Anda di halaman 1dari 26

SISTEM KREDIANTIAL

KEPERAWATAN DI INDONESIA

FPPT.com
KREDENSIAL PRAKTIK KEPERAWATAN
• Kredensial adalah suatu proses determinasi dan memelihara kompetensi praktik
keperawatan. Proses kredensial adalah salah satu cara memelihara standar praktik
profesi keperawatan dan bertanggung jawab atas persiapan pendidikan anggotanya.
Kredensial meliputi lisensi, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi.
• Kredensial adalah proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi perawat.
• Kredensial adalah proses telaah validasi terhadap dokumen pendidikan, pelatihan,
pengalaman pekerjaan, registrasi, sertifikasi, lisensi, dan dokumen profesional lainnya
yang dimiliki oleh tenaga keperawatan.
• Kredensial adalah proses evaluasi oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit terhadap
tenaga keperawatan (perawat dan bidan) untuk menentukan kewenangan profesi sesuai
dengan kompetensinya.
TUJUAN KREDENSIAL
1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
2) Melidungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan,
3) Menetapkan standar pelayanan keperawatan,
4) Menilai boleh tidaknya praktik,
5) Menilai kesalahan dan kelalaian,
6) Melindungi masyarakat dan perawat,
7) Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan,
8) Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik
keperawatan hanya bagi yang kompeten,
9) Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek
mempunyai kompetensi yang diperlukan.
• Menjamin akuntabilitas perawat dan memastikan bahwa
setiap pelayanan asuhan keperawatan bagi pasien diberikan
oleh tenaga profesional yang kompeten agar mutu pelayanan
keperawatan yang berorientasi pada keselamatan pasien di
Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi.
• Kredensial merupakan elemen kunci dalam menurunkan risiko
litigasi (gugatan hukum di pengadilan) terhadap rumah sakit
dan tenaga keperawatan yang bekerja didalamnya. Proses
kredensial yang efektif dapat menurunkan risiko adverse
events pada pasien dengan meminimalkan kesalahan tindakan
yang diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang
memegang kewenangan klinis tertentu dirumah sakit tersebut.
SISTEM REGULASI
SERTIFIKASI

• Sertifikasi keperawatan merupakan pengakuan akan keahlian dalam area


praktik spesialisasi keperawatan tertentu.
• Dalam legislasi keperawatan (SK Menkes) yang dimaksud dengan Sertifikasi
adalah penilaian terhadap dokumen yang menggambarkan kompetensi
perawat yang diperoleh melalui kegiatan pendidikan dan atau pelatihan
maupun kegiatan ilmiah lainnya dalam bidang keperawatan.
• Sertifikasi tenaga professional ini untuk merupakan kegiatan kredensial bagi
setiap tenaga professional untuk menjamin masyarakat tentang kualifikasi
keperawatan erikan pelayanan spesifik bagi konsumen (sistem pasien)
• Sertifikasi adalah : Proses pengakuan oleh badan sertifikasi
terhadap kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
seorang tenaga profesi setelah tenaga tersebut memenuhi
persyaratan tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.
• Sertifikasi adalah: kegiatan/ proses pendidikan dan pelatihan 
keperawatan  untuk meningaktkan kompetensi perawat yang
dilaksanakan oleh lembaga yang terakreditasi. sertifikasi
diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) perawat
sesuai dengan bidangnya. Untuk penerapan jenjang karir
perawat profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk penerapan
jenjang karir perawat profesional diperlukan program sertifikasi.
Ada tiga cara untuk mendapatkan
sertifikasi ini yaitu dilakukan oleh:
• Organisasi keperawatan professional, contoh:
PPNI, ANA
• Organisasi kesehatan yang berbadan hukum yang
diakui oleh pemerintah
• Institusi mandiri yang mempunyai kemampuan
melakukan praktik keperawatan kekhususan
mempunyai mensertifikasi
BEBERAPA JENIS SERTIFIKASI
Sertifikasi BTCLS, PPGD, BTLS
• Sertifikasi ini digunakan bagi perawat dan caregiver serta tenaga medis
lainnya dalam menangani pasien yang rujukannya di rumah sakit, khususnya
di Unit Gawat Darurat (UGD), Perusahaan, Puskesmas dan Klinik.
• Seluruh tenaga medis yang memiliki sertifikat ini tentunya telah mampu
menangani kasus ke-gawat-darurat-an kardiovaskuler, termasuk di dalamnya
serangan jantung (Acute Miocard infark) dan arythmia lethal.
• Tenaga medis yang memegang sertifikat ini telah dipercaya menggunakan alat
Automatic External defibrillator yang merupakan alat basic standar
internasional.
• Selain itu, memiliki juga kemampuan untuk menangani berbagai kasus ke-
gawat-darurat-an trauma, khususnya pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan di perusahaan atau tempat kerja. Pemilik sertifikat ini mampu
melakukan triage, baik di lokasi bencana maupun di Unit Gawat Darurat.
Sertifikat Hyperkes Keperawatan Higiene
Perusahaan dan Kesehatan
• Sertifikasi ini digunakan bagi perawat dan caregiver serta tenaga medis
lainnya dalam menangani pasien di perusahaan atau industri bahkan sekolah
internasional. Pemilik sertifikat ini memang ditujukan untuk menjadi tenaga
medis agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat serta agar sumber-sumber produksi dapat
berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
• Berdasarkan ruang lingkupnya, tanggung jawab pemilik sertifikat ini meliputi:
– Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.
– Peralatan dan bahan yang dipergunakan.
– Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
– Proses produksi.
– Karakteristik dan sifat pekerjaan.
– Teknologi dan metodologi kerja.
Keperawatan Intensive Care Unit (ICU)
• Sertifikasi ini digunakan bagi perawat dan caregiver serta tenaga medis lainnya dalam menangani
pasien di ruang ICU, HCU, ICU Rumah Sakit, Klinik, Home care atau sejenisnya.
• Pemilik sertifikat ini memiliki kemampuan dan tanggungjawab di bidang:
– Mengetahui tata cara pengendalian infeksi nasokomial.
– Mengetahui penggunaan antibiotik secara rasional.
– Memberikan perawatan gangguan pada:
• Jalan nafas dan pernafasan.
• Sirkulasi dan transfusi.SSP dan Perifer.
• Saluran kemih.
• Sistem pencernaan, metabolisme, endokrin dan nutrisi.
• Keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa.
• Memberikan ALS , BLS serta resusitasi.
• Mengelola medik dan mengetahui indikasi keluar masuk ruang ICU.
• Mengetahui etik keperawatan ICU dan Customer Service.
Basic Sea Survival
• Sertifikasi ini digunakan bagi perawat dan caregiver serta tenaga
medis lainnya dalam menangani pasien di perairan. Sederhananya,
para perawat dibekali ilmu yang meliputi pengenalan perangkat
keamanan dan keselamatan di laut atau air.
• Pemilik sertifikasi ini biasanya ditempatkan di bidang perhotelan,
pelabuhan, pelayaran baik nasional dan internasional,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, resort international. Ini
selaras dengan kemampuan dan tanggungjawab untuk memahami
tekhnik penyelamatan korban kecelakaan terutama di laut,
bantuan hidup dasar, keracunan, teknik safe di bencana Laut, dan
lainnya.
SERTIFIKASI PERAWAT PENERBANGAN

• Serupa dengan pemilik sertifikasi Basic Sea Survival, pemilik sertifikasi


perawat penerbangan memiliki tanggungjawab di bidangnya yang
spesifik. Mulai dari perusahaan pesawat penerbangan domestik dan
international, bandara, Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang
Angkasa (LAKESPRA) di seluruh Indonesia atau sejenisnya.
• Para perawat dan caregiver serta tenaga medis lainnya
bertanggungjawab di kawasan ketinggian ekstrem maupun
antariksawan. Mereka memiliki kemampuan Indoktrinasi dan Latihan
Aerofisiologi (ILA).
SERTIFIKASI HEMODIALISA
• Setiap perawat dan caregiver serta tenaga medis
unit Haemodialisa di rumah sakit dan klinik di
seluruh Indonesia, wajib memiliki sertifikat ini.
• Pemilik sertifikat memiliki tanggungjawab dengan
kemampuan tekhnik Haemodialisa atau cuci
darah, penanganan shock, reused atau pencucian
dializer pada Haemodialisa, dan lainnya.
Lisensi/ ijin praktik keperawatan
• Lisensi keperawatan adalah suatu dokumen legal yang mengijinkan
seorang perawat untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan
keperawatan secara spesifik kepada masyarakat dalam suatu juridiksi
• Semua perawat seyogyanya mengamankannya dengan mengetahui
standar pelayanan yang yang dapat diterapkan dalam suatu tatanan
praktik keperawatan.
• Lisensi/ijin praktik keperawatan berupa penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi
perawat.
• STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan perundangundangan.
• Untuk mendapatkan STR setiap perawat wajib mengikuti ujian kompetensi. Jika mereka
lulus uji kompetensi maka sambil diterbitkan Sertifikat Kompetensi (Serkom).
• Perawat yang belum mempunyai STR tidak dapat bekerja di area keperawatan. Perawat
yang sudah memiliki STR yang akan melakukan praktik mandiri di luar institusi tempat
bekerja yang utama dapat mengajukan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) di Dinas
Kesehatan setempat.
• Untuk mendapatkan ijin praktik keperawatan tentunya
sudah diatur dalam Sistem Regulasi Keperawatan.
• Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan
yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang
berkeinginan untuk memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien.
TUJUAN DITERAPKANNYA SISTEM REGULASI KEPERAWATAN

• Untuk menciptakan lingkungan pelayanan keperawatan yang berdasarkan


keinginan merawat (caring environment).
• Pelayanan keperawatan yang diberikannya merupakan pelayanan
keperawatan yang manusiawi serta telah memenuhi standar dan etik
profesi.
• Menjamin bentuk pelayanan keperawatan yang benar, tepat, dan akurat
serta aman bagi pasien.
• Meningkatkan hubungan kesejawatan (kolegialitas).
• Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga,
dalam suatu sistem pelayanan kesehatan.
• Meningkatkan akontabilitas professional dan sosial, dalam suatu
sistem pelayanan untuk bekerja sebaik-baiknya, secara benar, dan
jujur, dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk setiap tindakan
yang dilakukannya.
• Meningkatkan advokasi terutama bagi pasien dan keluarga. Melalui
proses legislasi yang teratur.
• Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan keperawatan.
• Menjadi landasan untuk pengembangan karir tenaga keperawatan
REGISTRASI
• Registrasi keperawatan merupakan proses administrasi yang harus
ditempuh oleh seseorang yang ingin melakukan pelayanan
keperawatan kepada orang lain sesuai dengan kemampuan atau
kompetensi yang dimilikinya.
• Kompetensi adalah kepemilikan kemampuan tertentu atau beberapa
kemampuan untuk memenuhi persyaratan ketika menjalankan suatu
peran.
• Kompetensi ini tidak dapat diterapkan apabila belum divalidasi dan
diverifikasi oleh badan yang berwenang.
Sertifikasi
• Merupakan pengakuan akan keahlian dalam area praktik spesialisasi
keperawatan tertentu.
• Dalam legislasi keperawatan (SK Menkes) yang dimaksud dengan
Sertifikasi adalah penilaian terhadap dokumen yang
menggambarkan kompetensi perawat yang diperoleh melalui
kegiatan pendidikan dan atau pelatihan maupun kegiatan ilmiah
lainnya dalam bidang keperawatan.
• Akreditasi adalah suatu proses oleh pemerintah bersama-sama
organisasi profesi menilai dan menjamin akreditasi status suatu
institusi dan/atau program atau pelayanan yang menemukan
struktur, proses, dan kriteria hasil.
• Di Indonesia, akreditasi institusi pendidikan keperawatan dilakukan
oleh Pusdiknakes atau Badan Akreditasi Nasional (BAN) atau
Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) setiap 5 tahun
REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN REGISTRASI ULANG

• Pasal 17 UU No 38 tahun 2014


• Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Perawat,
Menteri dan Konsil Keperawatan bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan mutu Perawat sesuai dengan kewenangan masing-masing
Pasal 18 UU N0 38 tahun 2014
(1) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil
Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
– a. memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
– b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
– c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
– d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
– e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
• STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5
(lima) tahun.
TERIMA KASIH

06/04/2023 26

Anda mungkin juga menyukai