Anda di halaman 1dari 54

Konsep Mutu dan

Keselamatan Pasien
Bio Data
• Nama : drg. Agnes Ang
• Tempat Kerja : Dinas Kesehatan
Provinsi Papua
Jayapura - Papua
• Alamat Email : agnes63a@gmail.com
• Nomor HP : 08124804182
• WA 81244016727
Compliance to
Standards
(Pelayanan yg
diberikan sesuai
standar)
Feigenbaum
Donabedian :

Definisi absolut
Definisi individual
Definisi sosial
Defisini Absolut:

Manfaat dan/atau kemungkinan


terjadinya cedera terhadap
kesehatan sebagaimana dinilai oleh
praktisi kesehatan tanpa
mempedulikan biaya
Defisini individual:
Ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau kemungkinan
terjadinya cedera/konsekuensi yang tidak diharapkan
Definisi Sosial:
Biaya pelayanan
kesehatan, manfaat
dan/atau cedera yang
terjadi dalam proses
pelayanan
kesehatan, serta
distribusi pelayanan
kesehatan
sebagaimana dinilai
oleh masyarakat
secara umum
Mutu (Kemenkes)

Kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan,


yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien
(pelanggan) sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode
etik profesi yang telah ditetapkan
Pelanggan harus diberdayakan
Feigenbaum
• Mutu harus didefinisikan sebagai kepuasan
pasien
• Mutu adalah multidimensi
Sudut pandang petugas berbeda dengan
sudut pandang pelanggan
• Mutu adalah dinamik
Pelanggan berubah kebutuhan dan harapan
Trilogy Juran

• Quality planning
• Quality control
• Quality improvement

Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita


bermutu, maka mutu perlu direncanakan, dikendalikan,
dan secara berkelanjutan ditingkatkan atau
disempurnakan
Standar mutu (Donabedian)
 Standar struktur
 Standar proses
 Standar outcome

Menurut Donabedian:
perlu dilakukan standardisasi agar pelayanan yang kita berikan
bermutu.
Standar meliputi: standar struktur/input, standar proses, dan
standar outcome/hasil
14 Prinsip Deming
1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secara konsisten hendak dicapai
2. Menerapkan filosofi mutu
3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan
4. Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan produksi
6. Pendidikan dan pelatihan karyawan
7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu
8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja
9. Menghilangkan barier antar unit kerja
10. Membatasi slogan
11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target
12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja
13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang membangun
14. Melaksanakan proses perubahan
14 langkah Crosby
1. Komitmen manajerial
2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu
3. Pengukuran
4. Penetapan biaya mutu
5. Kembangkan kesadaran akan mutu
6. Lakukan tindakan koreksi
7. Perencanaan cacat nihil (zero defect)
8. Pendidikan dan pelatihan
9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect)
10. Penetapan tujuan yang jelas
11. Hilangkan penyebab terjadinya penyimpangan
12. Penghargaan
13. Pembentukan dewan mutu
14. Lakukan sebagai kegiatan yang berkesinambungan
Dimensi Mutu (WHO)

Akses Terhadap pelayanan

Keefektifan
Efisiensi
Keamanan
Kelangsungan layanan

Kompetensi tehnis
Kenyamanan
Hub. Antar manusia
Dimensi Mutu (Maxwell)

Access

Relevant to need

Effectiveness

Equity

Acceptability

Efficiency & Economy


EVOLUSI PRINSIP
DOING THINGS
MANAJEMEN
CHEAPER DOING THE
(EFFICIENCY) RIGHT
THINGS
DOING RIGHT
THINGS
RIGHT
DOING THE
RIGHT
DOING THINGS THINGS
BETTER RIGHT BY
DOING THE
(QUALITY DEFAULT
RIGHT THINGS
IMPROVEMENT)
(EFFECTIVENESS
)

1970 1980 1990 2000 Abad


21
Manajemen mutu
Manajemen Mutu (Quality Management) adalah seluruh
aktivitas kegiatan fungsi manajemen dari kebijakan, tugas dan
tanggung jawab yang dituangkan dalam bentuk:
 perencanaan mutu (quality planning),
 kendali mutu (quality control),
 jaminan mutu (quality assurance) dan
 peningkatan mutu (quality improvement) ,serta
 kendali biaya dalam satu sistem mutu.
Mutu Pelayanan
MUTU

SISTEM SISTEM
MANAJE- PELAYA
MEN NAN
MUTU
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Mutu Pelayanan
Komitmen
Leadership

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANA
MUTU N
Mengukur
Memonitor
oStruktur
Mengendalikan oProses
Memelihara oOutcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan
SPO

Ringkas, Rapih, Resik,


Memelihara Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan
Siklus PDCA
8 Prinsip dasar peningkatan mutu
 Pusat perhatian pada pelanggan
(client centered)
 Kepemimpinan
 Keterlibatan personil
 Pendekatan proses
 Pendekatan sistem untuk
pengelolaan
 Peningkatan berkesinambungan
 Pembuatan keputusan berdasarkan
fakta
 Hubungan saling menguntungkan
dengan rekanan
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian Patient Safety

Keselamatan pasien (patient safety) :


Reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak
aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa
mungkin melalui praktik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimum.
(The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003)
Upaya yang
dirancang untuk:

mencegah terjadinya
adverse outcomes
sebagai akibat
tindakan yang
“ tidak aman”
atau “ kondisi laten”
Adverse Event
Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
Kejadian krn tatakelola
medis/klinis bukan krn
latar belakang kondisi
pasien

Injury caused by
medical management
rather than by the
underlying condition of
the patient
Kejadian Tidak Cedera (KTC):

Terjadi penanganan klinis


yang tidak sesuai pada
pasien tetapi tidak terjadi
cedera
Near Miss
Kejadian Nyaris
Cedera (KNC)
Kejadian/situasi
yang sebenarnya dapat
menimbulkan
kecelakaan, trauma atau
penyakit, tetapi belum
terjadi karena secara
kebetulan diketahui atau
upaya pencegahan
segera dilakukan
Kondisi Potensial
Cedera (KPC)

suatu keadaan
yang mempunyai
potensi menimbulkan
cedera
Tindakan yang tidak aman
(unsafe act):
o Human error:
o Slips/tergelincir
melakukan kesalahan
o Lapses/karena lupa
o Mistakes/salah dlm
pengambilan keputusan
o Violation (pelanggaran)
o Sabotage (sabotase)
Kondisi laten (latent condition):
o Sistem yang kurang tertata yang
menjadi predisposisi terjadinya
error.
o Sumber daya yang tidak
memenuhi persyaratan.
Situasi/kondisi yang memudahkan terjadi medical
error
* Tekanan waktu

* Lingkungan kerja yang tidak menentu

* Beban kerja yang tinggi

* Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah sebelumnya

* Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat

* Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat

* Petunjuk yang meragukan/tidak tepat

* Terlalu percaya diri

* Komunikasi yang tidak memadai

* Lingkungan kerja dg stress tinggi


Proses Manajemen Risiko
Menetapkan lingkup
manajemen risiko

Identifikasi risiko
Monitoring,

(risk assessment)
Komunikasi Audit

Kajian risiko
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pada (Review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko Internal

tidak
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Risiko yang mungkin terjadi pada sarana
pelayanan kesehatan
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)

* Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien


* Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
* Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
* Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
* Risiko financial
* Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan
kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor
dsb)
Risiko pada saat akses ke faskes

Akses

• Kegagalan melakukan akses


• Keterlambatan akses
• Salah menuju/memilih tempat pelayanan
Risiko pada saat pendaftaran

Pendaftaran
• Kekeliruan identitas rekam
medis
• Rekam medis tidak ditemukan,
dibuatkan rekam medis baru,
• Kartu identitas tertukar,
• Rekam medis tertukar
Risiko pada saat pengkajian dan
penyusunan rencana asuhan

Pengkajian
&
Penyusunan
Rencana asuhan

• Salah diagnosis
• Salah baca hasil pemeriksaan Penunjang
• Salah interpertasi hasil
• Salah menyusun rencana
• terapi
Risiko pada Tindakan
dan Pemberian obat

• Pelaksanaan asuhan tidak sesuai rencana asuhan


• Kekeliruan dalam melakukan tindakan medik/keperawatan
• Kekeliruan dalam menyediakan diit
• Kekeliruan dalam penulisan resep, penyediaan obat, pemberian
obat yang tidak perlu, tidak memberikan obat yang diperlukan,
peracikan obat, informasi ttg obat, dsb
• Pemberian pelayanan yang tidak bersih,
• Pemberian terapi yang tidak dimonitor
Risiko pada saat
Evaluasi dan tindak
lanjut
Risiko pada saat
kembali ke rumah/
masya-rakat

Anda mungkin juga menyukai