Anda di halaman 1dari 21

HUKUM

KONSTITUSI
PENGERTIAN

CONSTITUTION :

Keseluruhan dari peraturan-peraturan baik


yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Sri Soemantri :

Konstitusi = UUD
(sesuai dengan praktek
ketatanegaraan di sebagian besar
negara-negara dunia termasuk
Indonesia)
E.C.S Wade

UUD : naskah yang memaparkan rangka


dan tugas-tugas pokok dari badan-
badan pemerintahan suatu negara
dan menentukan pokok-pokoknya
cara kerja badan-badan tersebut.
KONSTITUSIONALISME :

SUATU PAHAM PEMBATASAN KEKUASAAN DAN


ADANYA JAMINAN HAK RAKYAT MELALUI
KONSTITUSI.

Misi utama paham konstitusionalisme ini adalah


menghendaki adanya pembatasan kekuasaan dalam
pemerintahan, dan pembatasan kekuasaan itu terutama
dilakukan melalui hukum, lebih khusus lagi melalui
konstitusi sebagai hukum dasar.
KONSTITUSI

KONSENSUS (GENERAL NEGARA UNTUK MELINDUNGI


AGREEMENT) KEPENTINGAN BERSAMA DAN
DIWUJUDKAN BERSAMA

1. TUJUAN/CITA-CITA BERSAMA (THE GENERAL GOALS


OF SOCIETY OR GENERAL ACCEPTANCE OF THE SAME
PHILOSOPHY OF GOVERNMENT)
2. SEBAGAI LANDASAN & PENYELENGGARAAN NEGARA
(THE BASIS OF GOVERNMENT)
3. BENTUK INSTITUSI & PROSEDUR KETATANEGARAAN
(THE FORM OF INSTITUTIONS AND PROCEDURS)
KONSTITUSI/UUD 1945 MENGATUR :

1. Pembentukan negara (NKRI)


2. Pengaturan Sistem Hukum Nasional (SHNI)
3. Pengaturan kekuasaan dan susunan organisasi dan tata
hubungan NKRI (Sistem Pemerintahan Negara)
4. Pengaturan Sistem Politik
5. Pengaturan Sistem Keuangan
6. Pengaturan Sistem Perekonomian
7. Pengaturan Sistem Kesejahteraan Sosial
8. Pengaturan Sistem Pendidikan Nasional
9. Pengaturan Sistem Agama dan Keudayaan Nasional
10. Pengaturan Sistem Ketahanan dan Keamanan Negara
FUNGSI KONSTITUSI :

UNTUK MEMBATASI KEKUASAAN


PEMERINTAHAN SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA PENYELENGGARAAN
KEKUASAAN TIDAK BERSIFAT
SEWENANG-WENANG.
PENTINGNYA KONSTITUSI :
Sebagai pemberi pegangan;
 pemberi batas;

 bagaimana kekuasaan negara harus

dijalankan.
SUPREMASI KONSTITUSI DALAM NEGARA

 Artinya konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam


tertib hukum suatu negara.

Konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi, dapat dipandang dari dua aspek:


1. Konstitsi dilihat dari aspek hukum mempunyai derajat tertinggi dengan
dasar pertimbangan:
a) konstitusi dibuat oleh badan pembuat undang-undang atau lembaga-
lembaga
b) konstitusi dibentuk atas nama rakyat,berasal dari rakyat,kekuatan
berlakunya dijamin oleh rakyat dan dilaksanakan langsung kepada
rakyat untuk kepentingan mereka.
c) dilihat dari proses pembuatannya,konstitusi ditetapkan oleh lembaga
atau badan yang diakui keabsahannya.
2.Konstitusi dilihat dari aspek moral maka konstitusi tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai universal dari etika moral.
JENIS/KLASIFIKASI
KONSTITUSI (K.C. Wheare) :
1. Tertulis dan Tidak tertulis
2. Fleksibel dan Rigit
3. Derajat Tinggi dan Derajat Tidak
Tinggi
4. Serikat dan Kesatuan
5. Sistem Pemerintahan Presidensiil dan
Sistem Pemerintahan Parlementer
MATERI MUATAN UUD :
(Miriam Budiardjo)
1. Organisasi negara
2. HAM
3. Prosedur merubah UUD
4. Memuat larangan untuk tidak
mengubah sifat tertentu dari
UUD
SISTEM PERUBAHAN
KONSTITUSI :
Secara garis besar ada 2 sistem yg sedang berkembang di
negara-negara dunia :

1. Renewel (pembaharuan) yg dianut


di negara-negara Eropa Kontinental
: apabila konst. Dilak. Perub./pembaharuan, maka
yg diberlakukan adl konst. Yg baru
secara keseluruhan.

2. Amandement (perubahan) yg dianut


negara-negara Anglo Saxon
: apbl konst. Diubah/diamandemen maka konstitusi yg
asli tetap berlaku, sedang hasil amandemen tsb
mrpkn bagian atau dilampirkan dlm konstitusinya.
Menurut beberapa sarjana :

G. Jellinek :
1. Vervassungsanderung (cara
merubah yg ditentukan dlm UUD)
2. Verfassungwandelung (perubahan
UUD menurut cara-cara istimewa,
mis: Revolusi,konvensi)
Menurut C.F. Strong :
1. Perub. Konstitusi oleh pemegang kekuasaan
legislatif, tp dengan persyaratan khusus.
2. Perub. Konstitusi yg dilakukan oleh rakyat melalui
referendum.
3. Perub. Konstitusi yg hrs disetujui sec. proporsional
oleh negara-negara bagian.
4. Perub. Konstitusi melalui konvensi khusus oleh
suatu lembaga negara yg dibentuk.
KONSTITUSI NEGARA INDONESIA

 UUD atau Konstitusi Negara Republik


Indonesia disahkan dan ditetapkan oleh PPKI
(18 Agustus 1945) :
 Nama : OENDANG-OENDANG DASAR
 Diundangkan : dalam Berita Republik Indonesia
Tahun II No.7, tgl 15-2-1946.
 Baru kmd Dekrit Presiden 1959, memakai UUD
1945, diundangkan dalam Lembaran Negara No.
75 Tahun 1959.
Fenomena berlakunya UUD 1945
:
 UUD 1945 (18-8-1945 s/d 27-12-1949)
 Konstitusi RIS (27-12-1949 s/d 17-8-1950)
 UUDS 1950 (17-8-1950 s/d 5 Juli 1959)
 UUD 1945 (5 Juli 1959 s/d Okt 1999)
 UUDNRI Tahun 1945 (1999 s/d skrg)
A.A.H. Struycken berpendapat bahwa UUD sebagai
konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yg
berisi :

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.


2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa.
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yg hendak diwujudkan baik
untuk waktu sekarang maupun masa yg akan datang.
4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Faktor-faktor daya ikat Konstitusi:
 Aspek Hukum
 K.C. Wheare, konstitusi mengikat karena ia ditetapkan oleh
badan yg berwenang membentuk hukum, dan dibuat atas nama
rakyat.
 Zippelius, konstitusi merupakan alat untuk membatasi
kekuasaan dalam negara, penyelenggaraan didasarkan pada undang-
undang, dan adanya pengawasan yudisial thd penyelenggaraan
pemerintah.
 Aspek Politik
 hukum sebagai produk politik
 Aspek Moral
 Konstitusi didasarkan pada nilai-nilai moral
HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN
PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan Dasar Pemikiran Perubahan Tujuan Perubahan

• Amandemen UUD 1945 Jumlah: • Kekuasaan tertinggi di tangan Menyempurnakan aturan dasar:
• Penghapusan doktrin Dwi Fungsi • 16 bab MPR • Tatanan negara
ABRI • 37 pasal • Kekuasaan yang sangat besar • Kedaulatan Rakyat
• Penegakan hukum, HAM, dan • 49 ayat pada Presiden • HAM
• 4 pasal A.P • Pasal-pasal multitafsir • Pembagian kekuasaan
pemberantasan KKN • 2 ayat A.T • Pengaturan lembaga negara oleh • Kesejahteraan Sosial
• Otonomi Daerah • Penjelasan Presiden melalui pengajuan UU • Eksistensi negara demokrasi dan
• Kebebasan Pers • Praktek ketatanegaraan tidak negara hukum
• Mewujudkan kehidupan demokrasi sesuai dengan jiwa Pembukaan • Sesuai dengan aspirasi dan
UUD 1945 kebutuhan bangsa

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis

Jumlah:
•Sidang Umum MPR 1999 •Tidak mengubah Pembukaan UUD •Pasal 3 UUD 1945
1945
• 21 bab •Tetap mempertahankan NKRI
• 73 pasal
Tgl.14-21 Okt 1999 •Pasal 37 UUD 1945
• 170 ayat •Sidang Tahunan MPR 2000 •Mempertegas sistem presidensiil •TAP MPR No.IX/MPR/1999
• Penjelasan UUD 1945 yang
• 3 pasal A.P. Tgl.7-18 Agt 2000 memuat hal-hal normatif akan •TAP MPR No.IX/MPR/2000
• 2 Pasal A.T. •Sidang Tahunan MPR 2001 dimasukan ke dalam pasal-pasal
• Tanpa Penjelasan Tgl.1-9 Nov 2001
(Batang Tubuh) •TAP MPR No.XI/MPR/2001
• Perubahan dilakukan dengan cara
•Sidang Tahunan MPR 2002 “adendum”
Tgl.1-11 Agt 2002

Anda mungkin juga menyukai