Anda di halaman 1dari 36

Irma Wachyuni Zainal , S.

Si
SMAN Titian Teras
H. Abdurrahman Sayoeti
Jl. Lintas Jambi-Muara Bulian KM 21 Pijoan
MENU
KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR

3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang


berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
serta ancaman dan pelestariannya
TUJUAN PEMBELAJARAN

o Peserta didik dapat menjelaskan keanekaragaman


flora di Indonesia
o Peserta didik dapat menjelaskan tipe fauna di
Indonesia berdasarkan (garis Wallace dan garis Weber)
o Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan
keanekaragaman hayati di Indonesia
o Peserta didik dapat menjelaskan kegiatan manusia
yang mempengaruhi keanekaragaman hayati
o Peserta didik dapat mengidentifikasi upaya
pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia
MATERI
Keanekaragaman Hayati
Indonesia
Fakta :

1. Keanekaragaman hayati adalah anugerah Tuhan yang sangat besar.


2. Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati nomor
2 di dunia, setelah negara Brazil.
3. Keanekaragaman hayati Indonesia menurut Sastra Pradja meliputi :
Mamalia (300 jenis), Burung (7500 jenis), Reptil (2000 jenis),
Tumbuhan berbiji (25 ribu jenis), Paku-pakuan (1250 jenis), Lumut
(7500 jenis), Algae (7800 jenis), Jamur (72 ribu jenis), serta Monera
(300 jenis).
KEANEKARAGAMAN FLORA DI INDONESIA

No. Flora Kawasan Indonesia Barat Flora Kawasan Indonesia Timur

1. Jenis pohon meranti sangat banyak Jenis pohon meranti sedikit (25 jenis)
(360 jenis)
2. Terdapat berbagai jenis rotan Tidak terdapat berbagai jenis rotan

3. Tidak terdapat hutan kayu putih Terdapat hutan kayu putih

4. Jenis tumbuhan Matoa (Pometia sp) Terdapat berbagai jenis tumbuhan


sedikit Matoa khususnya di Papua

5. Jenis tumbuhan sagu sedikit Banyak terdapat jenis tumbuhan sagu

6. Terdapat berbagai jenis nangka Tidak terdapat jenis nangka


(Artocarpus sp)
PENYEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI
INDONESIA
Meliputi penyebaran flora dan fauna di Indonesia

Keunikan keanekaragaman hayati


Indonesia ditandai oleh :
 Adanya fauna bertipe Oriental, Australis dan peralihan
 Memiliki tumbuhan (Flora) bertipe Malesiana
 Memiliki hewan dan tumbuhan yang endemik
 Memiliki hewan dan tumbuhan yang langka
Fauna tipe
Oriental
Fauna tipe Fauna tipe
Peralihan Australia
Hewan dan Tumbuhan Langka Di
Indonesia
Kelangkaan dan kepunahan suatu jenis makhluk hidup akan menurun tingkat keanekaragaman
suatu ekosistem.
Ada tiga macam tingkat kepunahan, yaitu:
 Mudah terancam punah: jika jenis tersebut kemungkinan sekitar 10% untuk punah dalam waktu
100 tahun
 Terancam punah: jika kemungkinan suatu jenis untuk punah sekitar 20% dalam waktu 20 tahun
10 generasi
 Kritis: jika kemungkinan suatu spesies untuk punah sekitar 50% dalam waktu 5 tahun 2 generasi.

Tumbuhan Langka : Hewan langka :


Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldii) Babi rusa (Babyrousa babyrussa)
Matoa (Pometia pinnata) Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Orang utan (Pongo pygmaeus abelii di sumatra)
Gandaria (Bouea macrophylle)
Pongo pygmaeus di Kalimantan)
Badali (Raermachera gigantea) Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)
Sawo kecik (Manilkara kauki) Maleo (Macrocephalon maleo)
Bendo (Artrocarpus elasticus) Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
Tapir (Tapirus indicus)
Komodo (Varanus komodoensis)
Hewan dan Tumbuhan Langka Di
Indonesia
Matoa (Pometia pinnata)

Gandaria Bendo Sawo kecik


Rafflesia arnoldi(Bouea macrophylle) (Artrocarpus elasticus) (Manilkara kauki)

Harimau sumatra ( Babi rusa Badak Sumatra Maleo


Panthera tigris sumatrae) (Babyrousa (Dicerorhinus sumatrensis) (Macrocephalon
babyrussa) maleo)

Orang utan Komodo Kanguru pohon


(Pongo pygmaeus) (Varanus Tapir (Tapirus (Dendrolagus
komodoensis) indicus) ursinus)
Hewan dan Tumbuhan Endemik Di
Indonesia
Hewan endemik Indonesia, artinya hewan yang hanya ada di Indonesia,
tidak terdapat di negara lain.

Tumbuhan Endemik : Hewan yang endemik :


*Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldii) *Burung Maleo (hanya di Sulawesi)
di hutan-hutan Bengkulu, *Komodo (Varanus komodoensis) yang
Sumatera Barat , Jambi. terdapat di Pulau komodo dan sekitarnya.
*Rafflesia borneensis di *Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)
Kalimantan
*Matoa (Pometia pinnata) di Ujung Kulon-Banten
*Babi rusa
*Ratu slur permata hijau
(Strongylodon macrobotrys) *Musang Sulawesi
*Melati, sebagai bunga bangsa *Tarsius
*Elang jawa, sebagai satwa udara nasional
*Ikan solera merah, sebagi satwa air nasional
Hewan dan Tumbuhan Endemik Di
Indonesia
TIPE HEWAN DI INDONESIA

ORIENTAL
PERALIHAN AUSTRALIA
(ASIA)
ORIENTAL
(ASIA)
Mencakup fauna di wilayah pulau:
•Sumatera
•Kalimantan
•Jawa
•Bali (bagian barat

Karakteristik:
Banyak terdapat jenis hewan menyusui yang berukuran besar
serta berbagai macam kera dan ikan air tawar, arang
ditemukan jenis burung yang berwarna

^ Mamalia berukuran besar.


Misalnya : gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis),
banteng (Bos sondaicus), harimau sumatra
(Panthera tigris sondaicus)
^ Banyak jenis primata.
Misalnya : orang utan sumatra (Pongo pygmaeus obelii),
orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus
pygmaeus), kera (Macaca fascicularis)
^ Warna bulu burung kurang menarik dan tidak beragam.
Misalnya : burung Rangkong (Rhinoplax vigil), murai
(Myophoneus sp)
PERALIHAN

Mencakup fauna di wilayah:


Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara
(bagian tengah)
Pada daerah peralihan atau transisi Oriental-
Australis (Sulawesi dan Nusa Tenggara)
terdapat hewan-hewan dengan ciri khas
tersendiri. Misalnya : komodo (Varanus
komodoensis) di Pulau Komodo (NTT), babi
rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus
depressicornis), dan burung maleo
(Macrocephalon maleo) di Sulawesi
AUSTRALIA

Mencakup fauna di wilayah:


Papua, dan Kepulauan Aru (bagian timur)
Karakteristik:
Banyak terdapat jenis hewan menyusui yang
berukuran kecil dan jenis hewan berkantung, tidak
ada jenis kera, ikan air tawar, dan banyak jenis
burung berwarna
^ Mamalia berukuran lebih Kecil.
^ Memiliki mamalia berkantong.
Misalnya walabi kecil (Dorcopsulus vanheurni),
walabi semak (Thylogale bruijni), kanguru
pohon (Dendrolagus ursinus)
^ Warna bulu burung lebih menarik dan beragam.
Misalnya burung cendrawasih (Paradisaea
minor), burung kasuari (Casuarius casuarius)
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Pangan di Indonesia

Kebutuhan karbohidrat masyarakat Indonesia terutama tergantung pada beras. Sumber


lain seperti jagung, ubi jalar, singkong, talas dan sagu sebagai makanan pokok di
beberapa daerah mulai ditinggalkan.
Selain tanaman pangan yang telah dibudidaya, sebenarnya Indonesia mempunyai 400
jenis tanaman penghasil buah, 370 jenis tanaman penghasil sayuran, 70 jenis tanaman
berumbi, 60 jenis tanaman penyegar dan 55 jenis tanaman rempah rempah. Kita
mempunyai zona ekonomi eksklusif yaitu 200 mil dari garis pantai yang dapat
dipergunakan oleh nelayan untuk mencari nafkah. Budi daya udang , bandeng dan
lele dumbo sangat potensial juga sebagai sumber pangan. Oncom , tempe, kecap,
tape, laru (minuman khas daerah Timor), gatot merupakan makanan suplemen yang
disukai masyarakat Indonesia.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
2. Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Sandang
Kapas, rami, yute, kenaf, abaca, dan acave serta ulat sutera potensial sebagai
bahan sandang. Tanaman ini tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Jawa dan
Kalimantan dan Sulawesi. Di samping itu beberapa Suku di Kalimantan, Irian dan
Sumatera menggenakan kulit kayu, bulu burung serta tulang binatang sebagai
assesoris pakaian mereka. Sementara masyarakat pengrajin batik menggunakan ±20
jenis tanaman untuk perawatan batik tulis termasuk buah lerak yang berfungsi
sebagai sabun. Masyarakat suku Dani di Lembah Baliem Irian Jaya menggunakan 6
macam tumbuhan sebagai bahan sandang. Untuk membuat yokal (pakaian wanita yang
sudah menikah) menggunakan jenis tumbuhan (Agrostophyllum majus) dan
wen (Ficus drupacea). Untuk pakaian anak gadis dipergunakan jenis tumbuhan
kem (Eleocharis dulcis). Untuk membuat koteka/holim yaitu jenis pakaian pria
digunakan jenis tanaman sika (Legenaria siceraria). Sedangkan pakaian perang
terbuat dari mul (Calamus sp).
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
3. Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Papan
Rumah adat di Indonesia hampir semuanya memerlukan kayu sebagai
bahan utama. Semula kayu jati, kayu nangka dan pokok kelapa
(glugu) dipergunakan sebagai bahan bangunan. Dengan makin
mahalnya harga kayu jati saat ini berbagai jenis kayu seperti meranti,
keruing, ramin dan kayu kalimantan dipakai juga sebagai bahan
bangunan.Penduduk Pulau Timor dan Pulau Alor menggunakan lontar
(Borassus sundaicus) dan gewang (Corypha gebanga) sebagai
atap dan dinding rumah. Beberapa jenis palem seperti Nypa fruticas,
Oncosperma horridum, Oncossperma tigillarium dimanfaatkan
oleh penduduk Sumatera, Kalimantan dan Jawa untuk bahan bangunan
rumah. Masyarakat Dawan di Pulau Timor memilih jenis pohon timun
(Timunius sp), matani (Pterocarpus indicus), sublele
(Eugenia sp) sebagai bahan bangunan disamping pelepah lontar,
gewang dan alang-alang (Imperata cyllndrica) untuk atap.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
4. Keanekaragaman Hayati sebagai Sumber Obat–obatan
Indonesia memiliki 940 jenis tanaman obat, tetapi hanya 120 jenis yang masuk dalam Materia
medika Indonesia. Masyarakat pulau Lombok mengenal 19 jenis tumbuhan sebagai obat
kontrasepsi. Jenis tersebut antara lain pule, sentul, laos, turi, temulawak. Alang-alang,
pepaya, sukun, lagundi, nanas, jahe, jarak, merica, kopi, pisang, lantar, cemara,
bangkel, dan duwet. Bahan ini dapat diramu menjadi 30 macam. Masyarakat jawa juga
mengenal paling sedikit 77 jenis tanaman obat yang dapat diramu untuk pengobatan segala
penyakit Masyarakat Sumbawa mengenal 7 jenis tanaman untuk ramuan minyak urat yaitu
akar salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang, kayu sengketan, kayu
sekeal, kayu tulang. Masyarakat Rejang Lebong Bengkulu mengenal 71 jenis tanaman obat.
Untuk obat penyakit malaria misalnya masyarakat daerah ini menggunakan 10 jenis
tumbuhan. Dua di antaranya yaitu Brucea javanica dan Peronemacanescens
merupakan tanaman langka. Cara pengambilan tumbuhan ini dengan mencabut seluruh
bagian tumbuhan, mengancam kepunahan tanaman ini. Masyarakat Jawa Barat mengenal 47
jenis tanaman untuk menjaga kesehatan ternak terutama kambing dan domba. Di antara
tanaman tersebut adalah bayam, jambe, temu lawak, dadap, kelor, lempuyang,
katuk. Masyarakat Alor dan Pantar mempunyai 45 jenis ramuan obat untuk kesehatan ternak
sebagai contoh kulit kayu nangka yang dicampur dengan air laut dapat dipakai untuk obat
diare pada kambing. Di Jawa Timur dan Madura dikenal 57 macam jamu tradisional untuk
ternak yang menggunakan 44 jenis tumbuhan. Jenis tumbuhan yang banyak digunakan adalah
marga curcuma (temuan-temuan). Di daerah Bone Sulawesi Utara ada 99 jenis tumbuhan
dari 41 suku yang diprgunakan sebagai tanaman obat. Suku Asteraceae, Verbenaceae,
Malvaceae, Euphorbiaceae, dan Anacardiaceae merupakan suku yang paling banyak
digunakan.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
5. Keanekaragaman hayati sebagai sumber Kosmetik

Potensi keanekaragaman hayati sebagai kosmetik tradisional telah lama


dikenal. Penggunaan bunga-bungaan sepeti melati, mawar, cendana,
kenanga, kemuning lazim dipergunakan oleh masyarakat terutama Jawa
untuk wewangian dan berhasiat menghaluskan kulit. Tanaman pacar
digunakan untuk pemerah kuku, sedangkan ramuan daun mangkokan,
pandan, melati dan minyak kelapa dipakai untuk pelemas rambut. Di
samping itu masyarakat Jawa juga mengenal ratus yang diramu dari 19
jenis tanaman sebagai pewangi pakaian, pemangi ruangan dan sebagai
pelindung pakaian dari serangan mikroorganisme. Di samping semuanya
ini Indonesia mengenal 62 jenis tanaman sebagai bahan pewarna alami
untuk semua keperluan, seperti misalnya jambu hutan putih yang
digunakan sebagai pewarna jala dan kayu malam sebagai cat batik.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
6. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Indonesia memiliki kurang lebih 350 etnis dengan keanekaragaman agama,
kepercayaan, dan adat istiadatnya. Dalam upacara ritual keagamaan atau
dalam upacara adat banyak sekali sumber daya hayati yang dipergunakan.
Sebagai contoh, ummat Islam menggunakan sapi dan kambing jantan
dewasa pada setiap hari raya korban, umat nasrani memerlukan pohon
cemara setiap natal.
Umat Hindu membutuhkan berbagai jenis sumber daya hayati untuk setiap
upacara keagamaan yang dilakukan. Banyak jenis pohon di Indonesia yang
dipercaya sebagai pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat seperti
beringin, bambu kuning (di Jawa). Upacara kematian di Toraja
menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap mempunya nilai
magis untuk ramuan memandikan mayat misalnya limau, daun kelapa,
pisang dan rempah-rempah. Disamping itu dipergunakan pula kerbau
belang. Pada upacara ngaben di Bali dipergunakan 39 jenis tumbuhan. Dari
39 jenis tersebut banyak yang tergolong penghasil minyak atsiri dan bau
harum seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih dan
cendana. Jenis lain yaitu dadap dan tebu hitam diperlukan untuk,
kelapa gading diperlukan untuk menghanyutkan abu ke sungai.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Fungsi dan Manfaat Keanekaragaman Hayati
Pada masyarakat Minangkabau dikenal juga upacara adat. Jenis tanaman yang
banyak dipergunakan dalam upacara adat ini adalah padi, kelapa, jeruk, kapur
barus, pinang dan tebu. Budaya nyekar di DIY merupakan upacara mengirim
doa pada leluhur. Upacara ini juga menggunakan berbagai jenis tumbuhan bunga
yaitu mawar, kenanga, kantil, dan selasih. Untuk pembuatan kembar mayang
pada pesta perkawinan suku Jawa dipergunakan jenis tumbuhan yaitu janur
muda dari kelapa, mayang (bunga pinang), beringin, kemuning, daun
spa-spa (Flemingialineata), daun kara (phaseolus lunatus), daun maja,
alang slang, daun kluwih (Artocarpus cornmunis), daun salam, daun
dadap, daun girang, dan daun andhong. Disamping itu dikenal juga
pemotongan ayam jantan untuk ingkung yang biasanya ayam berbulu putih
mulus atau ayam berbulu hitam mulus (ayam cemani). Aneka tanaman
yang dipergunakan untuk upacara memandikan keris di Yogyakarta adalah jeruk
nipis, pace, nanas, kelapa, cendana, mawar, melati, kenanga, dan
kemenyan. Selain melekat pada upacara adat, kekayaan sumber daya hayati
Indonesia tampak pada hasil-hasil kerajinan daerah dan kawasan. Misalnya
kerajinan mutiara, dan kerang-kerangan di Nusa Tenggara dan Ambon,
kerajinan kenari di Bogor, daerah. Pada hari lingkungan hidup sedunia ke-18,
Presiden RI menetapkan melati sebagai puspa bangsa, anggrek bulan sebagai
puspa pesona dan bunga raflesia sebagai puspa langka. Tiga satwa langka yang
ditetapkan sebagai satwa nasional adalah Komodo, ikan siluk merah dan elang
jawa. Kerajinan batik dan tenun ikat, kerajinan tikar, patung, dan lain-
lain.
Penyebab Hilangnya Keanekaragaman
Hayati
1. Hilangnya Habitat dan fragmentasi
Hilangnya habitat adalah menyusutnya materi pada tempat yang sesuai untuk hidup
Fragmentasi habitat adalah pemisahan suatu habitat menjadi lebih kecil lagi
Degradasi habitat adalah kerusakan habitat karena polusi, misalnya hujan asam,
eutrofikasi, efekrumah kaca.
2. Pencemaran Tanah, Udara dan Air
3. Perubahan Iklim Global
4. Eksploitasi tanaman dan hewan secara berlebihan
5. Adanya spesies pendatang/ Spesies-spesies eksotik (introduksi spesies)
Introduksi spesies adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu
wilayah yang telah memiliki spesies lokal.
Mis. : di Indonesia, penggunaan padi unggul telah menyebabkan punahnya
padi tradisional
6. Industrialisasi Pertanin dan Hutan
Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi
Keanekaragaman Hayati

1. Pembukaan Hutan
2. Pengurukan Lahan Basah
3. Usaha Pertambangan
4. Pencemaran Lingkungan
5. Seleksi
Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap
Keanekaragaman Hayati

Plasma Kerusakan laut


nuftah

Kerusakan
hutan
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan pelestarian
(konservasi) keanekaragaman hayati

Tujuan Pelestarian (Konservasi) :


Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan
Mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan
yang tidak terkendali
Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budidaya
kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan maupun hewan ternak
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
Pemanfaatan SDA melalui usaha-usaha pelestarian:
a. Tebang pilih
b. Reboisasi
c. Penangkapan musiman
d. Penganekaragaman bahan pangan

Pelestarian SDA dengan perlindungan alam (konservasi) :


a. Pelestarian In situ, terdiri dari: b. Pelestarian ex situ, terdiri dari:
1) Cagar alam
1) Kebun koleksi
2) Suaka margasatwa
3) Taman nasional 2) Kebun botani/raya
4) Taman wisata alam 3) Kebun binatang
5) Taman laut
4) Kebun plasma nutfah
6) Hutan lindung
7) Taman Hutan raya
5) Taman safari
8) Cagar Biosfer
9) Taman Wisata
10) Taman Buru
Perlindungan Pemandangan
Alam: Ngarai Sianok

Perlindungan alam
terbimbing:
Kebun Raya Bogor

Taman Nasional: Way Kambas


Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
Pelestarian In-situ, terdiri dari:
1. Cagar alam yaitu kawasan suaka alam yang memiliki tumbuhan, hewan, ekosistem
khas yang perkembangannya tergantung pada alam itu sendiri sehingga perlu
dilindungi.
Contoh : Cagar Alam Hutan Pinus janthoi di Aceh, Cagar Alam Lembah Anai
di Sumbar, Cagar Alam Rafflesia di Bengkulu, Cagar Alam Bukit Kelam
Sintang di Pontianak, Cagar Alam Arjuno Lalijiwo di Jawa Timur, Cagar
Alam Kepulauan Krakatau di Selat Sunda
2. Suaka Margasatwa yaitu kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa (hewan) yang untuk kelangsungan hidupnya,
dikhususkan untuk perlindungan dan pelestarian satwa yang dilakukan pembinaan
terhadap habitatnya.
Contoh : Suaka Margasatwa Muara Angke, Suaka Margasatwa Balai Raja di
Bengkalis, Suaka Margasatwa Cikepuh di Sukabumi, Suaka Margasatwa
Pulau Semana di Berau
3. Taman Wisata Alam yaitu kawasan pelestarian alam dengan tujuan untuk
kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.
Contoh : Taman Wisata Alam Lembah Hijau di bandar Lampung
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
4. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang
dikelola dengan sistem zonasi. Taman ini biasanya dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, dan
rekreasi alam.
Contoh : Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh,
Taman Nasional Kerinci seblat di Jambi, Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan di Bengkulu, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango di Cianjur, Taman Nasional Gunung
Rinjani di Mataram, Taman Nasional Meru Betiri di Jember, Taman
Nasional Teluk Cenderawasihdi Monokwari, Taman Nasional Kelimutu di
Flores, Taman Nasional Tanjung Putting di Kalimantan Barat
5. Taman Laut adalah Wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan
alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam dan bertujuan melindungi plasma
nutfah di lautan
Contoh : Taman Laut Bunaken
6. Hutan Lindung
Kawasan hutan alam yang biasanyaterletak di daerah pegunungan yang dikonservasi
untuk melindungi lahan agar tidak tererosi
Contoh : Hutan Lindung Tangse Pidie Aceh
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
7. Hutan Wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayah perlu
dibina dan dipertahankan sebagai hutan bagi kepentingan pendidikan, konservasi dan
rekreasi
Contoh : Hutan Wisata Mangrove Penagan
8. Cagar Biosfer adalah kawasan yang terdiri atas ekosistem yang telah mengalami
degradasi yang dilindungi
dan dilestarikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
Kawasan dengan ekosistem terrestrial dan pesisir yang melaksanakan konservasi
biodiversitas melalui pemanfaatan ekosistem berkelanjutan
Contoh : Cagar Biosfer Tanjung putting, Cagar Bioser Blambangan
9. Taman Hutan Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam yang bertujuan
mengoleksi tumbuhan dan satwa alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli yang
bermanfaat untuk kepentingan penelitian, pendidikann, pariwisata dan rekreasi
Contoh : Tahura Bukit Barisan di Sumatera Utara, Tahura Cut Nyak Dien di
Aceh, Tahura Ir. Djuanda di Jawa Barat, Tahura Ngargoyoso di Jawa tengah

dan Tahura Ngurah Rai di Bali


10. Taman buru yaitu kawasan yang didalamnya terdapat potensi satwa buru yang
diperuntukkan untuk rekreasi berburu.
Contoh : Taman Buru Pulau Pini di Sumut, taman Buru Semidang Bukit
kelabu di bengkulu Taman Buru Gunung Masigit dan Kareumbu di
Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati Indonesia
Pelestarian ex situ, terdiri dari:
1. Kebun Binatang adalah tempat penangkaran hewan yang berasal dari berbagai
daerah untuk dipelihara dan dikembangbiakkan
Contoh : Kebun Binatang Ragunan
2. Kebun Botani/Kebun Raya adalah tempat berbagai jenis tumbuhan yang berasal
dari berbagai tempat dan dipelihara sebagai bahan penelitian, rekreasi dan
perlindungan
Contoh : Kebun Raya Bogor
3. Taman Safari
Tempat penangkaran hewan yang berasal dari berbagai daerah
Contoh : Taman Safari Puncak
4. Kebun koleksi adalah kebun yang digunakan untuk mengoleksi Sumber Daya
Genetik Tanaman dalam bentuk hidup.
Contoh : Kebun koleksi kelapa di bone-bone, buah-buahan di paseh
5. Kebun Plasma Nutfah adalah perkebunan yabg memiliki tingkat keanekaragaman
yang tinggi dari segi tanaman yang dibudidayakan, dan merupakan salah satu kebun
koleksi, tapi dimana cakupan tanaman yang dibudidayakan luas.
Contoh : Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan Puslit Bioteknologi Cibinong.
TERIMA KASIH

§(^_^)§

Anda mungkin juga menyukai