Bunga Kenanga (Cananga Odorata) merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini
satu suku dengan sirsak dan srikaya, yaitu suku Annonaceae. Ditinjau dari sosok
tanamannya, Bunga Kenanga ini dibedakan atas 2 jenis, yaitu: jenis pohon dan jenis
perdu, akan tetapi, keduanya termasuk dalam spesies yang sama. Tanaman Kenanga
yang berbentuk pohon tingginya bisa mencapai 20-30 meter, sedangkan yang
berbentuk perdu tingginya hanya mencapai 1-3 meter. Kenanga merupakan tanaman
yang berpotensi cukup tinggi.
Secara tradisional, bunganya berfungsi sebagi bunga tabur di pemakaman, campuran
bunga rampai atau sebagai hiasan pada sanggul wanita. Bunga Kenanga juga dapat
mendatangkan devisa, dari bunganya yang wangi terkandung minyak atsiri. Selain itu
bagian batangnya mempunyai nilai ekonomis, kayunya yang ukuran besar dapat
dimanfaatkan untuk membuat berbagai perkakas rumah tangga, peti, dan sebagainya.
Anggrek Tien Soeharto
Salah satu jenis tumbuhan (jenis anggrek) yang endemik atau yang hanya tumbuh di
Sumatera Utara adalah Anggrek Tien Soeharto atau sering juga disebut dengan
Anggrek Hartinah (Cymbidium Hartinahianum). Habitatnya ditemukan di Desa
Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten Tapanuli Utara (berbatasan dengan
Kabupaten Dairi). Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum dari kota Medan melalui kota Sidikalang (ibukota Kabupaten Dairi)
sejauh 400 km, selama lebih kurang 5 jam perjalanan.
Anggrek ini pertama kali ditemukan oleh Rusdi E. Nasution, seorang peneliti dari
Herbarium LBN/LIPI Bogor pada tahun 1976. Ketika itu, anggrek ini tidak
ditemukan dalam berbagai pusta maupun dalam koleksi. Kemudian oleh peneliti
tersebut bersama peneliti lainnya J. B. Comber memberi nama ilmiah Cymbidium
Hartinahianum yang juga berarti anggrek Tien Soeharto pada hasil temuannya.
Penabalan nama Ibu Negara pada jenis anggrek ini merupakan penghargaan atas jasa-
jasanya dalam rangka pengembangan dunia peranggrekan di Indonesia.