Anda di halaman 1dari 48

Pengertian UUD 1945

UUD 1945 adalah Hukum dasar tertulis (basic


law)
Dulu : Pembukaan, batang tubuh, penjelasan
Sekarang: Pembukaan, Pasal-pasal
Undang Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-
garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara negara
lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. sedangkan aturan-aturan
yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepeda undang-undang
 yang lebih mudah caranya membuat, merubah dan mencabut.
Sejarah UUD 1945
sidang 14-21
Oktober
7-18
Agustus
BPUPKI 1999 2000

1-9
SIDANG
5 juli 1959 November
PPKI
2001

17
1-11
27 des
1949
Agustus
1950
Agustus
2002
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 4

TAP MPR Nomor III/MPR/2000 Tentang


Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan
Substansi: Amanat TAP MPR No. I/MPR/2003: Hasil Kajian:

TAP MPR RI No. III/MPR/2000 UU No. 10 Tahun 2004


UUD 1945 UUD 1945
TAP MPR
UU UU/PERPU
PERPU PP
PP
PERPRES
KEPRES
PERDA PERDA
Undang-Undang No.12 Tahun 2011
tata urutan peraturan perundang-undangan

UUD 1945

TAP MPR

UU/Peraturan pemerintah pengganti


undang-undang

Peraturan pemerintah

Peraturan presiden

peraturan provinsi

Peraturan Daerah
1 HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN
PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Dasar Pemikiran
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Perubahan Tujuan Perubahan

• Amandemen UUD 1945 Jumlah: • Kekuasaan tertinggi di Menyempurnakan aturan


• Penghapusan doktrin • 16 bab tangan MPR dasar:
• 37 pasal • Kekuasaan yang sangat • Tatanan negara
Dwi Fungsi ABRI
• 49 ayat besar pada Presiden • Kedaulatan Rakyat
• Penegakan hukum, HAM, • 4 pasal Aturan Peralihan • Pasal-pasal multitafsir • HAM
dan pemberantasan KKN • 2 ayat Aturan Tambahan • Pengaturan lembaga • Pembagian kekuasaan
• Otonomi Daerah • Penjelasan negara oleh Presiden • Kesejahteraan Sosial
• Kebebasan Pers melalui pengajuan UU • Eksistensi negara
• Mewujudkan kehidupan • Praktek ketatanegaraan demokrasi dan negara
demokrasi tidak sesuai dengan jiwa hukum
Pembukaan UUD 1945 • Sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan bangsa

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

Jumlah: • Sidang Umum MPR 1999 • Tidak mengubah


Pembukaan UUD 1945 • Pasal 3 UUD 1945
• 21 bab
Tgl.14-21 Okt 1999 • Tetap mempertahankan • Pasal 37 UUD 1945
• 73 pasal
• Sidang Tahunan MPR 2000 NKRI
• 170 ayat • Mempertegas sistem • TAP MPR No.IX/MPR/1999
• 3 pasal Aturan Peralihan Tgl.7-18 Agt 2000 presidensiil • TAP MPR No.IX/MPR/2000
• 2 Pasal AturanTambahan • Sidang Tahunan MPR 2001 • Penjelasan UUD 1945
• Tanpa Penjelasan yang memuat hal-hal • TAP MPR No.XI/MPR/2001
Tgl.1-9 Nov 2001 normatif akan dimasukan
• Sidang Tahunan MPR 2002 ke dalam pasal-pasal
(Batang Tubuh)
• Perubahan dilakukan
Tgl.1-11 Agt 2002 dengan cara “adendum”
2 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945

PEMBUKAAN

(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksana
kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
VISI DAN MISI BERNEGARA BERDASARKAN PANCASILA

Menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil


dan makmur

Melindungi Mencerdaskan
Memajukan Ikut melaksanakan
segenap bangsa kehidupan
kesejahteraan ketertiban dunia
Indonesia dan bangsa
umum berdasarkan
seluruh tumpah
kemerdekaan,
darah Indonesia
perdamaian abadi dan
keadilan sosial
Hubungan Antara Pembukaan UUD
1945 dengan Pasal-Pasal UUD 1945
Sifat hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD
1945, adalah:
1) Bagian pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945 merupakan segolongan
pernyataan yang tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’ dg pasal-pasal dalam UUD
1945

2)  Bagian keempat, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan yang bersifat ‘kasual
organis’ dengan pasal-pasal UUD 1945 yang mencakup beberapa segi sbb:
Undang-Undang Dasar ditentukan akan ada
Yang diatur dalam UUD, adalah tentang pembentukan pemerintahan negara yang
memenuhi persyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggara negara
Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat
Ditetapkannya dasar negara

By: @arifwicaksono92
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945
Berdasarkan sifat kesatuan antara pembukaan UUD 1945 dengan
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, maka sifat hubungan
antara pembukaan dengan proklamasi adalah sbb:
1. Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakannya proklamasi
pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu menegakkan hak kodrat
dan hak moral dari setiap bangsa akan kemerdekaan
2. Memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya proklamasi
17 Agustus 1945, yaitu bahwa perjuangan gigih bangsa
Indonesia dalam menegakkan hak kodrat dan hak moral
3. Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakan
proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu bahwa kemerdekaan bangsa
Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan luhur, disusun
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia

By: @arifwicaksono92
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945

ALINE TIMELINE MAKNA


A
I SEBELUM ALASAN MERDEKA
KEMERDEKAAN
II MENJELANG PROSES PERJUANGAN
KEMERDEKAAN
III SAAT PERNYATAAN MERDEKA
KEMERDEKAAN
IV SESUDAH MENGISI KEMERDEKAAN
KEMERDEKAAN

By: @arifwicaksono92
TIGA GARIS BESAR BATANG
TUBUH/PASAL-PASAL UUD 1945
1. HAL BENTUK NEGARA
2. HAL LEMBAGA NEGARA
3. HAL WARGA NEGARA
DIJABARKAN DALAM BENTUK BAB-BAB
BAB I : BENTUK NEGARA BAB IX: KEKUASAAN KEHAKIMAN
BAB II : MPR BAB X : WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
BAB III : KEKUASAAN PEMERINTAHAN BAB XA: HAK ASASI MANUSIA
BAB V : KEMENTERIAN NEGARA BAB XI: AGAMA
BAB VI: PEMERINTAH DAERAH BAB XII: PERTAHANAN - KEAMANAN
BAB VII : DPR
BAB XIII: PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN
BAB VIIA: DPD
BAB XIV: PEREKONOMIAN-KESEJAHTERAAN
BAB VIIB: PEMILU
BAB XV: BENDERA,BAHASA,LAMBANG,LAGU
BAB VIII : HAL KEUANGAN
By: BAB XVI: PERUBAHAN UUD
@arifwicaksono92
BAB VIIIA: BPK
3 BAB BENTUK DAN KEDAULATAN
(Pasal 1)

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan


dilaksanakan menurut UUD ***)

Negara Kesatuan Berbentuk Republik

Negara Hukum ***)


4 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945

Presiden/
BPK Wakil DPR MPR DPD MA MK
Presiden
bank
kpu sentra
Kementerian
Negara badan-badan lain
yang fungsinya
KY
l dewan
pertimbangan berkaitan dengan
kekuasaan
TNI/POLRI kehakiman PUSAT

PERWAKILAN BPK PEMDA PROVINSI Lingkungan DAERAH


PROVINSI Peradilan
KPD DPRD Umum
Agama
PEMDA KAB/KOTA Militer
TUN
KPD DPRD
5 Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR PRESIDEN MK MA

Pasal 24 (1)***
Pasal 20 (1)* Pasal 4 (1) memegang kekuasaan
memegang memegang kehakiman yang merdeka untuk
kekuasaan kekuasaan menyelenggarakan peradilan
membentuk UU pemerintahan guna menegakkan hukum dan
keadilan
6 BAB MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA
DPR
MPR ANGGOTA
DPD
dipilih melalui Pasal 2 (1)**** dipilih melalui
pemilu pemilu

Wewenang
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang 4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
3 ayat (2)***/**** ]; 5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
Presiden dalam masa jabatannya menurut politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
(3)***/****]; kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai
berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat
(3)****].
7 BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden/Wakil Presiden

Calon Presiden dan calon Wakil Presiden dan Wakil Presiden


Presiden harus seorang warga dipilih dalam satu pasangan
negara Indonesia sejak secara langsung oleh rakyat
kelahirannya dan tidak pernah [Pasal 6A (1)***]
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya Presiden/ Presiden dan Wakil Presiden
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta Wakil Presiden memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya
mampu secara rohani dan dapat dipilih kembali dalam
jasmani untuk melaksanakan jabatan yang sama, hanya
tugas dan kewajiban sebagai untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 7 *)
[Pasal 6 (1)***]

Wewenang, Kewajiban, dan Hak


Antara lain:
1. “…memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD “[Pasal 4 (1)];
2. “…berhak mengajukan RUU kepada DPR” [Pasal 5 (1)*];
3. “…menetapkan peraturan pemerintah” [Pasal 5 (2)*];
4. “…memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”[Pasal 9 (1)*];
5. “…memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU” (Pasal 10);
6. “…dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain” [Pasal 11 (1)****];
7. “…membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR” [Pasal 11 (2)***];
8. “…menyatakan keadaan bahaya” (Pasal 12);
9. “…mengangkat duta dan konsul” [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
10. “…menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 13 (3)*];
11. “…memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA” [Pasal 14 (1)*];
12. “…memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 14 (2)*];
13. “…memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU” (Pasal 15)*;
14. “…membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden” (Pasal 16)****;
15. Tentang pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
16. Tentang pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
17. Tentang hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
18. Tentang pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
19. Tentang peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
20. Tentang penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
21. Tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
22. Tentang pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
8 BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat

KPU MPR

1 4 5
Presiden dan Wakil memperoleh jumlah melantik
Presiden dipilih Calon suara >50% dalam [Pasal 3 (2)
pemilu dengan ***/****]
dalam satu Presiden 3
sedikitnya 20% di Presiden/
pasangan secara dan Pemilu setiap Prov. yang sebelum
langsung oleh
Wapres
Wapres tersebar di lebih memangku
rakyat dari 1/2 jml Prov. jabatan, Presiden dan
[Pasal 6A (3)***] bersumpah di Wakil Presiden
[Pasal 6A (1)***] 2
hadapan memegang
diusulkan sebelum [Pasal 9 (1)*] jabatan selama
pemilu lima tahun, dan
[Pasal 6A (2) ***] sesudahnya
dapat dipilih
4a kembali dalam
dalam hal tidak ada jabatan yang
pasangan calon terpilih, dua sama, hanya
pasangan calon yang untuk satu kali
Parpol/ Gab. Parpol mendapat suara terbanyak masa jabatan.
Peserta Pemilu 1 dan 2 dlm pemilu dipilih (Pasal 7 *)
oleh rakyat secara langsung
dan yg memperoleh suara
terbanyak dilantik
[Pasal 6A (4)****]
RAKYAT
9 BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

3 2
Pasal 7B (2) Pasal 7B (1)
Presiden
dan/atau Wakil
4 1
Pasal 7B (3) Pasal 7A Presiden
Usul diberhentikan
diterima

MK DPR MPR
Usul tidak
7 diterima
Pasal 7B (6)
6 8
Pasal 7B (7) Presiden
5 Pasal 7B (4) Pasal 7B (5)
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat

1. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A ***);


2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)***];
3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)***];
4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)***];
5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4) ***];
6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)***];
7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6) ***];
8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)***].
1 BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian

0 grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi


gelar dan tanda jasa

5
6 grasi dan
pertimbangan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*]

MA Presiden DPR
7
1 2
amnesti dan
Mengangkat Pertimbangan
abolisi
Duta dan Duta
[Pasal 14 (2)*]
Konsul [Pasal 13 (2) *]
[Pasal 13 (1)]
3
menerima
penempatan 4
duta negara pertimbangan
lain
[Pasal 13 (3)*]
8
pertimbangan

9
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain
tanda kehormatan yang diatur dengan undang-
undang (Pasal 15 *)
1 BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DAN BAB KEMENTERIAN NEGARA

1
1
memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
[Pasal 4 (1)]

2
dalam melakukan
Presiden kewajiban dibantu oleh
satu orang Wapres
4
dibantu [Pasal 4 (2)]
menteri negara [Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
3
membidangi urusan tertentu membentuk
dalam pemerintahan dewan pertimbangan #)
[Pasal 17 (3)*] (Pasal 16) ****

#) DPA dihapus
1 BAB PEMERINTAHAN DAERAH

2 NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan


daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**]

Gubernur, PEMERINTAHAN DAERAH


Bupati, Walikota Anggota DPRD
KEPALA PEMERINTAH
dipilih secara DPRD dipilih melalui
DAERAH
demokratis pemilu
mengatur dan mengurus sendiri urusan [Pasal 18 (3) **]
[Pasal 18 (4)**]
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat
[Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan
[Pasal 18 (6)**]
1 BAB PEMERINTAHAN DAERAH
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
32
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan UU dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18A (1)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber


daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan UU [Pasal 18A (2)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan


daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan UU [Pasal 18B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan


masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip NKRI, yang diatur dalam UU [Pasal 18B (2)**]
14 BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Anggota DPR
dapat
diberhentikan dari
Anggota DPR jabatannya, yang
dipilih melalui
pemilihan umum DPR syarat-syarat dan
tata caranya diatur
dalam undang-
[Pasal 19 (1)**]
undang
(Pasal 22B**)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


1. “…memegang kekuasaan membentuk UU” [Pasal 8. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden
20 (1)*] ; dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*]
2. “…memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan ;
fungsi pengawasan” [Pasal 20A (1)**] ; 9. tentang persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
3. “…mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak 10. tentang pembahasan dan persetujuan atas RAPBN
menyatakan pendapat” [Pasal 20A (2)**] ; yang diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***]
4. tentang pengajuan usul pemberhentian Presiden ;
dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ; 11. tentang pemilihan anggota BPK dengan
5. tentang persetujuan dalam menyatakan perang, memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]
membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 (1) ;
dan (2)****] ; 12. tentang persetujuan calon hakim agung yang
6. tentang pemberian pertimbangan kepada diusulkan oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;
Presiden dalam pengangkatan duta [Pasal 13
13. tentang persetujuan pengangkatan dan
(2)*] ;
pemberhentian anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;
7. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden
14. tentang pengajuan tiga orang calon anggota hakim
dalam menerima penempatan duta negara lain
konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
[Pasal 13 (3)*] ;
1 BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU
5
4a
tidak boleh
diajukan lagi
dalam persi-
TIDAK dangan masa itu 4b
1a
memegang kekuasaan [Pasal 20 (3)*] mengesahkan
membentuk UU [Pasal 20 (4)*]
4
[Pasal 20 (1)*] 4c
persetujuan dalam hal RUU
anggota berhak YA
bersama tidak disahkan,
mengajukan usul RUU
(Pasal 21*) dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
3
diundangkan
DPR RUU
Presiden [Pasal 20 (5)**]

dibahas bersama
2
[Pasal 20 (2)*]
ikut
membahas
1b UU
DPD memberi
berhak mengajukan
RUU
pertimbangan
[Pasal 5 (1)*]

RUU
tertentu
1 BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah pengganti UU
6
1 3b
dalam hal ihwal kegentingan yang harus dicabut
memaksa, berhak menetapkan [Pasal 22 (3)]
peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang
[Pasal 22 (1)] TIDAK

3 3a

Presiden DPR persetujuan YA


menjadi
UU

2
peraturan pemerintah
pengganti UU itu harus
mendapat persetujuan
[Pasal 22 (2)]
1 BAB DEWAN PERWAKILAN DAERAH

7
Anggota DPD dipilih dari
setiap provinsi melalui
Anggota DPD dapat
Pemilu.
Anggota DPD dari setiap diberhentikan dari

DPD
provinsi jumlahnya sama jabatannya, yang syarat-
dan jumlah seluruh syarat dan tata caranya
anggota DPD itu tidak lebih diatur dalam undang-
1/3 jumlah anggota DPR.
[Pasal 22C (1)*** dan undang
(2)***] [Pasal 22D (4)***]

Wewenang
1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)***];
2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)***];
3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan
RAPBN [Pasal 22D (2)***];
4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)***];
5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)***].
1 BAB DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pembentukan UU tertentu
8

4a UU
tidak boleh diajukan lagi tertentu
dalam persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)*] TIDAK

4 4b
mengesahkan
persetujuan YA [Pasal 20 (4)*]
bersama
1 4c
dapat dalam hal RUU tidak
mengajukan disahkan, dalam
[Pasal 22D (1)***] waktu 30 hari, RUU
3 tersebut sah
DPD RUU DPR membahas
bersama
Presiden menjadi UU dan
wajib diundangkan
tertentu
[Pasal 20 (5)**]

2
membahas RUU
tertentu
[Pasal 22D (2)***]
19 BAB PEMILIHAN UMUM
PEMILU
2
‘luber jurdil’ setiap 5 tahun
[Pasal 22E (1)***]
untuk memilih
[Pasal 22E (2)***]
1
diselenggarakan
oleh
komisi pemilihan
umum Presiden/ Anggota Anggota Anggota
yang bersifat Wapres DPR DPRD DPD
nasional, tetap, dan
mandiri
[Pasal 22E (5)***]

3 4 5
dipilih dalam satu pasangan Peserta dari Peserta dari
secara langsung oleh rakyat Partai Politik Perseorangan
[Pasal 6A (1)***] [Pasal 22E (3)***] [Pasal 22E (4)***]

diusulkan oleh parpol atau


gabungan parpol peserta
pemilu [Pasal 6A (2)***]
20 BAB HAL KEUANGAN
Penyusunan APBN

1
mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

Presiden DPR memberi


pertimbangan DPD
[Pasal 23 (2)***]

TIDAK

3 4b
4a
membahas Pemerintah Pemerintah
4
bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 23 (2)***] persetujuan YA
APBN
RAPBN APBN
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
21 BAB HAL KEUANGAN
bank sentral

bank sentral
Pasal 23D ****

susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi

diatur dengan undang-undang


22 BAB BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan Tugas dan Wewenang

menyerahkan hasil
Anggota dipilih oleh
pemeriksaan
DPR dengan
keuangan negara

BPK
memperhatikan
kepada DPR, DPD,
pertimbangan DPD
dan DPRD sesuai
dan diresmikan oleh
dengan
Presiden
kewenangannya
[Pasal 23F (1)***]
[Pasal 23E (2)***]

Untuk memeriksa pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan yang
bebas dan mandiri [Pasal 23E (1)***]

BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan


memiliki perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)***]
23 BAB BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemeriksaan Keuangan Negara

BPK 2
hasil pemeriksaan
diserahkan
1
[Pasal 23E (2)***]
memeriksa pengelolaan dan
tanggungjawab
keuangan negara
[Pasal 23E (1)***]

DPD DPR DPRD

3
hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti
oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)***]
24 BAB BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]

DPD DPR Presiden

2 1 3
memberikan memilih calon Anggota BPK diresmikan
pertimbangan terpilih
25 BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung

Hakim agung harus


Calon hakim agung
memiliki integritas dan
MA
diusulkan oleh Komisi
kepribadian yang tidak
Yudisial kepada DPR
tercela, adil,
untuk mendapat per-
profesional, dan
Pasal 24A *** setujuan dan ditetap-
berpengalaman di
kan sebagai hakim
bidang hukum Umum
agung oleh Presiden
[Pasal 24A (2)***] Agama
[Pasal 24A (3)***]
Militer
TUN

Kewajiban dan Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-


undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*].
26 BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi

Hakim konstitusi harus mempunyai sembilan


memiliki integritas dan

MK
orang anggota hakim
kepribadian yang tidak konstitusi yang ditetapkan
tercela, adil, negarawan oleh Presiden, yang
yang menguasai konstitusi diajukan masing-masing
dan ketatanegaraan, serta Pasal 24C *** tiga orang oleh MA, tiga
tidak merangkap sebagai orang oleh DPR dan tiga
pejabat negara orang oleh Presiden
[Pasal 24C (5)***] [Pasal 24C (3)***]

Kewajiban dan Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya


bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
27 BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial

Anggota Komisi Yudisial


harus mempunyai Anggota Komisi Yudisial
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
KY diangkat dan
diberhentikan oleh
Pasal 24B *** Presiden dengan
integritas dan
persetujuan DPR
kepribadian yang tidak
[Pasal 24B (3)***]
tercela
[Pasal 24B (2)***]

Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
28 BAB WILAYAH NEGARA
WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang


berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) **
29 BAB WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
warga negara ialah
orang-orang bangsa Penduduk ialah
Indonesia asli dan warga negara
orang-orang bangsa WARGA Indonesia dan orang
lain yang disahkan asing yang
dengan undang- NEGARA DAN bertempat tinggal di
undang sebagai
warga negara [Pasal
PENDUDUK Indonesia
[Pasal 26 (2)**]
26 (1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam


hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang (Pasal 28)
30 BAB HAK ASASI MANUSIA
mempertahankan
berkewajiban menghargai hidup dan
kehidupan membentuk keluarga, keturunan
hak orang dan pihak lain dan perlindungan anak dari
serta tunduk kepada (Pasal 28A) **
kekerasan dan diskriminasi
pembatasan UU (Pasal 28B) **
(Pasal 28J) **

tidak dituntut atas dasar hukum mengembangkan dan memajukan


yang berlaku surut dan bebas dari diri, serta mendapat pendidikan
perlakuan diskriminatif dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C) **
(Pasal 28I) ** HAK
ASASI pengakuan yang sama di hadapan
hidup sejahtera lahir dan batin, MANUSIA hukum, hak untuk bekerja dan
memperoleh pelayanan kesempatan yg sama dalam
kesehatan, mendapat perlakuan pemerintahan
khusus (Pasal 28H) ** (Pasal 28D) **

perlindungan diri pribadi, kebebasan beragama, meyakini


keluarga, kehormatan, kepercayaan, memilih
martabat, dan harta kewarganegaraan, memilih
benda serta bebas dari berkomunikasi dan tempat tinggal, kebebasan
penyiksaan memperoleh informasi berserikat, berkumpul dan
(Pasal 28G) ** (Pasal 28F) ** berpendapat (Pasal 28E) **
31 BAB AGAMA

AGAMA
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
[Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
32 BAB PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
Usaha hankamneg
Tiap-tiap warga
negara berhak dan
Pertahanan dan dilaksanakan melalui
sishankamrata oleh
wajib ikut serta
dalam usaha
Keamanan Negara TNI dan POLRI sbg
kekuatan utama, dan
pertahanan dan rakyat sbg kekuatan
keamanan negara Tugas pendukung
[Pasal 30 (1)**] [Pasal 30 (2)**]
TNI (AD, AL, AU) POLRI

sebagai alat negara sebagai alat negara


yang menjaga
bertugas keamanan dan
mempertahankan, ketertiban
melindungi, dan masyarakat bertugas
memelihara keutuhan melindungi,
dan kedaulatan mengayomi, melayani
masyarakat, serta
negara menegakkan hukum
[Pasal 30 (3)**] [Pasal 30 (4)**]
Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,
hubungan kewenangan TNI dan POLRI di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha
hankamneg, serta hal-hal yang terkait
dengan hankam diatur dengan UU
[Pasal 30 (5)**]
33 BAB PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****]

Setiap warga negara wajib negara memprioritaskan anggaran


mengikuti pendidikan dasar pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
dan pemerintah wajib APBN dan APBD untuk memenuhi
membiayainya kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
[Pasal 31 (2)****] nasional [Pasal 31 (4)****]
PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN Pemerintah memajukan ilmu penge-
tahuan dan teknologi dengan men-
Setiap warga negara berhak junjung tinggi nilai-nilai agama dan
mendapatkan pendidikan persatuan bangsa untuk kemajuan
[Pasal 31 (1)****] peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)****]

negara memajukan kebudayaan


Nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin negara menghormati dan memelihara
kebebasan masyarakat dalam bahasa daerah sebagai kekayaan
memelihara dan mengembangkan budaya Nasional [Pasal 32 (2)****]
nilai-nilai budayanya
[Pasal 32 (1)****]
34 BAB PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Bumi dan air dan kekayaan
Cabang-cabang produksi yang
alam yang terkandung di
penting bagi negara dan
dalamnya dikuasai oleh negara
menguasai hajat hidup orang
dan dipergunakan untuk
banyak dikuasai oleh negara
sebesar-besar kemakmuran
[Pasal 33 (2)]
rakyat [Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas


demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi
disusun sebagai usaha bersama PEREKONOMIAN berkeadilan, berkelanjutan,
berdasar atas asas kekeluargaan NASIONAL berwawasan lingkungan,
[Pasal 33 (1)] kemandirian, serta dengan
DAN
menjaga keseimbangan kemajuan
KESEJAHTERAAN
dan kesatuan ekonomi nasional
SOSIAL [Pasal 33 (4)****]

Negara bertanggung jawab


Fakir miskin dan anak- atas penyediaan fasilitas
anak yang terlantar pelayanan kesehatan dan
Negara mengembangkan sistem
dipelihara oleh negara fasilitas pelayanan umum
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
[Pasal 34 (1)****] yang layak [Pasal 34
mem-berdayakan masyarakat yang
(3)****]
lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
35 BAB BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)

Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan


Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **

Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **


36 BAB PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat


diagendakan dalam sidang MPR apabila
MPR diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)****]
Pasal-pasal
berwenang mengubah Perubahan
dan menetapkan
[Pasal 3 (1)***] Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD
diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
UUD
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk
diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)****]

Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR


dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)****]

Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD


dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh
anggota MPR [Pasal 37 (4)****]

Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat


dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)****]
37ATURAN PERALIHAN
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini ****)

Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
38ATURAN TAMBAHAN

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)

Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)

Anda mungkin juga menyukai