Anda di halaman 1dari 50

Melakukan Pekerjaan dengan

Aman  di Industri Pangan


SKKNI-C.100000.001.01
DESKRIPSI UNIT

q  Unit kompetensi ini mencakupi pengetahuan,


keterampilan dan sikap dalam melakukan
pekerjaan mulai dari penerimaan sampai
pengiriman barang kepada konsumen dengan
aman sesuai dengan persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pada berbagai industri
pangan.
Relevansi dan Manfaat
q  Melakukan pekerjaan dengan aman di industri pangan
sangat relevan dengan sifat pekerjaan tidak hanya produknya
aman bagi konsumen tetapi proses kerjanya aman bagi
pekerja di industri pangan.
q  Manfaat dari unit ini adalah akan mberikan pedoman dan
prosedur dalam bekerja dengan aman di industri pangan
q  Memberikan percaya diri bagi para karyawan bahwa sudah
bekerja dengan aman.
q  Bagi industri, akan membantu memastikan bahwa seluruh
operasi industri pangan adalah aman bagi karyawan dan
konsumen.
Manfaat K3 dalam industri pangan
a.  Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b.  Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknya selektif mungkin.
c.  Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d.  Jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e.  Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
f.  Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g.  Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
Penting !!
Setelah menyelesaikan modul pelatihan ini,
peserta harus mampu menunjukkan bukti
pencapaian kompetensi dalam bentuk
mendemonstrasikan:
q  Melakukan Pekerjaan dengan Aman di
Industri Pangan
TIU: Peserta mampu melakukan Pekerjaan
dengan Aman  di Industri Pangan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK), peserta mampu:
1.  Mengidentifikasi persyaratan perundangan K3
sesuai konteks industri pangan
2.  Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja dan
tindakan pengendaliannya
3.  Mengidentifikasi komunikasi dan pelaporan K3
4.  Mengidentifikasi insiden K3 dan prosedur
tanggapan darurat
TP1: MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN PERUNDANGAN
K3 SESUAI KONTEKS INDUSTRI PANGAN

①  Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang


relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan
tanggung jawab pribadi di tempat kerja
diidentifikasi.
②  Persyaratan tugas perawatan, perbaikan
dan perubahan sarana produksi diidentifikasi.
③  Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi
praktek kerja aman dijelaskan.
Tujuan Program K3:
q  Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
q  Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
q  Menghemat biaya premi
q  Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawan
q  Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.
q  Peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
q  Peningkatan efisiensi dan produktivitas.
q  Pengurangan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan serta kenyamanan
kerja
q  Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang
bersangkutan.
①  Identifikasi Persyaratan peraturan K3 yang berlaku, yang
relevan terhadap pekerjaan, fungsi dan tanggung jawab pribadi
di tempat kerja.
q  Persyaratan K3 harus sesuai dengan Undang-undang K3.
–  Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)
–  Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
–  Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
–  UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning
Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana disahkan 19 Juli 1947).
–  Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal ini, berfungsi
sebagai Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3 (SMK3), mirip OHSAS 18001 di
Amerika atau BS 8800 di Inggris.

q  Persyaratan harus berhubungan dengan:


1.  Regulasi dan ketetapan mengenai K3
2.  Kode praktek keamanan
3.  Standar keselamatan nasional
4.  Standar dan panduan K3
5.  Lisensi, sertifikat kompetensi
6.  Tugas perawatan
7.  Standar nasional
8.  Komite dan ahli kesehatan dan keselamatan kerja
q Pekerjaan adalah tugas, fungsi dan tanggung jawab setiap
orang yang bekerja di industri pangan, termasuk tetapi tidak terbatas
pada bagian:

–  Pembelian bahan baku


–  Penerimaan barang
–  Produksi
–  Penjaminan mutu
–  Pengemasan
–  Penyimpanan
–  Pengiriman barang
CONTOH: K3 INDUSTRI PANGAN
②  Identifikasi persyaratan tugas perawatan,
perbaikan dan perubahan sarana produksi
q  Kewajiban melaksanakan tugas perawatan, yaitu
melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan
untuk melindungi pekerja lain terhadap bahaya
q  Persyaratan K3 nasional dan daerah yang relevan
dan dapat mencakupi persyaratan untuk pengusaha
dan pekerja lepas, pekerja yang bertanggung jawab
untuk situs pekerjaan, supervisor konstruksi,
desainer, pemasok dan produsen, pekerja
konstruksi, sub-kontraktor, dan inspektor
q  Tanggung jawab pribadi untuk mematuhi praktek
kerja yang aman, termasuk aktivitas yang
memerlukan izin, tiket, atau sertifikat kompetensi
③  Tanggung jawab pribadi untuk
mematuhi praktek kerja aman
q  Merokok pada tempat yang disediakan
q  Bagian kerumahtanggaan memastikan tempat kerja yang
bersih, rapi dan aman untuk digunakan
q  Persyaratan umum penggunaan peralatan dan pakaian
perlindungan pribadi
q  Persyaratan umum penggunaan mesin dan peralatan yang
aman
q  Penyimpanan dan pembuangan puing bangunan
q  Penyitaan dan pembuangan obat-obatan terlarang dan
miras di tempat kerja
q  Pencegahan intimidasi dan pelecehan secara umum
q  Akses terhadap fasilitas kerja seperti air minum dan toilet
q  Pengelolaan saat bekerja sendiri
TP2: MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DI TEMPAT KERJA
DAN TINDAKAN PENGENDALIANNYA

①  Prinsip-prinsip dasar manajemen diidentifikasi.


②  Bahaya di tempat kerja umum diidentifikasi.
③  Langkah-langkah untuk mengendalikan risiko
diidentifikasi.
④  Persyaratan untuk pemilihan dan penggunaan
alat pelindung diri yang relevan diidentifikasi.
⑤  Tanda-tanda dan simbol keselamatan
diidentifikasi.
⑥  Prosedur untuk pelaporan bahaya dan risiko
diidentifikasi.
①  Identifikasi Prinsip-prinsip dasar
manajemen risiko
q  Risiko berhubungan dengan:
Kemungkinan terjadinya bahaya yang
menimbulkan cedera atau luka.
q  PRINSIP DASAR:
–  Mengidentifikasi bahaya
–  Mengases risiko yang ada
–  Memberitahu dan melaporkan pekerja yang
terlibat
–  Mengendalikan bahaya
–  Melakukan kajian untuk mengidentifikasi
perubahan atau perbaikan
②  Identifikasi Bahaya di tempat kerja
umum
q  Bahaya berhubungan dengan:
Sumber atau situasi yang
berpotensi untuk menyebabkan
kerugian pada manusia seperti
cedera atau penyakit, kerusakan
pada barang, lingkungan, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut.
Bahaya umum dapat
mencakupi:
–  Penanganan secara manual
–  Zat berbahaya dan barang berbahaya
–  Kebisinginan
–  Mesin dan peralatan dengan bagian-bagian yang bergerak
–  Radiasi UV
–  Keamanan listrik
–  Lalu lintas
–  Bekerja di ketinggian
–  Benda-benda yang jatuh
–  Penggalian
–  Tempat tertutup
–  Keruntuhan yang tidak terencana
–  Lingkungan kerja yang panas atau dingin
–  HIV dan penyakit menular lainnya.
q  LATIHAN: Identifikasi potensi bahaya umum (berkaitan dengan
keselamatan) ditempat kerja anda !!
Potensi Bahaya Umum di Lokasi Kerja
Lokasi Kerja:
Potensi Bahaya Risiko Pengendalian
Tabel Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
③  Identifikasi langkah-langkah untuk
mengendalikan risiko
Untuk menghilangkan atau
meminimalkan bahaya sesuai hirarki
kontrol mencakupi:
•  Eliminasi (misalnya mengurangi
bahaya pada sumbernya)
•  Substitusi (misalnya mengganti
satu zat atau aktivitas pada sumber)
•  Pengendalian mekanis (misalnya
memasang pelindung pada alat)
•  Pengendalian administrasi
(misalnya menyusun kebijakan dan
prosedur praktek kerja yang aman)
•  Peralatan perlindungan pribadi
(misalnya masker dan sumbat
telinga)
q  Peralatan perlindungan pribadi dapat
mencakupi:
–  Pakaian pelindung
–  Celemek
–  Rompi visibilitas tinggi (berwarna terang) dengan
bahan retro reflective (memantulkan cahaya)
–  Sepatu pengaman
–  Helm pengaman
–  Pelindung mata
–  Perlindungan pendengaran
–  Sarung tangan
–  Perlindungan pernapasan
–  Pakaian pelindung UV dan tabir surya
④  Identifikasi persyaratan untuk pemilihan dan
penggunaan alat pelindung diri yang relevan.
2008
⑤  Identifikasi tanda-tanda dan simbol
keselamatan
–  Petunjuk mengenai K3 (misalnya larangan, wajib dan
pembatasan atau restriksi)
–  Lambang bahaya (bahaya dan peringatan)
–  Petunjuk informasi darurat (misalnya keluar, peralatan,
pertolongan pertama)
–  Petunjuk bahan yang mudah terbakar (misalnya lokasi
alarm kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran)
–  Papan informasi keselamatan dan penguncian (misalnya
papan tanda bahaya, papan ‘sedang dalam perbaikan’)
–  Tanda-tanda hati-hati
q  LATIHAN: Lakukan latihan mengenal dan
menghafal simbol-simbol keselamatan !!!
q Peralatan pemadam kebakaran
dapat mencakupi:

– Tabung pemadam
– Selimut anti api
– Alat pembantu pernafasan
– Tandu
⑥  Identifikasi prosedur untuk pelaporan
bahaya dan risiko.
1.  Pekerja harus segera melaporkan bahaya di tempat kerja kepada
atasan langsung mereka, sesuai dengan Internal Responsibility
System (IRS), sehingga tindakan korektif dapat diambil untuk
mengendalikan bahaya.
2.  Bahaya dapat dilaporkan dengan cara berikut:
a.  Sebuah laporan secara lisan kepada pengawas.
b.  Sebuah laporan tertulis kepada supervisor.
c.  Pemeriksaan Laporan Kerja.
3.  Ketika bahaya menunjukkan tanda-tanda akan terjadi,
pemberitahuan langsung dan tidak langsung ke supervisor
diperlukan. Di mana atasan langsung tidak tersedia, pekerja wajib
melaporkan bahaya ke tingkat berikutnya pengawasan atau
atasan lain yang memiliki kewenangan untuk bertindak.
4.  Di mana bahaya menunujukan situasi darurat, pemberitahuan
langsung ke bagian emergensi diperlukan.
Contoh matrik tingkat resiko
TP3:MENGIDENTIFIKASI KOMUNIKASI DAN
PELAPORAN K3
①  Pengaturan keterlibatan personil mengenai
K3, termasuk proses komunikasi, informasi
dan dokumentasi diidentifikasi.
②  Personil K3 yang telah ditentukan dan
memiliki otoritas terkait untuk mengurus
hal-hal K3, termasuk hal yang berkaitan
dengan hak untuk menolak pekerjaan yang
tidak aman diidentifikasi.
①  Identifikasi pengaturan keterlibatan personil
mengenai K3, termasuk proses komunikasi,
informasi dan dokumentasi.

q  Personil K3 yang ditunjuk dapat mencakupi:


–  Penyelia: bertugas membagi tugas personil K3 dan
kegiatan K3
–  Perwakilan K3: bertugas melakukan sosialisasi K3
–  Anggota tim K3: melaksanakan kegiatan K3 seperti
perawatan alat, pemeriksaan keamanan kerja, dsb.
–  Petugas pertolongan pertama: melaksanakan
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja
–  Pengelola K3: membuat rencana, memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan K3
q  Proses komunikasi K3 dapat mencakupi:
–  Proses untuk mengangkat isu-isu K3
–  Pengaturan keterlibatan personil K3
–  Pertemuan K3
–  Diskusi dengan perwakilan K3
–  Konsultasi tempat kerja yang berkaitan dengan
isu-isu dan perubahan K3
–  Pemberitahuan K3, media cetak internal, buletin
dan korespondensi
q  Informasi dan dokumentasi K3 mencakupi:

o  Dokumentasi dan rencana o  Rekaman untuk melaporkan


tempat kerja
bahaya, insiden dan cedera
o  Pernyataan metode kerja aman
o  Lembar data keamanan bahan o  Ketetapan
(MSDS) o  Peraturan
o  Analisis keselamatan kerja o  Etika bekerja
o  Laporan kecelakaan dan o  Catatan panduan
insiden o  Rencana evakuasi
o  Laporan kejadian berbahaya
dan kejadian yang berpotensi o  Informasi kontak darurat
menjadi bahaya o  SKKNI
o  Penilaian risiko
o  Label
o  Risalah pertemuan K3
②  Identifikasi Personil K3 yang telah ditentukan dan memiliki
otoritas terkait untuk mengurus hal-hal K3, termasuk hal yang
berkaitan dengan hak untuk menolak pekerjaan yang tidak
aman.
q  Personil K3
–  Penyelia
–  Perwakilan K3
–  Anggota tim K3
–  Petugas pertolongan pertama
–  Pengelola K3
q  Otoritas yang relevan dapat mencakupi:
–  Layanan darurat (misalnya polisi, unit gawat darurat
rumah sakit, pemadam kebakaran)
–  Tim K3
–  Pengawas K3
–  Manajer
TP4. MENGIDENTIFIKASI INSIDEN K3 DAN
PROSEDUR TANGGAPAN DARURAT
①  Prosedur umum untuk mengelola
insiden, cedera dan keadaan darurat
diidentifikasi.
②  Prosedur untuk pertolongan pertama
diidentifikasi.
③  Prosedur penanganan kondisi darurat
serta evakuasi darurat diidentifikasi.
①  Identifikasi prosedur umum untuk mengelola
insiden, cedera dan keadaan darurat.

q  Insiden dapat mencakupi:


–  Kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau
kerusakan bangunan.
–  Kejadian berbahaya yang tidak menyebabkan
cedera tetapi dapat menimbulkan risiko
langsung dan signifikan terhadap orang atau
properti, dan perlu dilaporkan sehingga
tindakan dapat diambil untuk mencegah
kejadian berulang.
q  Keadaan darurat dapat mencakupi:

–  Kebakaran
–  Emisi gas beracun dan/atau mudah terbakar
–  Kecelakaan kendaraan atau mesin berjalan
–  Konstruksi bangunan yang runtuh
–  Tumpahan bahan kimia
–  Cedera terhadap personil
–  Ledakan
–  Kebocoran gas
q  Prosedur umum untuk menanggapi
insiden dan keadaan darurat dapat
mencakupi:
–  Tanggap darurat dasar (tetap tenang,
membunyikan alarm, mencari bantuan)
–  Evakuasi
–  Mengacu rencana darurat di tempat kerja dan
dokumentasi
–  Memberitahu ahli K3 yang ditunjuk dan tim K3
yang ditunjuk
–  Pemberitahuan layanan darurat (misalnya
bagaimana dan kapan dilakukannya)
②  Identifikasi prosedur untuk pertolongan
pertama.
•  Ketika Anda ataupun orang-orang terkasih Anda mengalami suatu
keadaan yang berpotensi mengancam jiwa, tentu Anda tahu bahwa
yang perlu Anda lakukan adalah mencari bantuan medis. Kita tidak
pernah tahu atau memprediksi kapan kita akan membutuhkan bantuan
darurat. Sehingga ada baiknya jika nomor telefon atau kontak ambulans
ataupun rumah sakit terdekat selalu tertera di dekat telepon, kulkas,
ataupun tempat yang mudah dijangkau.
•  Namun satu hal yang pasti dalam kegawatdaruratan, jika Anda
menemukan seseorang tergeletak, prioritaskan dahulu hal-hal berikut
ini:
o  Apakah orang tersebut bernafas atau tidak?
o  Apakah terdapat luka-luka?
o  Apakah orang tersebut pernah mengalami trauma (benturan)
ataupun kondisi kronis?
q  Sementara Anda menunggu bantuan medis,
yang perlu Anda lakukan adalah:
q  Posisikan di tempat yang aman
q  Jika tidak bernafas, berikan bantuan nafas atau
bantuan hidup dasar (hanya jika Anda terlatih)
q  Jika terdapat luka, berikan pertolongan pertama
q  Tetaplah tenang dan yakinkan orang tersebut
bahwa bantuan akan datang.
q  Kumpulkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi
untuk diberikan kepada paramedis.
q  Pindahkan barang- barang dan perabotan untuk
memudahkan akses paramedis.
q  Pertolongan pertama pada luka
q  Tujuan pertolongan pertama jika terdapat luka adalah untuk
menghentikan perdarahan. Berikut hal - hal yang dapat Anda lakukan:
–  Berikan tekanan pada luka dengan mengaplikasikan kasa steril ataupun
pakaian bersih.
–  Jika luka terdapat pada lengan atau tungkai, angkatlah bagian tubuh yang
terluka lebih tinggi (kecuali jika Anda duga terdapat patah tulang).
–  Jangan bersihkan ataupun memberikan antiseptik pada luka yang dalam.
–  Jika darah tetap mengalir, jangan pindahkan kasa, tetapi tambahkan lagi di
atasnya.
–  Jika perdarahan sangat hebat dan Anda takut bahwa korban dapat
meninggal, gunakan perban sebagai torniquet. Bebat luka dengan perban
dan tarik dengan kuat.
–  Jika korban terluka karena tusukan (misalnya pisau, tiang, ataupun benda
semacamnya), jangan tarik benda tersebut dari luka. Tunggu hingga
bantuan medis datang.
q  Anda sebaiknya segera menghubungi
paramedis secepatnya jika:
–  Perdarahan tidak berkurang setelah beberapa menit
dilakukan balut tekan pada luka
–  Terdapat tanda-tanda syok seperti: nadi melemah,
nafas cepat atau dangkal, kulit yang dingin dan basah
–  Kesulitan bernafas karena terdapat luka pada leher
ataupun dada
–  Terdapat luka dalam pada perut
–  Jari ataupun ekstrimitas lainnya terpotong atau
hampir terputus.
③  Identifikasi prosedur penanganan
kondisi darurat serta evakuasi darurat
q  Kebakaran
–  Jangan Panik, tetaplah tenang ini sangat penting untuk
dilakukan karena kepanikan justru akan membuat keadaan
semakin kacau. Tidak dapat dikendalikan dan akan membuat
kekacauan baru.
–  Evaluasi Keadaan Api, jika api masih kecil dan anda bisa
menanggulanginya sendiri kenapa mesti repot – selesaikanlah.
–  Telepon Operator, kalau memang apinya tidak dapat
dikendalikan atau apinya sudah membesar dan sulit untuk
dikendalikan harus secepatnya memberitahukan ke telepon
operator agar dapat disampaikan kepada yang semestinya
tahu supaya hal – hal penanggulangan yang diperlukan segera
dilaksanakan.
–  Pecahkan / Tekan Gas Alarm, bel alarm akan berbunyi jika
Glass Alarm tersebut dipecahkan.
–  Tunggu Bantuan Dari Pemadam Kebakaran
q  Evakuasi
q  Tanda bahaya berupa Bel Alarm harus segera dibunyikan disemua area gedung
pengolahan tanpa terkecuali dan usahakan dibunyikan terus selama hal itu masih
diperlukan.
q  General Manager / MOD akan mengumumkan kepada karyawan melalui alat
komunikasi yang tersedia untuk segera dilakukan Evakuasi sesuai dengan
prosedur yang telah ada.
q  Karyawan telepon operator harus tetap menunggu didepan Switchboard selama
itu masih memungkinkan sampai intruksi untuk meninggalkan tempat
diberitahukan oleh anggota pemadam kebakaran / management.
q  Semua karyawan kecuali Front Office diwajibkan meninggalkan area gedung
pengolahan menuju tempat yang aman / parking area untuk menunggu intruksi
selanjutnya dari pihak management.
q  Security harus bertanggung jawab bahwa seluruh karyawan telah lengkap semua
di evakuasi dan sudah memastikan karyawan telah meninggalkan gedung.
q  Jangan kembali masuk gedung walaupun alasan apapun sebelum pernyataan
aman diumumkan melalui system alat komunikasi dan pengamanan ini baru
dilakukan setelah security gedung selesai memeriksa seluruh gedung dan
menyatakan AMAN.
LATIHAN

q Lakukan demonstrasi Melakukan


Pekerjaan dengan Aman di Industri
Pangan sesuai dengan SOP !

Anda mungkin juga menyukai