• Tidak ada sharing : aplikasi dan data dijalankan dari setiap lokasi dan tidak ada komunikasi dengan program atau akses ke data di lokasi lain. • Sharing data : semua program disalin / replika di semua lokasi, tetapi data tidak disalin. Permintaan data dari user diolah oleh komputer dimana user mengakses dan file data akan dikirim melalui jaringan. • Sharing data dan program : user dari suatu lokasi dapat meminta layanan baik program maupun data dari lokasi lain dan juga sebaliknya. 2. Jenis Pola Akses
• Jenis pola akses terdiri dari :
• Statik. Pola akses tidak berubah dari waktu ke waktu.
• Dinamik. Pola akses berubah dari waktu ke waktu. 3. Tingkat Pengetahuan pada Jenis Pola Akses
• Tingkat pengetahuan diukur dari seberapa banyak desainer memiliki
informasi tentang bagaimana user akan mengakses data.
• Informasi lengkap : tidak ada penyimpangan yang signifikan dari prediksi
tentang pola akses user. • Informasi sebagian : ada penyimpangan dari prediksi • Terdapat dua strategi utama dalam mendesain database terdistribusi yaitu pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up Top down design process Bottom up design process • Pendekatan bottom-up • Pendekatan bottom up baru dapat dilakukan jika sudah ada database yang tersebar di beberapa lokasi. Titik awal dalam merancang bottom-up adalah skema konseptual lokal. Proses ini terdiri dalam integrasi skema lokal dalam skema konseptual global. • Dalam “Distrubution Design” dilakukan desain untuk mendistribusikan relasi ke semua lokasi dalam sistem terdistribusi. Kelemahan mendistribusikan sebuah relasi adalah harus menangani data yang besar, maka relasi dipecah-pecah menjadi sub relasi yang disebut fragmen. Desain untuk sistem terdistribusi dapat melalui langkah fragmentasi, penempatan data atau alokasi dan replikasi Desain untuk sistem terdistribusi dapat melalui langkah : • Fragmentasi Sebuah relasi yang terbagi menjadi beberapa sub-sub relasi yang disebut dengan fragment, sehingga disebut juga distribusi. • Alokasi atau Penempatan data Setiap fragmen disimpan pada situs dengan distribusi yang optimal. • Replikasi Replikasi, DDBMS dapat membuat suatu copy dari fragmen pada beberapa situs yang berbeda. Tujuan fragmentasi, alokasi dan replika • Referensi lokalitas. Data harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi pengakses data. Jika fragmen data digunakan pada beberapa lokasi maka akan lebih menguntungkan jika fragmen disimpan pada lokasi-lokasi tersebut. • Meningkatkan reliabitilas/kehandalan dan availabilitas/ketersediaan. Hal ini dapat dilakukan dengan replikasi : yaitu terdapat salinan data di lokasi lain jika salah satu lokasi mengalami kegagalan data. • Meningkatnya unjuk kerja. Penempatan data/alokasi yang sembarangan akan menghasilkan kemacetan, yaitu misalkan sebuah lokasi kebanjiran permintaan data sehingga menurunkan unjuk kerja. • Keseimbangan kapasitas penyimpanan dan biaya. Meskipun harus menjamin ketersediaan data, dan mempertimbangkan referensi lokalitas tetapi harus dipertimbangkan juga kapasitas penyimpanan yang tidak besar sehingga menjamin biaya penyimpanan lebih murah. • Biaya komunikasi minimal. Harus dipertimbangkan biaya komunikasi anta lokasi penyimpanan. Biaya pengambilan data minimal jika lokalitas maksimum (fragmen data ada di banyak lokasi). Tetapi jika terjadi update, maka harus dilakukan terhadap data di semua lokasi salinan fragmen data, sehingga biaya akan membengkak. Fragmentasi Alasan yang menyebabkan data dalam satu tabel dibagi-bagi menjadi fragmen data untuk didistribusikan yaitu : • Penggunaan. Dalam kenyataan, data yang sering digunakan bukanlah data dalam seluruh tabel, tetapi hanyalah sebagian data atau sering disebut view • Efisien. Data disimpan di lokasi yang paling dekat dengan pengguna yang sering mengakses sehingga data yang tidak sering dibutuhkan oleh lokasi tertentu tidak akan disimpan di lokasi yang bersangkutan • Paralel. Karena data yang didistribusikan berupa fragmen data, maka transaksi yang berupa query tunggal dapat dipecah menjadi subquery yang dikenakan terhadap fragmen data, sehingga transaksi dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). • Keamanan. Data yang tidak dibutuhkan oleh aplikasi lokal tidak akan disimpan dalam lokasi tersebut, sehingga user yang tidak memiliki hak untuk mengakses tidak akan bisa mengakses data lain. Kelemahan fragmentasi • Menurunnya unjuk kerja. View yang melibatkan lebih dari satu fragmen data pada lokasi yang berbeda akan mengalami penurunan unjuk kerja • Integritas. Pengendalian integritas lebih sulit jika atribut yang berperan dalam dependency didistribusikan ke beberapa lokasi. Jenis fragmentasi data 1. Fragmentasi horizontal • Pada proses fragmentasi horisontal berhubungan dengan isi dari datanya. Frgmentasi Horizontal dibuat dengan cara memecah isi dari suatu tabel dengan menetapkan sebuah predikat. Contoh fragmentasi horizontal • Terdapat tabel PROJ yang dipecah menjadi fragmen PROJ1 dan PROJ2 • PROJ1 : project dengan budget < 200000 • PROJ2 : project dengan budget ≥ 200000 2. Fragmentasi vertikal • Fragmentasi vertical akan membagi lagi atribut-atribut dari fragment global yang tersedia menjadi beberapa grup. Bentuk yang paling simple dari fragmentasi vertical adalah dekomposisi, dimana sebuah row-id yang unik dapat disertakan dalam setiapfragment untuk menjamin dan menjada adanya kemungkinan terjadinya proses rekonstruksi melalui sebuah operasi join Contoh fragmentasi vertikal • Tabel PROJ dipecah menjadi dua PROJ1 dan PROJ2 • PROJ1 : informasi tentang budget project • PROJ2 : informasi tentang nama project dan lokasi 3. Fragmentasi mixed/hybrid • Merupakan penggabungan dari penggunaan kedua proses fragmentasi data yang telah dijelaskan diatas, yaitu sebuah proses yang menggabungkan teknik fragmentasi horizontal dan vertikal. • Fragmentasi campuran ini di definisikan menggunakan operasi SELECT dan PROJECT pada aljabar relasional. Contoh framentasi mixed/hybrid
Fragmentasi1 : SELECT * FROM Emp_Name WHERE Emp_Age < 40
Fragmentasi2 : SELECT * FROM Emp_Id WHERE Emp_Address= 'Pune' AND Salary < 14000