Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 5

Strategi Pembelajaran
Anggota :1. Devy Yuliani (218610051)
2. Fatimah Azzahra   (218610044)
3. Maulina Dwi Utami   (218610018)

Kelas : 3A
Prodi : PGSD MALAM
7.PROBLEM SOLVING

• Kasus Sigit menemukan bibit unggulkedelai Mulyowilis dan Kasus Akom meningkatkan
produksi panen adalah proses pemecahan secara ilmiah yang dapat dipelajari oleh para
siswa.Motivasi Sigit adalah keinginan untuk meningkatkan hasil produksi kedelai sehingga tidak
tergantung pada kedelai import.Mempelajari kasus Sigit dan Akom bisa
memahami,menganalisi,dan nilai keberhasilan proses pemecahan maslah secara ilmiah
(Scientific Solving).
• Dalam menemukan Problem Solving bibit unggul diperukan waktu yang cukup
lama,diperlukan beberapa kali panen atau waktu bertahun-tahun.
• Problem Solving bisa dilakukan dengan proses:
1. Identifikasi Masalah
2. Merumuskan Tujuan
3. Melaksanakan Eksperimen/Percobaan
4. Memmonitor Perkembangan
5. Mencatat Keberhasilan dan kegagalan
6. Memperbaiki kegagalan atau mengembangkan keberhasilan sehingga dicapai tujuan.
8. Trans Sector (Pengamatan Lokasi)

• Dalam cerita anak “Totto Chan”, sumur yang tidak dipakai lagi dengan
rerimbunan pohon menjadi objek kunjungan siswa yang tidak henti-hentinya. Di
Indonesia,terumtama Jawa, banyak terdapat Tugu Komplek Kuburan dengan
pohon-pohon yang rimbun yang disebut
• ‘Keramat”.Tanaman bunga diDesa Sariwangi dan kolam pemancingan, hamparan
tanaman bawang di Brebes, kebun bunga melati di Pemalang, pemandian dengan
ikan yang dianggap keramat di Manis Kidul, semua ini bisa dijadikan objek
kunjungan siswa sebagai kegiatan mengenal daerah sekitar.
9. Project Of Inquiry “Mata Pencaharian Penduduk”

• Kecamatan Rajapolah di Tsikmalaya dikenal sebagai pusat kerajinan. Kerajinan


dikerjakan sebagai kegiatan rumahtangga disamping keluarga itu menjadi petani.
Dipinggir jalan besar berderet toko-toko kerajinan, terselip diantaranya warung makanan,
toko kelontong, warnet dan wartel.Para pelajar akan melakukan kegiatan “Cari Tahu
tentang mata pencaharian,jenis pekerjaan,penghasilan,tingkat kemakmuran, penduduk
Kecamatan Rajapolah.
• Keingin tahuan siswa terhadap objek, misalnya mata pencaharian penduduk, sempit
dan luasnya. Tergantung pada tingkat kelas dan informasi awal yang sudah diketahui.
Misalnya, kelompok kerja petani diRajapolah rasa ingin tahunya dipicu oleh hama
tanaman.
• Dikota dan di Desa sama menariknya, mengundang rasa ingin tahu.Tahao yang
sangat sederhana adalah Showandtell,tahap selanjutnya trans sector, dan yang lebih
kompleks lagi adalah Project Of Inquiry. Tiga kegiatan ini secara sistematis melibatkan
siswa dalam aktivitas Scientific Culture, namun harus dilakukan secara sistematis,
berganti-ganti topik, dan dalam rangkaian waktu sepanjang usia sekolah.
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif

Pembelajaran kooperatif secara umum dapat diartikan sebagai


suatu proses pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa
agar dapat berinteraksi dan bekerjasama secara kolektif, melalui
tugas-tugas terstruktur guna mencapai tujuan pembelajaran

Pembelajarankooperatif secara umum dapat diartikan sebagai suatu


proses pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa agar
dapat berinteraksi dan bekerjasama secara kolektif, melalui tugas-
tugas terstruktur guna mencapai tujuan pembelajaran
Perbedaan
kooperatif dan Kolaboratif

Pembelajaran Kolaboratif :
Pembelajaran Kooperatif:
-Ada keyakinan bahwa siswa telah
-siswa menerima latihan keterampilan memiliki keterampilan sosial
sosial dalam kelompok kecil. -Siswa mengatur dan menegosiasikan
-Guru mengamati, mendengarkan dan usahanya sendiri.
melakukan intervensi dalam kelompok -Aktivitas tidak dimonitor oleh guru
jika diperlukan. -Siswa menyimpan draft  untuk
-Siswa menyerahkan tugas pada akhir dilengkapi pada pekerjaan selanjutnya.
pelajaran untuk dievaluasi. -Siswa melakukan asesmen kinerja 
- Guru melakukan asesmen kinerja siswa secara individual maupun kelompok
secara individual maupun kelompok
Persamaan Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif

1. Menekankan pentingnya pembelajaran aktif


2. Peran guru sebagai fasilitator
3. Pembelajaran adalah pengalaman bersama antara  siswa
dan guru
4. Meningkatkan keterampilan kognitif tingkat tinggi
5. Lebih banyak menekankan tanggungjawab siswa dalam
proses belajarnya
6. Melibatkan situasi yang memungkinkan siswa dapat
mengemukakan idenya dalam kelompok kecil.
7. Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
sosial dan membangun tim.
Bermain sandiwara
hHubungan kemanusiaan antara pemeluk agama dalam pergaulan di masyarakat
di ketehui tidak harmonis bahkan sering menimbulkan konflik.pola konflik
antaragama muncul dalam hak sederhana seperti: tidak bersedia duduk sebangku
dengan orng beda agama, tidak mau berteman,tidak mau tolong-menolong,tidak
mau berbagi makanan dan sebagainya.
Anak-anak di ajak mengekspresikan konflik antaragama ini dalam sebuah
permainan sandiwara.
 
Proses
Anak anak dibentuk dalam kelompok (misalnya tiga kelompok)
Anak anak ditanya berapa agama yang mereka kenal atau ketahui
Anak anak di minta menerangkan tentang agama agama yang mereka ketahui
antarumat beragama
Siswa di minta menerangkan pola ko film antaumat beragama
Anak anak di ajak memerankan ko film dengan cara memainkan sadiwara konflik.
Anak anak di minta memerankan perilaku masing masing umat agama
Dalam membikin peran mereka bisa dibagi ke dalam kelompok mayoritas dan 2-3
orang teman sebagai kelompok minoritas (misalnya mayoritas beragama Islam
dan minoritas beragama Kristen.
Ada pemeran antagonis dan pemeran protagonis dan ada yang memerankan
kaum minoritas sebagai yang tertindas.
Anak anak dibiarkan berperan menurut imajinasinya masing-masing
Tujuan:
Mengembangkan kesadaran pluralisme
Mengembangkan kecerdasan bahasa
Proses:
Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok
Siswa mengungkapkan jenis agama yang diketahui
Siswa berdiskusi tentang konflik antarumat beragama.
Siswa menerangkan pola konflik dalam bentuk drama
Siswa diberi waktu berlatih
Sadiwara dipentaskan
 
Contoh
Tema: berteman
Lisa dan Atik sedang mengobrol di halaman sekolah ketika muri menghampiri kedua hanya
muri mengajak Lisa untuk bermain bersama dan meninggal akan Atik yang beragama Kristen
karna berbedaan yang mereka berdua yang beragama Islam.Lisa menolak ajakan tersebut
dengan alas aja bahwa Atik pun temannya, walau berbeda agama,Atik adalah teman
belajarnya,teman olahraganya,teman diskusinya, sama seperti yang lain,tidak dibenarkan
jika kemudian di beda-beda kan hanya karena berbeda agama.
 
Tema: menolong teman
Tema: meminjamkan buku
Untuk menambahkan suasana yang lebih hidup orang tua bisa menonton sadiwara anak
anak tersebut.
Pengalaman bersandiwara yang terjadi di SDGemala Ananda,anak anak memilih tema dan
perannya masing masing,ketiga tema d atas adalah pengalaman di SD tersebut
Membuat puisi
Berawal dengan anggapan bahwa puisi memerlukan bahasa bahasa
emosional yang menyentuh hati,seorang guru ibu Izma Bonita dari
sekolah dasar gejala ananda melakukan kegiatan pertama kali dengan
memakai warna,yaitu warna kesukaan,ia memberikan contoh dirinya
sendiri yang menyukai warna merah “bu izma melihat warna merah,yang
dirasakan ibu izma,pertama adalah semangat, kedua adalah amarah,
kemudian ibu izma ingat lipstik,ingat darah” semua itu buat dalam
sebuah bentuk mi d map, dan kemudian dibacakan dengan intonasi
seorang yang serang membacakan puisi.
 
13. Mengarang itu mudah
Mengarah itu muda apabila dilakukan secara bertahap,sabar menggali
ide,rajin memungut, informasi,dan memasukkan ke dalam batang tubuh
karang secara sabar.mengarang itu diam sekaligus jadi,bahkan setelah
merasakan selesai barulah diperiksa kembali,susunan kalimat,urutan
pikiran yang logis dan ilustrasi yang mengikat sampai siap untuk di
lauching tahap tahap dan istilah istilah dalam mengarang adalah kegiatan
kreatif tang melibatkan perasaan sehingga pekerjaan mengarang
menghanyutkan perasaan dalam pengalaman dan kekayaan gagasan.

Anda mungkin juga menyukai