Anda di halaman 1dari 22

SISTEM RUJUKAN DALAM KEBIDANAN

Latar Belakang

Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk


bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kedua dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-
sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan

2
PENGERTIAN RUJUKAN DAN SISTEM RUJUKAN
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus
atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke
unit yang lebih lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain
dalam satu unit). (Muchtar, 1977)

Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang
menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal
maupun vertical.

3
TUJUAN SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum
rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan
rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.

Tujuan khusus sistem rujukan adalah:a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan


peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat
darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.
b.   Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja
puskesmas.Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan
keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan
asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan.

4
KEGIATAN DAN PEMBAGIAN DALAM
SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang
sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
berupa rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk
didalamnya, pengiriman kasus masalah reproduksi lainnya seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan laboratorium.

6
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan
eksternal.
a. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk.
b.Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat
inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

7
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan
kesehatan.
1.Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit
kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
Jenis rujukan medik:
a.Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain.
b.Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
c. Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah
untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskus
kasus dan demonstrasi operasi (transfer of knowledge).

8
2. Rujukan Kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman dan pemeriksaan
bahan kefasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini  umumnya
berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke
klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah
kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

9
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan:
a.Siapa yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
b.Tempat –tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari
satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis
asuhan yang diperlukan
c.Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya. Ingat
bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
d.Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan.
e.Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
f.Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.

10
ALUR SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1.  Antara masyrakat ke Puskesmas
2. Antara Puskesmas pembantu / bidan di desa ke Puskesmas 
3. Intern antara petugas Puskesmas / Puskesmas rawat inap4.      Antara
Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas kesehatan
lainnya.

11
LANGKAH-LANGKAH RUJUKAN DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN DI PUSKESMAS

1.  Menentukan kegawatdaruratan penderita


2.  Menentukan tempat rujuka
3.  Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
4.  Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
5.  Persiapan penderita (BAKSOKUDA)

12
Hal-hal yang penting dalam  mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1. Bidan
2. Alat
3. Keluarga
4. Surat
5. Obat
6. Kendaraan
7. Uang
8.  Darah
9.  Pengiriman Penderita
10.Tindak lanjut penderita :

13
RUJUKAN TERHADAP KELAINAN GINEKOLOGI
Asuhan yang diberikan oleh Bidan
1.  Anamnesa
Pada anamnesa hal-hal yang perlu ditanyaka
a.    Riwayat Kesehatan
b.  Riwayat Kesehatan Individu dan Keluarga
c.   Status Sosial Ekonomi
d.   Riwayat Kesehatan Sekarang
e.   Fungsi roproduksi
2.  Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini mencakup:
a.   Pemeriksaan fisik umum yaitu : tinggi badan,
14
berat badan, bentuk / postur tubuh
sistem pernapasan, kardiovaskaler tingkat kesadaran
b.   Pemeriksaan spesifik yaitu:
1. Pemeriksaan payudaraPemeriksaan inspeksi payudara dilakukan pada pasien dengan
posisi duduk. Hal yang diperiksa : ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan,
masa retraksi, jaringan perut / bekas luka, kondisi puting susu.
2. Pemeriksaan abdomenPemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya masa
abdominopelvic. Massa yang dapat ditemukan pada organ reproduksi, sehingga
perlu dikombinasikan riwayat kesehatan

15
c.   Pemeriksaan genetalia eksternal
Bertujuan mengkaji kesesuaian umur dengan perkembangan system reproduksi. Posisi
pasien saat pemeriksaan genetalia eksternal adalah litotomi.Kaji kondisi rambut pada
simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa vulva dari anterior ke posterior hal yang dikaji
mencakup adanya tanda-tanda peradangan, bengkak, lesi dan pengeluaran cairan dari vagina.
d. Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan dalam pada vagina dan serviks, pertama kali dilakukan secara manual dengan
jari telunjuk, untuk menentukan lokasi seviks.Lakukan inspeksi serviks, erosi, nodul, massa,
cairan pervaginam dan perdarahan, juga lesi atau luka.

16
Asuhan yang dilakukan di Puskesmas

Pemeriksaan Laboratorium, yaitu Tes papanicolaou’s atau pap smear


Merupakan pemeriksaan sitologi untuk deteksi adanya sel prekanker dan
kanker juga untuk mendeteksi adanya gangguan virus, jamur dan parasit.
Pemeriksaan sel dinding vagina juga untuk mengevaluasi fungsi hormon-
hormon steroid.

17
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB RUJUKAN
a.Riwayat bedah sesarb.  
b.Pendarahan pervaginaan
c.Persalinan kurang buland.  
d.Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang pecahe.    
e.Ketuban pecah lebih dari 24 jamf.    
f.Ketuban pecah pada persalinan kurang bulang.  
g. Ieterush.  
h.Anemia berati.    
i.Tanda / gejala infeksij.    
j.Preklamsia / hipertensi dalam kehamilank.  
k.Tinggi fundus 40 cm / lebih

18
UNSUR-UNSUR DALAM SISTEM RUJUKAN

•  Penanganan dan pembebasan jalan napas


• Kontrol perdarahan
• Pemberian cairan infus intravena
• Kontrol nyeri ( mengurangi atau menghilangkan nyeri )Penanganan
pasien saat proses rujukan:

19
Penanganan pasien saat proses rujukan:
v Pasien harus didampingi oleh tenaga terlatih, sehingga cairan intravena dan
oksigen dapat terus diberikan.
vBila pasien tudak dapat didampingi oleh tenaga terlatih, maka pendamping harus
diberi petunjuk cara menangani cairan intravena dalam perjalanan.
v  Dalam perjalanan ketempat rujukan, pasien harus dijaga tetap dalam kondisi
hangat dan kakinya harus dalam keadaan yang lebih tinggi khususnya karena syok
hipovolemi.
v  Gunakanlah selimut dan jangan memakai sumber panas yang lain karena
mungkin kulit pasien bisa terbakar.

20
KESIMPULAN
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal
balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat,
baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan
secara rasional.
Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari:a. Kader dan
dukun bayib. Posyanduc. Pondok bersalin/bidan desad. Puskesmas pembantue.
Puskesmas rawat inapf. Rumah sakit kabupaten

21
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai