• Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang
meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. • Menurut Plato, filsafat merupakan pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. • Menurut Descrates, filsafat merupakan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, manusia menjadi pokok penyelidikan. • Ibnu Sina yang merupakan filsuf islam mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh manusia, sebab manusia telah di karuniai akal oleh Allah. Kesimpulan Pengertian Filsafat • Filsafat secara harfiah berarti “mencintai kebijaksanaan”. Itu artinya, filsafat juga memiliki arti mencintai mencari menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan disini tentunya bermakna mencintainya dengan melakukan proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus produknya. • Filsafat adalah pemikiran dan kajian menyeluruh terhadap suatu pemikiran, kepercayaan dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian ulang dan analisis konsep dasar untuk menciptakan kebenaran, pertimbangan dan kebijaksanaan yang lebih baik. Kegunaan Filsafat
• Pemanfaatan filsafat dalam kehidupan dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu kegunaan secara umum dan kegunaan secara khusus. • Kegunaan secara umum yaitu manfaat yang dapat diambil oleh orang yang mempelajari ilmu filsafat ini secara mendalam, manfaat tersebut dapat berupa memudahkan dalam penyelesaian masalah-masalah secara kritis. • Ciri dari pemanfaatan filsafat secara umum ini yaitu ketidakterikatan oleh ruang dan waktu. • Kegunaan secara khusus yaitu dapat berupa pemecahan masalah secara tertentu atau spesifik dalam dimensi ruang dan waktu yang terbatas. Cabang-Cabang Filsafat • filsafat itu sendiri dibagi menjadi lima cabang yaitu etika, estetika, metafisika, epistemology dan logika. 1. Etika • Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani 'etos' dan 'etikos'. Etos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat biasa. • Etikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.Etika sering kali dinamakan filsafat moral karena cabang filsafat ini membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia. • Jadi menurut cabang filsafat ini manusia dipandang dari segi perilakunya. Dapat kita katakan juga bahwa etika merupakan ilmu yang membahas tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat. • Pada hakikatnya, nilai tindakan manusia terikat pada tempat dan waktu, selain itu dapat kita ketahui juga bahwa bakik dan buruknya manusia ditentukan oleh sudut pandang masyarakat. • Dapat kita ambil contoh dimana perilaku yang dianggap wajar atau biasa- biasa saja diwilayahnya belum tentu dianggap biasa saja diwilayah lain,bahkan bisa saja dianggap kurang asusila diwilayah tertentu. 2. Estetika 2. Estetika • Adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni nilai dan keindahan. Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani aisthesis yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman intelektual atau pengamatan spiritual. • Adapun istilah art (seni) berasal dari bahasa latin ars yang berarti seni, keterampilan, ilmu dan kecakapan. Etika dan estetika termasuk dalam cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang hakikat nilai. 3. Metafisika • Salah satu cabang filsafat yang lain adalah metafisika yang berasal dari bahasa Yunani meta phisyka (sesudah fisika). Kata metafisika ini juga memiliki berbagai arti, diantaranya dapat berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realitas sebagai suatu keseluruhan. • Namun dapat juga kita lihat secara umum bahwa didalam metafisika terdapat suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. • Metafisika dipilahkan dalam kosmologi yang membahas tentang kosmos (alam) dan ontologi yang membahas tentang the being (yang ada) tentang objek. • Tentu masih kita ingat terhadap pendapat plato mengenai ide atau idea yang sempat kita pelajari, dimana pada pandangannya plato mengatakan bahwa realitas sesungguhnya bukanlah yang tampak oleh kita dalam dunia kenyataan. 4. Epistemologi • Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani, yakni epitesme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti kata, pikiran, dan ilmu. Jadinya dapat kita artikan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan. Contohnya dalam filsafat ilmu yaitu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan bagaimana cara mendapatkannya. Dengan mempelajari epistemologi diharap kita dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu, serta mengetahui kebenaran tentang suatu ilmu tersebut. Persoalan dalam epistemologi diantaranya adalah bagaimana manusia dapat mengetahui sesuatu?, dari mana pengetahuan itu diperoleh? Manusia tidak dapat mengetahui semua aspek dan objek karena keterbatasan kemampuan manusia, socretes pernah berkata bahwa apa yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak menegtahui apa-apa. Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika sampai pada titik"pengujian kebenaran" untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu. • Ada tiga ukuran kebenaran yang tampil yaitu gelanggang yang dimana dalam gelanggang diskusi mengenai teori kebenanran, yaitu teori korespodensi, koherensi dan pragmatis. Penilaian ini sangat menentukan untuk meenerima, menolak, menambah, atau merubah hepotesa, selanjutnya diadakanlah teori ilmu pengetahuan. 5. Logika • Logika adalah suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu pengetahuan yang mempelajari kecakapan atau berpikir lurus, tepat dan teratur. Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana objek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran atau proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir atau penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. • Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah di ketahui yang nanti akan diturunkan kesimpulan. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut ketepatannya. • Suatu pemikiran logika akan disebut tepat jika pemikiran sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Pengertian Filsafat Ilmu • Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah- masalah filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah. • Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk mengingat dan menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari dalam filsafat ilmu. Definisi Filsafat Ilmu dari Para Ahli • Menurut Robert Ackerman, filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual. • Menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. • Menurut A. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum cabang- cabang pengetahuan intelektual. Ruang Lingkup Filsafat • Seperti halnya pengetahuan, maka filsafat pun dapat ditentukan ruang lingkupnya yang dipilahkan dalam dua objek yaitu, objek material (lapangan) dan objek forrnalnva (sudut pandangnya). • Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang diperrnasalaltkan oleh filsafat. Isi filsafat ditentukan oleh objek yang dipikirkan. • Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan dari kajian dari suatu penalaahan atau penelitian tentang pengetahuan. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, baik objek yang bersifat materiil maupun objek formal. Objek Materil • Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Menurut Poedjawijatna, objek materiil filsafat meliputi segala sesuatu dari keseluruhan ilmu yang menyelidiki sesuatu. • Objek material mencakup segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil konkret, fisik. Sedangkan objek nonmateriil meliputi hal-hal yang abstrak, dan psikis, termasuk juga abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai dan lain-lain. Jadi, dengan melihat dari beberapa pendapat mengenai objek filsafat ini dapat dipahami bahwa objek filsafat meliputi berbagai hal, dengan kata lain, objek filsafat materiil ini tak terbatas • Objek filsafat ini tak terbatas, bahwa lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Objek Formal Filsafat • Objek yang satu ini (objek formal) lebih kepada sifat penelitian yaitu penyelidikan yang mendalam. Mendalam dalam hal ini berarti ingin mengetahui mengenai objek yang tak empiris. • Menurut Lasiyo dan Yuwono, objek formal adalah sudut pandang yang menyeluruh, umum, sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. • Objek fromal ini ingin membahas tentang objek material dari suatu objek sampai ke hakikatnya atau keindahan (esensi) yang dibahas. • Objek formal merupakan sudut pandang atau cara memandang terhadap objek materiil, termasuk prinsip-prinsip yang digunakan, dalam artian objek formal filsafat bersifat mengasaskan atau berprinsip maka filsafat itu mengonstatir prinsip-prinsip kebenaran dan ketidak-benaran. • Jadi objek formal filsafat itu bersifat mengasaskan atau berprinsip dan oleh karena mengasas, maka filsatat itu mengongstruksi serta menemukan prinsip-prinsip kebenaran.