Anda di halaman 1dari 47

PERSYARATAN KERJA DAN PENGUPAHAN

PADA PERKEBUNAN SAWIT

Ir. Dinar Titus Jogaswitani, MBA


Direktur Hubungan Kerja dan Pengupahan
KONDISI KETENAGAKERJAAN SEBELUM COVID-19

Informal : 56,50%
Formal :43,50% 4,99%
% Penduduk Bekerja Penganggur
Tingkat Penduduk Bekerja Universitas 10,23
Partisipasi 56,82%
Angkatan 131,03Juta Diploma I/II/III
%
2.79
% 11,82%
T pekerja lulusan
Kerja (TPAK) (95,01%) SM
K
A SD/SMP
kebawah
SM 18,34 N
137,91 A
SM
%
T
56,50
Juta P
≤S
D
17,93%
38,89% A
% pekerja
(69,17%) N informal
%
TPT
G
% TPAK Tingkat A
Pengangguran
Universitas 5,73% 23jt
83,82%
Diploma I/II/III 6,76% N pekerjaan
Terbuka (TPT) terdampak
54,56%
6,88 Juta SM
K
SM 6,77%
8,49% otomatisasi
(McKinsey, September 2019)

(4,99%) A
SM 5,02 248rb pekerja ter-
Laki-laki Perempuan P % PHK/tahun
≤S 2,64 (BPJS TK, 2018)

D % 2
Sumber : BPS, Februari
Dampak Pandemi Terhadap
Bidang Usaha

Paling Terdampak

1. Kelompok usaha mikro, kecil dan menengah Bertahan


(UMKM)
2. Sektor Pariwisata termasuk usaha turunannya
1. Kesehatan
seperti perhotelan
2. Makanan
3. Sektor Industri Manufaktur yang mengurangi
3. Teknologi Informasi & Komunikasi
produksi akibat kekurangan bahan baku impor
4. Retail
serta terhambat ekspor akibat kebijakan
5. Produk Kesehatan Pribadi
lockdown di beberapa negara tujuan ekspor
6. Listrik
7. Gas
8. Air Bersih
9. Pengangkutan
10. Pertanian
11. Perkebunan
12. Peternakan
13. Kehutanan
14. Perikanan 4
PERSYARATAN ISPO DI BIDANGKETENAGAKERJAAN

1. PENGATURAN SYARAT KERJA

PKWT, ALIH DAYA, PP DAN PKB

2. WAKTU KERJA WAKTU ISTIRAHAT

3. PENGUPAHAN
SYARAT KERJA

Adalah Pengaturan
mengenai hak dan
kewajiban dan tata tertib
SYARAT KERJA perusahaan yang belum
diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN
PERJANJIAN PERATURAN
KERJA
KERJA (PKWT & PERUSAHAAN
BERSAMA
PKWTT) (PP)
(PKB)
6

Tidak
Lebih baik dari Memiliki
bertentangan Tidak
peraturan pelaksanaan
dengan Tidak Melanggar
perundang- peraturan
PRINSIP peraturan
undangan perundang-
Diskriminatif HAM dan
PENGATURAN perundang- Kesusilaan
yang berlaku undangan
undangan
SYARAT KERJA
PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU
(PKWT)
PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU
Pekerjaan belum selesai
Jangka Waktu diperpanjang dengan
(Paling lama 5 Tahun) kesepakatan ( akumulasi tidak
lebih dari 5 tahun)

Pekerjaan belum selesai dapat


Selesainya
PKWT Pekerjaan tertentu
diperpanjang hingga
selesainya pekerjaan

Jenis dan sifat atau


kegiatannya bersifat tidak
tetap
Lanjutan

Jenis dan Sifat Pekerjaan :

1. Pekerjaan yang diperkirakan


penyelesaiannya tidak terlalu lama
2. Pekerjaan yang bersifat musiman
Jangka Waktu 3. Pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru, kegiatan baru, atau produk
(Paling lama 5 Tahun) tambahan yang masih dalam percobaan
atau penjajakan.

Selesainya 1.Pekerjaan yang sekali selesai


Pekerjaan tertentu 2.Pekerjaan sementara sifatnya.

Jenis dan sifat atau 1. Pekerjaan berubah-ubah berdasarkan


kegiatannya bersifat tidak waktu dan volume.
tetap 2. Upah berdasarkan kehadiran.
PKWT JANGKA WAKTU
Pekerjaan yang
diperkirakan
penyelesaiannya tidak
terlalu lama

Musim/cuaca:
Dilakukan pada musim atau cuaca tertentu;
Pekerjaan yang
bersifat musiman Kondisi tertentu :
Pekerjaan tambahan untuk memenuhi pesanan/ target.

Pekerjaan yang berhubungan  Produk baru adalah produk yang sebelumnya belum
dengan produk baru, kegiatan pernah ada atau pengembangan produk yang sudah
baru, atau produk tambahan ada.
yang masih dalam percobaan  Kegiatan baru adalah Usaha yang baru dilaksanakan
atau penjajakan. oleh Perusahaan
SELESAINYA PEKERJAAN TER-
TENTU

Kesepakatan :
1. Pekerjaan yang sekali selesai • Ruang lingkup dan batasan suatu
2. Pekerjaan yang sementara pekerjaan selesai, dan

sifatnya. • Waktu penyelesaian disesuaikan dengan


selesainya Pekerjaan
PEKERJAAN YANG JENIS DAN SIFAT
ATAU KEGIATANNYA BERSIFAT TIDAK TETAP
( PEKERJA HARIAN)

• Pekerja Harian dilakukan dengan PKWT.

• Pekerjaan tidak tetap.

• Pekerjaan yang berubah-ubah .

• Pekerjaan berdasarkan waktu dan volume.

• Upah berdasarkan kehadiran.

• Waktu kerja kurang dari 21 hari/bulan


Perjanjian Kerja berakhir :
a) pekerja/buruh meninggal dunia;
b) berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c) selesainya suatu pekerjaan tertentu;
d) adanya putusan pengadilan dan/atau putusan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
e) adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.
13
Pemberian
Uang Kompensasi Kompensasi Diberikan pada
saat berakhirnya PKWT
Pengusaha Wajib memberikan
Kompensasi bagi
Pekerja/Buruh PKWT. Dalam hal Perpanjangan PKWT, maka
kompensasi diberikan pada saat
sebelum perpanjangan PKWT

Masa Kerja minimal 1 bulan secara


terus menerus
Kompensasi Perpanjangan
PKWT diberikan saat berakhirnya
PKWT
Besaran Uang Kompensasi
PKWT pada usaha mikro dan
kecil berdasarkan kesepakatan
Kompensasi tidak
berlaku bagi TKA

Berakhirnya PKWT merupakan wujud kesamaan hak atas


perlindungan dalam hal hubungan kerja berakhir antara pekerja
PKWT dan pekerja PKWTT.
KOMPENSASI
BAGI PEKERJA Dalam hal satu pihak mengakhiri
PKWT Hubungan Kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu yang
ditetapkan dalam PKWT,
Pengusaha wajib memberikan
uang kompensasi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1)
yang besarannya dihitung
berdasarkan jangka waktu PKWT
yang telah dilaksanakan oleh
Pekerja/Buruh

15
PENCATATAN PKWT
1. Pengusaha harus mencatatkan PKWT pada Kementerian
bidang Ketenagakerjaan secara daring paling lama 3
hari kerja sejak penandatanganan PKWT.

2. Pencatatan PKWT secara daring belum tersedia, maka


pencatatan PKWT dilakukan oleh Pengusaha secara
tertulis di dinas Ketenagakerjaan kabupaten/kota,
paling lama 7 hari kerja sejak penandatanganan PKWT.
 

16
Alih Daya
SUBSTANSI POKOK ALIH DAYA AMANAT UU CIPTA KERJA
DALAM UNTUK DIATUR LEBIH LANJUT
UU CIPTA KERJA DENGAN PP

Pelindungan pekerja/buruh Alih Pelindungan pekerja/buruh


Daya Merupakan Tanggung Alih Daya dan perizinan
Jawab Perusahaan Alih Daya Berusaha.

17
Alih Daya

Hubungan kerja
dalam Alih Daya
yaitu
berdasarkan :
Perusahaan alih daya yang mempekerjakan
pekerja/buruh berdasarkan PKWT, dalam perjanjian
kerjanya harus mensyaratkan pengalihan
Perjanjian
Kerja Waktu
pelindungan hak bagi pekerja/buruh apabila terjadi
Tertentu atau pergantian perusahaan alih daya dan sepanjang
objek pekerjaannya tetap ada.
Catatan:
Perjanjian  Pengalihan pelindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yaitu perusahaan
Kerja Waktu alih daya yang baru memberikan pelindungan hak-hak bagi
Tidak pekerja/buruh minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh
Tertentu. perusahaan alih daya sebelumnya.
 Obyek pekerjaannya tetap ada adalah pekerjaan yang ada pada 1 (satu)
perusahaan pemberi pekerjaan yang sama.

18
Lanjutan

Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan, tergantung pada


kebutuhan sektor.

Pelindungan Pekerja/Buruh, Upah, Kesejahteraan, Syarat


Kerja, dan Perselisihan yang timbul diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian
Kerja Bersama.

Perusahaan Alih Daya berbentuk Badan Hukum dan wajib


memenuhi perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat melalui mekanisme OSS.

19
PERATURAN PERUSAHAAN
Peraturan yang dibuat secara tertulis yang
memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-
syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
Tidak
bertentangan
Mengatur
dengan
lebih baik dari
peraturan
UU
perundang-
Prinsip Pengaturan Syarat undangan
Kerja Melalui Peraturan
Perusahaan Mengatur
lebih rinci dan Non
yg belum
diatur dalam diskriminasi
UU
KETENTUAN PEMBUATAN PERATURAN PERUSAHAAN
Pengusaha yang Bila dalam satu Grup
mempekerjakan pekerja
1 sekurang-kurangnya 10
0rang wajib membuat
4 maka PP dibuat
masing-masing
perusahaan
7
Masa berlakunya PP 2 (dua)
tahun dan dapat di perbaharui
PP

Berlaku bagi seluruh Memperhatikan Pengusaha wajib melayani

2 pekerja serta seluruh


cabang/unit kerja dan 5 saran dan
pertimbangan wakil 8 perundingan PKB apabila SP
menghendaki
perwakilan perkerja dan/atau SP
Jika sedang terjadi perundingan
Dapat membuat PP Saran dan pembuatan PKB dan masa berlaku

3 6 9
turunan dengan tetap pertimbangan tidak PP telah berakhir, pengusaha dapat
mendapatkan dapat mengajukan permohonan
pengesahan diperselisihkan perpanjangan PP untuk 1 kali paling
lama 1 tahun
COMPUTER REPAIR & SUPPORT
Pengertian Perjanjian Kerja Bersama

Perjanjian yang merupakan hasil


perundingan antara Serikat Pekerja
atau beberapa Serikat Pekerja
yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan, dengan
pengusaha atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak.
 PKB harus dibuat secara tertulis dengan huruf
latin dan menggunakan bahasa Indonesia;
Yang perlu  Dalam hal PKB dibuat tidak menggunakan
diperhatikan bahasa Indonesia maka harus diterjemahkan
ketika membuat kedalam bahasa Indonesia;
 Masa berlaku PKB paling lama 2 tahun;
PKB  PKB dapat diperpanjang masa berlakunya
paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan
kesepakatan tertulis;
 Perundingan PKB berikutnya dimulai paling
cepat 3 bulan;

24
Lanjutan

 Ketentuan dalam PKB tidak boleh


bertentangan dengan peraturan
perundang- undangan;
 Dalam hal PKB bertentangan dengan Yang perlu
perundang-undangan yang berlaku, diperhatikan
maka PKB tersebut batal demi hukum ketika membuat PKB
dan yang berlaku adalah peraturan
perundang- undangan;
 Dalam 1 (satu) perusahaan hanya
dapat dibuat 1 (satu) PKB di
perusahaan.

25
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat (WKWI)

1. Waktu kerja standar adalah 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja
atau 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
2. Untuk sektor usaha atau pekerjaan tertentu dapat diterapkan waktu kerja yang
kurang atau lebih dari waktu kerja standar.
3. Waktu kerja lembur diatur paling banyak 4 jam dalam 1 hari dan 18 jam dalam 1
minggu.
4. Pengusaha tetap wajib memberi waktu istirahat dan cuti bagi pekerja/buruh.
5. Pemberian istirahat panjang dalam perusahaan tertentu dalam Perjanjian Kerja (PK),
Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
6. Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur dalam Perjanjian
Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

26
MUATAN PERATURAN PEMERINTAH
PP NOMOR 35 TAHUN 2021

1) Jam kerja meliputi :

7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 Catatan :


(empat puluh) jam 1 (satu) minggu  Ketentuan ini tidak berlaku bagi sektor
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu; tertentu;
 Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di
atau
perusahaan diatur dalam Perjanjian Kerja
(PK), Peraturan Perusahaan (PP) atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan


40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu

27
2) Penerapan waktu kerja 3) Perusahaan pada 4) Penerapan waktu kerja
kurang atau lebih dari sektor usaha atau lembur pada sektor
waktu kerja standar pekerjaan tertentu usaha atau pekerjaan
pada sektor usaha atau yang menerapkan tertentu tidak dapat
pekerjaan tertentu waktu kerja kurang diterapkan bagi
harus memenuhi kriteria dari waktu kerja perusahaan yang
yang memperhatikan standar, memberlakukan waktu
perlindungan pekerja mempunyai kerja kurang dari waktu
baik dari sisi upah dan karakteristik : kerja standar.
kesejahteraannya
maupun dari sisi
perlindungan K3.

a) Penyelesaian pekerjaannya kurang dari 7 jam


1 hari dan kurang dari 35 Jam dalam 1 minggu;
b) Waktu kerja fleksibel;
c) Pekerjaan dapat dilakukan di luar lokasi kerja.
28
Pemberian upah kerja lembur dikecualikan
Perusahaan pada sektor usaha atau
bagi pekerja/buruh yang termasuk golongan
pekerjaan tertentu yang menerapkan waktu
jabatan tertentu, yaitu yang memiliki tanggung
kerja lebih dari waktu kerja standar, dapat
5) 7) jawab sebagai pemikir, perencana,
memilih dan menetapkan periode kerja dan
pelaksana, pegendali jalannya perusahan
waktu kerja. Pengaturan periode kerja dan
dengan waktu kerja tidak dapat dibatasi dan
waktu kerja tersebut masih menggunakan
mendapatkan upah lebih tinggi. Pengaturan
ketentuan yang terdapat dalam 5 Permenaker
golongan jabatan tertentu tersebut diatur
sebelumnya.
dalam PK, PP, atau PKB.

Pelaksanaan waktu kerja pada sektor usaha Perusahaan dapat memberikan istirahat
6) tertentu yang kurang/ lebih dari waktu kerja 8) panjang kepada pekerja/buruh yang
standar diatur dalam Perjanjian Kerja, pelaksanaanya diatur dalam PK, PP, atau
PP/PKB . PKB.

29
PENGUPAHAN
ARAH KEBIJAKAN PENGUPAHAN
Upah Tanpa Tunjangan
Upah Pokok & Tunjangan Tetap

1 Upah Upah Pokok, Tunjangan Tetap


&Tunjangan Tidak Tetap

Penghasilan Upah Pokok & Tunjangan Tidak


Tetap

Pendapatan THR
2 Non Upah Insentive
Bonus
Uang Pengganti Fasilitas Kerja
Kebijakan Pengupahan ditujukan untuk pencapaian
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi Uang Service Pada Usaha
kemanusiaan. Tertentu
31
UPAH DITETAPKAN BERDASARKAN SATUAN WAKTU
DAN/ATAU SATUAN HASIL

a. Upah berdasarkan satuan waktu ditetapkan secara per jam, harian, atau
bulanan. Penetapan besarnya Upah berdasarkan satuan waktu dilakukan
dengan berpedoman pada struktur dan skala Upah.

b. Upah berdasarkan satuan hasil ditetapkan sesuai dengan hasil pekerjaan


yang telah disepakati. Penetapan besarnya upah berdasarkan satuan hasil
dilakukan oleh Pengusaha berdasarkan hasil kesepakatan antara
Pekerja/Buruh dengan Pengusaha.

32
 Perhitungan upah per jam terendah menggunakan formula penghitungan
sebagai berikut:
Upah per jam terendah =
Penjelasan:
• Angka 126 merupakan angka pembagi yang diperoleh dari hasil perkalian 52 minggu dikalikan 29
jam dibagi 12 bulan.
• 29 jam merupakan median jam kerja tertinggi di Indonesia berdasarkan data Sakernas.
• Penetapan upah secara per jam tidak menghilangkan kewajiban untuk membayar iuran jaminan
sosial yang menjadi tanggung jawab pengusaha yang dihitung secara proporsional.

 Perhitungan upah sehari sebagai berikut:


a. bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, Upah
sebulan dibagi 25; atau
b. bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu, Upah
sebulan dibagi 21.
33
STRUKTUR DAN SKALA UPAH
2 Penyusunan
• Pengusaha wajib Menyusun Struktur dan
Skala Upah dengan memperhatikan
Kemampuan Perusahaan dan Produktivitas
• Struktur dan Skala Upah wajib diberitahukan
1 kepada Pekerja/buruh
Kegunaan Pengawasan
• Menjadi Pedoman bagi 3
penetapan upah Pokok Wajib dilampirkan pada saat
Pembaharuan atau
perpanjangan PP atau PKB

Diatur Lebih Lanjut dalam Peraturan Pemerintah 34


PENETAPAN UPAH MINIMUM
1) Gubernur wajib menetapkan upah minimum provinsi.


2) Gubernur dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan syarat
tertentu.
3) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan.
4) Syarat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pertumbuhan
ekonomi daerah atau inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan.
5) Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus lebih
tinggi dari upah minimum provinsi.
Catatan:
UMK yang telah ada akan tetap berlaku sampai dengan nilai UMP melebihi nilai UMK.
Dalam hal Kab/kota tersebut telah memenuhi persyaratan tertentu penetapan UMK meskipun nilai
UMP belum melebihi nilai UMK, maka Kab/Kota tersebut dapat melakukan penyesuain nilai
UMK.
35
3. Penetapan Upah Minimum (UM)

 Upah Minimum terdiri atas:


a. Upah Minimum Provinsi
b. Upah Minimum Kabupaten/Kota dengan syarat tertentu (pertumbuhan ekonomi
daerah atau inflasi kabupaten/kota bersangkutan)

 Kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan meliputi :


a. paritas daya beli;
b. tingkat penyerapan tenaga kerja; dan
c. median upah.

 Data pertumbuhan ekonomi, inflasi, paritas daya beli, tingkat penyerapan tenaga kerja
dan median upah bersumber dari lembaga yang berwenang di bidang statistik.

 Penyesuaian Upah Minimum, dilakukan setiap tahun

 Penyesuaian nilai upah minimum ditetapkan pada kisaran nilai tertentu diantara Rp
batas atas dan batas bawah Upah Minimum pada wilayah yang bersangkutan.

36
UPAH MINIMUM PROVINSI
• Gubernur wajib menetapkan Upah Minimum Provinsi setiap tahun.
• Penyesuaian Upah Minimum Provinsi menggunakan formula penyesuaian
Upah Minimum
• Nilai Penyesuaian Upah Minimum Provinsi yang ditetapkan harus
berdasarkan hasil perhitungan penyesuaian upah minimum menggunakan
formula
• Dalam hal upah minimum provinsi tahun berjalan lebih tinggi dari batas atas
upah minimum provinsi maka gubernur wajib menetapkan upah minimum
provinsi sama dengan upah minimum provinsi tahun berjalan.
• Perhitungan penyesuaian UMP dilakukan oleh Depeprov untuk kemudian
direkomendasikan kepada Gubernur melalui Dinas Provinsi untuk ditetapkan.
• UMP ditetapkan dan diumumkan paling lambat tanggal 21 November

37
UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA
• Gubernur dapat menetapkan Upah Minimum Kab/Kota dengan syarat tertentu.
Syarat teretentu, yaitu:
1. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kab/Kota 3 (tiga) tahun terahir dari data yang tersedia
pada periode yang sama lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi Provinsi; atau
2. Nilai pertumbuhan ekonomi dikurangi inflasi kab/kota yang bersangkutan selama 3
(tiga) tahun terahir dari data yang tersedia pada periode yang sama, selalu positif dan
lebih tinggi dari nilai provinsi.
• Dalam hal syarat tertentu tidak terpenuni maka gubernur tidak dapat menetapkan UMK
• Ditetapkan setelah UMP dan harus lebih tinggi dari UMP
• Gubernur dapat meminta saran pertimbangan Depeprov dalam menetapkan UMK
• UMK ditetapkan dan diumumkan paling lambat tanggal 30 November.

38
4. UPAH BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

 Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh pada usaha yang bersangkutan.
 Kesepakatan upah tersebut sekurang-kurangnya sebesar persentase tertentu
dari rata-rata konsumsi masyarakat pada tingkat provinsi, yaitu 50%
 Penetapan persentase harus menghasilkan nilai upah sekurang-kurangnya
sebesar 25% di atas garis kemiskinan.
 Usaha mikro dan kecil yang dikecualikan dari ketentuan Upah minimum wajib
mempertimbangkan faktor sebagai berikut: UMKM
 Mengandalkan sumber daya tradisional,
 Tidak bergerak pada usaha berteknologi tinggi dan padat modal.

 Hal itu sebagai bentuk perlindungan bagi pekerja mengingat kriteria usaha
mikro dan kecil dalam PP UMKM penjualan tahunan mencapai 15 M yang
secara umum masih sanggup membayar upah

39
PERLINDUNGAN UPAH

• Upah Kerja Lembur wajib dibayarkan pengusaha


• Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak masuk bekerja tidak melakukan pekerjaan
• Pengusaha wajib membayar upah jika pekerja/buruh:
a. Berhalangan;
b. Melakukan kegiatan lain diluar pekerjaanya;
c. Menjalankan hak waktu istirahat;
d. Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak
memperkerjakannya karena kesalahan pengusaha sendiri atau kendala yang seharusnya dapat
dihindari.

40
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA
PEKERJA/BURUH
(BERHALANGAN)
Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan karena
berhalangan sebagaimana meliputi:
1. Pekerja/Buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
2. Pekerja/Buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; dan
3. Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja karena:
a. menikah;
b. menikahkan anaknya;
c. mengkhitankan anaknya;
d. membaptiskan anaknya;
e. istri melahirkan atau keguguran kandungan;
f. suami, istri, orang tua, mertua, anak, dan/atau menantu meninggal dunia; atau
g. anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6) yang tinggal dalam
satu rumah meninggal dunia. 41
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA
PEKERJA/BURUH
(MELAKUKAN KEGIATAN LAIN DILUAR PEKERJAANYA)

Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan


pekerjaan karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya meliputi:
a. menjalankan kewajiban terhadap negara;
b. menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya;
c. melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
Pengusaha dan dapat dibuktikan dengan adanya pemberitahuan tertulis;
atau
d. melaksanakan tugas pendidikan dan/atau pelatihan dari Perusahaan.

42
PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH JIKA
PEKERJA/BURUH
(MENJALANKAN HAK WAKTU ISTIRAHAT)

Alasan Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan/atau tidak melakukan


pekerjaan karena menjalankan hak waktu istirahat atau cutinya,apabila
Pekerja/Buruh melaksanakan:
a. hak istirahat mingguan;
b. cuti tahunan;
c. istirahat panjang;
d. istirahat sebelum dan sesudah melahirkan; atau
e. istirahat keguguran kandungan.

43
UPAH SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN ATAU HAK DAN
KEWAJIBAN LAINNYA
I. KOMPONEN UPAH YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR
PERHITUNGAN UANG PESANGON DAN UANG PENGHARGAAN
MASA KERJA
1. Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon
dan uang penghargaan masa kerja terdiri atas:
a. Upah pokok; dan
b. Tunjangan tetap yang diberikan kepada Pekerja/Buruh dan keluarganya.
2. Dalam hal Pengusaha membayarkan Upah tanpa tunjangan maka dasar
perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja, yaitu Upah
tanpa tunjangan.
3. Dalam hal komponen Upah yang digunakan yaitu Upah pokok dan tunjangan
tidak tetap maka dasar perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan
masa kerja, yaitu Upah pokok.
44
UPAH SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN ATAU HAK DAN
KEWAJIBAN LAINNYA

II. UPAH SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

1. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan yang dibayarkan untuk pajak


penghasilan dihitung dari seluruh penghasilan yang diterima oleh
Pekerja/Buruh;
2. Pajak penghasilan dapat dibebankan kepada Pengusaha atau
Pekerja/Buruh yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan,
atau Perjanjian Kerja Bersama.
3. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

45
KETENTUAN PERALIHAN
I. UMP dan/atau UMK tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh Gubernur pada tahun
2020 dinyatakan tetap berlaku sampai dengan Desember 2021;
II. Upah Minimum Sektoral yang telah ditetapkan sebelum tanggal 2 November 2020
tetap berlaku sampai dengan:
a. Surat Keputusan mengenai penetapan Upah Minimum sektoral berakhir; atau
b. Upah Minimum Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota didaerah tersebut ditetapkan
lebih tinggi dari Upah Minimum Sektoral.
III. Upah Minium Sektoral Provinsi dan/atau Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota
yang telah ditetapkan setelah tanggal 2 November 2020 wajib dicabut gubernur
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan.
IV. Gubernur tidak boleh lagi menetapkan Upah Minimum Sektoral.
V. Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari upah minimum yang telah
ditetapkan, pengusaha dilarang mengurangi atau menurunkan upah.

Anda mungkin juga menyukai