi-fungsi yang telah dipilih.

2.Buatlah daftar tiga perspektif berorientasi teknologi sistem informasi.

• Teknologi database yang mendukung akumulasi bisnis dan penggunaan pengetahuan bisnis.
• Teknologi perangkat lunak yang mengotomatisasi dan mendukung proses layanan bisnis.
• Teknologi antarmuka yang mendukung komunikasi dan kolaborasi bisnis.

3. Apakah perbedaan antara sistem informasi front-office dan back-office ?

front-office yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang mencapai pelanggan mereka dan back-office yang
mendukung operasi-operasi bisnis internal dan berinteraksi dengan pemasok.

4. Buatlah daftar tiga perspektif berorientasi teknologi sistem informasi.

• Teknologi database yang mendukung akumulasi bisnis dan penggunaan pengetahuan bisnis.
• Teknologi perangkat lunak yang mengotomatisasi dan mendukung proses layanan bisnis.
• Teknologi antarmuka yang mendukung komunikasi dan kolaborasi bisnis.

5.Apakah sistem manajemen database itu?


Disingkat dengan DBMS. DBMS adalah Sistem pengorganisasian dan pengolahan data base pada
komputer. Sistem ini dirancang untuk mampu melakukan berbagai data dengan beberapa referensi data
yang sama. DBMS ini mampu diakses oleh berbagai aplikasi.

ARSITEKTUR DBMS MULTI USER

Arsitektur DBMS Multi User

Sejarah DBMS
Generasi pertama DBMS didesain oleh Charles Bachman di perusahaan
General Electric pada awal tahun 1960, disebut sebagai Penyimpanan Data
Terintegrasi (Integrated Data Store). Dibentuk dasar untuk model data
jaringan yang kemudian distandardisasi oleh Conference on Data System
Languages (CODASYL). Bachman kemudian menerima ACM Turing Award
(Penghargaan semacam Nobel pada ilmu komputer) di tahun 1973. Dan pada
akhir 1960, IBM mengembangkan sistem manajemen informasi (Information
Management System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada
kerangka kerja yang disebut dengan model data hirarki.
Dalam waktu yang sama, dikembangkan sistem SABRE sebagai hasil
kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika. Sistem ini
memungkinkan user untuk mengakses data yang sama pada jaringan
komputer. Kemudian pada tahun 1970, Edgar Codd, di Laboratorium
Penelitian di st=”on”San Jose, mengusulkan model data relasional. Di
tahun 1980, model relasional menjadi paradigma DBMS yang paling
dominan. Bahasa query SQL dikembangkan untuk basis data relasional
sebagai bagian dari proyek Sistem R dari IBM. SQL distandardisasi di
akhir tahun 1980, dan SQL-92 diadopsi oleh American National Standards
Institute (ANSI) dan International Standards Organization (ISO).
Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basis data
disebut transaksi. Usermenulis programnya, dan bertanggung jawab untuk
menjalankan program tersebut secara bersamaan terhadap DBMS. Pada tahun
1999, James Gray memenangkan Turing Award untuk kontribusinya pada
manajemen transaksi dalam DBMS.
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang system basis
data yang dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi
bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan penekanan pada
dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.
Beberapa vendor memperluas sistemnya dengan kemampuan penyimpanan tipe
data baru semisal image dan text, dan kemampuan query yang kompleks.
Sistem khusus/spesial dikembangkan oleh banyak vendor untuk membuat
data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa basis data. Fenomena
yang paling menarik adalah adanya enterprise resource planning (ERP)
dan management resource planning (MRP), yang menambahkan substansial
layer dari fitur berorientasi pada aplikasi. Paket yang termasuk
didalamnya meliputi Baan, Oracle, PeopleSoft, SAP, dan Siebel.
Paket-paket ini mengidentifikasi himpunan tugas secara umum (misal
manajemen inventori, perencanaan sumber daya manusia, analisis
finansial) dan menyediakan aplikasi layer secara umum untuk menangani
keperluan tersebut. Data disimpan dalam DBMS relasional, dan aplikasi
layer dapat disesuaikan untuk perusahaan yang berbeda. Lebih jauh lagi,
DBMS memasuki dunia internet. Pada saat generasi pertama dari Web site
menyimpan datanya secara eksklusif dalam file system operasi, maka saat
ini DBMS dapat digunakan untuk menyimpan data yang dapat diakses
melalui Web browser. Query dapat digenerate melalui form Web, dan
format jawabannya menggunakan markup language semisal HTML untuk
mempermudah tampilan pada browser.
Semua vendor basis data menambahkan fitur ini untuk DMS mereka.
Manajemen basis data mempertimbangkan pentingnya suatu data bersifat
on-line, dan dapat diakses melalui jaringan komputer. Saat sekarang
bidang seperti ini diwujudkan dalam basis data
multimedia, video interaktif, perpustakaan digital,proyek ilmuwan seperti proyek
pemetaan, proyek sistem observasi bumi milik NASA, dll.
Pengertian DBMS
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang masalaha arsitektur DBMS
Multi User, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu DBMS.
Banyak sekali pengertian tentang DBMS ini, salah satunya yang saya
temukan di situs
http://v-lab.gunadarma.ac.id/?page=materi&id=14&p=1 disini
dikatakan bahwa DBMS (Database Management System) adalah kumpulan
perangkat lunak yang digunakan untuk menangani semua pengaksesan ke
database. Mempunyai fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi, dan
memelihara database. Bertujuan untuk efisiensi dan kenyamanan dalam
memperoleh & menyimpan informasi dalam database.
Dan menurut sumber yang lainnya yang terdapat pada Blog
http://djoko-queer.blogspot.com/2008/12/pengertian-dbms.html,
pengertian DBMS adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu
dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar.
DBMS dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi,
semisal penyimpanan data dalam field dan menulis kode aplikasi yang
spesifik untuk pengaturannya.
Jadi kesimpulan saya mengenai pengertian DBMS adalah sebuah
perangkat lunak yang digunakan untuk untuk memanage atau mengorganisir
akses ke database, serta memiliki kemampuan untuk membuat, memelihara,
menyimpan, memanipulasi database dengan tujuan agar mendapatkan
kenyamanan dalam memperoleh informasi dalam database tanpa mengurangi
faktor keamanan dan keefesiensinya.
Fungsi-fungsi DBMS
1.Data Definition
Harus mampu mengolah pendefinisian data.
2.Data Manipulation
Harus dapat menangani permintaan user untuk pengaksesan data.
3.Data Security dan Integrity
Harus menjaga keamana dan integritas yang telah didefinisikan oleh DBA
4.Data Recovery dan Concurrency
Haruslah memiliki kemampuan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh system,
kerusakan disk dan lain sebagainya.
5.Data Dictionary
haruslah menyediakan data dictionary
6.Performance
harus mampu menagani kerja dari semuanya kerja dari setiap fungsi yang ada
ok setelah kita mengtahui sejarah, pengertian, dan fungsi-fungsi
dari DBMS, sekarang kita akan memahami, bagaimana Arsitektur DBMS.
DBMS sendiri digolongkan menjadi 2 bagian menurut penggunanya
1.DBMS Single User
2.DBMS Multi User
dalam tulisan saya ini, saya tidak akan membahas lebih jauh tentang DBMS Singel User, mungkin hanya
sekilas saja.
1.DBMS Singel User.
DBMS ini berdiri sendiri, tanpa adanya link atau integritas terhadap database yang lain.
2.DBMS Multi User
DBMS yang bersifat client/server, dimana sang client bisa mengakses
kedalam datbase yang sudah diset oleh sang admin ke dalam server dengan
privillage tertentu, disni faktor keamanan tetap diperhatikan demi
menjaga kerasahasian data tersebut.
ARSITEKTUR CLIENT-SERVER
Saat ini arsitektur client-server yang banyak digunakan dalam
industri disebut two-tier architecture. Pada arsitektur ini, server
mengirim data dan client mengakses data. Server memainkan peranan yang
dominan pada arsitektur ini. Keuntungan sistem ini adalah kesederhanaan
dan kompatibilitas dengan sistem yang legal.
Arsitektur client-server yang dikembangkan kemudian adalah three-tier
architecture. Pada model ini, layer direpresentasikan sebagai host, server dan client.
Server memainkan peranan sebagai penengah dengan mengirim aturan bisnis (prosedur
atau constraint) yang digunakan untuk mengakses data dari host. Client berisi antar
muka GUI dan beberapa aplikasi tambahan mengenai aturan bisnis. Kemudian server
bertindak sebagai conduit of passing memproses data dari host ke client dimana
kemudian diproses atau difilter dan dipresentasikan ke pemakai dalam format GUI.
Antar muka pemakai, aturan dan pengaksesan data bertindak sebagai three tiers. Cient
biasanya dihubungkan ke server melalui LAN dan server dihubungkan ke host melalui
WAN. Client melakukan remote yang dihubungkan ke server melalui WAN juga.
Sistem ini sangat cocok untuk perusahaan besar dimana basis data terpusat dapat
disimpan dalam host dan biaya pembangunan LAN dan WAN dapat diatur dan
dioptimasi menggunakan teknologi yang baru untuk setiap bagian yang berbeda dalam
organisasi.
PENGAKSESAN QUERY PADA BASIS DATA CLIENT-SERVER
Bagaimana membagi fungsi DBMS antara client dan server tidak ada ketentuan.
Sehingga banyak pendekatan yang berbeda ditawarkan.
Satu kemungkinan adalah
memasukkan fungsi dari DBMS terpusat pada level server. Sejumlah DBMS relasional
menggunakan pendekatan ini, dimana SQL server disediakan untuk client. Setiap client
harus menggunakan query SQL yang tepat dan menyediakan antar muka pemakai dan
fungsi antar muka untuk bahasa pemrograman. Karena SQL adalah bahasa standard
relasional, berbagai SQL server, meskipun disediakan oleh vendor yang berbeda, dapat
menerima perintah SQL. Client juga merujuk pada data dictionary yang didalamnya
terdapat informasi pada data distribusi diantara server SQL yang berbeda, sebagai
modul untuk dekomposisi query global ke dalam sejumlah query local yang dapat
dieksekusi pada berbagai tempat. Interaksi antara client dan serber selama pemrosesan
query SQL adalah sebagai berikut :
1. Client melakukan parsing query pemakai dan memecahnya ke dalam sejumlah
query independent untuk setiap tempat. Setiap query terseut dikirim ke server
yang sesuai.
2. Setiap server memproses query lokal dan mengirim relasi hasil ke client.
3. Client mengkombinasikan hasil sub query untuk mempruksi hasi dari query asal
yang dikirim.
Pada pendekatan ini, server SQL juga disebut transaction server (atau database
processor (DP) atau back-end machine), sedangkan client disebut application processor
(AP) atau front-end machine. Interaksi antara client dan server ditentukan oleh pemakai
pada level client atau melalui modul khusu pada DBMS client yang merupakan bagian
dari paket DBMS. Sebagai contoh, pemakai mengetahui apa data yang dikirim setiap
server, membagi permintaan query ke sub query secara manual adan mengirimkan sub
query secara individu ke tempat yang berbeda. Tabel hasil dikombinasikan secara
eksplisit dengan query user pada level client. Alternatif lain adalah mempunyai modul
client yang melakukan kegiatan diatas secara otomatis.
Dalam DDBMS yang banyak digunakan, model perangkat lunak dibagi ke
dalam tiga level :
1. Perangkat lunak server bertanggung jawab pada manajemen data lokal,
kebanyakan sama dengan perangkat lunak DBMS
2. Perangkat lunak client bertanggung jawab untuk fungsi distribusi; mengakses
informasi distribusi data dari katalog DDBMS dan memproses semua
permintaan yang membutuhkan akses ke lebih dari satu tempat. Hal ini juga
ditangani semua antar muka user.
3. Perangkat lunak komunikasi (biasanya dihubungkan dengan sistem operasi
terdistribusi) menyediakan primitif komunikasi yang digunakanoleh client untuk
mengirim perintah dan data ke tempat yang berbeda sesuai kebutuhan. Hal ini
bukan bagian yang terpenting dalam DDBMS, tetapi menyediakan primitf
komunikasi dan pelayanan yang esensial.
Client bertanggung jawab untuk membangkitkan eksekusi terdistribusi untuk
beberapa tempat server suatu query atau transaksi dan untuk melakukan supervisi
eksekusi terdistribusi dengan mengirim perintah ke server. Perintah ini termasuk query
lokal dan transaksi yang dieksekusi selain perintah untuk mengirim data ke client atau
server lain.
Fungsi lain dikontrol oleh client (atau koordinator) adalah menjamin
konsistensi dari copy replika dari item data dengan teknik concurrency control
terdistribusi (global).
Client harus menjamin transaksi global atomik dengan
membentuk global recovery jika tempat yang dimaksud gagal.
mungkin dari client adalah menyembunyikan detail distribusi data dari pemakai, yang
memungkinkan pemakai menulis query global dan transaksi seperti basis data yang
terpusat, tanpa harus menentukan tempat dimana data dirujuk dalam query atau
transaksi berada. Properti ini disebut distribution transparency. Beberapa DDBMS
tidak melakukan distribution tranparency, sehingga pemakai harus berhati-hati terhadap
distribusi data secara detail.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI DDBMS

Data dan aplikasi terdistribusi mempunyai kelebihan di bandingkan dengan sistem sentralisasi
basis data. Sayangnya , DDBMS ini juga memiliki  kelemahan.

KEUNTUNGAN
 
Merefleksikan pada bentuk dari struktur organisasinya
        Ada suatu organisasi yang memiliki sub organisasi di  lokasi yang tersebar di beberapa tempat,.sehingga
basis data yang digunakan pun tersebar sesuai lokasi dari sub organisasi berada.

Penggunaan bersama dan lokal otonomi

        Distribusi secara geografis dari sebuah organisasi dapat terlihat dari data terdistribusinya, pengguna
pada masing-masing site dapat mengakses data yang disimpan pada site yang lain. Data dapat
dialokasikan  dekat dengan pengguna yang biasa menggunakannya pada sebuah site, sehingga
pengguna mempunyai  kontrol terhadap data dan mereka dapat secara konsekuen memperbaharui dan 
memiliki kebijakkan untuk data tersebut. DBA global mempunyai tanggung jawab untuk semua sistem.
Umumnya sebagian dari tanggung jawab tersebut di serahkan kepada tingkat lokal, sehingga DBA lokal
dapat mengatur lokal DBMS secara otonomi.

Keberadaan data yang ditingkatkan

Pada DBMS yang tersentralisasi kegagalan pada suatu site akan mematikan seluruh operasional DBMS.
Namun pada DDBMS kegagalan pada salah satu site, atau kegagalan pada hubungan komunikasi dapat
membuat beberapa site tidak dapat di akses, tetapi tidak  membuat operasional DBMS  tidak dapat
dijalankan.

Keandalan yang ditingkatkan

Sebuah basis data dapat di replikasi ke dalam beberapa fragmen sehingga keberadaanya dapat di
simpan di beberapa lokasi juga. Jika terjadi kegagalan dalam pengaksesan data pada suatu site di
karenakan jaringan komunikasi terputus maka site yang ingin mengakses data tersebut dapat
mengakses pada site yang tidak mengalami kerusakan.

Kinerja yang ditingkatkan

Sebuah data ditempatkan pada suatu site dimana data tersebut banyak di akses oleh pengguna, dan hal
ini mempunyai dampak yang baik untuk paralel DBMS yaitu memiliki kecepatan dalam pengkasesan data
yang lebih baik dibandingkan dengan basis data tersentralisasi Selanjutnya, sejak masing-masing site
hanya menangani sebagian dari seluruh basis data , mengakibakan perbedaan pada pelayanan CPU dan
I/O seperti yang di karakteristikan pada DBMS tersentralisasi.

Ekonomi
Grosch's Law menyatakan daya listrik dari sebuah komputer  di   hitung    menurut    biaya  yang  
dihabiskan   dari penggunaan peralatannya, tiga kali biaya peralatan, 9 kali nya dari daya listrik .
Sehingga lebih murah jika membuat sebuah sistem yang terdiri dari beberapa mini komputer yang
mempunyai daya yang sama jika dibandingkan dengan memiliki satu buah super komputer. Oleh karena
itu lebih efektif untuk menambah beberapa workstation untuk sebuah jaringan dibandingkan dengan
memperbaharui sistem mainframe. Potensi yang juga menekan biaya yaitu menginstall aplikasi dan
menyimpan basis data yang diperlukan secara geografi sehingga mempermudah operasional pada setiap
situs.

Perkembangan modular

Di dalam lingkungan terdistribusi, lebih mudah untuk menangani ekspansi . Site yang baru dapat di
tambahkan ke suatu jaringan tanpa mempengaruhi operational dari site - site  yang ada. Penambahan
ukuran basis data dapat di tangani dengan menambahkan pemrosesan dan daya tampung penyimpanan
pada suatu jaringan. Pada DBMS yang tersentralisasi perkembangan akan di ikuti dengan mengubah
perangkat keras dan perangkat lunak.

KERUGIAN

Kompleksitas

Pada distribusi DBMS yang digunakan adalah replikasinya, DBMS yang asli tidak digunakan untuk
operasional, hal ini untuk menjaga reliabilitas dari suatu data. Karena yang digunakan replikasinya maka
hal ini menimbulkan berbagai macam masalah yang sangat kompleks dimana DBA harus dapat 
menyediakan pengaksesan dengan cepat , keandalan dan keberadaan dari basis data yang up to date .
Jika aplikasi di dalam DBMS  yang digunakan tidak dapat menangani hal - hal tersebut maka akan terjadi
penurunan pada tingkat kinerja , keandalan dan kerberadaan dari DBMS tersebut, sehingga keuntungan
dari DDBMS tidak akan terjadi.

Biaya

Meningkatnya kekompleksan pada suatu DDBMS berarti biaya untuk  perawatan dari DDBMS akan lebih
besar dibandingkan dengan DBMS yang tersentralisasi, seperti biaya untuk membuat jaringannya, biaya
komunikasi yang berjalan , orang-orang yang ahli dalam penggunaan, pengaturan dan pengawasan dari
DDBMS.

Keamanan

Pada DBMS yang tersentralisasi, pengaksesan data lebih terkontrol. Sedangkan pada DDBMS bukan
hanya replikasi data yang harus di kontrol tetapi jaringan juga harus dapat di kontrol keamanannya.
Pengontrolan Integritas lebih sulit

Kesatuan basis data yang mengacu pada keabsahan dan kekonsistenan dari data yang disimpan.
Kesatuan biasanya di ekspresikan pada batasan, dimana berisi aturan untuk basis data yang tidak boleh
diubah. Membuat batasan  untuk integrity, umumnya memerlukan pengaksesan ke sejumlah data yang
sangat besar  untuk mendefinisikan batasan tersebut, namun hal ini tidak termasuk di dalam operasional
update itu sendiri. Dalam DDBMS, komunikasi dan biaya pemrosesan yang dibutuhkan untuk membuat
suatu batasan integrity mungkin tidak diperbolehkan.

1.Apakah Arsitektur system formasi itu?

Arsitektur Sistem Informasi adalah bentuk khusus yang menggunakan teknologi


informasi yang bekerja dalam suatu Sistem untuk mencapai tujuan-tujuan atau
fungsi-fungsi yang telah dipilih.

2.Buatlah daftar tiga perspektif berorientasi teknologi sistem informasi.

• Teknologi database yang mendukung akumulasi bisnis dan penggunaan pengetahuan bisnis.
• Teknologi perangkat lunak yang mengotomatisasi dan mendukung proses layanan bisnis.
• Teknologi antarmuka yang mendukung komunikasi dan kolaborasi bisnis.

3. Apakah perbedaan antara sistem informasi front-office dan back-office ?

front-office yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang mencapai pelanggan mereka dan back-office yang
mendukung operasi-operasi bisnis internal dan berinteraksi dengan pemasok.

4. Buatlah daftar tiga perspektif berorientasi teknologi sistem informasi.

• Teknologi database yang mendukung akumulasi bisnis dan penggunaan pengetahuan bisnis.
• Teknologi perangkat lunak yang mengotomatisasi dan mendukung proses layanan bisnis.
• Teknologi antarmuka yang mendukung komunikasi dan kolaborasi bisnis.
5.Apakah sistem manajemen database itu?

Disingkat dengan DBMS. DBMS adalah Sistem pengorganisasian dan pengolahan data base pada
komputer. Sistem ini dirancang untuk mampu melakukan berbagai data dengan beberapa referensi data
yang sama. DBMS ini mampu diakses oleh berbagai aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai