Anda di halaman 1dari 21

PRAMUKA SIAGA

I. PENDAHULUAN
• Siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang
berusia 07 – 10 tahun. Pada usia tersebut anak-anak
memiliki sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya
mereka merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah
diam. Sifat unik Siaga merupakan kepolosan seorang
anak yang belum tahu resiko dan belum dapat diserahi
tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang
cukup menonjol adalah keingintahuan (curiosity) yang
sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi,
agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat
suka dipuji.
• Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai
pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan
pramuka Siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia” di mana
terdapat ayah, ibu, kakak dan adik. Wadah pembinaan
pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga yang mengkiaskan
bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan
bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi pada
upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga. Formasi
barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan
Siaga adalah berupa lingkaran di mana Pembina berada di
dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang bendera.
Bentuk lingkaran menyiratkan dunia Siaga yang masih
dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya.
Hal ini memberi makna bahwa di dalam
pembinaan Siaga, porsi terbesar adalah Ing
ngarsa sung tulada, atau di depan memberi
teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya
mangun karsa dan tut wuri handayani
porsinya lebih kecil. Bentuk upacara ini juga
mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai
bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian
Pembinanya.
MATERI POKOK
• Perindukan Siaga.
1.Satuan di gugus depan sebagai tempat
berhimpunnya Pramuka Siaga disebut Perindukan
Siaga. Perindukan idealnya terdiri atas 18-24
Pramuka Siaga yang dibagi ke dalam 3-4 kelompok,
disebut Barung. Barung yang ideal terdiri atas 6
Pramuka Siaga. Perindukan Siaga dipimpin oleh
Pembina Perindukan Siaga disingkat Pembina Siaga
dibantu oleh Pembantu Pembina Siaga.
2.Untuk melaksanakan tugas di tingkat
Perindukan, dipilih Pemimpin Barung Utama,
dipanggil Sulung, yang dipilih dari para
Pemimpin Barung. Posisi Pemimpin Barung
Utama tidak permanen, dapat berganti
setelah beberapa kali latihan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi kesempatan
lebih banyak bagi anggota Barung berlatih
menjadi memimpin.
3.Kata Perindukan berasal dari kata induk.
Perindukan berarti tempat anak-anak
menginduk menjadi satu.

4.Pembina Perindukan manakala memanggil


seluruh anggota Perindukan meneriakkan
”Siaagaaaa….! Dijawab oleh seluruh anggota
Perindukan dengan meneriakkan: Siaaap….!
5.Perindukan harus memiliki standar bendera
dan tiangnya serta bendera Merah Putih,
untuk upacara pembukaan dan penutupan
latihan, bendera Pramuka, tali-temali, buku-
buku ceritera untuk Siaga, peralatan
memasak untuk sarana latihan, dan
peralatan perkemahan, sebagaimana halnya
peralatan gugusdepan.
6.Perindukan Siaga Putera dapat
dibina oleh Pembina dan Pembantu
Pembina putera maupun Pembina
dan Pembantu Pembina puteri,
sedangkan Perindukan Siaga Puteri
hanya dapat dibina oleh Pembina
dan Pembantu Pembina puteri.
II. Barung
1.Kelompok kecil dalam Perindukan Siaga yang idealnya
beranggotakan 6 Pramuka Siaga, disebut Barung. Kata
Barung berarti rumah jaga suatu bangunan.
2.Setiap Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri
memiliki nama Barung yang diambil dari nama warna
seperti Barung Merah, Biru, Hijau, Putih, dan Barung
Kuning. Setiap warna memiliki makna dan kiasannya, dan
nama Barung merupakan cerminan sifat-sifat baik yang
menonjol yang akan ditiru oleh anggota Barung tersebut.
3.Keanggotaan Barung tidak bersifat
menetap, dapat diubah setiap 1-2 bulan
sekali, dilakukan secara teratur sebagai
bagian dari dinamika Perindukan.

4.Barung tidak memakai bendera barung,


karena pelaksanaan kegiatannya
5.Pramuka Siaga pada umumnya
dilaksanakan di tingkat Perindukan.
Kegiatan di tingkat barung hanya
berupa permainan singkat dan
spontan.

6.Barung memiliki Buku Daftar hadir


anggota, dan kas anggota.
7.Barung dipimpin secara bergilir oleh
seorang Pemimpin Barung dan seorang Wakil
Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari
anggota Barung dengan bantuan Pembina
dan Pembantu Pembina Siaga.

8.Setiap kegiatan Barung didampingi


Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
III.Dewan Siaga (Dewan Satuan Siaga)
1.Dewan Siaga dibentuk untuk memenuhi hak
anak dan melatih kepemimpinan Pramuka
Siaga. Dewan Siaga beranggotakan seluruh
anggota perindukan. Ketua Dewan Siaga
adalah Pemimpin Barung Utama atau Sulung.
Pertemuan Dewan Siaga diadakan tiga bulan
sekali atau sesuai kebutuhan program atau
aktivitas.
2.Dewan Siaga bertugas:
a.Memilih dan membahas kegiatan yang diusulkan
Pembina,
b.Mengatur kegiatan perindukan,
c.Menjalankan keputusan-keputusan yang diambil
Dewan, termasuk pemberian penghargaan.
3.Pada Perindukan Siaga tidak dibentuk Dewan
Kehormatan, semua tugas Dewan Kehormatan
berada di tangan Pembina.
IV.Kegiatan Siaga
1.Kegiatan Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis,
kekeluargaan, dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok di dalam
mengemas bahan latihan, dan kreativitas Pembina sangat diperlukan.
Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Siaga maka akan
semakin tinggi tingkat ketertarikan Siaga untuk tetap berlatih.

2.Untuk menjadi Pembina Siaga diperlukan kesabaran, pandai


berceritera, lebih baik bila pandai menyanyi, bertubuh sehat dan
energik, pandai senam, dan tentu saja berbudi pekerti yang luhur
sebagaimana syarat menjadi Pembina Pramuka.
3.Di dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan
pemenuhan/pengujian Syarat- syarat Kecakapan Umum (SKU)
dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) Siaga.
4.SKU Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh
Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang
merupakan alat pendidikan sebagai perangsang dan
pendorong untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi
kehidupannya.
5.Tingkat pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan
keterampilan dilakukan melalui pendadaran Syarat Kecakapan
Khusus (SKK).
5.Ada 4 jenjang kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga
yakni:
a.Siaga Mula
b.Siaga Bantu
c.Siaga Tata
d.Siaga Garuda
6.Selain kecakapan umum Siaga dapat mengambil kecakapan khusus
yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Secara umum Syarat
Kecakapan Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
a.Purwa
b.Madya
c.Utama
Secara garis besar kegiatan Siaga dibagi menjadi:
a. Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
• Kegiatan latihan dimulai dengan:
• Upacara pembukaan latihan.
• Upacara penutupan latihan.
Di sini jangan lupa Pembina Upacara menyampaikan rasa terima kasih dan titip salam
pada keluarga adik-adik Siaga, serta jangan lupa latihan yang akan datang mengajak
teman yang lain untuk ikut menjadi anggota baru Siaga.
2) Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Siaga dan Pembinanya,
dengan jenis kegiatan yang biasanya berbeda dengan kegiatan rutin mingguan.
b. Pertemuan Besar Siaga
• Pertemuan ini diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang dilaksanakan
pada waktu tertentu dalam rangka peringatan hari-hari besar /Pramuka.
• Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan pertemuan
yang bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan banyak bergerak.
• Pesta Siaga dapat berbentuk:
*Bazar Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka Siaga.
*Permainan bersama.
*Darmawisata.
*Perkemahan Siaga/perkemahan sehari.
*Karnaval Siaga.
• Dengan banyaknya jenis kegiatan maka tidak mungkin seorang Pembina
kekurangan bahan latihan.
V. PENUTUP
• Peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan
Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh
karena itu pendapatnya, keinginannya, harus dihargai.
Dalam membina Siaga konsep Ing Ngarsa Sung Tulada
(di depan memberi keteladanan) porsinya lebih
banyak dibandingkan dengan Ing Madya Mangun
Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan
kemauan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang
memberi dorongan)

Anda mungkin juga menyukai