Anda di halaman 1dari 32

Petunjuk Teknis Akuntansi 09:

Akuntansi BMN Yang Memenuhi


Karakteristik Properti Investasi
pada Kementerian/Lembaga
(Revisi Kesatu)
Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor
S-11/PB/PB.6/2023 tanggal 9 Februari 2023
Latar Belakang
PMK No. 85/PMK.05/2021
tentang PSAP 17: Properti
Investasi dengan tanggal • Principle Based Accounting
efektif penerapannya mulai
Tahun 2022

PMK No. 231/PMK.05/2022


tentang Kebijakan Akuntansi • kebijakan teknis akuntansi yang
Pemerintah Pusat bersifat regulatory-based accounting

Surat Dirjen Perbendaharaan


Nomor S-46/PB/PB.6/2022 • Panduan pencatatan dan penyajian BMN
tanggal 13 Nov. 2022 hal yang bersifat properti investasi
Identifikasi dan Penyajian menggunakan SAKTI
Properti Investasi pada LK 2022

Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor • Menyempurnakan Surat


S-10/PB/PB.6/2023 tanggal 04 Feb. 2023 hal
Dirjen Perbendaharaan
Juknis Akuantansi 09: Akuntansi BMN yang
Nomor S-46/PB/PB.6/2022
Memenuhi Properti Investasi pada K/L

2
Hal Revisi

2
Struktur Pembahasan Kebijakan Akuntansi BMN
yang Memenuhi Karakteristik Properti Investasi

Kebijakan teknis akuntansi atas BMN yang


memenuhi kriteria properti Investasi

Penatausahaan dan/atau pencatatan untuk penyajian


properti investasi menggunakan sistem aplikasi SAKTI
atas BMN

4
Kritikal Persiapan Penerapan PSAP 17

• Melakukan
Langkah 2 • Deklarasi &
identifikasi BMN Perekeman BMN
yang memenuhi • Menyusun kertas yang memenuhi
kriteria Properti kerja hasil kriteria Properti
Investasi identifikasi BMN Investasi
yang memenuhi
kriteria Properti
Langkah 1 Investasi Langkah 3

5
Definisi dan Ruang Lingkup Properti Investasi
Properti investasi adalah properti untuk menghasilkan pendapatan berupa sewa atau untuk
meningkatkan nilai aset atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
a) digunakan dalam kegiatan pemerintahan, dimanfaatkan oleh masyarakat umum, dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
b) dijual dan/ atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau penyewa
melalui sewa pembiayaan) untuk kegiatan pemerintah, dimanfaatkan oleh masyarakat umum,
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif

Sesuai kamus besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud properti adalah harta
berupa tanah dan/atau bangunan serta sarana dan prasarana yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang
dimaksudkan.
6
Karakteristik Umum BMN
1. BMN yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu K/L hakikatnya digunakan hanya sebatas
untuk kepentingan tugas dan fungsi K/L yang bersangkutan (Pasal 42 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004)

2. BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan tugas
dan fungsi K/L wajib diserahkan pengelolaannya kepada pengelola barang – Menteri
Keuangan selaku BUN(Pasal 42 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004)

3. pengelola barang harus memprioritaskan pengelolaan BMN tersebut untuk


mendukung dan melaksanakan fungsi pelayanan melalui pengalihan/penetapan status
penggunaan kepada pengguna barang lain yang membutuhkan

4. Jika tidak ada pengguna barang lain yang membutuhkan tanah dan bangunan tersebut,
maka pengelola barang dapat melakukan tindakan optimalisasi BMN untuk mendukung
fungsi budgeter antara lain melalui pemanfaatan BMN yang merupakan pendayagunaan
BMN yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi K/L dengan tidak
mengubah status kepemilikan

7
Bagan Alur Identifikasi Properti Investasi

Identifikasi BMN
Properti

ya Diakui dan disajikan


Apakah BMN properti dijual dan/atau diserahkan
untuk pelayanan kepada masyarakat?
✓ sebagai karakteristik
persediaan

tidak

Apakah BMN properti digunakan dalam kegiatan ya Diakui dan disajikan


pemerintahan, dimanfaatkan oleh masyarakat
umum, dalam produksi atau penyediaan barang
✓ sebagai karakteristik
aset tetap/aset lainnya
atau jasa atau untuk tujuan administratif?

tidak

Diakui dan disajikan


sebagai karakteristik
properti investasi
8
Matriks identifikasi kondisi BMN yang memenuhi properti investasi dan tidak
memenuhi, serta penyajiannya di Neraca (1/3)
Diakui
Diakui Diakui Aset Tak Aset Diakui Aset Lainnya – Aset
No. Kondisi Diakui Properti Investasi Diakui Aset Tetap Tetap Tidak Digunakan
Persediaan Berwujud Lainnya -
Kemitraan Operasi
1 BMN tanah yang intensi Direklasifikasi menjadi properti          
dalam jangka panjang untuk investasi
memperoleh kenaikan nilai
2 BMN tanah namun belum Jika keputusan analisis kebijakan BMN Jika pengguna barang       Jika tanah dan/atau bangunan
ditentukan penggunaannya di adalah pemanfaatan BMN pada di K/L menyatakan yang terindikasi BMN idle di
masa depan Pengelola Barang rencana K/L yang tidak dimaksudkan
penggunaannya untuk dilakukan pemanfaatan
dan proses pengajuan BMN
idle
3 BMN gedung yang disewakan Direklasifikasi menjadi properti          
kepada pihak lain secara investasi
komersial tidak berhubungan
langsung dengan properti
digunakan sendiri
4 BMN gedung yang belum Pada Satuan Kerja yang mempunyai          
terpakai tetapi tersedia untuk tugas dan fungsi sebagai pengelola
disewakan kepada pihak lain BMN
secara komersial
5 Proses pembangunan atau Pada Satker yang mempunyai tugas     Jika BMN properti   Jika aset properti yang telah
pengembangan yang di masa dan fungsi dalam pengelolaan aset merupakan aset diserahkelolakan ke Satker
depan digunakan sebagai properti dalam penguasaan pengelola aset properti tidak
properti investasi (ADP) dalam kondisi clean and clear
6 BMN dilakukan pemanfaatan Jika tidak dilakukan untuk pelayanan Jika untuk pelayanan        
untuk mendapatkan sewa kepada masyarakat dan kepada masyarakat dan  
penyelenggaraan negara/pemerintah penyelenggaraan  
dan pemanfaatannya dalam skema negara/pemerintah  
bisnis, baik secara tarif sewa sesuai  
harga pasar maupun tidak sesuai   
harga pasar

9
Matriks identifikasi kondisi BMN yang memenuhi properti investasi dan tidak
memenuhi, serta penyajiannya di Neraca (2/3)
Diakui Aset Diakui Aset Diakui Aset Lainnya –
No. Kondisi Diakui Properti Diakui Aset Tetap Diakui Tak Lainnya - Aset Tetap Tidak
Investasi Persediaan
Berwujud Kemitraan Digunakan Operasi
7 BMN properti yang memenuhi definisi   untuk kegiatan pemerintah,        
properti yang digunakan sendiri dimanfaatkan oleh masyarakat umum
tanpa melepas status kepemilikan BMN,
dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif
8 BMN properti dengan intensi untuk     melepas      
dijual dan/atau diserahkan kepada status
masyarakat dan/atau pemerintah kepemilikan
daerah BMN
9 BMN properti yang disewakan kepada   Tanah dan bangunan Rumah Negara        
entitas lain dengan cara sewa dimaksudkan untuk dijual kepada
pembiayaan penghuni
10 BMN properti untuk tujuan sosial    disediakan bagi masyarakat        
dan/atau berhubungan tugas dan berpenghasilan rendah dengan
fungsi K/L yang menghasilkan tingkat mengenakan sewa di bawah harga
pendapatan sewa di bawah harga pasar; atau
pasar  tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga serta
menunjang pelaksanaan tugas pejabat
dan/atau pegawai negeri
11 BMN properti untuk tujuan strategis   dicatat dan disajikan sebagai pos aset        
dan mempunyai karakter khusus, dan tetap di Neraca
aset yang diamanatkan dalam
perundangan sebagai aset yang
menguasai hajat hidup orang banyak
12 BMN properti yang tidak ditujukan   dicatat dan disajikan sebagai pos aset        
untuk menghasilkan pendapatan sewa tetap di Neraca  
dan peningkatan nilai tetapi sesekali
disewakan kepada pihak lain

10
Matriks identifikasi kondisi BMN yang memenuhi properti investasi dan tidak
memenuhi, serta penyajiannya di Neraca (3/3)
Diakui Properti Diakui Diakui Aset Diakui Aset Diakui Aset Lainnya
No. Kondisi Diakui Aset Tetap Tak Lainnya - – Aset Tetap Tidak
Investasi Persediaan Berwujud Kemitraan Digunakan Operasi
13 BMN Properti yang digunakan         penggunaan BMN  
untuk kegiatan operasional properti melalui
pemerintah melalui pihak ketiga perikatan yang
melingkupi aset
secara utuh
14 BMN properti yang digunakan  ditatausahakan  tidak dapat ditatausahakan        
secara sebagian untuk secara terpisah; dan secara terpisah; dan
menghasilkan pendapatan sewa  memenuhi kriteria  tidak memenuhi kriteria
atau kenaikan nilai dan sebagian signifikansi untuk signifikansi untuk diakui
lain digunakan untuk kegiatan diakui sebagai sebagai properti investasi
operasional pemerintah properti investasi (<75%)
(>75%)
 15 BMN tanah yang ditatausahakan Satu gedung yang BMN tanah dicatat dan        
dalam satu NUP dan di atasnya disewakan secara disajikan sebagai aset tetap di
terdapat kompek gedung dan komersial dengan Neraca
bangunan, dimana hanya satu ditatausahakan dalam
gedung yang disewakan secara nomor urut
keseluruhan dari beberapa pendaftaran BMN
gedung yang aktif digunakan
operasional pemerintahan dan
masing-masing gedung
ditatausahakan dalam NUP
secara terpisah

11
Ilustrasi asersi manajemen berupa deklarasi BMN yang direklasifikasi
penyajian menjadi properti investasi

12
Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Awal Perolehan Properti Investasi
PERALIHAN
Perolehan baru BMN yang memenuhi karakteristik Properti
 Terhadap BMN Investasi di tahun 2022 dan tahun selanjutnya
properti yang 1. Properti investasi yang diperoleh dari pengadaan BMN, diakui dan diukur nilainya
diperoleh sebelum sebesar biaya perolehan berdasarkan BAST atau dokumen pengadaan yang
2022 dan memenuhi dipersamakan.
properti investasi 2. Properti investasi yang timbul dari sewa pembiayaan, diakui dan diukur sebesar
biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan pada saat
diakui sebagai yang sama diakui sebagai liabilitas.
properti investasi
3. Pengakuan properti investasi yang timbul dari transaksi hasil pertukaran dengan
secara prospektif aset moneter dan/atau aset nonmoneter, diakui dan diukur sebesar nilai wajar
 Diukur sebesar nilai aset atau jumlah tercatat aset yang diterima.
tercatatnya 4. Pengakuan properti investasi yang timbul dari transaksi nonpertukaran misalnya
hibah atau rampasan, diakui dan diukur sebesar nilai wajar pada tanggal
 Dilakukan reklasifikasi perolehannya sesuai BAST.
pada neraca, dari aset 5. Pengakuan properti investasi yang timbul dari transaksi transfer antar entitas
tetap / aset lainnya pemerintah pusat, diakui dan diukur sebesar nilai tercatat BMN sesuai dengan
menjadi Properti BAST.
Reklasifikasi pada neraca, dari aset tetap/aset lainnya
Investasi
menjadi Properti Investasi.
13
Ilustrasi Penyajian Properti Investasi pada Neraca

14
Pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan
Satker menjelaskan secara memadai di Catatan atas Laporan Keuangan pos
Properti Investasi, paling sedikit memuat informasi mengenai:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat;
2. Metode penyusutan yang digunakan;
3. Masa manfaat aset yang digunakan untuk perhitungan penyusutan;
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan:
a. Penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari penggabungan dan
penambahan pengeluaran setelah perolehan yang diakui sebagai aset;
b. Pelepasan;
c. Reklasifikasi penyajian ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
d. perubahan lain.
7. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun, atau mengembangkan properti investasi atau untuk
perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
15
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Perolehan Properti
Investasi

Properti investasi selain tanah


Properti investasi dinilai
disusutkan dengan metode
dengan metode biaya, yaitu 1 2 penyusutan sesuai peraturan
nilai perolehan dikurangi
mengenai kebijakan penyusutan
akumulasi penyusutan.
BMN.

Pengeluaran biaya untuk penambahan


BMN properti investasi yang memenuhi
Penilaian kembali properti karakteristik kapitalisasi suatu BMN
invetasi mengikuti ketentuan diakui sebesar nilai wajar biaya
perolehannya kemudian untuk kebutuhan
peraturan mengenai re- 3 4 penyajian nilai dapat menentukan
valuasi BMN secara nasional.
kembali estimasi masa manfaat ekonomi
yang baru.
10
Reklasifikasi Penyajian Properti Investasi (1/2)
Reklasifikasi penyajian properti investasi (referensi alih guna sesuai par.
45 PSAP 17) hal ini berkaitan dengan perubahan intensi penggunaan
BMN properti oleh Satker dari waktu ke waktu
Misalnya: Satker saat ini memutuskan untuk menggunakan BMN
properti berupa bangunan diklasifikasikan sebagai properti
investasi (disewakan kepada pihak eksternal) berdasarkan
dokumentasi formal penatausahaan BMN, asersi manajemen
dalam laporan keuangan atau informasi yang dipersamakan.
Beberapa waktu kemudian Satker memutuskan untuk tidak lagi
disewakan kepada pihak eksternal, dan digunakan untuk tujuan
administrasi Satker dalam mendukung tugas dan fungsi
pemerintah, sehingga diklasifikasikan sebagai aset tetap.
17
Reklasifikasi Penyajian Properti Investasi (2/2)

1 Jika Satker memutuskan untuk melepas (jual) properti investasi tanpa


dikembangkan, satker tetap memperlakukan properti sebagai properti investasi
hingga dihentikan pengakuan dan penggunaannya serta tidak memperlakukan
pencatatan sebagai persediaan BMN untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat.

Jika Satker mulai mengembangkan properti investasi dan akan digunakan di masa
2 depan sebagai properti investasi, maka properti investasi tersebut tidak dialih-
fungsikan dan tetap dicatat dan ditatausahakan sebagai properti investasi

3 Nilai yang digunakan pada saat terjadi alih fungsi BMN Properti Investasi adalah
nilai tercatat BMN properti investasi yang dialih-fungsikan

18
Pelepasan Properti Investasi

Properti investasi dihentikan pengakuannya


pada saat pelepasan (pemindahtanganan)
atau tidak digunakan lagi secara permanen dan 01
tidak memiliki manfaat ekonomi di masa depan
yang dapat diharapkan pada saat
pelepasannya
Pelepasan properti investasi dapat
dilakukan dengan cara dijual, ditukar,
02 dihibahkan atau Penyertaan Modal
Pemerintah Pusat
Properti investasi dapat dilepaskan
setelah dilakukan penetapan status 03
penggunaan
Dalam rangka pelepasan properti Investasi,
dilakukan penilaian atas properti investasi yang
04 direncanakan menjadi objek pelepasan untuk
mendapatkan nilai wajar atau nilai taksiran-nya

19
Pencatatan dan Penatausahaan Perolehan Awal Baru Properti Investasi
Menggunakan Aplikasi SAKTI
Perolehan baru properti investasi dari pengadaan
melalui realisasi belanja modal disajikan sebagai
Aset Tetap di Neraca
Perolehan properti investasi selain dari pengadaan
melalui realisasi belanja modal untuk pertama
kalinya diakui sebagai Aset Tetap di Neraca
BMN properti yang disajikan sebagai Aset Tetap di
Neraca dilakukan reklasifikasi menjadi Properti
Investasi menggunakan aplikasi SAKTI
BMN properti yang masih dalam bentuk konstruksi
dan sampai dengan tanggal pelaporan keuangan
belum selesai, pertama-tama dicatat sebagai
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) di Aset Tetap
Untuk penyusunan pelaporan keuangan, dilakukan
reklasifikasi KDP aset tetap menjadi Properti
Investasi Dalam Pengerjaan
20
Proses Pencatatan
dan Penatausahaan
Properti Investasi
pada Aplikasi SAKTI

21
Teknis Penyajian Properti Investasi di Laporan Keuangan
Sistem Aplikasi yang Digunakan

menggunakan
Satker K/L

menggunakan
Satker BUN

22
Teknis Aplikasi SAKTI terhadap Alih Fungsi BMN Properti Investasi

Properti Investasi menjadi Aset Tetap atau sebaliknya

reklasifikasi

reklasifikasi Aset Tetap


Properti Investasi

Properti Investasi menjadi Persediaan atau sebaliknya

reklasifikasi reklasifikasi

Aset Tetap
Properti Investasi reklasifikasi Persediaan
reklasifikasi

Properti Investasi menjadi Aset Lainnya atau sebaliknya

reklasifikasi reklasifikasi

reklasifikasi reklasifikasi Aset Lainnya


Properti Investasi
Aset Tetap 23
Pencatatan Reklasifikasi BMN yang Memenuhi Karakteristik Properti
Investasi Masa Transisi Secara Prospektif Menggunakan Aplikasi SAKTI

Lakukan reklasifikasi menggunakan Modul


Identifikasi Aset Tetap aplikasi SAKTI menu Reklas BMN
kodefikasi BMN
ke PI untuk perekaman reklasifikasi BMN
properti di aplikasi
SAKTI yang yang dicatat dan disajikan sebagai Aset Tetap
memenuhi properti menjadi Properti Investasi (secara jurnal
investasi otomasi).

24
Identifikasi terhadap BMN yang terindikasi memenuhi kriteria Properti Investasi
(PI): menggunakan kerta kerja identifikasi BMN yang terindikasi memenuhi PI
(dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan)

25
Pencatatan Reklasifikasi BMN yang Memenuhi Karakteristik Properti
Investasi Masa Transisi Secara Prospektif Menggunakan Aplikasi SAKTI

1) Jurnal otomasi aplikasi SAKTI terkait reklasifikasi BMN berupa Aset Tetap yang tidak memiliki karakteristik disusutkan:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.
Dr 138311 Properti Investasi NRC
Cr 1xxxxx Aset Tetap/ Aset Lainnya xxxx NRC

2) Jurnal otomasi aplikasi SAKTI terkait reklasifikasi BMN berupa Aset Tetap yang memiliki karakteristik disusutkan:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.
Dr 138311 Properti Investasi NRC
Cr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya xxxx NRC
Dr 1xxxxx Akumulasi Penyusutan Aset NRC
Tetap/Aset Lainnya xxxx
Cr 138411 Akumulasi Penyusutan Properti NRC
Investasi

26
Pencatatan dan Penatausahaan Perolehan Baru Properti Investasi
Menggunakan Aplikasi SAKTI
Perolehan baru BMN properti investasi dari pengadaan melalui realisasi anggaran belanja modal untuk s.d. menjadi
pengakuan definitif BMN properti yang disajikan sebagai Aset Tetap di Neraca.

Perolehan BMN properti investasi selain dari pengadaan melalui realisasi anggaran belanja modal pada saat pertama kali
diakui sebagai BMN properti yang disajikan sebagai Aset Tetap di Neraca.

BMN properti yang disajikan sebagai Aset Tetap di Neraca dilakukan reklasifikasi menjadi Properti Investasi menggunakan
aplikasi SAKTI.

Pada saat BMN properti masih dalam bentuk KDP dan s.d. tanggal laporan keuangan belum selesai, maka direkam dalam
aplikasi SAKTI sebagai Aset Tetap KDP di pos Aset Tetap pada Neraca. Perlu dilakukan reklasifikasi dari Aset Tetap KDP
menjadi Properti Investasi Dalam Pengerjaan melalui menu jurnal manual pada Modul GLP di aplikasi SAKTI dan pada
awal periode pelaporan berikutnya dilakukan jurnal balik (melalui menu jurnal manual) Modul GLP di aplikasi SAKTI .

Jurnal manual reklasifikasi Aset Tetap – KDP menjadi Properti Investasi dalam pengerjaan di aplikasi SAKTI :
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.
Dr 138313 Properti Investasi dalam Pengerjaan NRC
Cr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
27
Perhitungan dan Penyajian Penyusutan Properti Investasi Tahun Berjalan
Menggunakan Aplikasi SAKTI

Pada saat penutupan periode bulan ke-6 dan bulan ke-12 di Modul Aset Tetap aplikasi SAKTI, maka Properti
Investasi dilakukan perhitungan dan penyajian penyusutan secara otomasi.

Properti Investasi disusutkan secara garis sesuai tabel masa manfaat BMN dan menghasilkan jurnal pada
buku besar akrual sebagai berikut:

Buku Besar Akrual Buku Besar Kas


Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.
Dr 591611 Beban Penyusutan Properti Investasi LO
Cr 138411 Akumulasi Penyusutan Properti Investasi NRC

28
Pencatatan Reklasifikasi Properti Investasi Menggunakan Aplikasi SAKTI
Sehubungan Reklasifikasi Penyajian, Penjualan atau Penghapusan

Reklasifikasi menggunakan Modul Aset Tetap aplikasi SAKTI melalui menu Reklas PI ke BMN untuk merekam reklasifikasi
BMN yang dicatat dan disajikan sebagai Properti Investasi menjadi Aset Tetap yang secara otomasi akan menghasilkan
jurnal sebagai berikut:

1) Jurnal otomasi aplikasi SAKTI terkait reklasifikasi BMN berupa Aset Tetap yang tidak memiliki karakteristik disusutkan:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas

Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.

Dr 1xxxxx Aset Tetap/ Aset Lainnya xxxx NRC

Cr 138311 Properti Investasi NRC

2) Jurnal otomasi aplikasi SAKTI terkait reklasifikasi BMN berupa Aset Tetap yang memiliki karakteristik disusutkan:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket. Akun Uraian Ket.
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya xxxx NRC
Cr 138311 Properti Investasi NRC
Dr 138411 Akumulasi Penyusutan Properti Investasi NRC
Cr 1xxxxx Akumulasi Penyusutan Aset Tetap/Aset NRC
Lainnya xxxx
29
Daftar Akun yang Digunakan dalam Transaksi terkait Pencatatan BMN yang
Memenuhi Karakteristik Properti Investasi (1/2)
1. Daftar Akun untuk Buku Besar Akrual
No. Akun Uraian Penyajian dalam Pos LK Keterangan
1 138311 Properti Investasi Neraca: pos Properti Investasi Akun baru untuk reklasifikasi ke Properti Investasi
2 138313 Properti Investasi dalam Pengerjaan Neraca: pos Properti Investasi Akun baru untuk reklasifikasi ke Properti Investasi
3 138411 Akumulasi Penyusutan Properti Neraca: pos Akumulasi Penyusutan Properti Akun baru untuk reklasifikasi ke Akm Penyusutan
Investasi Investasi Properti Investasi
4 591611 Beban Penyusutan Properti LO: pos Beban Penyusutan dan Amortisasi Akun baru untuk mencatat Beban Penyusutan Properti
Investasi Investasi
5 1171xx Persediaan Neraca: pos Persediaan Akun lama untuk mencatat alihguna Properti Investasi
yang akan dijual
6 131111 Tanah Neraca: Pos Tanah Akun lama untuk mencatat Aset Tetap – Tanah
7 133111 Gedung dan Bangunan Neraca: pos Gedung dan Bangunan Akun lama untuk mencatat Aset Tetap – Gedung dan
Bangunan
8 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan Neraca: pos Konstruksi Dalam pengerjaan Akun lama untuk mencatat Aset Tetap – Konstruksi
Dalam pengerjaan
9 137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Neraca: pos Akumulasi Penyusutan Aset Akun lama untuk mencatat Akumulasi Penyusutan Aset
Bangunan Tetap Tetap – Gedung dan Bangunan
10 313121 Diterima dari Entitas Lain LPE: pos Transaksi Antar Entitas Akun lama untuk mencatat akun ekuitas antar entitas
11 391151 Koreksi Atas Reklasifikasi LPE: pos Koreksi Yang Akun lama untuk mencatat akun ekuitas untuk
Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya Menambah/Mengurangi Ekuitas reklasifikasi Aset Tetap
12 591211 Beban Penyusutan Gedung dan LO: pos Beban Penyusutan dan Amortisasi Akun lama untuk mencatat Beban Penyusutan Gedung
Bangunan dan Bangunan
13 596111 Beban Kerugian Pelepasan Aset LO: pos Beban Pelepasan Aset Nonlancar Akun lama untuk mencatat Beban Kerugian Pelepasan
Aset

30
Daftar Akun yang Digunakan dalam Transaksi terkait Pencatatan BMN yang
Memenuhi Karakteristik Properti Investasi (2/2)
2. Daftar Akun untuk Buku Besar Kas
No. Akun Uraian Penyajian dalam Pos LK Keterangan
1 425121 Pendapatan dari Penjualan LRA: pos PNBP Lainnya Akun lama untuk mencatat pendapatan atas Penjualan Aset
Tanah, Gedung, dan Bangunan Tetap – Tanah, dan Gedung, dan Bangunan
LO: pos Pendapatan Pelepasan Aset Non
Lancar
2 424931 Pendapatan BLU Lainnya dari LRA: pos PNBP Lainnya Akun lama untuk mencatat pendapatan atas Penjualan Aset
Penjualan Tanah BLU Tetap – Tanah yang dapat diakui sebagai pendapatan BLU
LO: pos Pendapatan Pelepasan Aset Non
Lancar
3 424932 Pendapatan BLU Lainnya dari LRA: pos PNBP Lainnya Akun lama untuk mencatat pendapatan atas Penjualan Aset
Penjualan Gedung dan Tetap – Tanah yang dapat diakui sebagai pendapatan BLU
LO: pos Pendapatan Pelepasan Aset Non
Bangunan BLU
Lancar
4 531111 Belanja Modal Tanah LRA: pos Belanja Modal Akun lama untuk mencatat realisasi belanja modal untuk
perolehan Aset Tetap – Tanah baru untuk properti investasi
5 533111 Belanja Modal Gedung dan LRA: pos Belanja Modal Akun lama untuk mencatat realisasi belanja modal untuk
Bangunan perolehan Aset Tetap – Gedung dan Bangunan baru untuk
properti investasi
6 537111 Belanja Modal Tanah – BLU LRA: pos Belanja Modal Akun lama untuk mencatat realisasi belanja modal untuk
perolehan Aset Tetap – Tanah baru untuk properti investasi
pada Satker BLU
7 537113 Belanja Modal Gedung dan LRA: pos Belanja Modal Akun lama untuk mencatat realisasi belanja modal untuk
Bangunan - BLU perolehan Aset Tetap – Gedung dan Bangunan baru untuk
properti investasi pada Satker BLU

31
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai