Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS

(Prioritas
Program&ManRisk)
dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes
Surveior Akreditasi FKTP

Pertemuan Pembinaan Mutu & Akreditasi Puskesmas, Dinkes DIY, 30 Agustus 22

1
ISI
• Modal Puskesmas di DIY
• Permasalahan di Lapangan
• Peraturan Perundangan yg terkait
• Keterkaitan antar Bab Akreditasi
• Peningkatan Mutu Puskesmas
• Peningkatan Mutu vs Akreditasi
• Prioritas Program & Penetapan Indikator
• Manajemen Risiko
• Penutup

2
Modal Puskesmas DIY
• Perhatian Dinkes Provinsi dan Kab/Kota cukup besar
• Semua Puskesmas (121) sudah terakreditasi semua (Pertama &
Kedua). Keiga?
• Sarpras dan peralatan lengkap
• Geografis dan akses mudah
• SDM lengkap dan cerdas. Kualitatif & kuantitatif cukup
• Sumber dana memadai

Seyogyanya Terakreditasi PAPIPURNA semua ya?

3
Permasalahan Lapangan
(pada beberapa Puskesmas)
• Menganggap Peningkatan Mutu = Akreditasi
• Kecenderungan membagi tugas akreditasi per Bab/ Standar/ Kriteria/EP --> Kotak-kotak
• Selesai akreditasi, pencatatan peningkatan mutu berhenti
• Tidak membaca/memahami peraturan perundangan yang dijadikan acuan/ rujukan (dalam klausul
“Mengingat”) pembuatan regulasi (SK, SOP, Pedoman, dll)
• Penempatan hirarki peraturan perundangan tidak sistematis
• Tidak menuntaskan pekerjaan (misal Pembuatan SK: tidak di TT/tdk ada Tanggal/ tidak ada nomer)
• Ka.Pusk menandatangani SK/ SOP/ dll pada tanggal yg (hampir) sama
• Ganti Ka.Pusk ganti SK
• Kecenderungan melihat “Penyebab Masalah” ada di luar sana.
• Kecenderungan penumpukan tugas pd SDM yang MAU bekerja. Sementara yang lain juga MAMPU (tp
tidak mau)

4
Peraturan Perundangan yg Terkait
• UU No. 29/2004: Praktek Kedokteran
• UU No. 36/2009: Kesehatan
• PMK No. 46/2015: Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (sedang proses revisi)
• PMK No. 44/2016: Pedoman Manajemen Puskesmas
• PMK No. 11/2017: Keselamatan Pasien
• PMK No. 27/2017: Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
• PMK No.25/2019: Manajemen Risiko ‘di Lingkungan Kementerian Kesehatan’
• PMK No. 46/2019: Puskesmas
• dll

5
Keterkaitan Antar Bab Akreditasi (versi 5
bab)

A BAB 2
K UKM
R
E
D BAB 1 BAB 4 BAB 5
I KMP PPN PMP
T
A
S BAB 3
I UKPP

gbr.SNZ

6
Peningkatan Mutu Puskesmas
• Mutu Pelayanan Kesehatan: tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dpt meningkatkan luaran kesehatan yg optimal, diberikan
sesuai standar serta untuk memenuhi hak & kewajiban pasien.
• Dimensi Mutu ada 7 (WHO): Efektif; Keselamatan; Berorientasi Pengguna
Layanan; Tepat Waktu; Efisien; Adil; Terintegrasi
• Pendekatan Sistem: hasil pelayanan kesehatan merupakan keluaran
(output/outcome) dari struktur (input) yang dikelola melalui proses.
Struktur (Input): 5 M + 1 E
Proses: proses interaksi antara penyedia pelayanan dgn penerima layanan
(asesmen, diagnosis, perawatan, konseling, pengobatan, tndakan,
penatalaksanaan, dan follow up.
Keluaran (Output/Outcome): perubahan kondisi & status kesehatan yg
didapatkan oleh penerima layanan (morbiditas, mortalitas, kepuasan pasien)

7
Peningkatan Mutu vs Akreditasi

Peningkatan Mutu Akreditasi


• Setiap saat • Setiap 3 tahun (minimal)
• Salah satu metode menilai Peningkatan
• Siklus proses terstruktur untuk Mutu
memperbaiki sistem dan proses • Survei Akreditasi: penilaian untuk
kerja dalam suatu organisasi mengukur tingkat kesesuaian terhadap
atau kegiatan. standar

• Dilakukan Puskesmas sendiri • Akreditasi: pengakuan yg diberikan oleh


lembaga independen penyelenggara
• Pendekatan Sistem (Masukan- Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
setelah memenuhi standar akreditasi (PMK
Proses-Keluaran) 46/2015)

8
UPAYA PENINGKATAN MUTU

en t
r ov em
Im p
a li ty
u
u o us Q
nti n
Co
9
POSISI PDCA PD MANAJEMEN
PUSKESMAS
• P1 = Perencanaan Tahunan (Input)
• P2 = PENGGERAKAN PELAKSANAAN (PROSES)
• P3 = Pemantauan,Pengendalian, Penilaian Tahunan
(Output)

P (PLAN) = Rencana Kegiatan Bulanan/Tribulanan


D (DO) = Pelaksanaan Kegiatan
C (CHECK) = Pemantauan/ Monitoring
A (ACTION) = Tindak Lanjut

10
• Metode Penilaian

Akreditasi

11
12
Prioritas Program, Penetapan Indikator

Mis. pk: Mis, pk: SMART


Fish 3H1P
Bone
Analyses

13
Penetapan Indikator
• Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan: tolok ukur yg digunakan untuk
menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di fasyankes.
• Indikator harus jelas: SMART
• Indikator Nasional Mutu (INM): wajib dilakukan pengukuran dan
digunakan sbg informasi mutu secara nasional.
• Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMP-Puskesmas): diupayakan yg
mencakup (KMP, UKM, UKPP.)
• Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP-Unit): indikator prioritas yg dipilih
kepala unit
• Perlu ada Profil Indikator (ada 20-an item) Workshop Khusus

14
Indikator Nasional Mutu (INM) di
Puskesmas
• 1. Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien (KIP)
• 2. Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
• 3. Indikator Kepatuhan Penggunaan APD
• 4. Indikator Ibu Hamil
• 5. Indikator TB
• 6. Indikator Kepuasan Pasien

Workshok Khusus

15
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
• 1. Ketepatan Identifikasi Pasien
• 2. Peningkatan Komunikasi Efektif
• 3. Peningkatan Keamanan Obat
• 4. Kepastian Tepat (pasien, prosedur, posisi) kasus operasi
• 5. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan --> ke PPI
• 6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

Workshop Khusus

16
Analisis dan Validasi Data
• Data dikumpulkan --> dianalisis menjadi informasi --> pengambilan keputusan
--> perbaikan poses klinis dan non klinis --> perbaikan kinerja
• Yg perlu perbaikan --> Uji Coba
• Proses uji coba menggunakan poses uji coba yg sudah teruji (PDCA/PDSA/lain).
Utk memastikan bhw ada perbaikan berkelanjutan utk peningkatan mutu & KP
• Perubahan efektif tsb distandarisasi dgn membuat regulasi misal (Kebijakan;
SOP; ... dll
• Perbaikan yg dicapai dipertahankan dan didokumentasikan sbg bagian dr
pengelolaan peningkatan mutu & KP di Puskesmas
• Data & Informasi tertentu perlu divalidasi sebelum dikeluarkan

17
MANAJEMEN RISIKO
• Risiko: kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yg berdampak negatif
terhadap pencapaian sasaran organisasi
• Risiko: ketidakpastian yg penting
• Manajemen Risiko: proses proaktif dan kontinyu meliputi identifikasi,
analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan,
dan pelaporan risiko, termasuk berbagai strategi yg dijalankan utk
mengelola Risiko dan potensinya (PMK 25/2019)
• Proses Manajemen Risiko: proses yg bersifat kesinambungan,
sistematis, logis,dan terukur yg digunakan untuk mengelola Risiko di
instansi
18
Identifikasi Risiko

19
20
Analisis Tingkat Risiko
Tingkat Risiko: Frekuensi
Frekuensi X Dampak
Dampak

Tingkat Risiko (menggunakan 5 warna):


Risiko Sangat Rendah = Hijau
Risiko Rendah = Biru
Risiko sedang = Kuning
Risiko Tinggi = Orange
Risiko Sangat Tinggi = Merah

21
Evaluasi Risiko
• Analisis Risiko --> Hasil Analisis Risiko (akar masalah; tingkat risiko,
profil risiko, peta risiko, masukan bagi pejabat utk pengambilan opsi
penanganan dan prioritas risiko)

• Evaluasi Risiko: pengambilan keputusan perlu tidaknya penanganan


risiko dan prioritasrisiko yg ditangani

22
Penanganan Risiko

• Hasil Evaluasi Risiko: Urutan prioritas , dan daftar risiko yg akan


ditangani

• Penanganan Risiko: mengidentifikasi berbagai opsi, dan memutuskan


opsi penanganan risiko

• Penanganan Risiko: diarahkan utk penanganan akar masalah

23
PENUTUP
• Peningkatan Mutu harus dilakukan terus menerus setiap saat
(berkesinambungan)
• Hasil perbaikan harus didokumentasikan --> bukti pd waktu proses
Akreditasi.
• Akreditasi hanya merupakan salah satu metode untuk menilai apakah
proses perbaikan dan hasil perbaikan mutu sesuai standar.
• Semua kondisi dan tindakan mengandung risiko (klinis, non klinis).
• Dibutuhkan kemampuan untuk membayangkan kemungkinan jelek yg
akan terjadi, sebelum hal itu terjadi. Sehingga bisa diantisipasi
sebelumnya

24
Terima Kasih

25

Anda mungkin juga menyukai