Anda di halaman 1dari 41

Konsep Mutu dan

Keselamatan Pasien
Akreditasi sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan FKTP dan Keselamatan Pasien
Basic Concepts:
Client Centered Care
Access
Quality Quality
assurance/quality management
Safety (pmk 1691/2011) Risk
management
Pengertian mutu
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby,
1984)
Mutu adalah memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan
pelanggan melalui perbaikan sluruh proses secara berkelanjutan
(Zimmerman)
Donabedian: Tidak dapat dibuat satu definisi ttg mutu
Donabedian mengusulkan definisi sbb:
The absolutist definition: the possibility of benefit and harm to health as valued by practitioner, with
no attention to cost
Defisini absolut: kemungkinan terjadinya manfaat atau cedera terhadap kesehatan sebagaimana
dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa mempertimbangkan biaya
The individualized definition: the patients expectations of benefit and/or harm and other undesired
consequences
Defisini individual: ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau terjadinya cedera dan
konsekuensi yang tidak diharapkan
The social definition: the cost of care, the benefit/harm continuum, distribution of health care as
valued by the population in general
Definisi sosial: biaya pelayanan, manfaat atau cedera yang terjadi sepanjang proses pelayanan,
distribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat secara umum.
Mutu (Kemenkes)
Mutu pelayanan kesehatan
adalah kinerja yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang
disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta
dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan
Trilogy Juran
Quality planning
Quality control
Quality improvement

Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita


bermutu, maka mutu perlu direncanakan,
dikendalikan, dan secara berkelanjutan ditingkatkan
atau disempurnakan
Standar mutu
(Donabedian)
Standar struktur
Standar proses
Standar outcome

Menurut Donabedian: perlu dilakukan standardisasi agar pelayanan


yang kita berikan bermutu. Standar meliputi: standar struktur/input,
standar proses, dan standar outcome/hasil
14 Prinsip Deming
1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secara konsisten hendak
dicapai
2. Menerapkan filosofi mutu
3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan
4. Hentikan pendapat bahwa harga membawa nama
5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan produksi
6. Pendidikan dan pelatihan karyawan
7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu
8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja
9. Menghilangkan barier antar unit kerja
10. Membatasi slogan
11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target
12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja
13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang membangun
14. Melaksanakan proses perubahan
14 langkah Crosby
1. Komitmen manajerial
2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu
3. Pengukuran
4. Penetapan biaya mutu
5. Kembangkan kesadaran akan mutu
6. Lakukan tindakan koreksi
7. Perencanaan cacat nihil (zero defect)
8. Pendidikan dan pelatihan
9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect)
10. Penetapan tujuan yang jelas
11. Hilangkan penyebab terjadinya penyimpangan
12. Penghargaan
13. Pembentukan dewan mutu
14. Lakukan sebagai kegiatan yang berkesinambungan
Dimensi Mutu (WHO)
Akses thd pelayanan

Keefektifan

Efisiensi

Keamanan

Kelangsungan layanan

Kompetensi tehnis

Kenyamanan

Hub. Antar manusia


8 Prinsip dasar peningkatan
mutu Pusat perhatian pada pelanggan
(client centered)
Kepemimpinan
Keterlibatan personil
Pendekatan proses
Pendekatan sistem untuk pengelolaan
Peningkatan berkesinambungan
Pembuatan keputusan berdasarkan
fakta
Kepedulian timbal balik dengan
mitra/pihak ketiga (pihak-pihak yang
diajak kerjasama dlm pelayanan)
Mutu pelayanan puskesmas
mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU

SISTEM
MANAJEMEN
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasikan dg baik


Mutu pelayanan puskesmas
Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN Mengukur -Struktur
Memonitor
MUTU Mengendalikan
-Proses
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
Mengukur Indikator

Kinerja
Memonitor
Pelaksanaan proses

Standar/
Mengendalikan
SPO

Ringkas, Rapih,
Memelihara
Resik, Rawat, Rajin

CQI:
Menyempurnakan
Siklus PDCA
PRIMUM, NON NOCERE
FIRST, DO NO HARM

HIPPOCRATESS TENET
(460-335 BC)
Keselamatan Pasien di Fasilitas Kesehatan:

Upaya upaya yang dirancang untuk: mencegah


terjadinya adverse outcomes/events (hasil/kejadian
yang tidak diharapkan, yang disebaBkan bukan oleh
kondisi pasien) sebagai akibat tindakan yang
tidak aman atau kondisi laten
Beberapa definisi
Adverse event (Kejadian tidak
diharapkan=KTD): Cedera yang diakibatkan
oleh pengelolaan klinis bukan oleh kondisi
pasien.
Kejadian Tidak Cedera (KTC): terjadi error
dalam pengelolaan klinis tetapi tidak terjadi
cedera
Near miss (Kejadian nyaris cedera=KNC): suatu
kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan, trauma atau
penyakit tetapi belum terjadi karena secara
kebetulan diketahui atau upaya pencegahan
segera dilakukan
Kondisi Potensial Cedera (KPC): suatu keadaan
yang mempunyai potensi menimbulkan cedera
Penyebab terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD=Adverse event)

Tindakan yang tidak aman (unsafe act):


Human error:
Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau salah persepsi)
Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori lupa/tdk ingat)
Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental dalam assessment
informasi yang tersedia, kesalahan dalam merencanakan asuhan, kesalahan
dalam menetapkan tujuan, kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
Violation (pelanggaran)
Sabotage (sabotase)

(Reason, 1997)
Kondisi laten (latent condition):
Sistem yang kurang tertata yang menjadi predisposisi terjadinya error
Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan

(Reason, 1997)
Situasi/kondisi yang memudahkan terjadi medical error

Tekanan waktu
Lingkungan kerja yang tidak menentu
Beban kerja yang tinggi
Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah sebelumnya
Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat
Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat
Petunjuk yang meragukan/tidak tepat
Terlalu percaya diri
Komunikasi yang tidak memadai
Lingkungan kerja dg stress tinggi
Risiko yang mungkin terjadi pada sarana
pelayanan kesehatan
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)

Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien


Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan
yang lain
Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
Risiko financial
Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan
penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb)
Risiko pada saat akses ke faskes

Akses
Kegagalan melakukan akses
Keterlambatan akses
Salah menuju/memilih tempat
pelayanan
Risiko pada saat pendaftaran

Pendaftaran
Kekeliruan identitas rekam medis
Rekam medis tidak ditemukan,
dibuatkan rekam medis baru,
Kartu identitas tertukar,
Rekam medis tertukar
Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana
asuhan

Pengkajian &
Penyusunan
Rencana asuhan

Salah diagnosis
Salah baca hasil pem
Penunjang
Salah interpertasi hasil
Salah menyusun rencana
terapi
Risiko pada Tindakan
dan
Pemberian obat
Pelaksanaan asuhan tidak sesuai rencana asuhan
Kekeliruan dalam melakukan tindakan
medik/keperawatan
Kekeliruan dalam menyediakan diit
Kekeliruan dalam penulisan resep, penyediaan obat,
pemberian obat yang tidak perlu, tidak memberikan obat
yang diperlukan, peracikan obat, informasi ttg
obat, dsb
Pemberian pelayanan yang tidak bersih,
Pemberian terapi yang tidak dimonitor
Risiko pada
saat
Evaluasi
dan tindak
lanjut
Risiko pada saat
kembali
ke rumah/
masya-rakat
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Health care regulation
(Nihal Hafez, 1997)

Suatu aksi sosial yang dilakukan


(oleh pemerintah) untuk
mempengaruhi secara langsung atau
tidak langsung terhadap perilaku dan
fungsi tenaga kesehatan dan/atau
organisasi kesehatan

29
Mekanisme regulasi

Perijinan (lisensi)
Sertifikasi
Akreditasi

30
Definisi Akreditasi
ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition
by a national healthcare accreditation body of the
achievement of its accreditation standards by a
healthcare organisation, demonstrated through an
independent external peer assessment of that
organisations level of performance in relation to
the standards.
Akreditasi adalah pengakuan oleh public melalui
lembaga akreditasi pelayanan kesehatan nasional
pada suatu organisasi pelayanan kesehatan atas
tingkat pencapaian terhadap standar akreditasi
yang diwujudkan melalui penilaian eksternal oleh
peer secara independen thd tingkat kinerja terkait
dengan standar tsb.
PERMENKES NO 46 TAHUN 2015
AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA,
TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER DAN
TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
Akreditasi fasyankes tingkat pertama
Pengakuan terhadap puskesmas, klinik
pratama, tempat praktik mandiri dokter dan
tempat praktik mandiri dokter gigi yang
diberikan oleh lembaga independen KOMISI AKREDITASI
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan FKTP
(PERMENKES NO. 57
oleh Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas TAHUN 2014)
kesehatan tingkat pertama itu memenuhi
standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang telah ditetapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan secara
berkesinambungan
Penyelenggaraan
Pelayanan
Peraturan (Produksi):
Perundangan Kebijakan
-mengukur
Pedoman Outcome
Pedoman Kr.Acuan -memonitor
Pelayanan
Acuan Prosedur
-mengendalikan
Manual Kepuasan
Standar -memelihara
-menyempurnakan
-mendokumentasikan

Akreditasi

Standar
Akreditasi
Akreditasi Puskesmas

Pelayanan Klinis

Pelayanan
Yang Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat
diakreditasi
Administrasi manajemen
Puskesmas
Standar akreditasi puskesmas disusun
dalam 9 bab, dengan 776 elemen
penilaian (EP):
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (UPBS) dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMPP) dengan 101
EP
Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (SKUKM) dengan 27 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58
EP
Akreditasi Klinik Pratama / Tempat Praktik Mandiri dr. /
drg

Pelayanan Klinis
Pelayanan
Yang
diakreditasi Administrasi manajemen
4 Bab standar akreditasi klinik
(TOTAL 503 EP)
Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122
EP
Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) :
151 EP
Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK):
172 EP
Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) : 58 EP
Standar akreditasi Praktik Dokter Mandiri
(227 EP)
Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik Mandiri (KMPM) dengan
71 EP
Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(LKPM) dengan 156 EP
Struktur standar

Bab:
Standar:
Kriteria :
Maksud dan Tujuan:
Elemen Penilaian
Terimakasih

Learn more at http://aka.ms/officemix

Anda mungkin juga menyukai