Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

BUDAYA KESELAMATAN,KEAMANAN DAN PELAYANAN


WANTORO
ANT I B ANGKATAN 66

Dosen Pembimbing: Capt.SAMUEL PALEMBANGAN , M.T,M.Mar

PROGRAM PENDIDIKAN DIKLAT PELAUT I


JAKARTA, 2023
1. PANDANGAN NAKHODA PADA SAAT KAPAL BERLAYAR MELIHAT
ADA STOWAWAYS DI ATAS KAPAL

Setelah mendapat laporan bahwa ditemukan 1 orang stowaway di


atas kapal, Nakhoda memerintahkan kepada Mualim 1 selaku SSO
di kapal untuk mengamankan stowaway tersebut.
Mualim 1 bersama 3 crew lainnya membawa dan mengamankan
stowaway ke ship’s office untuk diinterogasi dengan tujuan untuk
mengetahui keterangan tentang stowaway tersebut seperti
darimana & bagaimana dia naik ke kapal, di mana selama ini dia
tinggal di atas kapal dan apakah ada stowaway yang lain di atas
kapal.
Setelah diinterogasi, stowaway tersebut dibawa ke ruangan spare
cabin untuk diisolasi, di mana di pintu bagian luar ruangan
tersebut 2 crew berjaga terus-menerus secara bergantian untuk
mengawasi stowaway tersebut.
Kemudian Mualim 1 melapor kepada Nakhoda semua tindakan yang
telah dilaksanakan terhadap stowaway.
Setelah menerima laporan Mualim 1, Nakhoda memerintahkan
Mualim 1 untuk melakukan patroli dan pencarian di seluruh area
kapal untuk mencari dan memastikan apakah ada stowaway yang
lain di atas kapal.
Kemudian dibentuk 2 tim, di mana tim (1) dipimpin Mualim 1 dan
tim (2) dipimpin Masinis 1.
Setelah dibentuk 2 tim, tim (1) melakukan pencarian dari
forecastle deck, store-store, ruang muatan, ruang-ruang yang
berada di crane kapal. Tim (2) melakukan pencarian di ruangan-
ruangan dari deck anjungan sampai lantai dasar kamar mesin.
Setelah pencarian selesai dilaksanakan, tidak diketemukan
stowaway yang lain, kemudian kedua pimpinan tim melapor
kepada Nakhoda.
Nakhoda setelah menerima laporan dari kedua pimpinan tim,
segera menelpon ke perusahaan untuk melapor kepada CSO
(Company’s Security Officer) kejadian yang ada di kapal dan
tindakan-tindakan yang telah dilakukan di atas kapal, dan
meminta saran dari CSO untuk tindakan-tindakan berikutnya yang
harus dilakukan.
Nakhoda membuat Berita Acara atas kejadian ditemukannya
stowaway di atas kapal. Kemudian “Berita Acara” tersebut
dikirim Keperusahaan untuk diteruskan ke pihak-pihak yang
Terkait.
Nakhoda memohon kepada perusahaan agar stowaway tersebut
dapat langsung diturunkan setibanya kapal di pelabuhan tujuan.
2. TINAKAN NAKHODA PADA SAAT KAPAL BERLAYAR MELIHAT ADA
PENGUNGSI DI TENGAH LAUT YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN

Pada saat kapal berlayar di tengah laut, apabila melihat sebuah


kapal yang berisi pengungsi, selaku Nakhoda segera berolahgerak
untuk mendekatkan kapal ke posisi kapal yang berisi pengungsi.
Setelah berada di posisi yang memungkinkan untuk melakukan
pertolongan, kapal stop mesin. Kemudian Nakhoda
memerintahkan untuk menurunkan sekoci agar dapat menolong
para pengungsi untuk menjemput dan membawa pengungsi ke atas
kapal.
Setelah semua pengungsi berada di atas kapal, kemudian segera
diberi pertolongan pertama dan diperiksa kondisi kesehatannya.
Kemudian semua didata dan data-data pengungsi tersebut
dicantumkan di dalam Berita Acara tentang penemuan dan
penyelamatan pengungsi di tengah laut.
Nakhoda segera menelpon perusahaan untuk melaporkan bahwa
kapal telah menemukan dan menolong pengungsi di tengah laut,
Nakhoda juga menelpon instansi-instansi yang terkait yang
terdekat dari posisi kapal seperti Kantor Coast Guard, Kantor
Imigrasi, Kantor Dinas Sosial dan instansi-instansi terkait lainnya.
Nakhoda membuat Berita Acara atas kejadian ditemukannya
stowaway di atas kapal. Kemudian “Berita Acara” tersebut
kemudian dikirim perusahaan untuk diteruskan ke pihak-pihak
yang berkepentingan.
Nakhoda melakukan penyelamatan terhadap pengungsi
berdasarkan PERATURAN BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN
PERTOLONGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 Pasal
8.

Adapun bunyi peraturan tersebut dapat kita baca di bawah ini :

PERATURAN BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018
TENTANG
PENANGANAN PENEMUAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI
DALAM KEADAAN DARURAT DI PERAIRAN WILAYAH INDONESIA

Pasal 8
(1) Prosedur penanganan penemuan Pengungsi dalam Keadaan
Darurat yang ditemukan oleh masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), Badan Nasional Pencarian
dan Pertolongan meminta masyarakat untuk melakukan
tindakan paling sedikit meliputi:
a. melaporkan posisi penemuan Pengungsi;
b. melaporkan kondisi dan situasi di lokasi penemuan
Pengungsi; dan
c. melaporkan kondisi dan situasi kapal dan Pengungsi.
(2) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan melakukan tindakan
berupa:
a. analisis data dan informasi;
b. penyiapan personel, sarana, dan peralatan; dan
c. berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penyiapan
personel, sarana, dan peralatan.
(3) Dalam hal laporan dinyatakan kebenarannya, Badan Nasional
Pencarian dan Pertolongan mengerahkan unsur pencarian dan
pertolongan untuk melakukan pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai