Anda di halaman 1dari 32

LONG-CASE

TUMOR NASOFARING SUSP. GANAS

Oleh :
Kasandra H. A. Harahap
H1AP13014
Pembimbing :
dr. Mona Sp. THT, KL

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN THT
RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU 2021
ILUSTRASI KASUS
Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Satpam BRI
Alamat : Sukaraja
Anamnesis
 Keluhan utama: Nyeri kepala yang semakin memberat dalam 2 bulan
terakhir dan disertai dengan telinga yang nyeri dan selalu terasa penuh

 Keluhan Tambahan : Hidung pasien sering tersumbat, beberapa kali


setiap serangan sakit kepala pasien sering melihat benda disekitarnya
berbayang/ganda, leher hingga tengkuk sering terasa kaku dan tegang,
nyeri pada wajah sebelah kiri.

 Riwayat perjalanan penyakit: pasien datang ke poliklinik THT RS M.


Yunus pada tanggal 20/12/2020 dengan keluhan nyeri kepala yang tak
kunjung sembuh, sakit kepala dirasakan kurang lebih sudah 1.5 tahun
sejak tahun 2019 awalnya pasien datan ke RS Tiara Sela bagian saraf
dan disarankan melakukan CT-Scan didapatkan hasil tidak ada kelainan,
kemudian pasien diberikan obat-obatan namun sakit kepala tak kunjung
sembuh dan pasien mendapat keluhan tambahan lagi berupa nyeri
telinga sebelah kiri dan terasa penuh hingga bagian saraf merujuk ke
bagian THT
Dan pasien pergi ke RS M.Yunus bagian THT, dan pasien
disarankan kembali untuk melakukan Ct-scan hingga
didapatkan kelainan dinasofaring dan disarankan untuk
melakukan biopsi namun keluarga pasien tidak setuju dan
setelah itu pasien hanya meminum obat2an herbal, namun
sakit kepala pasien semakin memberat dalam kurun waktu
2 bulan terakhir sakit kepala terasa diikat dan berdenyut
hebat yang menjalar hingga ke tengkuk leher pasien
sehingga ketika serangan muncul leher pasien terasa kaku.
Setiap kali sakit kepala kambuh mata pasien seperti
tertarik, pandangan ganda, dan nyeri pada wajah kiri
seperti ditusuk2.
Keluhan sakit kepala juga disertai dengan
telinga bagian kiri terasa penuh, penurunan
pendengaran sejak 2 bulan terakhir, pasien tidak
pernah mengalami mimisan namun hidung
pasien tersumbat dan terkadang penciumannya
berkurang, pasien tidak merokok maupun
minum alkohol, namun pasien sangat suka
mengkonsumsi makanan yang diawetkan seperti
ikan asin
 Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat Penyakit Jantung : Tidak ada


 Riwayat Asma : Tidak ada
 Riwayat Diabetes Melitus : Tidak ada
 Riwayat Operasi : Tidak ada
 Riwayat Alergi : Tidak ada
 Riwayat keluarga yang pernah
mengalami kanker (-)
 Pasien pernah kecelakaan tahun 2007
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit
ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : BB : 65 kg
TB : 150 cm
Kesan gizi baik
Tekanan Darah : 115/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
Status Generalis
 Kepala
Bentuk : Normochepali, deformitas (-)
Rambut : Hitam, tidak rontok, tersebar merata
 Wajah
Inspeksi : simetris, tidak pucat, dan tidak ikterik
 Mata
Konjungtiva: tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
Pupil : Isokhor, reflek cahaya langsung +/+
Reflek cahaya tidak langsung +/+
Gerakan bola mata baik
 Telinga
Bentuk : Simetris, tidak ada cairan keluar dari liang
telinga tidak ada nyeri tekan tragus dan
mastoid.
 Hidung
Bagian luar: Normal, tidak terdapat deformitas
Septum : Terletak di tengah dan simetris, edema konka(-).
 Mulut dan Tenggorok
Bibir : Normal, tidak pucat, tidak sianosis
Mukosa mulut: basah, tidak hiperemis
Tonsil : Tidak hiperemis, ukuran T1-T1
Faring : Tidak hiperemis, arcus faring simetris,
uvula ditengah
 Leher
Bendungan vena: Tidak terdapat bendungan vena
Kelenjar tiroid: Tidak membesar, mengikuti gerakan, simetris
Trakea : Di tengah, deviasi (-)
JVP : (5-2) cmH2O
KGB : tidak membesar, tidak ada massa
 Kulit
Warna : putih, tidak pucat
Paru
 Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris kiri
dan kanan
 Palpasi : stem fremitus dinding dada kiri
sama dengan dinding dada kanan
 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi: suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V
LMC sinistra
 Perkusi : batas atas jantung ICS II, batas
kanan jantung linea parasternalis dekstra, batas
kiri jantung ICS V LMC sinistra.
 Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
Deformitas (-), Akral hangat , CRT <2”,
edema(+).
Status Lokalis
Kesan tuli konduktif pada
telinga kiri
Laboratorium
 Hb : 13,9 g/dl (12 – 16 g/dl)
 Hematokrit : 40% (40-54%)
 Leukosit : 800/mm3 (4000 – 10.000 mm3)
 Trombosit : 295.000/mm3 (150.000 –
400.000/mm3)
 Clothing time : 5‘00‘‘ (2-6menit)
 Bleeding time : 3‘00“ (1-6menit)
 Urinalisis : tidak dilakukan
 Feces : tidak dilakukan
 Tes mikrobiologi (kultur dan tes resistensi) : tidak dilakukan
 Tes alergi : tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang
 Rongten thorax (30/12/2020)
 Tidak tampak metastasis intrapulmonal
 Tidak tampak kardiomegali

 Ct-Scan (30/12/2020)
 Penebalan di daerah posterolateral nasofaring kiri yang
mengobliterasi Recessus pharyngeus kiri ke torus tobarius kiri ke
lateral massa meluas ke pharaparingeal space kiri dan
mengobliterasi m. Ptyrigoid medial kiri, tidak tampak perluasan ke
regio sella. Parasella, dan intrakranial
 Pembesaran KGB di level II
Ct- Scan
Diagnosis
 Tumor nasofaring susp. Ganas

 DD/ Limfoma Malignan


Pengobatan
 Istirahat
 Makan makanan yang bergizi dan sehat
 Asam mefenamat 3x500mg tab

Pemeriksaan anjuran
 Melakukan biopsi nasofaring untuk
menegakkan diagnosis pasti sebagai gold
standartnya.
Prognosis
Prognosis pasien : Dubia ad Bonam

Catatan : KNF mempunyai risiko terjadinya


rekurensi dan follow up jangka panjang
diperlukan kekambuhan sereing terjadi kurang
dari 5 tahun, 5-15% kekambuhan seringkali
terjadi antara 5-10 tahun setidaknya pasien
KNFharus selalu di follow up setidaknya dalam
10 tahun.
Prognosis penyakit :
5 years survival rate pasien dengan terapi
radiasi primer sekitar 40-60%
5 years survival rate stadium I sekitar 85-95%,
stadium II sekitar 70-80%, stadium III dan
Ivsekitar 24-80.
tipe karsinoma tidak berdiferensiasi memiliki
prognosis yang lebih baik dibandingkandengan
KNF tipe KSS karena tingkat radisensitifitasnya.
Pembahasan
 Diagnosis klinik pada pasien ini ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada pasien
ini dilakukan alloanamnesis didapatkan keluhan Nyeri
kepala yang semakin memberat dalam 2 bulan terakhir dan
disertai dengan telinga yang nyeri dan selalu terasa penuh,
Hidung pasien sering tersumbat, beberapa kali setiap
serangan sakit kepala pasien sering melihat benda
disekitarnya berbayang/ganda, leher hingga tengkuk sering
terasa kaku dan tegang, nyeri pada wajah sebelah kiri
keluhan dirasakan kurng lebih 1.5 tahun, pada pemeriksaan
fisik tidak dijumpai adanya pembesaran KGB pada daerah
colli namun

Ketika sudah dilakukan pemeriksaan
penunjang didapatkan bahwa adanya
pembesaran KGB di colli level II disertai
adanya perluasan massa ke daerah
parafaringeal space kiri, berdasarkan hal
tersebut dugaan sementara pasien di
diagnosis Kanker nasofaring stadium IIb
(T2N1M0)
 Banyak faktor yang diduga berhubungan dengan KNF,
yaitu Adanya infeksi EBV, Faktor lingkungan, dan
genetic. Deteksi dini terhadap karsinoma nasofaring
harus dilaksanakan karena penemuan penyakit ini pada
stadium yang lebih dini berdampak pada prognosis
penyakit yang lebih baik.
 Sekalipun secara klinik jelas karsinoma nasofaring,
namun biopsi tumor primer mutlak dilakukan, selain
untuk konfirmasi diagnosis histopatologi, juga
menentukan subtipe histopatologi yang erat kaitannya
dengan pengobatan dan prognosis
Lampiran
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai