Anda di halaman 1dari 23

1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA ASET DAERAH


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR:

TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA ASET
PADA SKPD/UKPD PROVINSI DKI JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGELOLA ASET DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah (LKPD) Provinsi DKI Jakarta, perlu dilakukannya Rekonsiliasi
Aset Tetap antara SKPD/UKPD dengan Badan Pengelola Aset Daerah
(BPAD);

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf


a untuk tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola Aset Daerah tentang
Petunjuk Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Aset pada SKPD/UKPD
Provinsi DKI Jakarta;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara
2

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4744);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana telah diubah Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Tahun
2010 Nomor 5165);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan barang Milik Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Barang Daerah;
11. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2007 Nomor 5);

12. Peraturan Gubernur Nomor 161 Tahun 2017 tentang


Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta;

13. Peraturan Gubernur Nomor 255 Tahun 201

14. 6 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Aset


Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA ASET DAERAH TENTANG


PETUNJUK PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA ASET PADA
SKPD/UKPD PROVINSI DKI JAKARTA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3

Dalam Keputusan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang selanjutnya


disebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, adalah Gubernur dan
perangkat daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

3. Badan Pengelola Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPAD


adalah Badan Pengelola Aset Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

4. Kepala Badan Pengelola Aset Daerah yang selanjutnya di singkat


Kepala BPAD adalah Kepala Badan Pengelola Aset Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

5. Badan Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat BPKD


adalah Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.

6. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya di


singkat Kepala BPKD adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut


APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI
Jakarta.

8. Kepala Badan Pengelola Aset Daerah yang selanjutnya disebut Kepala


BPAD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang juga
melaksanakan Pengelolaan Aset Daerah.

9. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut


Kepala BPKD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, yang juga
melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah.

10. Suku Badan Pengelola Aset Daerah Kota Administrasi yang


selanjutnya disebut Suban Aset Kota Administrasi adalah unit kerja
BPAD yang melaksanakan pengurusan dan pengendalian prasarana,
sarana dan utilitas umum dari pihak ketiga serta pengelolaan dan
pemeliharaan aset daerah pada lingkup wilayah Kota Administrasi.

11. Suku Badan Pengelola Aset Daerah Kabupaten Administrasi yang


selanjutnya disebut Suban Aset Kabupaten adalah unit kerja BPAD
4

yang melaksanakan pengurusan dan pengendalian prasarana, sarana


dan utilitas umum dari pihak ketiga serta pengelolaan dan
pemeliharaan aset daerah pada lingkup wilayah Kabupaten.

12. Kepala Badan Pengelola Aset Daerah juga selaku Pejabat


Penatausahaan Barang Milik Daerah yang selanjutnya disebut
PPBMD.

13. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD


adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.

14. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut UKPD adalah
bagian atau subordinat SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa
program.

15. Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset adalah


Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset pada
Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD).

16. Bidang Perencanaan, Penerimaan, Penetapan Penggunaan dan


Patokan Harga adalah Bidang Perencanaan, Penerimaan, Penetapan
Penggunaan dan Patokan Harga pada Badan Pengelola Aset Daerah
(BPAD).

17. Bidang Pembinaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Aset adalah


Bidang Pembinaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Aset pada Badan
Pengelola Aset Daerah (BPAD).

18. Bidang Perubahan Status Aset adalah Bidang Perubahan Status Aset
pada Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD).

19. Bidang Akuntansi adalah Bidang Akuntansi pada Badan Pengelola


Keuangan Daerah (BPKD).

20. Rekonsiliasi aset adalah proses pencocokan dan penghimpunan data


realisasi penambahan/pengurangan aset SKPD/UKPD di lingkungan
pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam satu periode laporan
keuangan.

21. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

22. Aset lainnya adalah aset yang tidak termasuk dalam kategori aset
lancar, aset tetap dan aset non lancar lainnya.
5

23. Berita Acara Serah Terima aset tetap, adalah dokumen serah terima
aset tetap.

24. Kartu Inventaris Barang (KIB), adalah Kartu untuk mencatat barang
barang Inventaris secara tersendiri atau kumpulan/kolektif dilengkapi
data asal, volume, kapasitas, merk, tipe, nilai/harga dan data lain
mengenai barang tersebut, yang diperlukan untuk inventarisasi
maupun tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum
dihapuskan.

25. Pelaksana Rekonsiliasi Aset adalah Staf Subid Inventaris Aset Bidang
Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset dan Staf Subid
Inventaris Aset Suban Aset Kota Administrasi/Suban Aset Kepulauan
Seribu.

26. KDP adalah Kontruksi Dalam Pengerjaan.

27. CSR singkatan dari Corporate Cosial Responsibility.

28. CSR adalah Perusahaan atau Organisasi yang melaksanakan


aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi.

BAB II
UNSUR PELAKSANA DAN WAKTU REKONSILIASI DATA ASET

Pasal 2

(1) SKPD/UKPD yang terkait pada rekonsiliasi data aset terdiri dari :
A. Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset BPAD;
b. Bidang Perencanaan, Penerimaan, Penetapan Penggunaan dan
Patokan Harga BPAD
c. Bidang Perubahan Status Aset BPAD
d. Bidang Akuntansi BPKD
E. Suku Badan Pengelola Aset Daerah 5 wilayah Kota Administrasi
dan Suku Badan Pengelola Aset Daerah Kabupaten Kepulauan
Seribu;
F. Pengurus Barang SKPD/UKPD.

(2) Waktu Rekonsiliasi


A. Untuk laporan keuangan semester I dilaksanakan pada Bulan Juli –
Agustus pada tahun berjalan.
6

B. Untuk laporan keuangan akhir tahun dilaksanakan dua tahap


rekonsiliasi aset, antara lain :
- Untuk rekonsiliasi aset tetap dari perolehan mutasi aset tetap
dilaksanakan pada bulan November – Desember.
- Untuk rekonsiliasi aset tetap dari perolehan belanja modal
dilaksanakan pada Bulan Januari – Februari pada tahun
berikutnya.

BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN REKONSILIASI
Pasal 3
Bagian Pertama
Tahap Persiapan

(1) Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset


menyiapkan sebagai berikut:
a. Surat tugas pelaksanaan rekonsiliasi aset tetap.
b. Kerangka acuan kerja
c. Jadwal pelaksanaan dan undangan rekonsiliasi aset tetap kepada
SKPD/UKPD
D. Form isian bagi pengurus barang SKPD/UKPD, yang terdiri dari :

1. Berita Acara Rekonsiliasi (Lampiran 2)


2. Rekap mutasi aset tetap SKPD/UKPD (Lampiran 3)
3. Daftar rincian mutasi aset tetap dan lain-lain (Lampiran 4)
4. Daftar rincian mutasi aset tetap (Lampiran 5)
5. Surat Pernyataan (Lampiran 6)
6. Daftar Konstruksi dalam pengerjaan (Lampiran 7)
7. Daftar transfer aset tetap antar SKPD/UKPD (Lampiran 8
8. Daftar Penerimaan CSR (Lampiran 9)
9. Rekapitulasi Kertas Kerja Penyusutan (Lampiran 10)
10. Kertas Kerja Penyusutan (Lampiran 11a - 11g)
11. Kartu Inventaris Barang (Lampiran 12a -12f)
12. Kartu Inventaris Barang Aset Rusak Berat (Lampiran 13)
e. Membuat matriks aset tetap
F. Menerima Dokumen pembanding dari Bidang Perencanaan,
Penerimaan, Penetapan Penggunaan dan Patokan Harga dan
Bidang Perubahan Status Aset.
7

g. Mendistribusikan matriks aset tetap,Form isian bagi pengurus


barang SKPD dan dokumen pembanding kepada Suban Aset Kota/
Suban aset Kabupaten Kepulauan Seribu.
H. Menerima data dari Bidang Akuntansi dan Pelaporan BPKD, yaitu:

1) Daftar realisasi belanja modal SKPD/UKPD tahun pelaporan.


2) Daftar saldo awal tahun aset tetap (audited BPK tahun
pelaporan sebelumnya)
(2) Bidang Perencanaan, Penerimaan, Penetapan Penggunaan dan
Patokan Harga menyiapkan dokumen pembanding yang terdiri dari:
a. Menyiapkan data Fasos Fasum yang sudah diserahkan ke
SKPD/UKPD pada tahun berjalan.
b. Menyiapkan data SK Penggunaan yang sudah diterbitkan di tahun
berjalan
(3) Bidang Perubahan Status Aset Menyiapkan dokumen pembanding
berupa SK Penghapusan yang sudah diterbitkan di tahun berjalan
(4) Suban Aset Kota/Suban idang Inventarisasi, Data Informasi dan
Dokumentasi Aset.
(5) Suban Aset Kota/Suban Aset Kabupaten Kepulauan Seribu
menyiapkan sebagai berikut:
A. Surat tugas pelaksanaan rekonsiliasi aset tetap.

B. Jadwal pelaksanaan dan undangan rekonsiliasi aset tetap kepada


SKPD/UKPD
(6) Bidang Akuntansi BPKD menyiapkan dan menyerahkan kepada Bidang
Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset BPAD:
A. Daftar realisasi belanja modal SKPD/UKPD tahun pelaporan.

B. Daftar saldo awal tahun aset tetap (audited BPK tahun sebelumnya)
(7) SKPD/UKPD
Pengurus barang SKPD/UKPD memberikan form isian yang sudah
terisi lengkap dengan tanda tangan kepala SKPD/UKPD baik dalam
bentuk soft copy dan hard copy.
8

Pasal 4
Bagian kedua
Tahap Pelaksanaan

(1) Pengurus Barang SKPD/UKPD menyerahkan form isian yang sudah


terisi lengkap dengan tanda tangan kepala SKPD/UKPD baik dalam
bentuk soft copy dan hard copy.
(2) Pengurus barang Dinas, Badan, Sudin, Biro-biro, Satpol PP,
menyerahkan form isian terisi lengkap dengan tanda tangan kepala
SKPD/UKPD kepada Sub Bidang Inventarisasi Aset Bidang
Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset.
(3) Pengurus barang Suku Dinas, Suku Badan, RSUD/RSKD, UPT,
Puskesmas, Satpol PP wilayah, Walikota, Kabupaten, Kecamatan,
Kelurahan, form isian terisi lengkap dengan tanda tangan kepala
SKPD/UKPD ke Sub Bidang Inventarisasi Aset Suban Aset Kota
Administrasi/Suban Aset Kabupaten sesuai wilayahnya masing-masing.
(4) Pelaksana rekonsiliasi aset di subid Inventarisasi Aset di Bidang
Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset BPAD Provinsi DKI
Jakarta dan Pelaksana rekonsiliasi aset Suban Aset Kota, Suban Aset
Kabupaten Kepulauan Seribu memeriksa saldo awal aset (Neraca
Awal) dan melakukan pengecekan form isian yang sudah terisi
lengkap dengan tanda tangan kepala SKPD/UKPD baik dalam bentuk
soft copy dan hard copy dengan data pembanding, realisasi belanja
modal dan saldo Awal tahun aset tetap. (lampiran 1 dan Lampiran 1a)
(5) Pelaksana rekonsiliasi aset melakukan pengecekan form isian
sebagaimana pasal 4 ayat (4) dengan tahapan – tahapan sebagai
berikut
a. Rekap Mutasi Aset Tetap dan Aset Lain – Lain (Lampiran 3),
merupakan rekap mutasi aset tetap dan aset lainnya pada tahun
pelaporan. Pelaksana rekonsiliasi aset memeriksa dan
mencocokkan form isian Rekap Mutasi Aset Tetap dan Aset Lain-
lain dengan cara sebagai berikut:
Saldo Akhir Tahun pelaporan sama dengan saldo awal audited
ditambah mutasi penambahan dikurang mutasi pengurangan.
petugas rekon menguji jumlah angka dan kesesuaian mutasi
penambahan dan pengurangan pada SKPD/UKPD. Mutasi
Penambahan dan Pengurangan adalah sebagai berikut:
1. Mutasi penambahan dikarenakan sebagai berikut :
9

a) Belanja Modal Tahun Pelaporan, berdasarkan Daftar


realisasi belanja modal SKPD/UKPD tahun pelaporan sesuai
Pasal 3 ayat (1)( Lampiran 15)
Rekening Belanja Modal Kelompok aset tetap
5.2.3.01 Tanah
5.2.3.02 - 5.2.3.20 Peralatan dan Mesin
5.2.3.30 Peralatan dan Mesin
5.2.3.26 Gedung
5.2.3.21 - 5.2.3.25 Jalan Irigasi dan Jaringan
5.2.3.27 – 5.2.3.29 Aset tetap lainnya
5.2.3.31 Aset tetap lainnya

b) Kapitalisasi Belanja Non Modal merupakan


Aset tetap yang berasal dari anggaran selain belanja modal
yang dapat direklasifikasi menjadi aset tetap (lampiran 16a
& 16b)
c) Donasi/Hibah dari Luar Pemprov DKI Jakarta, harus
dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Aset dari pihak
ketiga (lampiran 17)
d) Transfer Antar SKPD Sebelum Tahun pelaporan, Mutasi aset
dilakukan apabila SKPD/UKPD yang memberi sudah
mengeluarkan aset tetap tersebut pada tahun sebelumnya,
sedangkan SKPD yang menerima belum mencatat, atau
sebaliknya maka aset tersebut sebagai koreksi kurang catat
barang (Lampiran 18a dan Lampiran 18b)
e) Transfer Antar SKPD Tahun pelaporan, dilengkapi dengan
BAST dari SKPD/UKPD, dan nilai yang dicatat harus sama
antara SKPD yang menerima dan memberi (lampiran 19a,
19b dan 19c)
f) Koreksi Kurang Catat Nilai adalah Aset yang sudah pernah
dicatat, tapi kurang catat nilai Rupiah, dilengkapi dengan
dokumen pendukung (lampiran 20)
g) Koreksi Kurang Catat Barang adalah aset yang baru
ditemukan dan belum pernah dicatat, harga berdasarkan
dokumen yang ada atau mengacu pada Pergub 132/2008
(lampiran 20)
h) Reklasifikasi Ke-5 Bidang Aset Tetap dari KDP(KDP sudah
selesai dikerjakan) adalah Konstruksi dalam pengerjaan
yang sudah selesai dikerjakan, reklasifikasi dari KIB F ke
KIB A-E (lampiran 21)
i) Pengadaan dari Dana Operasional BLUD (lampiran 22)
10

j) Hutang Pihak Ketiga adalah pencatatan aset yang berasal


hutang pihak ketiga (Lampiran 23)
k) Reklasifikasi Antar Aset Tetap adalah reklas antar aset
kecuali ke KIB F, reklas antar KIB (KIB A-E) (lampiran 24)
l) Reklasifikasi Aset Rusak Berat Menjadi Aset Tetap adalah
Reklasifikasi Aset rusak berat yang dapat digunakan kembali
menjadi aset tetap (KIB B-E) (lampiran 25)
m) Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Rusak Berat adalah
Reklasifikasi Aset tetap (B-E) yang tidak dapat digunakan
kembali sesuai fungsinya, dilengkapi dengan surat usul
hapus (lampiran 26)
n) Reklasifikasi Aset Belum Validasi Menjadi Aset Tetap
Reklasifikasi Aset yang belum validasi yang sudah bisa
diidentifikasi menjadi aset tetap (Kib A-E)(lampiran 27)
o) Reklasifikasi Aset Tak Berwujud Menjadi Aset Tetap adalah
reklasifikasi Aset Tak berwujud yang bisa di katagorikan
menjadi aset tetap (Kib B-E) (lampiran28)
p) Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Tak Berwujud adalah
Reklasifikasi Aset Tetap (Kib B-E) yang bisa dikatagorikan
menjadi Aset Tak Berwujud (lampiran 29)
q) Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Belum Validasi adalah
Reklasifikasi Aset Tetap (Kib A-E) dikarenakan Laporan Hasil
Pemeriksaan aset tersebut belum bisa diidentifikasi (lampiran
30)
r) Reklasifikasi dari Belanja Modal tahun pelaporan Ke
Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah Reklasifikasi aset tetap
yang berasal belanja modal pada tahun pelaporan tapi aset
tersebut masih dalam pembangunan (lampiran 31)
s) Reklasifikasi Aset Fasos Fasum Menjadi Aset Tetap adalah
Reklasifikasi dikarenkan aset fasos fasum di transfer kepada
SKPD/UKPD (lampiran 32)
t) Hasil Tukar Guling adalah mutasi penambahan aset yang
terjadi apabila dewan menyetujui adanya proses tukar
guling(lampiran 33)
u) Koreksi Penambahan Lain-lain adalah mutasi penambahan
yang terjadi selain karena faktor poin a sampai t.

2. Mutasi Pengurangan diantaranya dapat terjadi dikarenakan


antara lain sebagai berikut:
11

a) Penghapusan
Jika SKPD mengusulkan mutasi pengurangan, Pelaksana
rekonsiliasi aset mencocokkan dengan dokumen
pembanding yang berasal dari Bidang Perubahan Status
Aset sesuai dengan Pasal 3 ayat 3 (lampiran 34).
b) Diserahkan Ke Pihak lain di luar SKPD dari belanja modal
tahun pelaporan adalah aset yang berasal dari realisasi
belanja modal tahun berjalan diserahkan ke pihak
ketiga/masyarakat dan didukung dengan berita Acara Serah
Terima Barang dari SKPD kepada pihak Ketiga dan
dilengkapi dengan nilai barangnya (Lampiran 35a dan 35b).
c) Diserahkan Ke Pihak lain di luar SKPD (Belanja Modal
sebelum tahun pelaporan), aset yang berasal dari realisasi
belanja modal sebelum tahun pelaporan diserahkan ke pihak
ketiga/masyarakat pada tahun pelaporan, didukung dengan
berita Acara Serah Terima Barang dari SKPD kepada pihak
Ketiga, dilengkapi dengan nilai barangnya (lampiran 19a dan
19b)
d) Kurang catat transfer keluar dari SKPD lain sebelum tahun
pelaporan adalah Koreksi yang terjadi apabila SKPD yang
memberi belum mengeluarkan aset tetap dari catatannya
pada tahun sebelumnya sedangkan SKPD menerima sudah
mencatat aset tersebut pada tahun sebelumnya, dilengkapi
dengan BAST dari SKPD/UKPD,
e) Transfer keluar ke SKPD lain adalah Aset Tetap Antar SKPD
Tahun pelaporan, dilengkapi dengan BAST dari
SKPD/UKPD, dan nilai yang di catat harus sama antara
SKPD yang menerima dan yang memberi.
f) Aset belum validasi adalah aset yang tidak bisa di uraika
g) Reklasifikasi dari Belanja Modal tahun pelaporan Ke
Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah Belanja modal tahun
pelaporan yang asetnya belum siap digunakan (lampiran 23)
h) Reklasifikasi Belanja Modal Tahun Pelaporan Ke Persediaan,
dari belanja modal tahun pelaporan yang tidak memenuhi
kriteria aset tetap berdasarkan Pergub 161/2017, Pelaksana
rekonsiliasi aset mengecek dengan laporan mutasi
persediaan (lampiran 26)
i) Reklasifikasi Belanja Modal Tahun Pelaporan Ke
Ekstrakomtabel, adalah reklasifikasi dari belanja modal tahun
12

pelaporan tetapi aset tersebut tidak memenuhi batas


kapitalisasi aset berdasarkan Pergub 161/2017. SKPD harus
melampirkan daftar aset ekstrakomtabel (akumulasi dari
tahun sebelumnya jika ada) (lampiran 25)
j) Reklasifikasi Aset Tetap Ke Persediaan Selain Belanja
Modal Tahun Pelaporan adalah reklasifikasi pembelian aset
tetap dari belanja modal sebelum tahun pelaporan, tetapi
aset tersebebut yang tidak memenuhi kriteria aset tetap
berdasarkan Pergub 161/2017, pelaksana rekonsiliasi
mengecek dengan laporan mutasi persediaan (lampiran 28)
k) Reklasifikasi Aset Tetap Ke Ekstrakomtabel Selain Belanja
Modal tahun pelaporan yaitu, dari belanja modal sebelum
tahun pelaporan aset tetapi tidak memenuhi batas
kapitalisasi aset berdasarkan Pergub 161/2017 (lampiran 27)
v) Reklasifikasi KDP (KDP Sudah Selesai Dikerjakan) adalah
reklasifikasi dari KIB F (Kontruksi Dalam Pengerjaan) ke KIB
C(Bangunan) dikarenakan Kontruksi sudah selesai sudah
dikerjakan (lampiran 24)
w) Reklasifikasi Aset Rusak Berat Menjadi Aset Tetap adalah
Reklasifikasi Aset rusak berat yang dapat digunakan kembali
menjadi aset tetap (KIB B-E) (lampiran 31)
x) Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Rusak Berat adalah
Reklasifikasi Aset tetap (B-E) yang tidak dapat digunakan
kembali sesuai fungsinya, dilengkapi dengan surat usul
hapus (lampiran 30)
y) Reklasifikasi Aset Belum Validasi Menjadi Aset Tetap
Reklasifikasi Aset yang belum validasi yang sudah bisa
diidentifikasi menjadi aset tetap (Kib A-E)(lampiran 35)
z) Reklasifikasi Aset Tak Berwujud Menjadi Aset Tetap adalah
reklasifikasi Aset Tak berwujud yang bisa di katagorikan
menjadi aset tetap (Kib B-E) (lampiran 33)
aa)Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Tak Berwujud adalah
Reklasifikasi Aset Tetap (Kib B-E) yang bisa dikatagorikan
menjadi Aset Tak Berwujud (lampiran 32)
bb)Reklasifikasi Antar Aset Tetap adalah reklas antar aset
kecuali ke KIB F, reklas antar KIB (KIB A-E) (lampiran 29)
cc) Reklasifikasi Aset Tetap Menjadi Aset Belum Validasi adalah
Reklasifikasi Aset Tetap (Kib A-E) dikarenakan Laporan Hasil
13

Pemeriksaan aset tersebut belum bisa diidentifikasi (lampiran


34)
dd)Hasil Tukar Guling adalah mutasi penambahan aset yang
terjadi apabila dewan menyetujui adanya proses tukar
guling(lampiran 39)
ee)Koreksi atas Belanja Modal tahun pelaporan adalah koreksi
terhadap belanja modal di tahun pelaporan dikarenakan hasil
tindak lanjut pemeriksaan tahun pelaporan atau atas usulan
SKPD yang didukung oleh dokumen pendukung
(Lampiran ??)
ff) Koreksi atas Belanja Modal sebelum tahun pelaporan adalah
koreksi terhadap belanja modal di sebelum tahun pelaporan
dikarenakan hasil tindak lanjut pemeriksaan tahun pelaporan
atau atas usulan SKPD yang didukung oleh dokumen
pendukung (Lampiran ??)
gg) Koreksi Kurang Catat Nilai adalah Aset yang sudah pernah
dicatat, tapi kurang catat nilai Rupiah, dilengkapi dengan
dokumen pendukung (lampiran 20)
hh)Koreksi Kurang Catat Barang adalah aset yang baru
ditemukan dan belum pernah dicatat, harga berdasarkan
dokumen yang ada atau mengacu pada Pergub 132/2008
(lampiran 20)
ii) Koreksi belanja Modal menjadi uang muka
jj) Koreksi Pengurangan Lain-Lain adalah pengurangan
dikarenakan sebab selain poin a sampai jj.

b. Daftar Rincian Mutasi Aset Tetap (lampiran 5), adalah rincian


aset yang menjadi mutasi tambah/kurang yang di lengkapi
dengan penjelasan sebagai berikut:
1 Jenis barang, nama barang/nama aset sesuai dengan
peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta 161/2017 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Belanja Modal akan di tetapkan menjadi aset tetap jika
memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
a) Umur pemakaian (manfaat ekonomis) barang yang
dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b) Barang yang dibeli merupakan objek pemeliharaan atau
barang tersebut memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara;
14

c) Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan


dimaksudkan untuk digunakan serta tidak untuk
dijual/dihibahkan/disumbangkan/diserahkan kepada
pihak ketiga; dan
d) Nilai rupiah pembelian barang material atau
pengeluaran untuk pembelian barang tersebut
memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan.
Jika tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria aset
maka termasuk dalam persediaan ( reklas ke persediaan).
2. Tahun perolehan aset ditulis hasil tahun pengadaan.
3. Jumlah Barang di tulis kuantitas barang.
3. Harga satuan mengacu pada batas kapitalisasi aset sesuai
peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta 161/2017:

Jumlah
Harga
NO. Uraian
Lusin/Set/S
atuan (Rp)
1 Tanah 1
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat 10.000.000
2.2 Alat-alat Angkutan 1.750.000
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 750.000
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 1.000.000
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor 750.000
- Alat-alat Rumah Tangga 500.000
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 1.000.000
2.7 Alat-alat Kedokteran 5.000.000
2.8 Alat-alat Laboratorium 2.500.000
2.9 Alat Keamanan 1.000.000
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri
atas:
3.1 Bangunan Gedung 15.000.000
3.2 Bangunan Monumen 15.000.000
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri
atas:
4.1 Jalan dan Jembatan 50.000.000
4.2 Bangunan Air/Irigasi 50.000.000
4.3 Instalasi 50.000.000
4.4 Jaringan 50.000.000
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan *) 100.000
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ 250.000
Kebudayaan/Olahraga
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan 300.000
b. Ternak 300.000
c. Tumbuhan Pohon 300.000
15

Jumlah
Harga
NO. Uraian
Lusin/Set/S
atuan (Rp)
d. Tumbuhan Tanaman Hias Ekstra
komtabel
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 1

*) Khusus pengadaan buku yang menjadi koleksi pada


Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah serta buku materi
ajar pada SD/SMTP/SLTA batas kapitalisasi ditetapkan
sebesar Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah).

Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan


diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi
menjadi aset tetap) jika memenuhi kedua kriteria huruf a,
b dan c sebagai berikut:

a) Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang


dipelihara:
- bertambah ekonomis/efisien; dan/atau
- bertambah umur ekonomis; dan/atau
- bertambah volume; dan/atau
- bertambah kapasitas produktivitas.
b) Ada perubahan bentuk fisik semula dan secara
manajemen barang milik daerah tidak ada
proses penghapusan; dan
C) Nilai rupiah pengeluaran belanja atas
pemeliharaan barang/aset tetap tersebut
material/melebihi batasan minimal kapitalisasi
aset tetap yang telah ditetapkan. Memenuhi
kriteria material/batasan minimal kapitalisasi aset
tetap, sebagai berikut:

Jumlah
Harga
NO. Uraian
Lusin/Set/Sa
tuan (Rp)
1 Tanah 1
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat 10.000.000
2.2 Alat-alat Angkutan: 1.750.000
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 750.000
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 1.000.000
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
16

Jumlah
Harga
NO. Uraian
Lusin/Set/Sa
tuan (Rp)
- Alat-alat Kantor 750.000
- Alat-alat Rumah Tangga 500.000
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 1.000.000
2.7 Alat-alat Kedokteran 5.000.000
2.8 Alat-alat Laboratorium 2.500.000
2.9 Alat Keamanan 1.000.000
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri
atas:
3.1 Bangunan Gedung 15.000.000
3.2 Bangunan Monumen 15.000.000
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri
atas:
4.1 Jalan dan Jembatan 50.000.000
4.2 Bangunan Air/Irigasi 50.000.000
4.3 Instalasi 50.000.000
4.4 Jaringan 50.000.000
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri
atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan 100.000
5.2 Barang Bercorak 250.000
Kesenian/Kebudayaan
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan 300.000
b. Ternak 300.000
c. Tumbuhan Pohon 300.000
d. Tumbuhan Tanaman Hias Ekstra
komtabel

4. Jumlah total, adalah jumlah barang dikalikan dengan harga


satuan. Pelaksana rekonsiliasi mengecek kesesuaian angka
pada rekap mutasi, daftar rincian mutasi aset tetap dan
rincian mutasi aset tetap dan lain-lain dengan keterangan per
jenis aset tetap (KIB A sampai KIB F)
5. Keterangan, adalah alasan dari mutasi tambah dan koreksi
kurang aset (sesuai dengan pasal 5 (4) a1 dan a2).
6. Akumulasi penyusutan adalah akumulasipenyusutan dari aset
tetap yang dimutasi.
7. Nomor SP2D adalah nomor SP2D barang yang di mutasikan.
8. Kelompok Aset tetap merupakan pengelompokkan KIB
menurut jenisnya (KIB A-F)
9. Jenis Mutasi merupakan alasan dari mutasi penambahan atau
pengurangan sesuai dengan pasal 4 ayat (5).
10.SK Penghapusan merupakan Nomor dan tanggal dari SK
Penghapusan dasar dari mutasi pengurangan.
17

A. Surat Pernyataan (lampiran 6), surat pernyataan mutasi


penambahan dan pengurangan aset yang di cocokan dengan
jumlah yang ada rekap mutasi aset tetap dan lain-lain, rincian
mutasi aset tetap dan aset lain-lain dan daftar rincian mutasi
aset tetap.

B. Daftar Konstruksi dalam Pengerjaan (lampiran 7), merupakan


lampiran daftar Konstruksi dalam pengerjaan yang terdiri dari :
1. Nomor
2. Kode Rekening,
3. Nama Kegiatan/Pekerjaan
4. Realisasi,
a) Posisi audited 31 Desember tahun sebelum
pelaporan
b) Posisi audited 31 Desember tahun pelaporan
5. Konstruksi dalam pengerjaan yang sudah selesai
6. Jumlah akumulasi realisasi sampai dengan tahun berjalan
adalah Posisi audited 31 Desember tahun sebelum
pelaporan ditambah Posisi audited 31 Desember tahun
berjalan
7. Jumlah yang dianggarkan dalam APBD TA tahun pelaporan.

C. Daftar Transfer aset tetap antar SKPD (lampiran 8)


Merupakan daftar transfer aset tetap yang terdiri dari:
1. Nomor diurutkan berdasarkan jumlah aset yang di transfer,
2. Uraian aset tetap adalah nama barang yang di transfer,
3. Transfer masuk dari merupakan nama SKPD/UKPD yang
menerima aset tetap,
4. Transfer keluar ke merupakan nama SKPD/UKPD yang
mengeluarkan aset tetap,
5. Nilai adalah nilai aset yang ditransfer,
6. Nomor BAST adalah nomor BAST dasar dalam penambahan
dan pengurangan aset karena transfer antar SKPD,
7. Jenis Kib merupakan jenis KIB (A-F)
8. Keterangan diisi informasi yang memungkinkan.

F. Daftar penerima CSR Tahun Pelaporan (Lampiran 9) sebagai


berikut:
18

a. Nomor diurutkan berdasarkan jumlah aset yang di transfer,


b. Jenis Barang adalah nama barang yang di urutkan menurut
jenis KIB
c. Perusahaan merupakan nama pihak yang memberikan CSR,
d. Volume merupakan jumlah kuantitas CSR yang di berikan,
e. Nilai adalah nilai aset CSR.
f. Nomor BAST adalah nomor BAST CSR.
G. Keterangan diisi informasi yang memungkinkan.

G. Rekapitulasi Kertas Kerja Penyusutan Tahun Pelaporan


(Lampiran 10) sebagai berikut:
a. Nomor diurutkan berdasarkan jumlah aset.
b. Rekening merupakan jenis Aset.
c. Saldo Aset tetap Tahun pelaporan (Audited) merupakan dasar
penyusutan aset tetap.
d. Mutasi tambah merupakan Nilai dari mutasi penambahan aset.
e. Mutasi kurang merupakan Nilai dari mutasi pengurangan aset.
f. Biaya Overhaul/Renovasi adalah peningkatan manfaat dan
nilai aset.
g. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi tahun pelaporan(setelah
mutasi) merupakan akumulasi penyusutan aset yang
dimutasikan.
h. Beban Penyusutan, adalah beban penyusutan pada tahun
pelaporan, di susutkan berdasarkan masa manfaat mengacu
kepada Peraturan Gubernur 161/2017, yang terdiri dari aset
KIB B sampai dengan KIB E.
I. Nilai buku aset tetap tahun pelaporan adalah nilai aset bersih
setelah dikurangi beban penyusutan tahun pelaporan.

H. Kertas Kerja Penyusutan Tahun Pelaporan (Lampiran 11a-


11g) sebagai berikut:
a. Data KIB merupakan data aset yang berada di Kartu Inventaris
Barang yang terdiri dari kode barang, aset tetap, tahun
perolehan, nilai dan masa manfaat.
NO Masa Manfaat
Uraian
. (Tahun)
1 Tanah Tidak
Disusutkan
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat 8
19

NO Masa Manfaat
Uraian
. (Tahun)
2.2 Alat-alat Angkutan 8
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 8
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 5
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 5
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 5
2.7 Alat-alat Kedokteran 5
2.8 Alat-alat Laboratorium 5
2.9 Alat Keamanan 5
3 Gedung dan Bangunan, yg terdiri
atas:
3.1 Bangunan Gedung 20
3.2 Bangunan Monumen 20
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, terdiri
atas:
4.1 Jalan dan Jembatan 20
4.2 Bangunan Air/Irigasi 20
4.3 Instalasi 20
4.4 Jaringan 20
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan
d. Buku Perpustakaan 5
e. Barang Perpustakaan 5
5.2 Barang Bercorak 10
Kesenian/Kebudayaan
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan Tidak
Disusutkan
b. Ternak Tidak
Disusutkan
c. Tumbuhan Pohon Tidak
Disusutkan
d. Tumbuhan Tanaman Hias Tidak
Disusutkan
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Tidak
Disusutkan

b. Mutasi tahun pelaporan merupakan jumlah mutasi


penambahan atau pengurangan yang terjadi di tahun
pelaporan.
c. Beban Penyusutan, adalah beban penyusutan pada tahun
pelaporan, di susutkan berdasarkan masa manfaat mengacu
kepada Peraturan Gubernur 161/2017, yang terdiri dari aset
KIB B sampai dengan KIB E.
d. Penyusutan tahun 2014 adalah dasar penyusutan aset tetap
pertama kali menurut Instruksi Gubernur nomor 9 tahun 2017
tentang penyusutan aset tetap pertama kali.
e. Penyusutan sebelum tahun pelaporan adalah dasar untuk
penyusutan tahun pelaporan.
20

f. Renovasi tahun pelaporan merupakan data mengenai


peningkatan manfaat dan nilai aset pada tahun pelaporan yang
terdiri dari sisa masa manfaat tahun pelaporan, biaya
renovasi/overhaul, harga perolehan setelah overhaul/renovasi,
nilai buku setelah overhaul/renovasi dan penambahan masa
manfaat.
g. Penyusutan tahun pelaporan merupakan pengakuan atas
penggunaan manfaat potensial aset pada tahun pelaporan.

F. Kartu Inventaris Barang, SKPD/UKPD yang melaksanakan


rekon aset, melampirkan Kartu Inventaris Barang, Daftar Aset
Rusak Berat (lampiran 13) dan Daftar Aset Tidak Berwujud
(lampiran 14). Kartu Inventaris Barang yang terdiri dari :
a) KIB A Tanah (Lampiran 12a)
b) KIB B Peralatan dan Mesin (Lampiran 12b)
c) KIB C Gedung dan Bangunan (Lampiran 12c)
d) KIB D Jalan Jaringan dan Irigasi (Lampiran 12d)
e) KIB E Aset Tetap Lainnya (Lampiran 12e)
f) KIB F Konstruksi Dalam Pengerjaan (Lampiran 12f)
Petugas rekon memeriksa realisasi Belanja Modal di tahun
pelaporan yang diproses di Bidang Akuntansi ditambah/dikurang
mutasi aset tetap.
Nilai aset dalam KIB dibandingkan dengan angka yang ada
pada rekap mutasi aset.
Jika terdapat kekurangan dokumen kelengkapan, pengurus
barang diminta untuk memenuhinya paling lambat 3 hari kerja.
Jika nilai aset sudah sesuai dengan dokumen yang ada maka
Berita Acara Rekonsiliasi Aset selanjutnya dapat diproses.

G. Berita Acara Rekonsiliasi Aset, yang telah disepakati atau


disetujui, ditandatangani oleh pengurus barang, kepala SKPD,
Pejabat Penatausahaan Keuangan, Petugas rekon, Kepala Sub
Bidang yang melakukan rekon, dan Kepala Suku Badan
Pengelola Aset Daerah Kota Administrasi / Kabupaten (lampiran
2), dan Untuk yang melaksanakan rekon aset pada Bidang
Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset yang
menandatangani adalah Kepala Bidang Inventarisasi, Data
Informasi dan Dokumentasi Aset, Untuk yang melaksanakan
rekon pada Suban Aset Kota, Suban Aset Kabupaten yang
21

menandatangani adalah Kepala Suban Aset Kota/Suban Aset


Kabupaten (Lampiran 7b).

Pasal 6
Reorganisasi SKPD/UKPD

Pada saat restrukturisasi organisasi ada, ada dampak yang perlu


diperhatikan:
a. Pemecahan SKPD,
SKPD/UKPD A dipecah menjadi SKPD/UKPD B dan
SKPD/UKPD C
A B dan C

Jumlah aset pada SKPD A adalah jumlah aset pada SKPD B +

SKPD C
Jumlah Saldo Akhir aset SKPD sebelum tahun pelaporan =
Saldo awal Aset SKPD B pada tahun pelaporan dan Saldo
awal Aset SKPD C pada tahun pelaporan

B. Untuk SKPD yang merger atau penggabungan antar


SKPD/UKPD tahun pelaporan perlu diperhatikan hal sebagai
berikut:
Adalah penggabungan dua atau lebih SKPD menjadi satu
SKPD/UKPD

D+E=F

Aset SKPD D + Aset SKPD E adalah aset SKPD F


Saldo Akhir Aset SKPD D pada tahun sebelum pelaporan +
Saldo akhir aset SKPD E pada tahun sebelum pelaporan =
Saldo awal Aset SKPD F pada saat pelaporan

Pasal 7
Bagian ketiga
Tahap Pelaporan

(1) Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset, Suku


Badan Pengelola Aset Daerah Kota, Suku Badan Pengelola Aset
Daerah Kabupaten melakukan hal sebagai berikut:
22

a. Menyusun Matriks mutasi Aset Tetap, melakukan input matriks


aset berdasarkan rekap mutasi aset yang ada di BA rekon, diinput
berdasarkan alasan penambahan dan pengurangan aset
didukung dengan bukti pendukung,
b. Mengumpulkan semua Berita Acara Rekonsiliasi
c. Menginventarisasi KIB
d. Membuat daftar Konstruksi Dalam Pengerjaan,
e. Merekap daftar konstruksi dalam pengerjaan sesuai dengan data
yang dari SKPD UKPD.
(2) Bidang Inventarisasi, Data Informasi dan Dokumentasi Aset selain
melakukan Pasal 7 (1) diatas juga melakukan:
A. Membuat mutasi aset tetap Provinsi, menyusun matriks gabungan
aset tetap dari seluruh SKPD, UKPD.
B. Membuat daftar Konstruksi Dalam Pengerjaan Provinsi,
menyusun daftar konstruksi dalam pengerjaan gabungan dari
seluruh SKPD UKPD.
c. Menyusun catatan atas laporan keuangan dari akun terkait
D. Menyampaikan Laporan hasil kegiatan rekonsiliasi ke Bidang
Akuntansi BPKD Provinsi DKI Jakarta sebagai bahan penyusunan
laporan keuangan tahun pelaporan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Keputusan Kepala Badan Pengelola Aset Daerah ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan. Kepada seluruh pegawai Badan Pengelola Aset
Daerah untuk menggunakan Standar Operasional Prosedur tersebut
sebagai acuan dalam penyelesaian tugas yang telah ditetapkan dalam
tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal

KEPALA BADAN PENGELOLA ASET DAERAH


PROVINSI DKI JAKARTA,
23

ACHMAD FIRDAUS
NIP 196405121987031004

Anda mungkin juga menyukai