Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN LUKA BAKAR

OLEH
HARTATI
PENGERTIAN
Luka bakar adalah luka yang terjadi
akibat sentuhan permukaaan tubuh
dengan benda – benda yang
menghasilkan panas misalnya : Air
panas, api, listrik, atau zat-zat yang
bersifat membakar misalnya asam
kuat atau basa kuat.
ETIOLOGI
– Api
– Air mendidih / air panas
– Listrik / eletrik
– Kimia / radiasi
PATOFISIOLOGI
• Akibat yang terlihat pada individu yang
mengalami luka bakar, merupakan hasil dari tiga
penyebab : efek panas itu sendiri terhadap kulit,
efek panas terhadap elem darah/ pembuluh
darah, serta kelainan metabolic yang terjadi
secara umum.
• Efek terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit
sehingga mudah terjadi infeksi, dan
menyebabkan panas dan cairan tubuh yang
hilang bertambah banyak.
• Efek terhadap pembuluh/elemen darah berupa :
permeabilitas kapiler yang meningkat sehingga
cairan dan protein merembes keluar
menyebabkan hipovolemi dan syok. Fase syok
sering terjadi dalam 24 jam pertama.
LUAS LUKA BAKAR
I. Dewasa
Perhitungan luas luka bakar
berdasarkan “ Rule of Nines “
dari Wallace :
• Kepala, leher :9 %
• Lengan, tangan : 2 x 9 %
• Paha, betis, kaki : 4 x 9 %
• Dada, perut, punggung, bokong
:4x9 %

• Genitalia :1 %
II.ANAK – ANAK
DAERAH USIA DLM 0 1 5 10 15
THN

A ½ KEPALA 9,5 8,5 6,5 5,5 4,5


B ½ PAHA 2,75 3,25 4,0 4,25 4,25
C ½ BETIS 2,5 2,5 2,75 3,0 3,25
PEMBAGIAN LUAS LUKA BAKAR

• Ringan
– Luka bakar derajat I(AKAN SEMBUH
TANPA PENGOBATAN) karena hanya
mengenai l;apisan epidermisS
– Luka bakar derajat II, seluas < 15%
– Luka bakar derajat III, seluas < 2%
– Luka bakar ringan tampa komplikasi
dapat berobat jalan
• Sedang
- Luka bakar derajat II, seluas 10 – 15 %
- Luka bakar derajat III seluas 5 – 10 %
- Luka bakar derajat sedang sebaiknya
dirawat untuk diobservasi
• Berat
Luka bakar derajat II, seluas > 20 %
Luka bakar derajat II yang mengenai
wajah,tangan, kaki, alat kelamin atau
persendian sekitar ketiak.
Luka bakar derajat III, seluas 10 %
Lanjutan…….

Luka bakar akibat listrik dengan


tegangan > 1000 volt.
Lika bakar dengan komplikasi, patah
tulang, kerusakan luas jaringan
lunak, atau gangguan jalan napas
PENATALAKSANAAN

I. Fase darurat
A. Ditempat kejadian :
1. Matikan api → lakukan drop and rool pd
korban, u/ mengurangi nyala api tutupi
korban dengan kain,selimut dll
2. Mendinginkan luka → Kompres merup.
Pertlgan yg tepat u/ mendinginkan luka
3. Melepaskan benda penghalang → Pakaian
& perhiasan hrs segera dilepas utk
mencegah kontriksi sekunder akibat edema
4. Menutup luka bakar → Luka bakar hrs
ditutup secepat mungkin untuk memperkecil
kontaminasi bakteri & mengurangi nyeri
B. Di Rumah Sakit
1. A B C
- Bebaskan jalan napas
- Pernapasan → menilai patensi jln
napas
→ pemberian O2 100 %
yg sdh dilembabkab
2. Pencegahan syok → pemberian cairan
dan elektrolit (resusitasi cairan)
II. Fase akut
1. Perawatan dan penutupan luka
2. Pencegahan dan penanganan
komplikasi dan infeksi
3. Dukungan nutrisi
III. Fase Rehabilitasi
1. Pencegahan jaringan parut dan
kontraktur
2. Rehabilitasi fisik
3. Rekonstruksi fungsional dan
kosmetik
4. Konseling psikososial
KOMPLIKASI
1. Gagal respirasi yang akut
2. Syok sirkulasi
3. Gagal ginjal akut
4. Sindrom kompartemen
5. Ileus paralitik
6. Ulkus curling
PROSES KEPERWATAN
A. PENGKAJIAN
• Kaji riwayat keadaan sebelum tiba di RS (
Emergency )
• Keadaan luas luka bakar, kedalamannya.
• Vital Sign →TD, N, P
→ Monitoring Cardiac
→ Bunyi jantung
→ Denyut nadi perifer
• Pemasangan kateter
• Monitor intake & output
• Urine output
Lanjutan…..
• Monitor waktu perdarahan di bawah kulit
( kuku )
• Pemeriksaan darah astrup ( ? )
• Pemeriksaan urine spesifik ( pH, glukosa,
protein, HB )
• Kelemahan otot
• Gambaran EKG
• Status mental
• Suhu tubuh, BB, riwayat alergi, imunisasi,
riwayat penyakit bedah
• Keadaan nyeri, kecemasan & tingkah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
– Kerusakan pertukaran gas b/d Keracunan
karbon monoksida, cedera inhalasi & obstruksi
jalan nafas.
– Defisit volume cairan b/d Peningkatan
permeabilitas kapiler, peningkatan tekanan
hidrostatik kapiler, penurunan tekanan osmotic
koloid kapiler, peningkatan kehilangan melalui
evaporasi.
– Hipotermi b/d Kehilangan jaringan kulit
( cedera luka bakar )
Lanjutan……
– Nyeri b/d Kerusakan jaringan & saraf &
respon emosi dari luka bakar.
– Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar
terbuka
– Kerusakan mobilitas fisik b/d edema serta
rasa nyeri pada luka bakar dan kontraktur
persendian
– Resiko infeksi b/d Cedera luka bakar, respon
kerusakan immune, prosedur invasif,
immobilitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai