Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN AIR TANAH

DI KABUPATEN BANYUMAS
(PERDA NO. 22 TAHUN 2011
TENTANG AIR TANAH)

DISAMPAIKAN OLEH:
DINAS ESDM KAB. BANYUMAS
Latar belakang

• Salah satu sumber air adalah air tanah. Air tanah


merupakan salah satu alternatif yang paling mudah
untuk dieksploitasi bilamana daerah tersebut
berpotensi dan air permukaan tidak menjangkau
kebutuhan masyarakat.
• Seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan
penduduk dan kegiatan pembangunan maka
pemanfaatan air tanah untuk kebutuhan tersebut juga
semakin meningkat.
• Disisi lain, ketersediaan air tanah terus berkurang
keberadaannya. Sehingga berpotensi menimbulkan
masalah kekurangan air bersih apabila pengelolaan
sumberdaya tersebut tidak dikelola secara bijak.
Maksud disusunnya Perda Air Tanah :

• Menjaga keselarasan, keserasian, dan


kesinambungan dalam pemanfaatan air tanah.
• Terwujudnya masyarakat yang memiliki sikap
dan tindak melindungi serta membina air tanah.
• Menjaga kepentingan akan kebutuhan air bagi
generasi sekarang dan generasi yang akan
datang.
• Menjaga kesinambungan fungsi air tanah.
• Terkendalinya pemanfaatan air tanah secara
bijaksana
Tujuan disusunnya Perda Air Tanah :

• Memberikan dasar hukum bagi pelaksanaan


pemberian izin pemakaian air tanah dan izin
pengusahaan air tanah dalam rangka
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pemakaian air tanah dan pengusahaan air
tanah di daerah.
• Perda Nomor 22 Tahun 2011 tentang Air
Tanah telah disetujui bersama oleh DPRD
Kabupaten Banyumas dan Bupati Banyumas
dan telah diundangkan pada tanggal 31
Desember 2011.
Substansi Materi:

• Setiap kegiatan penggunaan air dari


pemanfaatan air tanah di wilayah Kab.
Banyumas hanya dapat dilaksanakan setelah
mendapat izin dari Bupati Banyumas (Pasal 12)
• Penggunaan air tanah dilakukan melalui
pengeboran atau pengalian air tanah
• Izin tersebut terbagi menjadi :
a. Izin Pemakaian Air Tanah
b. Izin Pengusahaan Air Tanah
Pemakaian Air Tanah

• Merupakan kegiatan penggunaan air tanah yang


ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari, pertanian rakyat dan untuk kegiatan
bukan usaha.
• Pemakaian air tanah dapat TANPA IZIN apabila
untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
bagi perseorangan dan pertanian rakyat
Dengan ketentuan :
Pemakaian Air Tanah dapat tanpa izin :

• Pemenuhan kebutuhan pokok dg syarat :


a. Diameter sumur bor < 2 inci atau < 5 cm
b. Menggunakan tenaga manusia dari sumur gali.
c. Penggunaan < 100 m3 per KK per bulan dg tidak
menggunakan sistim distribusi terpusat.
• Pertanian rakyat dg syarat :
a. Sumur di areal pertanian yg jauh dari pemukiman
b. Pemakaian < 2 liter per detik dalam hal air permukaan
tidak mencukupi
c. Debit yg diambil tidak mengganggu kebutuhan pokok
sehari-hari masyarakat setempat.
Pengusahaan Air Tanah (Harus dg
Izin)

• Merupakan kegiatan penggunaan air tanah bagi


usaha yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan :
a. Bahan baku produksi
b. Pemanfaatan potensi
c. Media usaha, atau
d. Bahan pembantu atau proses produksi
Persyaratan Perizinan

• Foto kopi KTP/identitas pemohon bagi


perorangan
• Foto kopi Akte Pendirian Perusahaan bagi
Pemohon berbentuk badan usaha
• Gambar rencana konstruksi sumur bor atau
sumur gali
• Peta situasi skala 1;10.000 atau lebih besar
dan peta topografi dengan skala 1: 50.000
atau lebih besar
Persyaratan Perizinan

• Keterangan pelaksana pengeboran air tanah


yang meliputi foto kopi sertifikat insatalasi bor
air tanah/sertifikat ketrampilan juru
pengeboran air tanah dan daftar tenaga
pelaksana pengeboran air tanah
• Informasi mengenai peruntukan dan
kebutuhan air tanah
• Informasi mengenai rencana pelaksanaan
pengeboran/penggalian air tanah
Persyaratan Perizinan

• Dokumen AMDAL/UKL-UPL atau SPPL sesuai


peraturan di bidang lingkungan hidup
• Surat pernyataan kesanggupan memasang
meter air
• Surat kesanggupan membayar pajak air tanah
• Surat perjanjian/pernyataan penggunaan
tanah apabila titik koordinat lokasi rencana
pengeboran terletak di tanah orang lain
• Proses Perizinan Air Tanah tidak dikenakan
Biaya
Ketentuan Lain
• Sanksi Administratif (Pasal 37)
Diberikan kepada pemegang izin yang melanggar ketentuan
sebagai berikut :
a. Kewajiban melakukan eksplorasi untuk pengambilan
jumlah besar > 2 liter per detik atau 173 m3 per hari
b. Pengeboran atau penggalian hanya pada lokasi yang
telah ditentukan.
c. Pemenuhan kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan
pengeboran atau penggalian
d. Ketentuan lainnya seperti laporan ke Dinas ESDM,
memasang water meter, membangun sumur resapan,
membayar pajak,
• Sanksi Administratif berupa

a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara seluruh kegiatan
c. Pencabutan izin
• Ketentuan Pidana
Pasal 40  Pemegang izin yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah)
Pasal 27  Setiap pemegang izin pemakaian dan
pengusahaan air tanah dilarang :
a. Dengan sengaja melaporkan secara tidak benar hasil
kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah, dan debit
pemakaian dan pengusahaan air tanah.
b. membuka atau merusak segel pada meter air.
c. Menggunakan izin tidak sesuai dengan peruntukannya
• Ketentuan Pidana
Pasal 41 Ayat (1) dan (2)  Setiap orang yang dengan
sengaja melakukan pengusahaan air tanah dan
Pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa izin dari
Bupati dipidana dengan pidana sebagaimana diatur dalam
Pasal 94 ayat (3) huruf b dan d UU No. 7 th. 2004 tentang
Sumber Daya Air

UU No. 7/2004 Pasal 94 ayat (3) huruf b dan d  Dipidana


dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah)
• Ketentuan Pidana
Pasal 42 Ayat (1) dan (2)  Setiap orang yang karena
kelalaiannya melakukan pengusahaan air tanah dan
Pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa izin dari
Bupati dipidana dengan pidana sebagaimana diatur dalam
Pasal 95 ayat (3) huruf a dan c UU No. 7 th. 2004 tentang
Sumber Daya Air

UU No. 7/2004 Pasal 95 ayat (3) huruf a dan c  Dipidana


dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
Kesimpulan

• Perizinan diperlukan untuk semua kegiatan pemanfaatan


air tanah.
• Perizinan bisa tidak diperlukan untuk kegiatan
pemanfaatan air tanah yang digunakan untuk keperluan
pokok sehari dan pertanian rakyat dengan spesifikasi
tertentu.
• Dengan adanya regulasi perizinan dalam Peraturan
Daerah ini juga dimaksudkan untuk melindungi kegiatan
pemanfaatan air tanah supaya menjadi legal dan tidak
melanggar sanksi pidana sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air.

Anda mungkin juga menyukai