Anda di halaman 1dari 2

MENELAAH LITERATUR

Berdasarkan buku atau jurnal

Nama : Fitria Rahmi Mardhatillah


NIM : 21136009
Mata Kuliah : Pengantar Geografi
Dosen Pengampu : Fitriana Syahar, S.Si., M.Si

Defenisi Filasaf Ilmu


Filsafat Ilmu, sebagai cabang dari Ilmu Filsafat dapat dipandang dari dua sisi, sebagai sebuah
disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis proses keilmuan. Filsafat Ilmu membicarakan objek khusus
yaitu ilmu pengetahuan sebagai kajiannya. Lebih jauh Filsafat ilmu sekaligus juga merupakan kerangka
dalam proses penggalian ilmu atau memberikan perspektif untuk melihat hakikat ilmu dan menjelaskan
landasan filosofisnyaBanyak orang menganggap bahwa Filsafat Ilmu identik dengan Sejarah ilmu.
Kemudian objek kajian Filsafat Ilmu dapat menjadi berhmpitan dengan Sosiologi Ilmu. Buku ini dapat
menjelaskan perbedaan itu, dan menekankan
bahwa Sosiologi ilmu lebih membahas kaitan antara proses keilmuan tertentu dengan faktor-faktor
lain di luar keilmuan, misalnya ideologi, tradisi, keagamaan, otoritas politik, dan ekonomi.
Filsafat Ilmu merupakan pemikiran reflektif, radikal, kritis, dan mendasar atas berbagai persoalan
mengenai ilmu pengetahuan. Filsafat Ilmu menjadi sangat penting artinya untuk melihat rancang bangun
keilmuan, baik ilmu kealaman, kemasyarakatan (sosial), dan humanitas (termasuk ke – Islaman)sekaligus
menganalisis kosekuensi logis dari pola pikir yang
mendasarinya, sehingga ekses-ekses yang ditimbulkan dapat dipahami dan akhirnya dapat
dikontrol dengan baik (hal 29). Untuk memahami lebih jauh proses dan hasil keilmuan pada jenis ilmu
apapun, ditentukan oleh landasan filosofis, asumsi dasar ataupara digma, dan kerangka teori ilmu
tersebut.

Sumber ; Jurnal Sosioteknologi Edisi 7 Tahun 5, April 2006

Defenisi Filsafat Ilmu Geografi

 Secara aplikasi, peranan geografi sebagai suatu ilmu mengalami perkembangan seiring dengan
kebutuhan dan tantangan pada jamannya.

 Pada saat sebelum masehi dan abad 15 setelah masehi, keingintahuan tentang bumi baik secara
fisik/alam maupun manusia begitu dominan. Sehingga saat itu perjalanan dan pengukuran
permukaan bumi dilakukan secara intensif. Peranan historigeografi dan ilmu alam saat itu sangat
penting.
 Abad pertengahan (Abad 15 M), ekspansi permukaan bumi melalui perjalanan untuk
perdagangan, penjelajahan, dan penyebaran agama sangat dominan sehingga dikenal dengan
konsep libenstraum. Pengetahuan tentang bumi tidak hanya disebarluaskan melalui persekolahan,
tapi juga dibentuk perkumpulan2 geograf yg bertugas menyebarluaskan berbagai ekspedisi.
Jurnal geografi pun diterbitkan untuk memperluas dan mensupport dan penggalian tentang
permukaan bumi.
 Abad 15 dan 19, semangat penjelajahan masih tetap tinggi, namun posisinya bertambah bahkan
menjadi semakin strategis. Dipersekolahan geografi diberikan untuk mengenal lebih jauh
karakteristik negara sendiri dan negara lain. Tujuan utamanya adalah memperkuat nasionalisme
dan community sentiment, membangun bahwa kita adalah satu kesatuan.
 Masa setelah perang dunia II atau Tahun 1950 an, membawa perubahan besar dalam geografi
baik scr praktis maupun teoritis. Masa itu adl masa krisis ekonomi, rekonstruksi dan
dekolonialisasi, banyak negara yg mengalami perubahan politik dan tata ruang. Studi nomotetik
dg pendekatan restruktural keruangan menjadi populer. Metode kuantitatifpun diaplikasikan
untuk menganalisis lokasi, pusat2 pertumbuhan dan pelayanan, serta kiat2 memacu pertumbuhan
ekonomi dg pemanfaatan sumberdaya scr optimal.
 Postmodernsm Tahun 1980 an, merupakan bentuk perkembangan ilmu geografi lebih lanjut.

Sumber : https://jurnal.ugm.ac.id/mgi |44. Furqan Ishak Aksa, dkk /Majalah Geogra Indonesia,
Vol. 33 No.1, Maret 2019 : 43-47. geosfer di permukaan bumi.

Anda mungkin juga menyukai