Anda di halaman 1dari 28

F U N G S I L A B K E S M A S T I N G K AT

D i r e k t o r a t Ta t a K e l o l a K e s e h a t a n M a s y a r a k a t
Ditjen. Kesmas
K ementerian K es eh a ta n RI
2023
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode

Bahan Belajar

Uraian Materi
D e s k r i p s i

1. Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) mendukung proses


transformasi sistem kesehatan, khususnya pilar 1 transformasi layanan primer
dan pilar 3 transformasi ketahanan kesehatan.
2. Labkesmas tidak hanya melaksanakan fungsi layanan pemeriksaan
laboratorium dan kegiatan surveilans tetapi juga memiliki tanggung jawab
dalam tata kelola laboratorium kesehatan di wilayahnya, dan khusus untuk
Labkesmas Tingkat 1 juga berfungsi sebagai PWS (Pemantau Wilayah
Setempat) bagi laboratorium kesehatan di wilayahnya.
3. Fungsi Labkesmas mengacu pada standar World Health Organization (WHO)
yang terdiri dari 14 fungsi. Labkesmas tingkat 1 menyelenggarakan 5 fungsi.
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode

Bahan Belajar

Uraian Materi
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

1. Peserta mampu memahami fungsi pemeriksaan


laboratorium klinis di wilayah kerja Puskesmas;
2. Peserta mampu memahami fungsi pengujian terhadap
Peserta mampu memahami
sampel di wilayah kerja Puskesmas;
fungsi Labkesmas Tingkat 1 3. Peserta mampu memahami fungsi surveilans penyakit dan
faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium serta
respon kejadian luar biasa/kedaruratan di wilayah kerja
Puskesmas;
4. Peserta mampu memahami fungsi pengelolaan dan analisis
data laboratorium kesehatan di wilayah kerja Puskesmas;

5. Peserta mampu memahami fungsi komunikasi dengan


pengelola program dan pemangku kepentingan terkait.
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode

Bahan Belajar

Uraian Materi
Pokok Bahasan

1. Fungsi pemeriksaan laboratorium klinis di wilayah kerja


Puskesmas;
2. Fungsi pengujian terhadap sampel di wilayah kerja Puskesmas;
3. Fungsi surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis
laboratorium serta respon kejadian luar biasa/kedaruratan di
wilayah kerja Puskesmas;
4. Fungsi pengelolaan dan analisis data laboratorium kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas;
5. Fungsi komunikasi dengan pengelola program dan pemangku
kepentingan terkait.
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi

Bahan Belajar

Uraian Materi
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode

Bahan Belajar

Uraian Materi
WHO. Establishment of Public Health laboratories in South East Asia Region. 2018.

CDC APHL. The Core Functions of Public Health Laboratories. 2014.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium


Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans


Kesehatan
APHL

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
S i s t e m a t i k a P e n y a j i a n

Deskripsi
Tujuan

Pokok Bahasan

Metode

Bahan Belajar

Uraian Materi
F u n g s i L a b k e s m a s
T i n g k a t 1

1. Pemeriksaan laboratorium terhadap Spesimen Klinis di wilayah kerja Puskesmas;


2. Pengujian terhadap sampel di wilayah kerja Puskesmas;
3. Surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium serta respon
kejadian luar biasa/kedaruratan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas;
4. Pengelolaan dan analisis data laboratorium kesehatan di wilayah kerja Puskesmas;
dan
5. Komunikasi dengan pengelola program dan pemangku kepentingan terkait.
Pemeriksaan laboratorium terhadap
Spesimen Klinis
Mikroskopik dan Pengambilan
Hematologi Kimia Klinik Urinalisa* PoCT dan Rapid Tes
Makroskopik Spesimen Klinis

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Hemoglobin 1. Glukosa 1. pH Mikroskopik: 1. PoCT Hb 1. Anthrax 1. Bila laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan maka
2. Hematokrit 2. Kolesterol Total 2. Berat jenis 1. Malaria 2. PoCT Gula Darah 2. Thalasemia
3. Hitung Eritrosit 3. Trigliserida 3. Protein 2. TBC 3. PoCT Kolesterol 3. Skrining dirujuk baik rujukan horizontal ke laboratorium kesehatan
4. Hitung Trombosit 4. Kolesterol HDL 4. Glukosa 3. Lepra 4. PoCT Asam Urat Hipotiroid jejaring Puskesmas, maupun rujukan vertikal, yaitu kepada
5. Hitung Leukosit 5. Kolesterol LDL 5. Bilirubin 4. Anthrax 5. RDT NS1 Kongenital (SHK)
Labkesmas tingkat di atasnya atau Laboratorium Rumah Sakit.
6. Hitung jenis 6. Asam Urat 6. Urobilinogen 5. Filariasis 6. RDT Malari 4. Campak
leukosit 7. Ureum/BUN 7. Nitrit 6. Gonore 7. RDT HIV (3 jenis) 5. Rubella 2. Sistem rujukan spesimen mempertimbangkan koordinasi,
7. Indeks eritrosit 8. Kreatinin 8. Leukosit esterase 7. Trichomoniasis 8. RDT HBsAg 6. Polio kemampuan laboratorium rujukan, keamanan proses
(MCV, MCHC, 9. SGOT 9. Eritrosit 8. Candidiasis 9. RDT Anti HCV 7. TB
MCH) 10. SGPT 10. Keton 9. Tineasis (jamur 10. RDT Anti HAV 8. HIV EID pengiriman specimen, hasil yang reliabel dan ketepatan waktu
8. LED   permukaan) 11. RDT Antigen 9. Leptospirosis pemeriksaan (turn around time).
9. Masa Perdarahan *dengan metode strip   COVID-19 10. Avian Influenza
3. Pengiriman sampel biologi perlu memperhatikan prosedur
10. Masa pembekuan tes-carik celup Pemeriksaan feses: 12. RDT IgG IgM 11. Taeniasis
Mikroskopik: Thypoid 12. Pes pengiriman bahan infeksius sesuai ketentuan yang berlaku.
1. Amoeba 13. RDT RPR Sifilis 13. COVID-19  
2. Telur cacing 14. RDT Filaria Test 14. Filariasis
3. Eritrosit Strip 15. Scistosoma
4. Leukosit 15. RDT Brugia Sp
5. Sisa makanan 16. RDT IgM
Makroskopik Leptospira
1. Darah samar 17. RDT Treponema
18. PoCT HbA1C
Pemeriksaan dan Pengujian terhadap Sampel

Sampel adalah bahan yang berasal dari lingkungan, vektor, dan


binatang pembawa penyakit untuk tujuan pengujian laboratorium
dalam rangka penetapan penyakit dan faktor risiko kesehatan lain  
Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Berbasis Laboratorium Serta
Respon Kejadian Luar biasa/Kedaruratan di wilayah kerja Puskesmas

Tujuan:
1. menyediakan informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat;
2. meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/wabah/KKM;
3. melaksanakan investigasi bersama lintas program untuk penanggulangan KLB/wabah/KKM; dan
4. menjadi dasar penyampaian informasi kesehatan kepada pemangku kepentingan

Diseminasi Hasil Analisis Data Laboratorium


1. Lokakarya Mini (Lokmin) Puskesmas
2. Lokakarya Triwulan (Loktri)
Konsep Surveilans Berbasis Laboratorium

SURVEILANS KESEHATAN

SURVEILANS BERBASIS LABORATORIUM


kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
Informasi
AGENT PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
Melengkapi Informasi Epidemiologi
dan penularan penyakit atau masalah kesehatan yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
laboratorium

Analisis & Interpretasi hasil pemeriksaan lab TO PREVENT, TO DETECT, TO RESPONSE


penyakit potensi KLB/wabah Data Akurat, Sahih/Valid, Reliable/Dapat Diandalkan
(termasuk deteksi sinyal perubahan karakteristik agent/timbulnya penyakit baru)
Pendekatan surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis:

1. Surveilans pasif
Surveilans pasif dilakukan melalui pemeriksaan/ pengujian terhadap spesimen dan/ atau
sampel yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan

2. Surveilans aktif
Surveilans aktif dilakukan dengan cara mendatangi langsung kasus tersangka, kontak erat dan/ atau faktor risikonya
untuk mengambil spesimen/ sampel, selanjutnya dilakukan pemeriksaan/ pengujian sendiri maupun dirujuk.

Kegiatan surveilans dilakukan bersama dengan petugas surveilans


(klaster 4)
Surveilans Aktif

Petugas klaster 4
menindaklanjuti laporan
dari klaster 2 dan 3
untuk kasus penyakit
menular

Sampel vektor, BPP dan lingkungan


Dapat dilakukan
Pengambilan sampel vektor, pemeriksaan di pemeriksaaan laboratorium sesuai
Binatang pembawa penyakit laboratorium Ya standar
dan Lingkungan Puskesmas?

Pencatatan dan pelaporan hasil


pemeriksaan termasuk bila ada kasus
Tidak
KLB/ wabah
Penyelidikan epidemiologi /
contact tracing
Penanggungjawab
laboratorium
Sampel manusia Penanggungjawab laboratorium

Kasus tersangka
KLB/ Wabah Rujuk Kepala Puskesmas
Surveilans Pasif

Pasien berkunjung
ke Puskesmas di klaster 2
dan 3

Ya
Dapat diberikan Tidak
Apakah pelayanan laboratorium di Dokter pemeriksa
Pemeriksaan
Pasien Perlu periksa Puskesmas?
laboratorium
laboratorium ?

Ya Rujuk
Tidak
pemeriksaaan laboratorium
sesuai rekomendasi
Lanjut sesuai alur layanan
ILP sesuai klaster
Pencatatan dan pelaporan hasil
pemeriksaan

Kembali ke dr pemeriksa
klaster penatalaksanaan
Pengelolaan Data

TUJUAN RUANG LINGKUP


a. PengumpulaN
a. Memperoleh data pemeriksaan laboratorium
b. Input /dokumentasi data
yang terstruktur dan terintegrasi. • Data hasil pemeriksaan laboratorium (dari spesimen klinis, lingkungan
b. Memudahkan pemantauan kinerja inventaris dan vektor serta binatang pembawa penyakit)
laboratorium. • Data operasional laboratorium
c. Memberikan informasi hasil pemeriksaan • Data ketenagaan dan sarana, prasarana
laboratorium. • Data penjaminan mutu
• Data surveilans
c. Proses
Dilakukan analisis data hasil pemeriksaan laboratorium dengan pendekatan
epidemiologi (orang, tempat,dan waktu).
d. Output/Pelaporan
Labkesmas memiliki fungsi surveilans dan pemantauan wilayah setempat
melalui Sistem Informasi Laboratorium Nasional Terintegrasi
SATUSEHAT
Komunikasi dengan pengelola program dan
pemangku kepentingan terkait

TUJUAN RUANG LINGKUP


1. Memperluas jangkauan data dan informasi dalam mendeteksi 1. Pemeriksaan sampel laboratorium
dan mengidentifikasi penyakit dan faktor risiko kesehatan 2. Data dan informasi
berbasis laboratorium. 3. Peningkatan kapasitas SDM
2. Meningkatkan kecepatan informasi untuk mengetahui pola 4. Penjaminan mutu laboratorium
sebaran penyakit. 5. Informasi dan edukasi kepada masyarakat
3. Kerjasama dalam peningkatan mutu laboratorium. 6. Advokasi dan sosialisasi Labkesmas
4. Kerjasama dalam penguatan kapasitas sumber daya kepada lintas sektor
5. Meningkatkan efektifitas pemeriksaan atau pengujian sampel
laboratorium tertentu.
6. Penguatan surveilans berbasis laboratorium yang adekuat.
7. Mengembangkan alat/intervensi baru serta evaluasinya;
8. Meningkatkan kapasitas laboratorium dalam rangka
kesiapsiagaan menghadapi KLB/wabah/KKM.
C o n t o h K a s u s 1

Di Desa Sukamaju, yang mempunyai riwayat sering terjadi keracunan


makanan. Ada warga yang akan mengadakan kenduri mengundang 500
orang selama 3 hari 3 malam. Persiapan apa saja yang harus dilakukan
Puskesmas sebagai tindakan kewaspadaan dini?
C o n t o h K a s u s 2

Bila sampel yang diperiksa rata-rata hasilnya tidak sesuai standar mutu
kesehatan. Tindakan apa yang harus dilakukan Puskesmas?
C o n t o h K a s u s 3

Dokter puskesmas di daerah bebas malaria menemukan gejala kllinis


malaria (pasien baru saja melakukan perjalanan dari daerah endemis
malaria). Apa yang harus dilakukan?
C o n t o h K a s u s 4

Di Kelurahan Sukamaju selama minggu ke 2 bulan Mei 2023 dilaporkan


telah terjadi kematian pada 500 ayam di suatu peternakan. Apa yang
dilakukan oleh petugas labkesmas tingkat 1, dalam mendukung
surveilans?
C o n t o h K a s u s 5

Di kelurahan Palmerah terjadi peningkatan kasus penderita demam


disertai bercak kemerahan selama awal musim hujan. Apa yang harus
dilakukan?
Rapid Alert and Response
Larger Control Opportunity
NUMBER OF CASES
Detection Response

Small Control Opportunity

DAYS
Te r i m a K a s i h

Anda mungkin juga menyukai