I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Instalasi laundry merupakan sentral pengolahan linen di rumah sakit mulai dari
perencanaan, pencucian, distribusi sampai pada inventarisasi dan
pemeliharaannya, meskipun pada saat ini Instalasi Laundry bersifat desentralisasi
dimana Instalasi Laundry hanya melakukan pencucian, dan pemeliharaan linen
saja.
Persyaratan tempat kerja di instalasi laundry harus tepisah antara ruang kotor
dengan ruang bersih. Selain itu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi linen
kotor terhadap linen bersih dilakukan juga pembersihan tempat pencucian, meja
kerja serta pemantauan penggunaan APD dan kebiasaan cuci tangan.
Agar upaya tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik maka perlu dilakukan
pemantauan terhadap kebersihan tempat pencucian, meja kerja pelipatan,
penggunaan APD dan kegiatan cuci tangan.
B. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan SOP membersihkan tempat kerja
instalasi laundry adalah penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan membersihkan
tempat pencucian, meja pelipatan, termasuk penggunaan APD selama bekerja dan
kegiatan cuci tangan.
C. TUJUAN
UMUM :
Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan SOP membersihkan tempat kerja
Instalasi Laundry.
KHUSUS :
Terlaksananya SOP membersihkan tempat pencucian dan meja pelipatan
Terlaksananya penggunaan APD bagi petugas laundry
Terlaksananya SOP mencuci tangan
D. SASARAN
1. Terlaksananya kegiatan membersihkan tempat pencucian dan meja pelipatan 4
kali dalam sebulan
E. METODE
Metode yang digunakan adalah pemantauan lapangan dengan mengisi chek list
yang sudah disediakan.
F. EVALUATOR
Evaluasi dilakukan oleh Kepala Instalasi Laundry
G. WAKTU
Evaluasi dilakukan setiap bulan.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pembersihan tempat pencucian di area
kotor instalasi laundry sudah dilakukan oleh petugas laundry.
Dari table tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kebersihan meja
pelipatan dengan alkohol 70% dilakukan 2 kali sehari yaitu sebelum dan sesudah
bekerja, dapat dilakukan 100 %.
Rata – rata ketaatan penggunaan Alat Pelindung Diri berupa pakaian kerja,
masker, dan topi / kerudung kerja 100 %. Ketiga Alat Pelindung Diri tersebut
wajib digunakan oleh semua karyawan laundry. Penggunaan sarung tangan
disposable pemilahan dan pengambilan bahan pencuci 100 %. Sedangkan sarung
tangan karet, sepatu booth dan appron wajib digunakan oleh karyawan laundry
bagian pencucian. Penggunaan sarung tangan karet, sepatu booth dan appron 100
%. Pelaksanaan prosedur tetap penggunaan APD sudah dipatuhi oleh seluruh
karyawan.
Semua karyawan melakukan cuci tangan ketika pertama kali masuk ruangan dan
ketika keluar ruangan disaat pulang kerja.
III. KESIMPULAN
Dari hasil pemantauan dan evaluasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan kebersihan tempat cucian pada bulan Januari – Juni 2015 sudah memenuhi
standart 100 %.
2. Kebersihan meja pelipatan yaitu dengan melakukan disinfeksi sebelum dan sesudah
kerja sudah sesuai standart yaitu 100 % telah dilakukan.
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri berupa :
a. Baju petugas : 100 %
b. Masker : 100 %
c. Topi : 100 %
d. Sarung tangan disposable : 100 %
e. Sarung tangan karet : 100 %
f. Sepatu booth : 100 %
g. Appron : 100 %
4. Kegiatan cuci tangan dilakukan ketika :
a. Masuk ruang kerja : 100 %
b. Keluar ruang kerja : 100 %
IV. REKOMENDASI
Dari kesimpulan tersebut di atas maka direkomendasikan perlu adanya :
1. Tetap dilakukan sosialisi dan pengawasan terhadap karyawan tentang pentingnya
pembersihan tempat pencucian, kebersihan meja pelipatan, penggunaan APD saat
bekerja serta cuci tangan ketika pertama kali masuk ruang kerja (datang) dan keluar